TINJAUAN PUSTAKA
A. Sikap
suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak
mendukung atau tidak memihak pada objek tersebut (Berkowitz dalam Azwar, 2013).
ambivalen individu terhadap objek, peristiwa, orang, atau ide tertentu. Sikap
untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Sikap ini dapat bersifat
positif, dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap positif, kecenderungan tindakan
ancaman dan keyakinan seseorang tentang topik tertentu. Sedangkan definisi yang
dikemukakan Allport bahwa sikap adalah semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap
tingkatan kecenderungan yang bersifat positif atau negatif yang berhubungan dengan
memiliki sikap yang negatif terhadap objek psikologi bila ia tidak suka.
Thurston mendifinisikan sikap sebagai derajat afek positif atau afek negatif
atau kesepian antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial,
atau secara sederhana sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah
terkondisikan (Azwar 2013). Definisi Petty & Cacioppo secara lengkap mengatakan
sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, orang lain,
Sikap dapat didefinisikan sebagai kecenderungan afektif suka tidak suka pada
suatu objek sosial tertentu (Hakim,2012). Definisi sikap yang di kembangkan oleh
Mohadjir (1992: 95) bahwa: Sikap merupakan ekspresi afek seseorang pada Obyek
sosial tertentu yang mempunyai kemungkinan rentangan dari suka sampai tak suka
pembentuknya dapat di bedakan menjadi tiga hal yaitu sikap yang transformatif,
transaktif dan transinternal. Sikap yang transformatif merupakan sikap yang lebih
sikap yang lebih mendasar pada kenyataan obyektif, sedang sikap yang transinternal
merupakan sikap yang lebih di pedomani oleh nilai-nilai hidup (Hakim, 2012).
Di tinjauan dari kategori sikap diatas, maka sikap seseorang terhadap sesuatu
obyek tertentu dapat di pengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut atau yang
tertanam dan terkristal nilai-nilai tertentu dalam mental atau kepribadiannya, tentunya
dalam menghadapi dan merespon sesuatu tersebut akan di warnai oleh nilai-nilai yang
di yakininya.
Dalam Penelitian sikap adalah reaksi suatu respon stimuli sosial yang
2. Praktik/Tindakan (Practice)
terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata di perlukan faktor pendukung
atau kondisi yang memungkinkan. Terbentuknya perilaku baru, terutama pada orang
dewasa dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek dahulu tahu terhadap
baru pada subjek tersebut dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk
sikap terhadap objek yang diketahuinya. Akhirnya objek atau rangsangan yang telah
diketahui atau disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan respon lebih jauh lagi
berupa tindakan (action). Namun seseorang dapat pula bertindak tanpa disadari oleh
pengetahuan dan sikap, atau seseorang dapat bertindak langsung tanpa memakai
pendapat, keyakinan seseorang meyakini objek atau situasi yang relatif ajeg, yang di
sertai dengan perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk
manusia atau untuk singkatnya disebut sikap telah di definisikan dalam berbagai versi
seseorang terhadap suatu objek. Sikap adalah respons evaluatif yang diarahkan
seseorang terhadap orang, benda, peristiwa dan perilaku sebagai objek sikap. Sikap
evaluatif menunjukan ekspresi suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju,
mendekati atau menghindari dan tertarik atau tidak tertarik terhadap objek sikap.
Menurut Sear dkk. 1999 (dalam Kartika, 2010), mengemukakan teori sikap
melalui tiga pendekatan yaitu teori belajar, teori insentif, dan teori konsistensi
kognitif.
a. Teori Belajar
2) Reinforcement
3) Imitasi
b. Teori insentif
menguntungkan
hubungan dalam struktur kognitifnya. Individu yang memiliki suatu nilai atau
keyakinan yang tidak konsisten satu dengan yang lainnya akan berupaya
Dari berbagai pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap adalah
pendapat dan keyakinan seseorang untuk memberikan respon suka atau tidak suka, setuju
atau tidak setuju, mendekati atau menghindari dan tertarik atau tidak tertarik secara
konsisten.
a. Ciri-ciri Sikap
1) Sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi dibentuk atau di pelajarinya sepanjang
perkembangan individu
3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi tertentu terhadap
suatu objek.
4) Objek sikap merupakan satu hal, tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-
hal.
3. Sikap tidak hanya tertuju pada satu objek saja tetapi dapat tertuju pada sekumpulan
objek-objek.
1. Faktor Internal (individu itu sendiri) yaitu cara individu dalam menanggapi dunia
luar dengan selektif sehinggga tidak semua yang datang akan diterima atau
ditolak.
2. Faktor eksternal yaitu keadaan keadaan yang ada diluar individu yang merupakan
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap memiliki ciri-ciri
antara lain sikap itu tidak di bawa sejak lahir, sikap selalu berhubungan, sikap tidak
hanya tertuju pada satu objek, sikap berlangsung lama atau sebentar dan sikap
3. Komponen-komponen Sikap
pokok yaitu:
Menurut Azwar (2013), ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap yaitu:
a. Pengalaman Pribadi
sikap individu
c. Pengaruh Kebudayaan
d. Media Massa
Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang
sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula
kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, dan pengaruh
faktor Emosional.
5. Aspek-aspek Sikap
kognitif merupakan representasi apa yang di percaya oleh individu pemilik sikap,
komponen konatif.
yaitu
dengan rasa senang dan tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang dalam
penelitian ini merupakan hal yang negatif, sedangkan rasa tidak senang dalam
penelitian ini merupakan hal yang positif. Komponen ini menunjukan arah sikap,
kognitif, afektif, dan konatif. Ketiga komponen sikap tersebut bersifat konsisten antara
rangsangan-rangsangan diterima.
6. Sifat Sikap
Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif menurut Purwanto
(Maemanah, 2014).
Kesimpulan sifat sikap menurut Maemanah ada 2 yaitu: sifat positif dan sifat
negatif.
B. Remaja
1. Pengertian Remaja
Remaja atau adolescence berasal dari kata adolescere yang berati dewasa
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Pada
masa ini banyak terjadi perubahan baik dalam hal fisik maupun psikis. Perubahan-
perubahan tersebut dapat mengganggu batin remaja. Kondisi ini menyebabkan remaja
Kondisi ini juga di perberat dengan adanya globalisasi yang ditandai dengan makin
pertama (menarche), yaitu pada usia sekitar 11-13 tahun. Setelah haid pertama terjadi
pada usia 13 tahun seorang anak perempuan organ seksualnya sudah matang. Proses
maturasi biologis ini dapat disertai dengan maturasi psikologis, tetapi umumnya
maturasi biologis terjadi lebih cepat dari psikologis sehingga potensi untuk terjadinya
konflik dalam diri seorang anak remaja cukup besar. Secara biologis, remaja tersebut
dapat di golongkan dewasa, tetapi secara mental sebenarnya dia dalam tahap
pencarian identitas diri Depkes, 1991, Rejaningsih 2004 (dalam Karianti 2010)
Kesimpulan adalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-
anak menuju dewasa. Pada masa ini banyak terjadi perubahan baik dalam hal fisik
2. Pubertas
Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup manusia,
karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi manusia
yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari pubercere yang berarti
Masa remaja adalah proses perkembangan antara masa anak dengan masa
dewasa (Halima dkk, 2014). Pada masa ini seorang remaja akan meningkat dorongan
remaja sekarang lebih terbuka dan dapat menerima tentang kehidupan seks bebas di
berkaitan tentang kesehatan reproduksi yang mereka miliki sangatlah sedikit, baik di
dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa dengan usia antara 13-20 tahun
(adolescent) adalah penduduk usia 10-19 tahun, sedangkan menurut United Nations
Fund for Population Activities (UNFPA), pemuda (youth) adalah penduduk berusia
usia dan karakteristik remaja yang digunakan untuk mendeskripsikan populasi remaja
perubahan dalam diri remaja yang terintegrasi, sehingga dapat berespon dalam
gizi atau kegiatan fisik. Perbaikan pada status gizi telah mempercepat usia awal
pubertas. Hal tersebut telah di buktikan David (dalam arneti,2003) bahwa aktifitas
penurunan kalori dan protein, serta kekurangan unsur-unsur gizi lainnya yang
Perubahan fisik pada masa remaja adalah terjadinya pubertas. Perubahan fisik
melibatkan perubahan hormonal dan perubahan tubuh yang berlangsung pada masa
remaja awal (Santrock, 2007). Menurut WHO, perubahan fisik merupakan tahap
ditandai dengan munculnya tanda-tanda seks primer, seperti haid dan mimpi basah
dan seks sekunder, seperti buah dada dan jakun (Moeliono, et.al., 2006). Perubahan
fisik yang cepat menjadikan remaja mampu melangsungkan fungsi reproduksi. Pada
perempuan Pertumbuhan fisik dan pematangan organ reproduksi pada masa remaja di
masa pubertas yaitu estrogen dan progesteron, sedangkan pada laki-laki dipengaruhi
oleh hormon testosteron merupakan hal yang penting bagi kesehatan reproduksi
yang terjadi pada masa pubertas adalah sebagai berikut: proses biologis pada masa
pubertas ditandai dengan bertambahnya tinggi badan dan berat badan secara tajam,
Rata-rata proses lama pubertas pada anak wanita adalah empat tahun. 15-20% tinggi
badan dewasa dicapai dalam masa ini. Sedang untuk berat badan pada anak wanita
pada masa pubertas merupakan lima puluh persen dari berat badan dewasa yang ideal.
progesteron pada wanita. Anak wanita lebih banyak menyimpan lemak dan pada
memasuki masa pubertas mempunyai presentase lemak sebesar 15%, pada saat
untuk terjadinya menarche, presentasi lemak dalam tubuh sedikitnya adalah sebesar
17%, dan membutuhkan 25% lemak untuk terjadinya dan mempertahankan ovulasi.
Perubahan karakteristik seks primer juga terjadi, yang di tandai dengan organ
seks yang bertambah besar dan mulai berfungsi. Misalnya Ovarium yang mulai
perubahan, ditandai dengan tumbuhnya rambut pada kemaluan dan pada ketiak.
orang tua, ingin menang sendiri dan mencari-cari kesalahan dari apa yang dilakukan
orang dewasa. Mereka juga sulit diajak berkomunikasi, kecuali jika diperlukan. Lebih
sering menjawab tidak tahu atau tidak inget. Kadang-kadang sering merassa malu
pada semua orang, disebabkan oleh kecemasan yang berlebihan terhadap penilaian
orang tentang perubahan yang terjadi pada tubuh dan perilakunya (Hurlock dalam
Saadah 2004).
jelas berbagai perubahan yang menyangkut aspek psikis, sosial dan perilakunya. Pada
masa ini mulai muncul kebutuhan akan privasi, keintiman dan ekspresi erotik.
Ditandai dengan mulai tumbuh ketertarikan pada lawan jenisnya dan keinginan untuk
menjalin hubungan yang lebih dekat dengan lawan jenisnya. Beberapa perubahan
3. Perkembangan Remaja
a. Perkembangan Sosial
berubah cepat, perilaku kadang-kadang menjadi anti sosial. Perilaku anti sosial
pada usia ini sering disebut dengan fase negatif dan pada masa ketidak
seimbangan. Kapan efek fase negatif sosialisasi berlanjut pada banyak faktor
seperti kapan pubertas muncul, berapa lama berakhir dan bagaimana pengaruh
orang tua, guru dan teman sebaya berperan selama masa transisi tersebut
irasional, mudah tersinggung dan sulit dimengerti. Hal ini karena adanya konflik
psikososial remaja adalah untuk tumbuh dari orang yang tergantung menjadi
diluar nikah dan kehamilan diusia dini dan menempatkan remaja pada tantangan
C. Kesehatan Reproduksi
menjalankan fungsi dan proses reproduksi secara sehat dan aman, juga setiap orang
lengkap tentang cara yang tepat dan di sukai. Selain itu, hak untuk mendapatkan
dan pelayanan bagi bayi baru lahir, kesehatan remaja, dan lain-lain perlu di jamin.
Dalam hal ini (Lubis, 2013) menyimpulkan bahwa terkandung empat hal
c. Kesehatan pria dan wanita (equality and equity for men and women)
seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksi secara sehat dan
aman, juga setiap orang berhak dalam mengatur jumlah keluarganya termasuk
memperoleh penjelasan yang lengkap tentang cara yang tepat dan di sukai.empat hal
decision making)Kesehatan pria dan wanita (equality and equity for men and
2. Menstruasi
hormonal yang teratur atau berdaur teratur, kira-kira empat minggu sekali. Menstruasi
adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan yang
terjadi secara berulang setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang
pertama atau menarche paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi bisa juga
terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun tergantung faktor-faktor yang memengaruhi
kedewasaan atau perkembangan hormon pada gadis itu sendiri (dalam Lubis, 2013).
3. Gangguan Menstruasi
Pada masa menstruasi banyak sekali terdapat gangguan-gangguan, baik dari segi fisik
tersebut.
3) Mudah tersinggung atau mudah marah. Perasaan ini timbul di karenakan akibat
dari perubahan cara kerja hormon serta karena pengaruh rasa nyeri yang timbul
4) Perubahan pola makan, pola makan cenderung meningkat terutama pada makan
yang manis
5) Merasa gelisah dan gangguan tidur. Pada saat menstruasi seorang wanita akan
b. Gangguan Fisik menstruasi yang paling sering terjadi pada wanita, diantaranya:
1) Dismenorea
Dismenorea adalah nyeri pada waktu haid terasa di perut bagian bawah
atau didaerah bujur angkar michaelis, nyeri terasa sebelum, selama dan sesudah
haid. Dapat bersifat kholik atau terus-menerus. Dismenorea adalah nyeri perut
yang berasal dari kram rahim dan terjadi selama menstruasi. Disebut dismenorea
primer jika tidak di temukan penyebab yang mendasar. Nyeri pada dismenorea
primer diduga berasal dari kontraksi rahim yang di rangsang oleh prosta glandin.
2) Amenorea
menstruasi teratur. Amenorea bisa disebabkan oleh penyakit pada indung telur
atau uterus, beberapa penyakit berat misalnya penyakit ginjal kronik, obat-obatan,
pada kualitas hidup generasi berikutnya. Sejauh mana seseorang dapat menjalankan
fungsi dan proses reproduksinya secara aman dan sehat sesungguhnya tercermin dari
kondisi kesehatan selama siklus kehidupannya, mulai dari saat konsepsi, masa anak,
Menurut Lubis (2013), masalah kesehatan reproduksi mencakup area yang jauh lebih
a. Masalah Reproduksi
KB, undang-undang yang berkaitan dengan masalah genetik, dan lain sebagainya.
5) Kesehatan bayi dan anak-anak terutama bayi di bawah umur lima tahun
sosial yang berlaku tentang perilaku seks, homoseks, poligami dan perceraian
aman
2) Dampak kehamilan yang tidak diinginkan terhadap sosial ekonomi dan kesehatan
a. Masalah penyakit menular seksual yang lama, seperti sifilis dan gonorrhea
b. Masalah penyakit menular seksual yang relatif baru seperti chlamydia dan herpes
Immunodeficiency Syndrome)
f. Masalah pelacuran
c. Dampaknya terhadap kesehatan reproduksi, baik bagi pelacur itu sendiri maupun
laki maupun perempuan (tanpa memandang perbedaan kelas sosial, suku, umur, agama,
dan lain-lain). Untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung jawab (kepada diri,
keluarga, dan masyarakat) mengenai jumlah anak, jarak antar anak, serta penentuan
waktu kelahiran anak dan akan melahirkan, serta hak untuk mencapai standar tertinggi
kesehatan seksual dan reproduksi. Hak reproduksi ini didasarkan pada pengakuan akan
Hal ini juga mencakup hak semua orang untuk membuat keputusan mengenai
reproduksi yang bebas dari diskriminasi, paksaan, dan kekerasan seperti dinyatakan
dalam dokumen-dokumen hak asasi manusia. Untuk melaksanakan hak tersebut, mereka
a. Menjalani kehidupan reproduksi dan kehidupan seksual yang sehat, aman, serta bebas
c. Menentukan sendiri kapan dan berapa sering ingin bereproduksi sehat secara medis
pembangunan bertujuan untuk mewujudkan kesehatan bagi individu secara utuh, baik
kesehatan jasmani maupun rohani, sedangkan menurut BKKBN (2008a), hak reproduksi
secara umum di artikan sebagai hak yang dimiliki oleh individu, baik pria maupun
berhak mendaapatkan informasi dan pendidikan yang jelas dan benar tentang berbagai
aspek terkait dengan masalah kesehatan reproduksi. Contohnya: seorang remaja harus
reproduksi. Contoh: seorang remaja yang positif HIV berhak mendapatkan perawatan
c. Hak untuk kebebasan berpikir tentang kesehatan reproduksi. Setiap remaja berhak
Perbedaan yang ada harus diakui dan tidak boleh menyebabkan terjadinya kerugian
atas diri yang bersangkutan. Orang lain dapat saja berupaya mengubah pikiran atau
keyakinan tersebut, namun tidak dengan pemaksaan, akan tetapi dengan melakukan
dapat saja mempunyai pikiran bahwa banyak anak menguntungkan bagi dirinya dan
keluarganya. Bila ini terjadi, maka orang tersebut tidak boleh serta merta di kucilkan
atau di jauhi dalam pergaulan. Upaya mengubah pikiran atau keyakinan tersebut
mempertimbangkan berbagai hal sebagai dampak dari KIE dan advokasi yang di
lakukan petugas.
d. Hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari
buruk diatas karena akan sangat berpengaruh pada kehidupan reproduksi. Contoh:
kehamilan yang tidak diinginkan oleh yang bersangkutan maupun oleh keluarga dan
trauma fisik maupun psikis yang kemudian dapat saja berpengaruh pada kehidupan
reproduksinya
e. Hak mendapatkan manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan yang terkait dengan
Contoh: jika petugas mengetahui tentang kesehatan reproduksi remaja, maka petugas
f. Hak untuk menentukan jumlah anak dan jarak kelahiran. Setiap orang berhak untuk
menentukan jumlah anak yang dimilikinya serta jarak kelahiran yang diinginkan.
Contoh: dalam konteks program KB, pemerintah, masyarakat, dan lingkungan tidak
boleh melakukan pemaksaan jika seseorang ingin memiliki anak dalam jumlah besar.
benarnya mengenai dampak negatif dari memiliki anak jumlah besar dan dampak
positif dari memiliki jumlah anak sedikit. Jika pun berkeputusan untuk memiliki anak
D. Santri Putri
1. Pengertian Santri
Pengertian santri pada hakekatnya adalah murid yang sedang menuntut ilmu
agama di dalam lingkungan pesantren, dan bertempat tinggal di pesantren pula akan
tetapi ada juga yang pulang ke rumah. Kata santri atau talib berasal dari kata “al-
muta’alim” yang bermakna siswa atau murid (Tamyiz, Shofa dalam Fatimah,
merupakan sebutan bagi individu yang belajar mendalami agama di pesantren. Para
santri tinggal di pondok atau asrama yang telah di sediakan oleh pesantren. Melalui
untuk hidup teratur dan mandiri. Para santri diarahkan untuk mampu melayani dan
merawat diri sendiri dan mengurusi segala keperluan secara sendiri dan mandiri.
menolong), ittihad (persatuan), menuntut ilmu, ikhlas, jihad, taat kepada Allah, Rasul,
ulama atau kyai sebagai pewaris nabi, dan kepada para pemimpin. Para santri
memiliki iklim sosial yang sama derajatnya dan saling membantu, para santri
memiliki solidaritas yang tinggi karena sama-sama merasa jauh dari keluarga.
Kehidupan santri yang terikat pada situasi yang homogen tersebut memberi dampak
kondisi psikologis yang homogen pula, termasuk mengenai aksesbilitas dan interaksi
dunia luar yang memungkin pola informasi berkembang secara terbatas (Fatimah,
2013).
Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa santri adalah seorang murid
yang sedang menuntut ilmu agama dan belajar mendalami ilmu agama di pondok
pesantren.
2. Usia Santri
Secara umum, masa usia santri berada pada rentang usia remaja yaitu kisaran
usia 13-18 tahun. Masa remaja adalah tahap yang banyak terjadi perubahan baik
perubahan secara fisik maupun psikologis, remaja yang juga diartikan sebagai masa
kritis dan transisi memiliki harapan untuk dapat menyesuaikan diri terhadap
(Fatimah, 2013).
Masa remaja juga sering disebut sebagai masa pubertas atau akil baligh. Pada
umumnya orang tua dan pendidik cenderung menyebut remaja dari padaa puber atau
mengalami kematangan (Zulkifli, Shofa, dalam Fatimah, 2013). Masa remaja sering
pula disebut masa pancaroba atau masa peralihan. Perubahan dan perkembangan yang
berlangsung selama masa remaja dengaan sendirinya tidak hanya terjadi pada aspek
ragawi, tetapi juga dalam kemamapuan berpikir, rasa keagamaan dan lain sebagainya.
bahwa pada umumnya para remaja menunjukkan perubahan sikap terhadap agama
(Fatimah, 2013).
perkembangan mental, terjadi pada awal masa remaja. Semua perkembangan itu
berikutnya. Perubahan fisik yang terjadi selama tahun awal masa remaja
penilaian kembali penyesuaian nilai-nilai yang telah bergeser. Pada masa ini,
remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selania masa remaja sejajar
dengan tingkat perubahan fisik. Ada empat perubahan yang hampir bersifat
pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi; perubahan tubuh, minat
dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial yang dipetankan; berubahnya
minat dan perilaku mengubah pula nilai-nilai; dan sebagian besar remaja
Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa
dirinya, apa perannya dalam masyarakat Salah satu cara untuk mencoba
status.
remaja.
a. Transisi Biologis
Perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat Nampak pada saat
jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin panjang dan
tinggi).
b. Transisi Kognitif
sampai 15 tahun. Pemikiran operasional formal lebih abstrak, idealis, dan logis
c. Transisi Sosial
individu dengan manusia lain yaitu dalam emosi, kepribadian, dan dalam peran
merupakan suatu tugas yang muncul dalam periode tertentu dalam rentang kehidupan
individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa
antaranya:
peranan sosial
a. Mencapai pola hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria
maupun wanita,
e. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan dari orang-orang dewasa
lainnya.
h. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku-
mengembangkan ideologi.
E. Pondok pesantren
dan tericadang disebut pondok pesantren. Penggunaan kedua istilah tersebut pada
dasarnya memiliki arti yang sama, yaitu tempat belajar ngaji atau belajar ilmu
(Fatimah, 2013).
Pondok yang disinyalir berasal dari bahasa Arab, funduq, yang artinya gedung
diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia untuk menyebut tempat belajar santri. Tempat
poridok atau pesantren dan penggabungan keduanya pondok pesantren memiliki arti
tempat belajar santri yang sedang belajar dan mengkaji ilmu agama dan ilmu-ilmu
umum lainnya, bertempat tinggal di asrama. Pesantren juga memiliki model dinamika
psikologi yang unik dibandingkan dengan sekolah umum (formal) lainnya, karena
pesantren memiliki nilai lebih dalam pembinaan aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik secara simultan dan terjadi dalam rentang waktu 24 jam setiap harinya.
evaluasi atau penilaian kepada santri selama 24 jam sesuai dengan standar nilai yang
diyakini dan dipegang masyarakat pesantren. Pesantren juga memiliki tiga sumber
diniyah, pesantren, pasraman, pabhaja samanera, dan bentuk lain yang sejenis.
memiliki posisi yang sejajar dengan lembaga pendidikan formal (Fatimah, 2013).
Dari uraian diatas sama halnya pada Pondok Pesantren Putri Al-Manar
didirikan atas tuntutan masyarakat untuk menampung santri yang ada dilingkungan
sekitar. Dengan sistem kurikulum yang terpadu, pendidikan berasrama dan penilaian
evaluasi kurang lebih 24 jam serta pengajaran bahasa Arab dan Inggris secara intensif
al-amilin wa as sholihin, para mubaligh dan imam, guru-guru agama serta pemimpin
yang agamis, dipimpin oleh bapak Sapto Suhendro S.Ag., alumnus Pondok Pesantren
dilaksanakan oleh para guru atau ustadz dengan berlatar belakang pendidikan dari
berbagai perguruan tinggi dan pesantren baik salafiah maupun modern yang sebagian
besar tinggal di asrama, dan secara penuh mengawasi serta membimbing santri.
Pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan pe- dan akhiran –an berarti tempat
tinggal santri. Soegarda Poerbakawatja juga menjelaskan pesantren berasal dari kata
santri yaitu seseorang yang belajar agama islam, sehingga dengan demikian pesantren
mempunyai arti tempat orang berkumpul untuk belajar agama islam. Ada juga yang
Sesuai arus dinamika zaman definisi serta persepsi terhadap pesantren menjadi
berubah pula. Kalau pada tahap awalnya pesantren di beri makna dan pengertian
lembaga pendidikan tradisional tidak lagi selamanya benar. Dan pola-pola pesantren
yang akan di kemukakan dalam uraian ini akan terlihat bahwa tidak selamanya
pesantren. Untuk itu tentu tidak mudah oleh karena banyaknya pesantren, yang dapat
3. Pola-pola Pesantren
berikut:
a. Pola I
Pesantren Pola I yang di maksud dalam tulisan ini adalah pesantren yang
masih terikat kuat dengan sistem pendidikan Islam sebelum zaman pembaruan
sejumlah kitab-kitab yang telah pernah di pelajarinya dan kepada ulama mana ia
mengajarkan sikap dan tingkah laku yang jujur dan bermoral, serta menyiapkan
Sebagian dari pesantren Pola I ini ada yang lebih mengkhususkan diri
kepada satu bidang tertentu, misalnya keahlian fiqih, hadits, bahasa arab, tasawuf,
ataupun lainnya. Oleh karena itulah sering seorang santri pindah dari satu
pesantren ke pesantren lainnya yang menjadi pola spesifik pesantren yang dituju.
pola II ini lebih luas dan dari itu. Pada pesantren Pola II inti pelajaran tetap
menggunakan kitab-kitab klasik yang di ajarkan dalam bentuk klasikal dan non
lengkap dengan waktu, kitab yang akan di baca dan ustadz yang akan
mengajarkannya. Para santri bebas memilih kitab apa yang diikutinya untuk
dibaca.
c. Pola III
sikap positif terhadap kedua jenis ilmu itu kepada santri. Selain dari itu dapat di
kepramukaan, dan sebagian dari pesantren Pola III telah melaksanakan program
pengembangan masyarakat.
Struktur kurikulum yang di pakai pada pesantren pola III ini ada yang
pelajaran agama, dan ada pula yang memakai kurikulum yang di buat oleh
pondok sendiri. Pengajaran ilmu-ilmu agama pada pesantren pola III ini tidak
d. Pola IV
Pesantren ini mendidik para santrinya untuk memahami dan dapat melaksanakan
kebun/lapangan.
e. Pola V
lembaga pendidikan yang tergolong formal dan nonformal. Pesantren ini juga
dapat dikatakan sebagai pesantren yang lebih lengkap dari pesantren yang telah
Pengajian kitab-kitab klasik di pesantren ini di jadikan sebagai materi yang wajib
diikuti oleh seluruh santri yang mengikuti pelajaran di madrasah, sekolah, dan
perguruan tinggi. Sementara itu ada santri yang secara khusus mengikuti
tergolong formal dan nonformal. Pesantren ini juga dapat dikatakan sebagai
pesantren yang lebih lengkap dari pesantren yang telah disebutkan diatas.
Kelengkapannya itu ditinjau dari segi keaneka ragaman bentuk pendidikan yang
di kelolanya.
kitab klasik di pesantren ini di jadikan sebagai materi yang wajib diikuti oleh