Anda di halaman 1dari 21

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya
diderita oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada
kalangan mahasiswa. disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya
pola makan, gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas (tugas
perkuliahan) sehingga mahasiswa tersebut tidak sempat untuk mengatur pola
makannya dan malas untuk makan.(Fahrur, 2009).

Penyebab dari gastritis menurut Herlan tahun 2001 yaitu asupan alkohol
berlebihan (20%), merokok (5%), makanan berbumbu (15%), obat-obatan
(18%) dan terapi radiasi (2%), sedangkan menurut Hasna dan Hurih tahun 2009
gastritis bisa juga disebabkan karena, infeksi bakteri, stress, penyakit
autoimun, radiasi dan Chron’s Disease.

Salah satu penyebab dari gastritis adalah infeksi dari bakteri Helicobacter
pylori(H. pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung.
Bakteri ini dapat menginfeksi lambung sejak anak-anak dan menyebabkan
penyakit lambung kronis. Bahkan diperkirakan lebih dari 50% penduduk dunia
terinfeksi bakteri ini sejak kecil. Jika dibiarkan, akan menimbulkan masalah
sepanjang hidup (Soemoharjo, 2007). Menurut Perkumpulan Gastroenterologi
Indonesia (PGI) dan Kelompok Studi Helicobacter Pylori Indonesia (KSHPI)
tahun 2001, menyatakan diperkirakan 20 % dari penduduk Negara Indonesia
telah terinfeksi oleh H. Pylori (Daldiyono, 2004). Penemuan
infeksiHelicobacter pylori ini mungkin berdampak pada tingginya kejadian
gastritis, pada beberapa daerah di Indonesia menunjukkan angka kejadian
gastritis yang cukup tinggi.

Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak
nyaman pada perut, perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat
menggangu aktivitas sehari-hari, rasa tak nyaman di epigastrium, nausea,
muntah, Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat
menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan, hilang selera makan,
bersendawa, dan kembung. Dapat pula disertai demam, menggigil
(kedinginan), cegukan (hiccups)

Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah
dan akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal
dengan tukak lambung. Bahkan bisa juga disertai muntah darah (Arifianto,
2009). Menurut penelitian Surya dan Marshall pada tahun 2007 hingga 2008
mengatakan gastritis yang tidak ditangani dengan tepat akan menimbulkan
komplikasi yang mengarah kepada keparahan.yaitu kanker lambung dan peptic
ulcer.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan gastritis ?

2. Bagaimana penyebab dari gastritis ?

3. Apa gejala yang ditimbulkan dari gastritis ?

4. Bagaimana patofisiologis gastritis akut dan gastritis kronik ?

5. Pengobatan apa yang dilakukan untuk penyakit gastritis ?

6. Pencegahan yang bagaimana yang dapat dilakukan sebagai tindakan


preventif?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui definisi dari gastritis

2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya peradangan lambung (gastritis)

3. Untuk mengetahui gejala-gejala dari gastritis

4. Untuk mengetahui patofisiologi gastritis akut dan gastritis kronik

5. Untuk mengetahui pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita


gastritis

6. Untuk mengetahui tindakan preventif dari gastritis tersebut.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI FISIOLOGIS

Gaster atau lambung

Ventrikulum atau maag atau lambung atau gaster merupakan saluran makanan
yang paling dapat mengembang lebih besar terutama pada epigastrium

Bagian gaster atau ventrikulum ini terdiri atas :

1. Osteum kardiak adalah bagian akhir esofagus yang masuk ke dalam


lambung

2. Fundus fentrikuli adalah bagia yang menonjol ke atas terletak disebelah


kiri osteum kardiak biasanya terisi gas

3. Korpus ventrikuli adalah badan lambung setinggi osteum kardiak lekukan


pada bagian bawah kurvatura minor.

4. Kurvatura minor terletak disebelah kanan lambung dari osteum kardiak


sampai pilorus

5. Kurvatura mayor terletak disebelah kiri osteum kardiak melalui fundus


ventrikuli menuju kekanana sampai pilorus inferior

6. Antrium pilorus adalah bagian lambung berbentuk seperti tabung


mempunyai otot tebal yang membentuk sfingter pilorus

Fungsi gaster antara lain :

1. Tempat berkumpulnya makanan, menghancurkan , dan menghaluskan


makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung

2. Mempersiapkan makanan untuk dicerna oleh usus dengan semua makan


dicairkan dan dicampurkan dengan asam hidroklorida.

3. Mengubah protein menjadi pepton oleh pepsin

4. Membekukan susu dan kasein yang dikeluarkan oleh renin.

B. DEFINIS GASTRITIS

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta


Kedokteran, Edisi Ketiga Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa
lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisihal 749)
Gastritis merupakan keadaan peradangan atau pendarahan pada mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difusi atau local (Patofisiologi Sylvia
A Price hal 422).

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta


Kedokteran, Edisi Ketiga Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa
lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisihal749)
Gastritis merupakan keadaan peradangan atau pendarahan pada mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difusi atau local (Patofisiologi Sylvia
A Price hal 422).

Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada


lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis merupakan
peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang di
penuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138)

Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya


asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga
mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris
atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut terasa perih dan mulas.

Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu:

1. Gastritis Akut.

Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang


akut. Gatritis Akut paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis.
makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak
bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol,
aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.

2. Gastritis Kronis

Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan mukosa


lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak
maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada
tempat dengan asam lambung yang pekat.

C. ETIOLOGI

Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai klasifikasinya sebagai berikut:

1. Gastritis Akut

Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti:

a. Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide


merupakan obat yang bersifat mengiritasi mukosa lambung.

b. Minuman beralkohol

c. Infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci

d. Infeksi virus oleh sitomegalovirus

e. Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis, phycomycosis

f. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma,


pembedahan.

g. Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu


dan minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan
salah satu penyebab iritasi mukosa lambung.
2. Gastritis Kronik

Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua
predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik,
yaitu infeksi dan non-infeksi (Wehbi, 2008).

3. Gastritis infeksi

Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan


memberikan manifestasi peradangan kronik. Beberapa agen yang
diidentifikasi meliputi hal-hal berikut.

a. H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu


merupakan penyebab utama dari gastritis kronik (Anderson, 2007).

b. Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis (Quentin,


2006)

c. Infeksi parasit (Wehbi, 2008).

d. Infeksi virus (Wehbi, 2008).

4. Gastritis non-infeksi

a. Gastropai akbiat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks


garam empedu kronis dan kontak dengan OAINS atau aspirin
(Mukherjee, 2009).

b. Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang


menyebabkan ureum terlalu banyak beredar pada mukosa lambung
(Wehbi, 2008).

D. Patofisiologi

1. Gastritis Akut. Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi
mukosa lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal yang akan
terjadi :
a. Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung.
Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di
lambung HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan
HCI dan NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan
asam lambung . Jika asam lambung meningkat maka akan
meningkatkan mual muntah, maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan
& elektrolit.

b. Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika


mukus yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari
kerusakan HCL maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi
penyembuhan tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung
maka akan terjadi erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan
sampai pada lapisan pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan
yang akan menyebabkan nyeri dan hypovolemik.

2. Gastritis Kronik.

Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga


terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi
penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar
epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel
chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan
menurun dan dinding lambung juga menjadi tipis serta mukosanya rata,
Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi perdarahan serta formasi
ulser.

E. Manifestasi Klinik

1. Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri epigastrium,


perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena, tanda lebih lanjut
yaitu anemi.

2. Gastritis Kronik, Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan, hanya


sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati anorexia, nausea, dan keluhan
anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.
F. Komplikasi

1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:

a. Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan kedaruratan


medis, terkadang perdarahan yang terjadi cukup banyak sehingga dapat
menyebabkan kematian.

b. Ulkus, jika prosesnya hebat

c. Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah hebat.

2. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan penyerapan


vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12 menyebabkan anemia
pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan penyempitan daerah antrum
pylorus.
G. PATHWAY
H. MANIFESTASI KLINIS

1. Potensial komplikasi

a. terjadinya pendarahan

b. syok

c. perforasi

d. peradangan selaput perut

e. kanker lambung

I. PENATALAKSANAAN

1. Berikan diet tinggi kalori sesuai toleransi

2. Berikan terapi antasida dan antibiotik

3. Berikan agen penyekat kalsium,procardia,isordil

4. Berikan analgesik jenis cair topikal


ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS

I. PENGKAJIAN

A. Anamnese meliputi :

a. Nama :

b. Usia :

c. Jenis kelamin :

d. Jenis pekerjaan :

e. Alamat :

f. Suku/bangsa :

g. Agama :

h. Tingkat pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan


rendah/minim mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka akan
menganggap remeh penyakit ini, bahkan hanya menganggap gastritis
sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan yang dapat
menimbulkan serta memperparah penyakit ini.

i. Riwayat sakit dan kesehatan

a) Keluhan utama : Nyeri di ulu hati dan perut sebelah kanan


bawah.

b) Riwayat penyakit saat ini : Meliputi perjalan penyakitnya, awal dari


gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara
mendadak atau bertahap, faktor pencetus, upaya untuk mengatasi
masalah tersebut.

c) Riwayat penyakit dahulu : Meliputi penyakit yang berhubungan


dengan penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat
pemakaian obat.
B. Pemeriksaan fisik, yaitu Review of system (ROS)

Keadaan umum : tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat


nyeri tekan di kwadran epigastrik.

1. B1(breath) : takhipnea

2. B2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah,


pengisian perifer lambat, warna kulit pucat.

3. B3 (brain) : sakit kepala, kelemahan ,tingkat kesadaran dapat


terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum.

4. B4 (bladder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan.

5. B5 (bowel) : anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak


toleran terhadap makanan pedas.

6. B6 (bone) : kelelahan, kelemahan

Fokus Pengkajian

1. Aktivitas / Istirahat

Gejala : kelemahan, kelelahan

Tanda : takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap


aktivitas)

2. Sirkulasi

Gejala : kelemahan, berkeringat

Tanda :

a. hipotensi (termasuk postural)

b. takikardia, disritmia (hipovolemia / hipoksemia)


c. nadi perifer lemah

d. pengisian kapiler lambat / perlahan (vasokonstriksi)

e. warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)

f. kelemahan kulit / membran mukosa, berkeringat (menunjukkan status


syok, nyeri akut, respons psikologik)

3. Integritas ego

Gejala : faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja),


perasaan tak berdaya.

Tanda : tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat,


perhatian menyempit, gemetar, suara gemetar.

4. Eliminasi

Gejala : riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena


perdarahan gastroenteritis (GE) atau masalah yang berhubungan dengan
GE, misalnya luka peptik atau gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area
gaster. Perubahan pola defekasi / karakteristik feses.

Tanda :

a. nyeri tekan abdomen, distensi

b. bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah


perdarahan.

c. karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau kadang-


kadang merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea), konstipasi dapat
terjadi (perubahan diet, penggunaan antasida).

d. haluaran urine : menurun, pekat.


5. Makanan / Cairan

Gejala : - anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga


obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal).

a. masalah menelan : cegukan

b. nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau muntah

Tanda : muntah dengan warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau
tanpa bekuan darah, membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa,
turgor kulit buruk (perdarahan kronis).

6. Neurosensi

Gejala : rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.

Tanda : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung


tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada
volume sirkulasi / oksigenasi).

7. Nyeri / Kenyamanan

Gejala :

a. nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri


hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan / distres
samar-samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan (gastritis
akut).

b. nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung


terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulkus
gaster).

c. nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi


kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang
dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal).

d. tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis).


e. faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obat-obatan
tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor psikologis.

Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat,


berkeringat, perhatian menyempit.

8. Keamanan

Gejala : alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA

Tanda : peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar (menunjukkan


sirosis/ hipertensi portal)

9. Penyuluhan / Pembelajaran

Gejala :

adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang mengandung ASA,


alkohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan saat ini
dapat diterima karena (misal : anemia) atau diagnosa yang tak berhubungan
(misal : trauma kepala), flu usus, atau episode muntah berat. Masalah
kesehatan yang lama misal : sirosis, alkoholisme, hepatitis, gangguan
makan (Mustaqin A., Gangguan Gastrointestinal )

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri (akut) b/d inflamasi mukosa lambung.

2. Volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake


yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah)

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia

4. Intoleransi aktifitas b/d kelemahan fisik

5. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit


III. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Intervensi Rasional

1. Nyeri (akut) 1. Puasakan pasien di 6jam 1. Mengurangi inflamasi


berhubungan dengan pertama, pada mukosa
inflamasi mukosa lambung,
lambung. 2. Berikan makanan lunak
sedikit demi sedikit dan 2. Dilatasi gaster dapat
Tujuan: berikan minuman terjadi bila pemberian
hangat, makanan setelah puasa
Setelah dilakukan terlalu cepat,
tindakan keperawatan 3. Atur posisi yang nyaman
selama 1 x 24 jam bagi klien. 3. Posisi yang tepat dan
dirasa nyaman oleh
a. Nyeri klien 4. Ajarkan teknik distraksi klien dapat
berkurang atau dan reklasasi. mengurangi resiko
hilang. klien terhadap nyeri.
5. Kolaborasi dalam
b. Skala nyeri 0. pemberian analgetik 4. Dapat membuat klien
jadi lebih baik dan
c. Klien dapat relaks. melupakan nyeri.
d. Keadaan umum 5. Analgetik dapat
klien baik. memblok reseptor
nyeri pada susunan
saraf pusat.

2. Volume cairan kurang 1. Penuhi kebutuhan 1. Intake cairan yang


dari kebutuhan tubuh individual. Anjurkan klien adekuat akan
berhubungan dengan untuk minum (dewasa : mengurangi resiko
intake yang tidak 40- 60 cc/kg/jam). dehidrasi pasien
adekuat dan
output cair yang 2. Awasi tanda-tanda vital, 2. Menunjukkan status
berlebih (mual dan evaluasi turgor kulit, dehidrasi atau
muntah ) Tujuan : pengisian kapiler dan kemungkinan
membran mukosa. peningkatan kebutuhan
Setelah dilakukan penggantian cairan.
tindakan keperawatan 3. Pertahankan tirah baring,
1x24jam,masalah mencegah muntah dan 3. Aktivitas/muntah
kekurangan volume tegangan pada defekasi meningkatkan tekanan
cairan pasien dapat intra abdominal dan
teratasi. 4. Berikan terapi IV line dapat mencetuskan
sesuai indikasi perdarahan lanjut.
Kriteria Hasil :
Mempertahankan 5. Kolaborasi pemberian 4. Mengganti kehilangan
volume cairan cimetidine dan ranitidine cairan yang hilang
adekuat dengan dan memperbaiki
dibuktikan oleh keseimbanngan cairan
mukosa bibir segera.
lembab, turgor kulit
baik, pengisian kapiler 5. Cimetidine dan
berwarna merah ranitidine berfungsi
muda, input da output untuk menghambat
seimbang. sekresi asam lambung

3. Nutrisi kurang dari 1. Anjurkan pasien untuk 1. Menjaga nutrisi tetap


kebutuhan tubuh b/d makan sedikit demisedikit terpenuhi dan
anorexia dengan porsi kecil namun mencegah terjadinya
sering. mual dan muntah yang
Tujuan : berlanjut.
2. Berikan makanan yang
Setelah dilakukan lunak dan makanan yang 2. Untuk mempermudah
tindakan keperawatan di sukai pasien/di gemari. pasien dalam
3x24 jam kebutuhan mengunyah makanan.
nutrisi pasien dapat 3. lakukan oral higyne 2x
terpenuhi sehari 3. kebersihan mulut akan
merangsang
Kriteria hasil : 4. timbang BB pasien setiap nafsu makan pasien.
hari dan pantau turgor
1. Keadaan umum kulit,mukosa bibir dll 4. Mengetahui status
cukup nutrisi pasien.
5. Konsultasi dengan tim
2. Turgor kulit baik ahli gizi dalam pemberian 5. Mempercepat
menu. pemenuhan kebutuhan
BB meningkat nutrisi dengan
pemberian menu yang
3. Kesulitan tepat
menelan
berkurang

4. Intoleransi aktifitas 1. Observasi sejauh mana 1. Mengetahui aktivitas


b/d kelemahan fisik klien dapat melakukan yang dapat dilakukan
Tujuan : aktivitas klien.

 Klien dapat 2. Berikan lingkungan yang 2. Menigkatkan istirahat


beraktivitas. tenang. klien.

Kriteria hasil : 3. Berikan bantuan dalam 3. Membantu bila perlu


aktivitas harga diri ditingkatkan
 Klien dapat bila klien melakukan
beraktivitas tanpa 4. Berikan bantuan dalam sesuatu sendiri.
bantuan, aktivitas.
4. Klien tahu pentingnya
4. Jelaskan pentingnya beraktivitas.
beraktivitas bagi klien.
5. Tirah baring dapat
5. Tingkatkan tirah baring meningkatkan stamina
atau duduk dan berikan tubuh pasien
obat sesuai dengan sehinggga pasien
indikasi dapat beraktivitas
kembali.

5. Ansietas b/d 1. Awasi respon fisiologi1. Dapat menjadi


perubahan status misalnya: takipnea, indikator derajat takut
kesehatan,ancaman palpitasi, pusing, sakit yang dialami pasien,
kematian dan nyeri. kepala, sensasi kesemutan. tetapi dapat juga
berhubungan dengan
Tujuan : 2. Dorong pernyataan takut kondisi fisik atau
dan ansietas, berikan status syok.
Setelah dilakukan umpan balik.
tindakan keperwatan 2. Membuat hubungan
1x24jam pasien 3. Berikan informasi yang terapeutik
akurat.
Kriteria hasil : 3. Melibatkan pasien
4. Berikan lingkungan yang dalam rencana asuhan
 Mengungkapkan tenang untuk istirahat. dan menurunkan
perasaan dan ansietas yang tak
pikirannya secara 5. Dorong orang terdekat perlu tentang
terbuka untuk tinggal dengan ketidaktahuan.
pasien.
 Melaporkan 4. Memindahkan pasien
berkurangnya 6. Tunjukan teknik dari stressor luar,
cemas dan takut relaksasi. meningkatkan relaksasi,
dapat meningkatkan
 Mengungkapka keterampilan koping.
mengerti
tentangpeoses 5. Membantu menurunkan
penyakit takut melalui
pengalaman
 Mengemukakan menakutkan menjadi
menyadari seorang diri
terhadap apa yang
diinginkanny 6. Belajar cara untuk
yaitu rileks dapat membantu
menyesuaika diri menurunkan takut dan
terhadap ansietas
perubahan
fisiknya
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan


submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya
infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut.

Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa


kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung.
Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang
sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu
Helicobacter pylori. Tetapi factor – factor lain seperti trauma fisik dan
pemakaian secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga
menyebabkan gastritis. Walaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan
gastritis, gejala dan tanda – tanda penyakit ini sama antara satu dengan yang
lainnya.

B. KRITIK DAN SARAN

Guna penyempurnaan makalah ini, saya sangat mengharapkan kritik dan


serta saran dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Agus P., & Sri L., (2008). Endoskopi Gastrointestinal.Jakarta : salemba Medika

Chandrasoma, & Parakrama. (2005). Ringkasan patologi Anatomi Edisi 2.


Jakarta:EGC

Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan


Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : Salemba Medika.

Rudi H., (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta :


Gosyen Publising.

Anda mungkin juga menyukai