Anda di halaman 1dari 15

SOP PADA PASIEN GANGGUAN KESEIMBANGAN SUHU

TUBUH DAN PROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN


UNTUK PEMENUHAN SUHU TUBUH

DI SUSUN OLEH :

KELAS 2A

KELOMPOK 2

1. SARDI KALU
2. CAHYU KITAE
3. RUSNA S. MARDINI
4. NURFADHILA (21044)
5. YULIANA (21075)

AKADEMI KEPERAWATAN JUSTITIA


PRODI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN
2023
LATAR BELAKANG

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa

menyelesaikan tugas makalh ini tentang " sop pada gangguan keseimbangan suhu tubuh dan prosedur tindakan
keperawatan untuk pemenuhan suhu tubuh ".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam
penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa
penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.

Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pada masa muda dan lingkungan dengan suhu berubah-ubah dapat berpengaruh terhadap kesehatan terutama
dapat mengalami gangguan keseimbangansuhu tubuh, ditambah lagi dengan banyaknya perilaku tidak sehat dari
individu itusendiri. Hal tersebutlah yang bisa membuat seseorang mengalami gangguankeseimbangan suhu tubuh.
Gangguan keseimbangan suhu tubuh ini dapat berupahipotermi atau suhu tubuh seseorang berada di bawah normal, ada
juga hipertermi,dimana hipertermi ini merupakan suatu keadaan suhu tubuh seseorang berada di atasnormal.
Berdasarkan hal diatas maka perawat mengangkat diagnosa keperawatan
yang berbunyi “gangguan keseimbangan suhu tubuh”. Setelah diangkat diagnosa
tersebut barulah peran perawat dibutuhkan dalam mengatasi masalah keseimbangansuhu tubuh. Menurut kelompok
apabila hal tersebut tidak cepat ditangani makaindividu yang mengalami gangguan keseimbangan suhu tubuh ini akan
mengalamihipertermi atau hipotermi dan juga bisa mengakibatkan gangguan rasa nyaman padaindividu tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1 Apa pengertian dari suhu tubuh?
2 berapa suhu tubuh nornal?
3 apa itu cooler blanket?
4 apa itu wariner blanket?
5 Apa itu obat?

D. TUJUAN
1 Kita dapat menegetahui apa itu suhu tubuh
2 Kita dapat menegetahui suhu tubuh normal
3 Kita dapat mengetahui apa itu cooler blanket
4 Kita dapat mengetahui apa itu wariner blanket
5 Kita dapat mnegetahui apa itu obat
BAB II
PEMBAHASAN

SOP PADA PASIEN GANGGUAN KESEIMBANGAN SUHU TUBUH


A. PENGERTIAN
Suhu adalah keadaan panas dan dingin yang diukur dengan menggunakan termometer. Didalam tubuh terdapat 2
macam suhu, yaitu suhu inti dan suhu kulit. suhu inti adalah suhu daritubuh bagian dalam dan besarnya selalu
dipertahankan konstan dari hari ke hari, kecualsaya bilaseseorang mengalami demam. Sedangkan suhu kulit berbeda
dengan suhu inti, bisa naik danturun sesuai dengan suhu lingkungan. Bila dibentuk panas yang berlebihan di dalam
tubuh, suhukulit akan meningkat. Sebaliknya, apabila tubuh mengalami kehiltangan panas yang besar makasuhu
kulit akan menurun (Guyton & Hall, 2012). Suhu tubuh adalah keseimbangan antara panasyang dihasilkan dan
panas yang dikeluarkan (Ernawati, 2012). Suhu tubuh adalah perbedaan antarajumlah panas yang dihasilkan tubuh
dengan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Panasyang dihasilkan pengurangan panas yang hilang adalah
suhu tubuh (Potter & Perry, 2010).
Suhu tubuh bersifat hampir konstan, Suhu tubuh terendah terdapat pada pagi hari danmeningkat pada siang atau
malam hari, Semakin rendah jika semakerabat dekat dengan permukaan tubuh itulah yang diukur, Suhu dipusat
tubuh (perawatan tubuh) lebih tinggi daripada suhu permukaan tubuh, Suhu tubuh pada orang yang sama
mempunyai perbedaan jika diukur dari area tubuh yang berbeda. Penting untuk mengetahui suhu normal seseorang
karena norma suhual dapat bervariasidari satu orang ke orang lain (Ernawati, 2012). Termogulasi adalah suatu
pengatur fisiologistubuh manusia mengenai keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas sehingga suhu
tubuhdapat dipertahankan secara konstan. Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanismefisik dan
perilaku.Agar suhu tubuh tetap konstan dan berada dalam batasan normal, hubunganantara produksi panas dan
pengeluaran panas harus dipertahankan. Hubungan regulasi melaluimekanisme kontrol suhu untuk meningkatkan
regulasi suhu. Hipotalamus yang terletak antarahemisfer serebral, mengontrol suhu tubuh sebagaimana istilah
kerjaostat dalam rumah. Hipotalamusmerasakan perubahan ringan pada suhu tubuh. Hipotalamus anterior
mengontrol pengeluaranpanas, dan hipotalamus posterior mengontrol produksi panas. Suhu tubuh yang normal
adalah36°C – 37,5°C. Pada pagi hari suhu akan mendekati 35,5°C, sedangkan pada malam harimendekati 37,7°C.
Pengukuran suhu di rektum juga akan lebih tinggi 0,5°-l°C, dibandingkan suhumulut dan suhu mulut 0,5°C lebih
tinggi dibandingkan suhu aksila (Sherwood, 2014).

B. TUJUAN PENGUKURAN SUHU TUBUH


pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh seseorang.

C. PROSEDUR TINDAKAN
1. Tahap prainteraks
1) Persiapan diri perawat
2) Verifikasi catatan keperawatan medis
3) Persiapan alat
 Termometer badan untuk ketiak

 Larutan desinfektan dalam botol / gelas

 Larutan sabun dalam botol / gelas

 Air bersih dingin dalam botol / gelas

 Kain kasa kering / tissu dalam tempatnya

 Lab / handuk kering


 Bengkok untuk tempat kotoran

 Buku catatan dan pulpen


4) jaga privasi klien, bila perlu tutup pintu dan jedela

2. Tahap orientasi
1) Berikan salam terapeutik
2) Identifikasi klien
3) Tanyakan nama dan tanggal lahir, dan dicocokkan dengan gelang yang
dipakai oleh klien
4) Klarifikasi kontrak sebelumnya (waktu, topik/kegiatan, tempat)
5) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
6) Berikan kesempatan klien untuk bertanya

3. Tahap kerja
Mengukur suhu tubuh ada 3 cara yaitu :
a. Melalui oral:
1. Bersihkan termometer
2. Turunkan batas angka pada termometer hingga menunjukkan angka 35°C
3. Letakkan termometer di bawah lidah
4. Minta klien untuk menahan termometer dengan bibir hingga 3-8 menit
5. Angkat dan baca termometer
6. Bersihkan termometer
7. Cuci termometer dengan air antiseptik, air sabun, bilas dengan air DTT (desinfeksi tingkat tinggi),
keringkan, serta letakkan kembali di tempatnya
8. Cuci tangan

b. Melalui rektal
1) Mengatur lingkungan
2) Bersihkan termometer
3) Turunkan batas angka pada termometer hingga menunjukkan angka 35°C
4) Beri gel pada ujung termometer
5) Atur posisi klien dengan posisi Sims
6) Masukkan termometer ke dalam anus
7) Tahan termometer selama 2-4 menit
8) Angkat termometer
9) Bersihkan termometer
10) Baca dengan teliti
11) Bersihkan anus klien dari pelumas/gel
12) Bantu klien ke posisi semula
13) Cuci termometer dan letakkan kembali ke tempatnya

c. Mengukur suhu melalui aksila/ketiak :


1) Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir dan dikeringkan dengan handuk/ lap kering
2) Membasuh termometer dengan air dingin bila termometer direndam dalam larutan disinfektan
3) Mengeringkan termometer dengan tissu/kassa kering dari ujung (berisi air raksa) ke arah pegangan
4) Membuang kasa/tissu kotor ke dalam bengkok
5) Menurunkan air raksa di dalam termometer sampai angka 35 atau di bawahnya
6) Memberi tahu klien bahwa tindakan akan segera dilaksanakan.
7) Membawa alat-alat ke dekat pasien
8) Meminta dan membantu pasien membuka pakaian pada daerah ketiak
9) Mengeringkan salah satu ketiak pasien dengan lab/handuk kering
10) Memasang termometer pada tengah ketiak
11) Menutup lengan atas dan menyilangkan lengan bawah di dada
12) Membiarkan termometer di ketiak selama 6-8 menit
13) Mengambil termometer dari ketiak pasien
14) Membersihkan termometer dengan tissu/kassa dari pangkal ke arah ujung
15) Membuang tissu/kassa kotor ke dalam bengkok
16) Membaca tinggi air raksa di dalam termometer
17) Mencatat hasil pengukuran pada buku atau catatan keperawatan
18) Menurunkan air raksa di dalam termometer
19) Memasukkan termometer ke dalam larutan disinfektan
20) Merapikan kembali pakaian pasien
21) Mengembalikan posisi pasien pada posisi yang nyaman
22) Memberitahu pasien bahwa tindakan telah selesai dilaksanakan
23) Membilas termometer dengan kassa/tissu yang dibasahi larutan sabun
24) Membuang tissu/kassa kotor ke dalam bengkok
25) Mencelupkan termometer ke dalam air bersih
26) Mengeringkan termometer dengan kassa/tissu kering
27) Membuang kassa / tissu kotor ke dalam bengkok

4. Tahap terminasi
1) Evaluasi respon dan perasaan pasien
2) Sampaikan hasil kegiatan tekanan darah
3) Kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4) Cuci tangan
5) Dokumentasi : catat waktu melakukan tindakan pengukuran tekanan darah, respon klien dan hasil
pengukuran
PROSEDUR TINDAKAN KEPERAWATAN UNTUK PEMENUHAN KESEIMBANGAN SUHU TUBUH
1. MEMASANG KOLER BLANKET
A. PENGERTIAN MEMASANG COOLER BLANKET
Menurut Bouska, 2010 pemberian tindakan keperawatan cooler blanket digunakan untuk pasien yang mengalami
hipetermi karena dapat menurunkan suhu tubuh. Pemberian cooler blanket juga dapat digunakan untuk meredakan
perdarahan dengan cara mengonstriksi pembuluh darah, meredakan inflamasi dengan vasokontriksi, dan meredakan
nyeri dan memperlambat kecepata konduksi saraf, menyebabkan mati rasa, dan bekerja sebagai counterirritan.
Cooler blanket sebagai salah satu alat yang sering digunakan dalam penaganan demam dengan metode water-
circulatingsurface cooling juga mempunyai efek samping tersendiri yaitu induksi shivering, hipermetabolism,
aktivasi simpatik, serta untuk pemakaian yang berkepanjangan dan intensif beresiko terjadinya lesi pada kulit dan
dikubitus serta dapat mencetuskan peneunomia (polderman., 2009).

B. TUJUAN COOLER BLANKET


1. Membantu menurunkan suhu tubuh
2. Mengurangi rasa sakit atau nyeri
3. Membantu mengurangin perdarahan
4. Membatasi peradangan

D. INDIKASI
1. Pasien yang suhunya tinggi
2. Pasien perdarahan hebat
3. Pasien yang kesakitan

E. PROSEDUR TINDAKAN
1. Persiapan alat, bahan dan perlengkapan
a) Bengkok
b) Kantong es
c) Sarung pelindung
d) Potongan es secukupnya dalam wadah
e) Kassa gulung
f) Plester
g) Larutan klorin 0,5
h) Bakin dan alas
i) Perlak kecil atau handuk kecil dan alas
j) Tempat cuci tangan
k) Sarung tangan
l) Alat tulis dan buku catatan
m)Tempat sampah basah
n) Tempat sampah kering
o) Baskom
2. Tahap prainteraksi
1) Kemampuan klien untuk menegenali kapan rasa dapat menyebabkan cedera. Kaji apa klien
menyadari rasa dingin serta dapat membedakan suhu yang terlalu dingin untuk jaringan tubuh.
2) Tingkat kesadaran dan kondisi umu klien. Klien yang sangat muda, sangat tua,tidak sadar, atau yang
lemah tidak dapat menoleransi dingin dengan baik.
3) Area yang dikompres dengan memeriksa :
a. perubahan integritas kulit, seperti adanya edema, memar, kemerahan, lesi terbuka, adantya rabas
dan perdarahan.
b. status sirkulasi (warna, suhu, dan sensasi) jaringan yang terasa dingin berwarna pucat atau
kebiruan dan kurangnya sensasi atau mati rasa mengindikasikan kerusakan sirkulasi.
4) Tingkat ketidak nyamanan dan rentang pergerakan sendi jika spasme otot atau nyeri sedang di
kompres.
5) Denyut nadi, pernapsan, dan tekanan darah faktor ini penting dikaji sebelum kompres diberikan pada
area tubuh yang luas.

3. Tahap orientasi
1) Mengucapkan salam, memperkenalkan diri, dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
2) Berikan kesempatan pasien untuk bertanyan
3) Ajak pasien berdoa bersama sebelum melakukan tindakan.

4. Tahap kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Sebelum dimasukan kedalam kantong es, potong es dicelupkan dulu kedalam air untuk
menghilangkan ujung ujungnya yang runcing.
3. Isi alat dengan keping es sebanyak hingga dua pertiga kantong
4. Keluarkan udara yang berlebih dengan cara menekuk atau memelintir alat
5. Pasang tutuop kantong atau kolar es dengan kuat, atau buat sebauh simpul pada sarung tangan
dibagian ujung yang terbuka. Hal ini dilakukan untuk mencegah kebocoran cairan jika es meleleh.
6. Pegang alat secara terbalik dan periksa jika ada kebocoran
7. Bungkus alat dengan sarung penutup yang lembut jika alat tersebut belum dibungkus.
8. Pertahankan alat tersebut pada temptnya dengan menggunakan kasa gulung, pengikat, atau handuk.
Fiksasi dengan plester sesuai dengan keinginan.
9. Mencuci tangan dibawah air mengalir
10. Memasang peralk dan alasnya
11. Mendekatkan alat dan bahan
12. Memakai sarung tangan
13. Memasang kompres pada bagia tubuh yang memerlukan dan hanya pada jangka waktu yang telah
di tentukan guna menghindari efek yang membahayakan dari kompres dingin yang berkepanjangan
14. Mengucapkan hamdallah dengan pasien dan berpamitan
15. Membereskan alat alat
16. Merendam sarung tangan dalam larutan klorin
17. Mencuci tangan
5. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Mengevaluasi respon klien terhadap tindakan yang telah dilakukan
b) Mengevaluasi kenyamanan pasien setelah dialakukan tindakan selimut dingin / cooler blanket
2) Dokumentasi
a) Mencatat respon klien terhadap pemindahan yang telah dilakukan
b) Mencatat kenyamanan posisi pasien setelah dilakukan pemberian selimut pendingan / cooler
blanket.

2. MEMASANG WARINER BLANKET


A. PENGERTIAN MEMASANG WARINER BLANKET
Warmer blanket / selimut penghangat untuk menghangatkan tubuh pasien ketika mengalami hipotermi.
Warmer blanket adalah alat yang digunakan untuk menghangatkan tubuh pasien ketika mengalami hipotermi.
Selimut hanya yang disengaja dihubungkan deanganarus listrik ini mendistribusikan udara yang dipanaskan
ke permukaan tubuh yang tertutup, permukaan kontak dengan pasien permiabel keudara dan udara yang
dipanaskan keluar melalui selimut dan bergerak di atas kulit pasien, sehingga mengalihkan panas dengan
konveksi. Selai itu bebrapa panas ditransfer oleh konduksi dan radiasi (Baruer,2017).

B. TUJUAN WARINER BLANGKET


a) Membantu mengenbalikan suhu tubuh normal
b) Menghangatkan pasien
c) Membantu mempertahankan suhu tubuh
d) Mencegah terjadinya hipotermi.

C. PROSEDUR TINDAKAN
1. Alat dan bahan
a) Warmer blanket
b) Warming unit
c) Tensimeter
d) Stetoskop
e) Thermometer
f)Hanscoon bersih
g) Alat tulis
h) Buku catatan

2. Tahap prainteraksi
a) Identifikasi data / dokumentasi klien
b) Cuci tangan
c) Siapkan alat

3. Tahap orientasi
a) Berikan salam dan panggil klien dengan namanya
b) Menjelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan
c) Berikan kesempatan klien bertanya sebelum tindakan dilakukan
d) Menanyakan keluhan utama pasien
e) Jaga privasi klien
4. Tahap kerja
a) Siapakan lingkungan
b) Pastikan mesin blanket warmer terhubung dnegan power listrik
c) Hubungkan blanket warmer dengan bagian blanket wrmer
d) Hidupkan mesin blower blanket warmer ke posisi on sampai blanket warmer terasa hangat
e) Pasien diposisikan terlentang
f) Pasien dipasang alat monitor tanda tanda vital, lakukn pengukuran dan observasitanda hipotermi
g) Pasien diselimuti blanket warmer dari bahu sampai jari kaki
h) Lakukan pengukuran tanda vital dan observasi tanda hipotermia setiap 15 menit.
i) Catat pada l;embar observasi
j) Cuci tangan

5. Tahap terminasi
a) Evaluasi hasil kegiatan
b) Akhiri kegiatan dengan baik
c) Cuci tangan
d) Dokumentasi (tindakan yang dilakukan, respon klien).
3. SOP PEMBERIAN OBAT SESUAI PROGRAM TERAPI
A. PENGERTIAN
Menurut (staf pengajar departemen farmakologi fakultas kedokteran universitas brawijaya, 2009) obat adalah
setiap zat kimia yang dapat mempengaruhi proses hidup pada tingkat molekular. Tujuan pemeberian obat adalah untukn
mendapatkan efek terapeutik, obat juga memberikan efek merugikan yang ditak diharapkan. Apa bila obat diberikan
secara berlebihan (over dosisi), dapat meneyebabkan masalah pada klien.
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termaksud produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau
menyelidiki sistem fisiologi atau keadan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan, dan kotrasepsi, untuk manusia (UU No. 36 thn 2009).

B. TUJUAN PEMBERIAN OBAT


Bisa memberikan efek penyembuhan terhadap suatu penyakit atau keluhan yang dirasakan oleh pasien

C. PROSEDUR TINDAKAN
1 Persiapkan alat
a) Obat oral
b) Medfication cup (mangkuk obat) atau sendok takar obat
c) Kartu obat
d) Minuman yang diinginkan klien
e) Sedot yang dapat ditekuk jika diperlukan
f) Mortal (penumbuk obat) jika diperlukan
g) Tissue
h) Baki obat

2 Tahap prainteraksi
a) Mengecek status klien (catatan keperawatan dan catatan medis)
b) Menyiapkan alat dan bahan
c) Menyiapkan diri perawat
d) Menjelaskan pemberian obat denagn memperhatikan 12 benar
e) Menjelaskan jenis dan bentuk obat yang dapat diberikan melalui mulut serta waktu pemberiannya

3 Tahap orientasi
a) Memberikan salam kepada klien
b) Memperkenalkan diri perawat
c) Menjelaskan tujuan tindakan
d) Menjelaskan prosedur singkat
e) Melakukan kontrak waktu dan tempat
f) Menanyakn kesediaan dan inform consent (jika perlu)
g) Menjaga prifasi klien
h) Sikap
 Teliti

 Disiplin

 Motivasi
 Kerjasama

 Tanggung jawab

 Komunikasi

 Kejujuran penampilan fisik

4 Tahap dokumentasi
a) Nama obat
b) Dosis yang diberikan
c) Waktu pemberian
d) Cara pemebrian
e) Reaksi alergi
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan menggunakanthermometer yang dapat di bagi
beberapa standar penilaian suhu, antara lain : normal,hipertermi, hipotermi, dan febris. Suhu tubuh kita sering kali
berubah-ubah tanpa kita tausebab-sebabnya dan mekanismenya. Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiapsaat.
Banyak factor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untukmempertahankan suhu tubuh manusia dalam
keadaan konstan, diperlukan regulasi suhutubuh.

B. SARAN
Dengan dibuatnya makalah pemahaman yang berhubungandengan bagaimana melakukan sebuat proses asuhan
keperawatan terutama pada pasienyang mengalami keseimbangan suhu tubuh. Namun penulis juga menyadari bahwa
makalah ini jauh lebih sempurna, olehkarena itu saran maupun kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan
semikesempurnaan penulisan makalah ini, dengan demikian penulisan makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis atau
pihak lain yang membutuhkan keseimbangan suhu tubuh ini, diharapkan nantinyaakan memberikan manfaat bagi para
pembaca terutama

Anda mungkin juga menyukai