NIM : 2301070019
ESAI REFLEKSI
Sikap merupakan konsep yang menjadi perhatian utama dalam psikologi sosial, sehingga
ada yang menganggap bahwa psikologi sosial adalah bidang studi psikologi yang mempelajari
sikap (Thomas dan Zaniecki, 1918, Watson, 1930, dalam voughn dan Hoog, 2002; dalam
Sarwono dan Meinarno, 2009). Thurstone memandang sikap sebagai suatu tingkatan afeksi baik
yang bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan objek-objek psikologis.
Menurutnya sikap hanya mengandung komponen afeksi saja. Newcomb (1965; dalam Sarwono,
2014) menghubungkan sikap dengan komponen kognitif dan komponen konatif. Menurut G.W.
Allport (1935; dalam Sarwono dan Meinarno, 2009) sikap merupakan kesiapan mental dan saraf
diatur melalui pengalaman menggunakan pengaruh petunjuk atau dinamis atas respon individual
terhadap semua objek dan situasi yang terkait. Zanna & Rempel 1988 (dalam Voughn & Hoog
2002 ; dalam Sarwono dan Meinarno, 2009), berpendapat bahwa sikap merupakan reaksi
evaluatif yang disukai atau tidak disukai terhadap sesuatu atau seseorang, dengan menunjukkan
kepercayaan, perasaan, atau kecenderungan perilaku seseorang. Lain halnya dengan pendapat
Eagly & Chaiken (1993; dalam Sarwono dan Meinarno, 2009), mengatakan bahwa sikap adalah
tendensi psikologis yang diekspresikan dengan mengevaluasi entitas tertentu dengan beberapa
derajat kesukaan atau ketidaksukaan. Sedangkan menurut Baron & Byrne (2006; dalam Sarwono
dan Meinarno, 2009), sikap merupakan evaluasi terhadap beberapa aspek perkataan sosial.
Jadi sikap adalah suatu proses penilaian kesukaan atau ketidaksukaan yang dilakukan
seseorang terhadap suatu objek. Sikap merupakan evaluasi dalam aspek- aspek dunia sosial.
Sikap manusia sering kali ambivalen. Sikap ambivalen merupakan penilaian kita terhadap benda,
orang, kejadian, maupun isu tidak selalu positif, tetapi terkadang juga dilain sisi bersikap positif
dan sisi yang lain bersikap negatif. Sikap seorang tersebut disebut sikap ambivalen. Sikap
mengandung 3 komponen yang membentuk struktur sikap, yaotu komponen kognitif, komponen
afektif (komponen emosional), komponen konatif (komponen perilaku).
Contoh dari sikap dan intensi adalah ketika aku memiliki sikap yang positif terhadap
kebersihan lingkungan karena aku percaya bahwa menjaga lingkungan yang bersih sangat
penting untuk kesehatan dan kelestarian alam sekitar. Ketika aku melihat sampah berserakan di
sekitar tempat tinggalku intensiku adalah segera merapihkan atau membersihkan sampah-sampah
tersebut. Sikap positifku terhadap kebersihan lingkungan mendorongku untuk segera bertindak
untuk membersihkan lingkungan ketika ada sampah.