Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KONSEP DASAR PEMBENTUKAN SIKAP MANUSIA


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian

Dosen Pengampu:
Duhita Dyah Apsari, S.Keb. Bd. M.Kes

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
1. Dini Maulida (P17311211004)
2. Nida’ul Haramain Al Makzum (P17311211014)
3. Salsabila Balqis Nur’Aini (P17311211022)
4. Karima Diasti Arum Jannah (P17311211026)
5. Gading Meidina Tya Prasasti (P17311213034)
6. Yusna Mutia Qurrotul Ayuni (P17311213037)
7. Maulidya Miranda (P17311213041)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kasih dan sayang Allah SWT., atas budi dan akhlak, serta nikmat sehat
yang dilimpahkan pada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah guna memenuhi
tugas mata kuliah Pengembangan Kepribadian dengan judul “Konsep Dasar Pembentukan
Sikap Manusia”.
Kami tentu menyadari bahwa keberhasilan tersebut tidak luput dari bantuan segala pihak
yang telah terlibat.Untuk itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan tepat waktu,
2. Nabi Muhammad SAW. yang kita harapkan syafa’atnya di akhirat kelak,
3. Kedua orang tua dan keluarga besar yang memberi dukungan moral, finansial, dan
spiritual,
4. Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbing kami dalam mencari ilmu dan pemahaman
yang baik,
5. Ibu Duhita Dyah Apsari, S.Keb. Bd. M.Kes selaku dosen pengampu,
6. Rekan-rekan kelompok yang selalu bersemangat dan tulus ikhlas dalam menjalankan
tugas, serta
7. Pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Dalam proses belajar, kami tidak menyangkal bahwa akan terdapat banyak kekurangan
maupun kesalahan pada penyusunan makalah ini. Untuk itu, kami berharap bahwa Bapak/ Ibu
bias menyampaikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini.

Malang, 10 Agustus 2022

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................ 1
1.4 Manfaat .............................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORI .............................................................................................. 3
2.1 Pengertian Sikap ................................................................................................. 3
2.2 Proses Pembentukan Sikap ................................................................................ 4
2.3 Komponen-komponen Sikap ............................................................................... 4
BAB III HASIL TELAAH JURNAL .................................................................................. 6
BAB IV PENUTUP .......................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................... 12
3.2 Saran .................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 13
Lampiran 1 .....................................................................................................................
14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sikap manusia merupakan prediktor utama bagi perilaku sehari-hari, tetapi masih ada
faktor lain yaitu lingkungan dan keyakinan seseorang. Terkadang sikap bisa menentukan
tindakan seseorang, tetapi kadang sikap tidak bewujud menjadi tindakan. Pertimbangan
akan segala dampak positif dan negatif suatu tindakan turut menentukan apakah sikap
seseorang menjadi tindakan yang nyata atau tidak. Di samping sikap, faktor utama lain yang
mempengaruhi tindakan seseorang adalah norma sosial.
Disamping keyakinan pribadi, keyakinan kelompok juga turut menentukan tindakan
seseorang. Apabila orang tersebut yakin bahwa tindakannya itu akan disetujui oleh
kelompoknya atau lingkungan sosialnya, maka dia akan melakukannya. Sebaliknyajika ia
yakin bahwa lingkungan sosialnya tidak akan mendukungnya maka ia tidak akan melakukan
tindakan tersebut.
Menyadari akan kekompleksan sikap seperti yang dikemukakan di atas, perlu dipikirkan
secara sungguh-sungguh bagaiman seharusnya sikap diajarkan. Bagaimana sikap dapat
berubah atau diubah, dan bagaimana pula cara mengukur sikap.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka rumusan
masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana pengertian dari pembentukan sikap?
2. Bagaimana proses pembentukan sikap?
3. Bagaimana komponen-komponen dari pembentukan sikap?
1.3 Tujuan
A. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep dasar pembentukan sikap manusia
B. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan pengertian dari sikap.
2. Menjelaskan proses pembentukan sikap.
3. Menjelaskan komponen-komponen dari pembentukan sikap.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
A. Manfaat Teoritis

1
Makalah ini diharapkan nantinya dapat memberikan manfaat teoritis bagi masyarakat,
bangsa dan negara
B. Manfaat Praktis
1) Bagi Penulis
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu serta wawasan yang
lebih tinggi.
2) Bagi Pembaca
Diharapkan dengan adanya makalh ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi pembaca
mengenai konsep dasar pembentukan sikap manusia.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Sikap
Seorang individu sangat erat hubunganya dengan sikapnya masing-masing sebagai ciri
pribadinya. Sikap pada umumnya sering diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan
individu untuk memberikan tanggapan pada suatu hal. Menurut Damiati, dkk (2017), sikap
merupakan suatu ekpressi perasaan seseorang yang merefleksikan kesukaannya atau
ketidaksukaannya terhadap suatu objek.
Gerungan (2004) juga menguraikan pengertian sikap atau attitude sebagai suatu reaksi
pandangan atau perasaan seorang individu terhadap objek tertentu. Walaupun objeknya
sama, namun tidak semua individu mempunyai sikap yang sama, hal itu dapat dipengaruhi
oleh keadaan individu, pengalaman, informasi dan kebutuhan masing- masing individu
berbeda. Sikap seseorang terhadap objek akan membentuk perilaku individu terhadap
objek.
Pengertian mengenai sikap juga disampaikan oleh Sarlito dan Eko (2009), Sikap adalah
suatu proses penilaian yang dilakukan oleh seorang individu terhadap suatu objek. Objek
yang disikapi individu dapat berupa benda, manusia atau informasi. Proses penilaian
seorang terhadap suatu objek dapat berupa penilaian positif dan negatif. Pengertian sikap
juga diuraikan oleh Slameto (1995), sikap merupakan sesuatu yang dipelajari dan
menentukan bagaimana individu bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang
dicari oleh individu dalam hidupnya.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai sikap, maka dapat disimpulkan bahwa
sikap adalah suatu reaksi atau respon berupa penilaian yang muncul dari seorang individu
terhadap suatu objek. Sikap juga dapat dikatakan sebagai suatu perwujudan adanya
kesadaran terhadap lingkunganya. Proses yang mengawali terbentuknya sikap adalah
adanya objek disekitar individu memberikan stimulus yang kemudian mengenai alat indra
individu, informasi yang yang ditangkap mengenai objek kemudian diproses di dalam otak
dan memunculkan suatu reaksi. Penilaian yang muncul, positif atau negatif dipengaruhi
oleh informasi sebelumnya, atau pengalaman pribadi individu.

2.2 Proses Pembentukan Sikap


Umi Kulsum dalam bukunya berpendapat bahwa, sikap dapat terbentuk atau berubah
melalui empat macam hal yaitu:

3
1. Adopsi adalah kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan
terus-menerus, lama-kelamaan secara bertahap diserap ke dalam diri individu dan
memengaruhi terbentuknya sikap.
2. Diferensiasi yaitu dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman,
sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis,
sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya. Dari objek tersebut, sikap dapat
terbentuk dengan sendirinya.
3. Integrasi adalah pembentukan sikap disii terjadi secara bertahap, dimulai dengan
berbagai pengalaman yang berhubungan dengan satu hal yang akhirnya terbentuk sikap
mengenai hal tersebut.
4. Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan, yang meninggalkan kesan
mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan Pengalaman-pengalaman yang
traumatis juga dapat menyebabkan terbentuknya sikap.
2.3 Komponen-komponen Sikap
Sikap terdiri dari tiga komponen yaitu:
 Komponen Kognitif
Komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan, dan stereotipe yang dimiliki
individu mengenai sesuatu. Persepsi dan kepercayaan seseorang mengenai objek sikap
berwujud pandangan (opini) dan sering kali merupakan stereotipe atau sesuatu yang
telah terpolakan dalam pikirannya. Komponen kognitif dari sikap ini tidak selalu akurat.
Kadang-kadang kepercayaan justru timbul tanpa adanya informasi yang tepat mengenai
suatu objek. Kebutuhan emosional bahkan sering merupakan determinan utama bagi
terbentuknya kepercayaan.
 Komponen Afektif
Komponen afektif melibatkan perasaan atau emosi. Reaksi emosional kita
terhadap suatu objek akan membentuk sikap positif atau negatif terhadap objek itu
sendiri. Reaksi emosional ini banyak ditentukan oleh kepercayaan terhadap suatu objek,
yakni kepercayaan suatu objek baik atau tidak baik, bermanfaat atau tidak bermanfaat.
 Komponen Konatif
Komponen konatif atau kecenderungan bertindak (berperilaku) dalam diri
seseorang berkaitan dengan objek sikap. Perilaku seseorang dalam situasi tertentu dan
dalam situasi menghadapi stimulus tertentu, banyak ditentukan oleh kepercayaan dan
perasaannya terhadap stimulus tersebut. Kecenderungan berperilaku secara konsisten,
selaras dengan kepercayaan dan perasaan ini membentuk sikap individual.

4
BAB III
HASIL TELAAH JURNAL
Judul : “Penyertaan Etika Bagi Masyarakat Akademik Dikalangan
Pendidikan Tinggi”
Nama Jurnal : “Jurnal Moral Kemasyarakatan”
Volume dan Halaman Jurnal : Vol.2,No.1 Hal.1-13
Tahun : 2017
Penulis : Sri Hudiarini

A. Pendahuluan
Dalam setiap negara, pastilah mempunyai sistem nilai tertentu yang dijadikan
sebagai pegangan bagi setiap warga negaranya. Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi
segala aspek kebudayaan suatu bangsa. Nilai adalah suatu konsepsi yang menjadi milik
atau ciri khas seseorang atau masyarakat Nilai itu sendiri dapat diartikan sebagai sesuatu
yang dianggap benar. Memiliki sifat yang abstrak, bukan konkret. Nilai hanya bisa dipikirkan,
dipahami, dan dihayati. Nilai juga berkaitan dengan cita-cita, harapan, keyakinan, dan hal-hal
yang bersifat batiniah. Oleh sebab itu nilai bukanlah suatu hal yang bisa dipelajari dan
terdapat teorinya secara jelas.n. Istilah yang sepadan dengan etika seperti tatakrama, tata
sopan santun, norma sopan santun, tata cara bertingkah laku yang baik, perilaku yang baik
dan menyenangkan.
Istilah etik merupakan istilah-istilah yang memiliki makna yaitu sebuah pengertian
tentang salah dan benar, atau buruk dan baik. Pernyataan ini harus dipahami sebagai
nilainilai tradisional yang meskipun terkesan konservatif karena mengandung unsur nilai
kejujuran (honesty), integritas dan perhatian pada hak serta kebutuhan orang lain, tetapi
sangat tepat dijadikan “standar” dalam menilai dan mempertimbangkan persoalan etika
akademik, yang intinya menjunjung tinggi kebenaran ilmiah. Moral juga dapat dikatakan
sebagai nilai keabsolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Sementara itu
banyak orang yang menaruh harapan terhadap lembaga pendidikan agar tidak hanya
memberi bekal pengetahuan (knowledge) ataupun ketrampilan (skill) saja kepada anak didik,
melainkan juga pemahaman dan pembentukan soft skill seperti watak, sikap dan perilaku
(attitude) di dalam kehidupan sehari-hari.
B. Gaya dan Sistematika Penulisan
Penulisan dalam jurnal ini sudah baik dan mudah dipahami. Jurnal ini juga sudah
mencakup point – point penulisan yang menjadi sudah menjadi point penting jurnal yaitu

5
judul, nama penulis, abstrak, pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, hasil
penelitian dan pembahasan, kesimpulan dan saran, dan daftar pustaka. Sistematika dalam
penulisan jurnal ini sudah cukup dimengerti sehingga mlebih memudahkan para pembaca
untuk mengerti bagaimana penelitian ini dilaksanakan dan hasil apa yang akan didapatkan.
C. Penulis
Penulis dari jurnal ini adalah Sri Hudiarini
D. Judul Penelitian
Judul penelitian yakni “Penyertaan Etika Bagi Masyarakat Akademik Dikalangan
Pendidikan Tinggi”. Judul jurnal sudah sesuai yaitu menggambarkan isi dari penelitian dan
dibuat dalam kalimat yang sederhana.
E. Abstrak
Pendidikan merupakan sarana dan juga usaha untuk mengubah perilaku manusia
(peserta didik) menjadi lebih baik. Hal ini dikarenakan dalam dunia pendidikan, khususnya
pendidikan tinggi tidak hanya memberikan pengajaran saja kepada peserta didik tetapi juga
harus mencakup pembentukan sikap dan kepribadian, yang mana hal ini penting dalam
menghadapi krisis moral bangsa Indonesia. Penyertaan etika dan nilai budaya adalah suatu
upaya dalam rangka membantu manusia untuk menanamkan nilai-nilai moral atau etika yang
baik dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan membentuk individu yang memahami nilai-
nilai moral, bermartabat dan berbudi pekerti serta memiliki komitmen untuk bertindak secara
konsisten.
F. Masalah dan Tujuan Pustaka
Di dalam jurnal ini tidak dijelaskan secara terperinci tentang masalah dan tujuan dari
penelitian yang dilakukan ini. Dapat diketahui bahwa penelitian ini dilakukan untuk
menjelaskan ataupun mendeskripsikan mengenai etika bagi masyarakat akademik tentang
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan moralitas. Dengan dilakukan hal itu yaitu guna
pembentukan sikap dan perilaku manusia dengan cara memberi pendidikan tentang moral.
pendidikan moral adalah suatu upaya dalam rangka membantu manusia (peserta didik)
untuk menanamkan nilai nilai moral atau sopan santun, norma-norma serta etika yang baik
dalam kehidupan sehari-hari sehingga terbentuk individu yang otonom, yang memahami
nilai-nilai moral dan memiliki komitmen untuk bertindak secara konsisten.
G. Tinjauan Pustaka/Literatur
Dalam penulisan jurnal ini, tinjauan Dalam penulisan jurnal ini, tinjauan pustaka yang
digunakan yaitu wacana dari makalah atau artikel, jurnal, dan informasi lainnya sebagai
referensi untuk menentukan topic permasalahan dan tujuan penelitian dijelaskan.

6
H. Sasaran
Berdasarkan tujuan tersiratnya, sasaran dalam jurnal ini yaitu dosen dan mahasiswa
dan itu sudah sesuai dan tepat berdasarkan kebutuhan data dan referensi yang akan
diperlukan untuk penelitian ini.
I. Metode Penelitian
Artikel ini sangat berkaitan dengan kehidupan masyarakat kampus, terutama
mengenai penerapan etika di kalangan dosen dan juga mahasiswa dalam rangka
tercapainya kepribadian insan kampus yang selalu menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
moralitas, maka penulis memilih menggunakan pendekatan deskriptif. Menurut Punaji (2010)
yang dimaksud adalah penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan ataupun
mendeskripsikan mengenai suatu peristiwa, keadaan, objek apakah orang, atau segala
sesuatu yang terkait dengan variabel-variebel yang bisa dijelaskan baik menggunakan
angka-angka maupun bisa juga dengan memakai kata-kata.
J. Data dan Analisis data
Sebagai contoh dapat dikemukakan beberapa standar etika akademik,
direpresentasikan sebagai etika dosen dan etika mahasiswa, yang akan memberikan
jaminan mutu proses interaksi dosen-mahasiswa dan suasana akademik yang kondusif,
misalnya seperti berikut :
1. Etika dosen
seorang dosen harus mematuhi beberapa etika akademik yang berlaku bagi dosen
pada saat melaksanakan kewajiban serta tanggung-jawabnya. Maksudnya adalah Kalau
perlu etika akademik (dosen) ini diabarkan menjadi peraturan atau kontrak kerja yang
mengikat, serta diikuti dengan sanksi akademik maupun kepegawaian bagi mereka yang
melakukan pelanggaran. Sebagai contoh, kalau kewajiban utama seorang dosen adalah
meningkatkan aspek kognitif dari mahasiswa, maka ketidakhadiran seorang dosen
dalam proses pembelajaran yang terlalu sering tidak hanya melanggar etika akademik,
tetapi juga melanggar peraturan, komitmen, tanggung jawab dan sangat tidak
profesional.
2. Etika mahasiswa
Mahasiswa harus menyadari bagaimana peranan etika dalam kehidupannya dan
bagaimana seharusnya mampu beretika dalam lingkungannya. Mahasiswa mempunyai
berbagai hak, kewajiban dan larangan (serta sanksi apabila melanggar) selama berada
di lingkungan akademik.

7
Sesuatu hal dalam etika yang tidak kalah pentingnya dalam dunia perguruan tinggi
adalah ketika berbusana. Penampilan seseorang biasanya memberikan kesan langsung
pada orang lain. Oleh sebab itu, perhatian khusus terhadap cara dan kebiasaan-
kebiasaan penampilan seyogianya tidaklah diremehkan. Kesadaran dan ketajaman
perasaan kita atas adat kebiasaan, sehingga secara sosial kita dapat diterima.
K. Hasil Penelitian
Dosen adalah sebuah pilihan profesi mulia dan secara sadar diambil oleh seseorang
yang ingin terlibat dalam proses mencerdaskan anak bangsa. Untuk itu dosen wajib untuk
senantiasa meningkatkan kompetensi dan kualitasnya dalam kerangka melaksanakan
Tridharma Perguruan Tinggi secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.
Selain dosen mahasiswapun menjadi salah satu yang perlu diperhatikan. Salah satu yang
menjadi hak mahasiswa adalah menerima pendidikan dan pengajaran serta pelayanan
akademik.
Disamping itu mahasiswa juga memiliki hak untuk bisa menggunakan semua prasarana
dan sarana maupun fasilitas kegiatan kemahasiswaan yang tersedia dalam rangka penyaluran
bakat, minat serta pengembangan diri. perlu adanya sebuah pedoman yang bisa dijadikan
sebagai rambu, standar etika ataupun tatakrama bersikap dan berperilaku di lingkungan
kampus, yang di dalamnya memuat garis-garis besar mengenai nilai-nilai moral dan etika yang
mencerminkan masyarakat kampus yang religius, ilmiah dan terdidik. Sebagai cermin
masyarakat akademik yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kesopanan, maka
mahasiswa wajib menghargai dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungan akademik di
mana mereka akan berinteraksi dalam proses pembelajaran.Sejatinya, pendidikan tidak hanya
bertujuan untuk mengembangkan keilmuan, tetapi juga membentuk kepribadian, kemandirian,
keterampilan sosial, dan karakter.
L. Pembahasan Hasil Penelitian
Dunia perguruan tinggi yang dikenal sebagai komunitas yang senantiasa menjunjung
tinggi obyektifitas, kebenaran ilmiah dan keterbukaan mempunyai tanggungjawab dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan sebagai jawaban dari permasalahan yang muncul di
masyarakat dengan metode yang modern. Ilmu pengatahun sendiri merupakan pengetahuan
yang sistematik, rasional, empiris, umum dan komulatif yang dihasilkan oleh akal pikiran
manusia yang dibatasi oleh ruang dan waktu.etika yang wajib dipedomani dan sekaligus
dikembangkan adalah:

8
1. Selalu ingin tahu. Hal ini sangat penting karena merupakan suatu motivator yang
mendorong seseorang untuk menyelesaikan suatu permasalahn dan titik awal bagi
tumbuhnya ilmu pengetahuan.
2. Daya analisis yang tajam, Setiap permasalahan dibutuhkan adanya analisis yang
tajam untuk menentukan ketepatan dan kebenaran sebuah tindakan dari hasil
pemecahan masalah.
3. Kritis terhadap pendapat yang berbeda, Perbedaan pendapat dalam dunia
perguruan tinggi (akademik) adalah sesuatu yang wajar dan alamiah, karena
adanya heterogenitas (kemajemukan) civitas akademika baik melalui pola pikir
maupun kepribadian. Perbedaan ini akan meningkatkan daya kritis kita manakala
disikapi dengan sikap positif dan bertanggungjawab. Artinya adanya kesadaran
yang tinggi bahwa setiap perbedaan mempunyai akar perbedaan yang harus dicari
dan didekati dengan suasana akademik yang sehat dan masing masing pihak
bertanggungjawab terhadap apa yang telah dikeluarkannya
4. Teliti, yakni selalu berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan untuk
pencapaian suatu kesempurnaan.
5. Rasional, artinya dalam memecahkan suatu permasalahn yang ditemukan selalu
menggunakan pikiran dan timbangan yang logis dan melakukan penelitian yang
kritis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan.
6. Objektif, artinya dalam mengemukakan sesuatu, harus sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya yang disertai dengan bukti otentik tanpa ada manipulasi dan
pembelokan karena intimidasi pihak-pihak tertentu.
7. Jujur dan terbuka, Dalam dunia akademik kejujuran dan keterbukaan menjadi kunci
pembuka berkembangnya ilmu pengetahuan. Kejujuran dan keterbukaan juga
menjadi ciri dari pribadi yang sehat dan matang
8. Inovatif, yakni memiliki daya cipta atau kemampuan menciptakan sesuatu yang
baru baik dalam bentuk ide ataupun karya nyata.
9. Produktif, kaum intelektual tidak hanya hebat dalam menelurkan gagasan, tetapi
juga harus dibarengan karya nyata dan penerapan di masyarakat.
10. Menghargai nilai, norma, kaidah dan tradisi keilmuan, Perguruan tinggi mempunyai
budaya dan tradisi yang unik dan khas sebagai lembaga keilmuan yang
membedakan dengan lembaga lainnya dalam masyarakat
M. Referensi

9
Daftar pustaka yang disertakan peneliti sudah tepat bersangkutan dengan topik,
metodologi dan teknik statistika yang dipergunakan. Daftar pustaka disusun sesuai dengan
aturan penulisan dan cukup memuat banyak sumber berasal dari jurnal untuk mendukung
penelitian tetapi tidak menggunakan jurnal terbaru.
N. Kesimpulan dan Saran
Pendidikan merupakan usaha sadar dan sistematis dalam mengembangkan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peseta didik agar menjadi
manusia yang pandai, berilmu tinggi, menjunjung tinggi nilai etika dan budaya bangsa serta
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Untuk itulah diperlukan adanya pengenalan dan penanaman nilai-nilai etika dan nilai
budaya di dunia pendidikan, khususnya adalah lingkup Perguruan Tinggi. Sebagai suatu
lembaga pendidikan tinggi yang menjadi penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan
ilmu pengetahuan, maka sudah harusnya memiliki komitmen untuk melaksanakan dan
mengawal pembentukan watak bangsa.

10
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau
berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek
situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan
untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi. Proses sikap
terdiri dari 3 komponen yaitu komponen kognitif, afektif dan kecenderungan untuk
bertindak, komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak merupakan suatu
kesatuan sistem, sehingga tidak dapat dilepas satu dengan lainnya. Ketiga komponen
tersebut secara bersama-sama membentuk sikap dan Ketiga komponen kognitif, afektif,
dan kecenderungan bertindak secara bersama- sama membentuk sikap. Sikap yang
dilakukan oleh setiap individu sangatlah berpengaruh terhadap perilaku individu. Pengaruh
tersebut terletak pada individu sendiri terhadap respon yang ditangkap ,kecenderungan
individu untuk melakukan tindakan dipengaruhi oleh berbagai faktor bawaan dan lingkungan
sehingga menimbulkan tingkah laku.
3.2 Saran
Sikap yang dilakukan oleh setiap individu sangatlah berpengaruh terhadap perilaku
individu. Pengaruh tersebut terletak pada individu sendiri terhadap respon yang ditangkap
,kecenderungan individu untuk melakukan tindakan dipengaruhi oleh berbagai faktor
bawaan dan lingkungan sehingga menimbulkan tingkah laku.

11
DAFTAR PUSTAKA
A Gerungan. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: Rafika Aditama.
Damiati, dkk., 2017. Perilaku Konsumen. Rajawali Pers, Depok, 16956.
Sarwono, Sarlito W., & Eko A, Meinarno. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Penerbit Salemba
Humanika.
Umi Kulsum dan Moh. Jauhar. 2016. Pengantar Psikologi Sosial. Jakarta: Prestasi Pustakarya
Zuchdi, Darmiyati. 1995. Pembentukan Sikap. Cakrawala Pendidikan Nomor, tahun XIV.
Diakses pada tanggal 10 Agustus 2022

12
Lampiran 1

SUMBER JURNAL

https://bit.ly/KumpulanJurnalKelompok1

Anda mungkin juga menyukai