Dosen Pengampu:
Desy Tricahyani,SST.M.Keb
2022
BAB I
PENDAHULUAN
Agar suhu tubuh tetap relatif konstan, maka harus ada mekanisme untuk menjaga suhu
tubuh dalam batas-batas yang masih dapat diterima tanpa memperhatikan kondisi lingkungan.
Proses yang dikenal dengan termoregulasi. Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis
tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu
tubuh dapat dipertahankan secara konstan. Sistem termoregulasi diatur fisiologis yang
terintregasi dari respon sistem efferent dan sentral. Reseptor sensitif suhu terdapat pada kulit dan
membran mukosa yang selanjutnya akan berintregasi menuju spinal cord dan berakhir di
hipotalamus anterior yang merupakan pusat control sistem termoregulasi. Termoregulasi bekerja
untuk menyeimbangkan perolehan panas dengan pelepasan panas.
TINJAUAN PUSTAKA
Suhu tubuh manusia diukur menggunakan termometer berikut ini beberapa macam
termometer yaitu :
1. Termometer Oral
Merupakan jenis termometer yang paling banyak digunakan, karena mulut
dianggap dapat merepresentasikan suhu tubuh dengan akurat. Namun, jika
menggunakan termometer oral, pastikan untuk menjaga kebersihannya. Beberapa
produk termometer oral menyediakan penutup plastik sekali pakai. Jika tidak ada
penutupnya maka harus mencuci termometer dengan air mengalir dan
mengeringkannya, sebelum digunakan.
Cara penggunaannya adalah dengan meletakkan ujung termometer di bagian
bawah lidah dan tutup mulut hingga alat mengeluarkan bunyi tertentu. Bunyi tersebut
biasanya menandakan bahwa suhu tubuh telat selesai tercatat. Selama pengukuran,
kamu disarankan untuk tetap relaks dan bernapas melalui hidung saja, karena mulut
harus tertutup. Jika baru saja mengonsumsi makanan atau minuman panas atau
dingin, atau merokok, tunggu sekitar 20-30 menit sebelum menggunakan termometer.
2. Termometer Rektal
Termometer rektal adalah jenis termometer yang digunakan melalui rektum atau
anus. Biasanya lebih cocok digunakan untuk bayi dan anak-anak. Termometer rektal
dinilai sebagai cara pengukuran suhu tubuh yang paling akurat. Sebelum pemakaian,
bersihkan termometer terlebih dahulu dengan menggunakan sabun dan air mengalir.
Lalu, lapisi dengan pelumas berbahan dasar air, dan masukkan ujung termometer ke
dalam anus.
Biarkan bayi atau anak dalam posisi tengkurap selama pengukuran, agar lebih
mudah. Kemudian, setelah termometer berbunyi, cabut dari anus dan lihat suhu tubuh
yang berhasil terukur. Setelah selesai, cuci kembali termometer dan keringkan, lalu
simpan. Sanitasi saat penggunaan termometer jenis ini harus sangat dijaga, mengingat
bakteri E. coli yang terdapat di anus dapat menyebabkan infeksi.
3. Termometer Timpani
Termometer timpani agak berbeda dengan yang lainnya, karena dirancang khusus
agar sesuai dengan saluran telinga. Sensor termometer yang satu ini dapat
mencerminkan emisi inframerah dari membran timpani (gendang telinga). Sebelum
memasukkannya ke dalam telinga, pastikan termometer kering dan bersih dari
kotoran telinga. Kondisi termometer yang basah dan kotor dapat mengurangi
keakuratan pengukuran suhu tubuh.
Setelah termometer dinyalakan, tempatkan penutup steril di ujungnya, pegang
kepala, dan tarik kembali pada bagian atas telinga untuk meluruskan saluran serta
membuat termometer lebih mudah untuk dimasukkan. Selama pengukuran, tidak
perlu menyentuh gendang telinga dengan ujung termometer karena alat ini telah
dirancang untuk mengambil bacaan jarak jauh. Tunggu hingga berbunyi dan suhu
tubuh terbaca.
Jika telinga sedang mengalami infeksi, terluka, atau baru pulih dari operasi,
hindari penggunaan termometer timpani untuk mengukur suhu tubuh. Keakuratan,
termometer ini bisa dibilang cukup akurat membaca suhu tubuh, jika diposisikan
dengan benar. Namun kekurangannya, termometer timpani biasanya memiliki harga
yang cenderung lebih mahal dibanding jenis termometer lain.
4. Termometer Aksila
Termometer aksila banyak digunakan untuk mengukur suhu tubuh. Namun,
termometer ini tidak seakurat termometer yang digunakan pada mulut, anus, ataupun
telinga. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, gunakan termometer di kedua
aksila dan ambil angka rata-rata dari hasil dua pengukuran tersebut. Pengukuran suhu
di aksila biasanya lebih rendah daripada area tubuh lain, dengan suhu normal
menunjukkan 36,5 derajat Celsius.
Sebelum menggunakan termometer ini, pastikan ketiak dalam keadaan kering.
Lalu, tempatkan ujung termometer ke tengah ketiak (tepatnya menunjuk ke atas ke
arah kepala) dan pastikan lengan mendekap di dekat tubuh, sehingga panas tubuh
terperangkap. Tunggu hingga termometer berbunyi dan menampilkan hasil
pengukuran.
5. Termometer Plaster
Termometer plaster biasanya digunakan untuk mengukur suhu tubuh anak-anak,
dengan cara ditempelkan pada dahi. Termometer ini dirancang menggunakan kristal
cair yang dapat bereaksi terhadap panas tubuh, dengan mengubah warna untuk
menunjukkan suhu kulit. Hanya suhu kulit saja, bukan suhu di dalam tubuh. Itulah
sebabnya akurasi dari termometer plaster cukup bervariasi.
Cara menggunakan termometer ini adalah dengan menempelkannya di kulit dahi
secara horizontal, lalu tunggu setidaknya satu menit. Sebelum memasangnya,
pastikan dahi tidak berkeringat, baik karena aktivitas fisik ataupun terbakar sinar
matahari. Agar hasil pengukuran lebih akurat, tempatkan termometer plaster di dekat
garis rambut, karena aliran darah pada area ini lebih merefleksikan suhu tubuh
dengan baik.
6. Thermogun
Thermogun adalah alat ukur suhu atau termometer dengan metode non kontak,
artinya bahwa pengukuran suhu dilakukan tanpa menyentuh objek yang diukur.
Biasanya pemeriksaannya berada pada dahi dan punggung tangan.
a. Suhu Tubuh
Suhu yang dimaksud adalah panas atau dingin suatu substansi. Suhu tubuh adalah
perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang
ke lingkungan luar. Meskipun dalam kondisi tubuh yang ekstrim selama melakukan aktivitas
fisik, mekanisme kontrol suhu tubuh tetap menjaga suhu inti atau suhu jaringan dalam relatif
konstan. Suhu permukaan berfluktuasi bergantung pada aliran darah ke kulit dan jumlah panas
yang hilang ke lingkungan luar. Fungsi jaringan dan sel tubuh paling baik dalam rentang suhu
yang relatif sempit (Perry, 2005)
Suhu dibagi menjadi dua yaitu: (1) suhu inti: suhu yang dijaga kestabilannya agar tidak berubah-
ubah secara drastis yang akan mengganggu temoregulasi lebih jauh. (2) suhu kulit atau perifer:
suhu yang dapat berubah akibat lingkungan diluar yang mempengaruhinya.
b. Keseimbangan Panas
Keseimbangan Panas terjadi ketika regulasi suhu berlangsung baik. Regulasi suhu adalah
suatu pengaturan secara kompleks dari suatu proses dan kehilangan panas sehingga suhu tubuh
dapat dipertahankan secara konstan. Ternak pada dasarnya secara fisiologis digolongkan dalam
makhluk berdarah panas atau homoteral. Organisasi homoteral mempunyai temperatur tubuh
konstan walaupun suhu lingkungan berubah. Hal ini karena ada interaksi secara berantai yaitu
heat proukdi (pembentukan panas) dan heat loss (kehilangan panas). Kedua proses ini
aktivitasnya diatur oleh susunan saraf yaitu hipotalamus (Gabriel, 1998)
Reseptor suhu yang paling penting untuk mengatur suhu tubuh adalah banyak neuron
peka panas khususnya yang terletak pada area preoptika hipotalamus. Neuron ini meningkatkan
pengeluaran inpuls bila suhu meningkat dan mengurangi inpuls yang keluar bila suhu turun.
Selain neuron ini reseptor lain yang peka terhadap suhu adalah reseptor suhu kulit termasuk
reseptor dalam lainnya yang juga menghantarkan isyarat terutama isyarat dingin ke susunan
syaraf pusat panas untuk membantu mengontrol suhu tubuh.
c. Aliran Darah
d. Transfer Panas
Energi panas yang hilang atau masuk ke dalam tubuh melalui kulit, ada 4 cara yaitu: 1.
Konduksi adalah pemaparan panas dari suatu obyek yang suhunya lebih tinggi ke obyek lain
dengan jalan kontak langsung (Gabriel, 1998). Agar terjadi konduksi kedua obyek harus berbeda
suhu dan harus saling berkontak. 2. Konveksi adalah pemindahan panas melalui gas atau cairan
yang bergerak. Aliran konveksi dapat terjadi karena massa jenis udara panas sangat ringan
dibandingkan udara dingin. 3. Radiasi adalah suatu energi panas dari suatu permukaan obyek ke
obyek lain tanpa mengalami kontak dari kedua obyek tersebut (Gabriel, 1996). Jika suhu tubuh
naik, pusat kendali suhu di otak akan melebar dan meningkatkan aliran darah ke permukaan kulit
sambil membawa panas tubuh. 4. Evaporasi (penguapan) adalah peralihan panas dari bentuk
cairan menjadi uap (Gabriel, 1999). Bila suhu udara lebih tinggi dari suhu permukaan tubuh,
maka radiasi, konduksi dan konveksi tidak dapat menghilangkan panas di tubuh. Dalam keadaan
ini cara penguapan yang bermanfaat yaitu mengkonversi air dari cairan menjadi gas. misalnya
penguapan air melalui kulit dan paru, ini disebut juga air menguap secara insensibel karena tidak
dapat dikontrol.
Kulit, jaringan subkutis dan khususnya lemak jaringan merupakan isolator panas bagi
tubuh, bila tidak ada darah yang mengalir dari organ-organ internal yang telah dipanasi ke kulit.
2.2 Homoioterm dan Poikiloterm
Berdasarkan kemampuan dalam mengatur suhu tubuh, hewan dibagi menjadi dua
kelomok yakni hewan berdarah panas atau homoioterm dan hewan berdarah dingin
atau poikiloterm. Ternak merupakan hewan homoioterm dan mempertahankan suhu tubuhnya
melalui proses homeostatis, sedangkan ikan suhu tubuhnya selalu sesuai dengan suhu
lingkungannya. Diantara dua kelompok hewan diatas terdapat hewan yang melakukan hibernasi,
artinya pada perode waktu tertentu dalam satu tahun hewan tersebut berdarah panas, namun
padawaktu lain berdarah duingin. Mamalia dan burung merupakan hewan homoioterm, namun
pada saat baru lahir atau baru menetas, kemampuan mempertahankan suhu tubuh ini rendah.
Oleh karena itu pada unggas, selama kurang lebih 30 hari harus diberibantuan pemanasan suhu
udara sekitarnya (Soeharsono dan Adriani, Lovita. 2010)
Suhu tubuh hewan poikioterm dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam
lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini juga disebut hewan
berdarah dingin. Di lain pihak hewan homoiterm disebut hewan berdarah panas. Suhu tubuh
hewan homoiterm lebih stabil, hal ini dikarenakan adanya reseptor dalam otaknya sehingga dapat
mengatur suhu tubuh. Endotermik biasanya mempertahankan suhu tubuh mereka di sekitar 35 –
40°C (Duke, 1985).
Hewan homoiterm dapat melakukan aktifitas pada suhu lingkungan yang berbeda akibat
kemampuan mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm mempunyai variasi temperatur normal
yang dipengaruhi oleh faktor umur, faktor kelamin, faktor lingkungan, faktor panjang waktu
siang dan malam, faktor makanan yang dikonsumsi dan faktor jenuh pencernaan air. Hewan
berdarah panas adalah hewan yang dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu yang
konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya. Sebagian panas hilang
melalui proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan. Proses evaporasi yang dilakukan
berfungsi untuk menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. Contoh hewan berdarah panas adalah
bangsa burung dan mamalia (Swenson, 1997).
Fungsi manufaktur yang meliputi beberapa organel yaitu: 1. Dalam nukleus terjadi proses
sintesis DNA,RNA, dan perakitan sub unit ribosom dan nukleolus. 2. Dalam ribosom terjadi
proses sintesis protein. Retikulum Endoplasma kasar sebagai tempat sintesis protein membran,
protein sekretoris, dan enzim hidrolik. Retikulum Endoplasma halus terjadi sintesis lipid,
metabolisme karbohidrat dalam sel hati, detoksifikasi dalam sel hati, penyimpanan ion Ca pada
sel-sel otot.
Berkaitan dengan pengaturan suhu tubuh maka sel-sel yang terkait adalah bagian
persyarafan. Hiphotalamus merupakan bagian yang mengatur keseimbangan energi dan suhu
tubuh. Respon yang diaktifkan oleh dingin di kontrol oleh bagian hipofisa posterior dan respon
yang diaktifkan oleh panas di kontrol oleh bagian anterior. Selain itu sel sebagai bagian terkecil
dari organ seperti darah, jantung, paru-paru memiliki peran sebagai penyusunan organ-organ
tersebut.
Cairan tubuh terdiri atas air dan bahan yang terlarut di dalamnya. Ada 6 zat utama yang
diperlukan dalam cairan tubuh yani air, karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin, yang
masing- masing mempunyai keragaman yang cukup luas kecuali air ( Andriani, Lovita. 2010).
Salah satu komponen dari cairan tubuh adalah air. Air memiliki fungsi dalam pengaturan
suhu tubuh. Air diperoleh ternak dari makanan, minum dan juga hasil metabolisme. Apabila
kandungan air dalam tubuh ternak kurang maka akan adanya adaptasi untuk menyesuaikan suhu
dalam tubuh melalui proses hemostatis.
Pada hewan ternak terdapat variasi yang sangat luas dalam adaptasi terhadap kekurangan
air. Daya adaptasi yang cukup tinggi ditemukan pada unta, keledai dan domba. Namun pada sapi,
kelenci, dan babi mempunyai daya adaptasi yang rendah. Hal ini erat hubungannya dengan
efisiensi penggunaan air tubuh. Unta sangat efisien memanfaatkan air. Efisiensi pemanfaatan air
pada suatu spesies kadang- kadang sangat penting diketahui dalam rangka pengembangan ternak
di suatu daerah. Ternyata semakin kecil daya tata lintas air seekor hewan maka efisien
penggunaan airnya semakin renadah ( Andriani, Lovita. 2010).
Cairan tubuh berkaitan erat dengan proses metabolisme dan pengangkutan darah, karena
sebagai media dalam reaksi kimia dan transportasi darah. Dalam perpindahannya cairan tubuh
memlakukan proses transpor aktif maka diperlukan sejumlah energi. Dalam proses tersebut juga
akan menghasilkan panas. Sehingga cairan tubuh sangat berperan terhadap pengaturan suhu
tubuh.
Darah merupakan cairan tubuh ekstraselluler dalam sirkulasi tertutup dan sangat
mengandung bahan-bahan nutrisi oleh sel-sel tubuh. Terdapat dalam jantung dan pembuluh
darah. Fungsi respirasi sel darah meliputi menghantarkan oksigen ke sel-sel seluruh tubuh. Serta
berkaitan dengan paru-paru karena karbondioksida dalam darah akan dibuang melalui paru-paru.
Darah berfungsi sebagai keseimbangan cairan sehingga akan mempengaruhi suhu tubuh.
Cairan darah memiliki berat jenis panas yang tinggi sehingga memiliki kemampuan
penyimpanan panas yang banyak. Cairan darah akan cepat bersirkulasi sehingga panas akan
tersebar ke seluruh tubuh. Permukaan tubuh, dan ke parau-paru untuk proses penguapam.
Fungsi sistem sirkulasi adalah transfor zat- zat makanan, oksigen, distribusi hormon, dan
zat- zat lain kedalam sel dan mengangkut produk- produk metabolisme yang tidak digunakan
seperti karbondioksida dan air ke paru- paru untuk dibuang dan beberapa metabolit lain ke ginjal
untuk diseleksi apakah di reabsorbsi atau dibuang. Sistem ini juga mendistribusikan panas ke
seluruh tubuh sehingga suhu tubuh dapat diatur dalam keadaan yang relatif sama dan tetap.
Sehingga keberadaan darah sangat berperan terhadap pengaturan suhu tubuh.
Kardiovaskuler memiliki fungsi menjaga suhu dalam tubuh erat kaitannya dengan fungsi
mendistribusikan oksigen, air, zat makanan ke seluruh tubuh. Serta mengangkut sisa
metabolisme sel dan mengeluarkannya ke luar tubuh.
Didaerah dataran rendah dengan lingkungan luar panas, produksi ternak akan menurun
karena kaitannya dengan mengurangi penimbunan panas dengan mengurangi konsumsi
ransumnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan suhu tubuh. Denyut jantung dapat
digunakan sebagai salah satu cara untuk mengukur daya adaptasi perubahan suhu lingkungan.
Peningkatan suhu lingkungan akan menyebabkan denyut jantung meningkat. Sehingga
keberadaan kardiovaskular sangat berperan terhadap pengaturan suhu tubuh.
e. Peranan respirasi dalam pengaturan suhu tubuh
Proses respirasi melibatkan pengambilan oksigen dari luar tubuh dan mengelurkan
karbon dioksida dari dalam tubuh, tujuannya untuk menghasilkan energi. Proses penghasilan
energi melalui proses oksidasi yang terdiri banyak tahapan. Dalam proses ini akan menghasilkan
panas dari proses metabolisme yang dilakukan. Dalam proses pernapasan menghirup udara pada
lingkungan rendah akan memiliki kandungan air yang relatif sedikit dengan suhu yang tinggi
akan mempengaruhi suhu dan metabolisme dalam tubuh.
Salah satu fungsi dari respirasi yaitu membantu dalam pengendalian suhu tubuh. Hal ini
berkaitan dengan penjagaan keseimbangan kadar oksigen dan karbon dioksida dalam tubuh.
Kekurangan oksigen dan kelebihan karbondioksida akan menyebabkan proses fisiologis secara
keseluruhan terganggu. Jika suhu tubuh atau suhu lingkungan meningkat maka akan meningkat
respirasi atau frekuensi pernapasan karena kebutuhan oksigen semakin banyak.
a. Mekanisme kerja sel, cairan tubuh, kardiovaskular, darah, dan respirasi terhadap
pengaturan suhu tubuh
Sel merupakan unit terkecil penyusun organ-organ dalam pengaturan suhu tubuh. Sel
memiliki peran tidak langsung dalam menjaga keseimbangan suhu tubuh. Reaksi-reaksi dalam
sel akan menghasilkan panas yang mempengaruhi suhu tubuh. Sehingga dalam kondisi tertentu
sel memiliki kinerja yang buruk apabila berada pada suhu yang tidak sesuai. Namun kondisi
yang tidak sesuai ini akan diseimbangi dengan organ-organ yang telah disusunnya melalui
proses homeostatis.
Cairan tubuh dalam pengaturan suhu tubuh memiliki fungsi sebagai peredam panas.
Sehingga suhu tubuh akan relatif konstan. Sehingga hampir diseluruh bagian tubuh terdapat
cairan tubuh. Cairan tubuh sangat berkaitan erat dengan darah. Karena cairan tubuh terbesar
adalah darah.
Darah sebagai bagian dari cairan tubuh yang mengandung sel-sel darah. Darah berfungsi
sebagai regulasi perpindahan panas. Darah juga memiliki kemampuan menyerap panas yang
tinggi sehingga dapat disebarkan keseluruh tubuh. Sehingga panas tubuh akan seimbang. Darah
akan menyebarkan panas ke seluruh tubuh, termasuk ke bagian kulit.
Dalam peredarannya darah tidak dapat bergerak sendiri tanpa adanya pompaan dari
sistem kardiovaskuler (jantung). Sistem kardiovaskular berfungsi sebagai alat untuk
menyebarkan darah keseluruh tubuh.
Sistem respirasi memiliki peran yang hampir sama dengan kardiovaskular. Sistem
repirasi digunakan untuk bernafas untuk memperoleh oksigen dari luar yang dibutuhkan oleh sel.
Dalam bernafas akan dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Jika respirasi berlangsung baik maka
oksigen yang diperlukan sel akan disebarkan oleh darah sebagai cairan tubuh dengan pompaan
dari sitem kardiovaskular dengan baik.
Sehingga semua mekanisme akan terjadi dengan normal dan akan dihasilkan panas yang
seimbang diatur oleh sistem syaraf. Namun apabila ada suhu lingkungan yang mempengaruhi
tubuh. Maka sel, cairan tubuh, darah, kardiovaskular, dan respirasi akan beradapatasi untuk
menyesuaikan suhu tubuh dengan lingkungan. Jika terjadi panas yang berlebih maka akan
dibuang melalui pencernaan, ekresi, dan respirasi.
Kaitannya dengan suhu tubuh yaitu dengan sitem syaraf. Hipotalamus adalah pusat
integrasi utama untuk memelihara keseimbangan energi dan suhu tubuh. Hipotalamus berfungsi
sebagai termostat tubuh. Termostat rumah memantau suhu dalam sebuah ruangan dan memicu
mekanisme pemanas ( tungku ) dan mekanisme pendingin ( AC ) sesuai dengan keperluan untuk
mempertahankan suhu ruangan seperti yang diinginkan. Demikian juga dengan hipotalamus,
sebagai pusat integrasi termoregulasi tubuh, menerima informasi aferen mengenai suhu di
berbagai bagian tubuh dan memulai penyesuaian – penyesuaian terkoordinasi yang sangat rumit
dalam mekanisme penambahan dan pengurangan suhu sesuai dengan keperluan untuk
mengorekasi setiap penyimpangan suhu inti dari patokan normal. Hipotalamus sangat peka.
Hipotalamus mampu berespon terhadap perubahan suhu darah sekecil 0.01ºC. Tingkat respon
hipotalamus terhadap penyimpangan suhu tubuh disesuaikan secara cermat, sehingga panas yang
dihasilkan atau dikeluarkan sangan sesuai dengan kebutuhan untu memulihkan suhu ke normal
(Sherwood, 1996) dalam (Galih. 2005).
Otak mengontrol semua aktivitas yang dilakukan organ dalam tubuh melaksanakan fungsi
dengan baik. Kenaikan suhu tubuh dipengaruhi oleh aktivitas dari reaksi kimia berupa
metabolisme sistem organ dalam tubuh. Sistem organ tubuh manusia terdiri dari jaringan dan
organ yang tersusun dari sel penyusun masing-masing untuk melakukan metabolisme dalam
tubuh dengan baik. Jika metabolisme dalam tubuh tidak baik, mengakibatkan tubuh tidak dapat
bertahan, seperti demam dan kedinginan.
Tubuh manusia umumnya menurunkan suhu tubuh melalui kulit. Proses penurunan atau
kehilangan panas dari kulit melalui proses pemuaian pembuluh darah di lapisan lemak jaringan
ikat kulit agar mendorong darah untuk meningkatkan suhu tubuh agar berpindah dari bagian
tubuh yang panas ke bagian tubuh yang lebih dingin. Kemudian, suhu berpindah ke udara untuk
menyelimuti tubuh. Saat suhu di lingkungan lebih panas dari suhu tubuh, maka mendorong
sistem ekskresi pada kulit untuk mengeluarkan keringat.
Tubuh mengeluarkan keringat dengan bantuan udara luar, tubuh membutuhkan suhu lingkungan
untuk melakukan penguapan. Keringat pada tubuh manusia dihasilkan saat suhu tubuh 33°C atau
disaat tubuh sedang melakukan aktivitas untuk mengembalikan suhu keadaan normal 37°C,
sehingga dibutuhkan penguapan dari dalam tubuh.
Penurunan kecepatan sirkulasi di jaringan tepi, tubuh akan mengurangi kecepatan aliran
darah pada ekstremitas juga pada permukaan kulit. Hal tersebut dilakukan untuk
menyimpan panas agar tetap tertahan pada jaringan dalam tubuh. Lemak subkutan sangat
membantu proses tersebut, karena lemak adalah insulator yang baik.
Pengaturan tubuh untuk menggigil, adalah peningkatan laju metabolic yang disebabkan
oleh pelepasan thyroksin dan katekolamin (epinefrin dan norepinefrin). Laju metabolisme
yang cepat akan menghasilkan panas yang lebih besar. Menggigil adalah suatu gerakan
yang tidak disengaja melibatkan kontraksi dan relaksasi otot rangka, dapat meningkatkan
laju metabolik sebanyak 4-5 kali lebih besar dibanding pada kondisi normal.
DAFTAR PUSTAKA
Graha, Ali Satia. 2010. Adaptasi Suhu Tubuh terhadap Latihan dan Efek Cedera di Cuaca Panas
dan Dingin. Jurnal Olahraga Prestasi 6(2) : 123-134.
Junaidi, Nurhikmah Sasna Junaidi., Ika Daruwati et al. 2018. Keterkaitan Fisika dalam
Pembelajaran Sistem Adaptasi Tubuh Manusia terhadap Perubahan Suhu. Collaborative Medical
Journal (CMJ) 1(3) : 10-23.
BAB IV
KESIMPULAN
2. Berdasarkan kemampuan dalam mengatur suhu tubuh, hewan dibagi menjadi dua kelomok
yani hewan berdarah panas atau homoioterm dan hewan berdarah dingin atau poikiloterm.
Ternak merupakan hewan homoioterm dan mempertahankan suhu tubuhnya melalui proses
homeostatis, sedangkan ikan suhu tubuhnya selalu sesuai dengan suhu lingkungannya.
3. Sel memiliki peran sebagai penyusun organ-organ dalam melakukan pengaturan panas,
cairan tubuh memiliki peran meredam panas, darah memiliki peran sebagai penyalur panas yang
disimpan keseluruh tubuh, kardiovaskular berperan sebagai alat pemopa agar darah dapat
tersebar keseluruh tubuh, dan respirasi berfungsi untuk memperoleh oksigen yang dibutuhkan
oleh sel.
4. Mekanisme pengaturan suhu tubuh meliputi pengaturan oleh sistem syaraf dan hipothalamus
yang disusun oleh sel-sel. Kinerja sel sangat berpengaruh dari oksigen yang diperoleh dari
respirasi. Kardiovaskular akan memompa darah sebagai cairan tubuh meredam dan menyimpan
panas yang ada ke seluruh tubuh.
Daftar Pustaka
Martini. 1998. Fundamental of Anatomy and Physiology 4th ed.. Prentice Hall International Inc.,
New Jersey.