Anda di halaman 1dari 18

Makalah Ilmu Biomedik Dasar

Pengukuran Suhu Tubuh

Disusun Oleh :

Faldy Choirur Roziqin : 202101024

Indah Inayah Wulandari : 202101026

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI

2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah tentang Pengukuran Suhu Tubuh.
Tugas ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan tugas ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga tugas makalah tentang Pengukuran
Suhu Tubuhini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

    

Banyuwangi, 28 September 2021

    
Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................2
1.4 Manfaat.........................................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
2.1 Definisi Suhu Tubuh....................................................................................3
2.2 Definisi Suhu Inti.........................................................................................4
2.3 Definisi Suhu Kulit.......................................................................................4
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Suhu Tubuh.....................................................5
2.5 Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh............................................................6
2.6 Alat Pengukur Suhu Tubuh..........................................................................8
2.7 Penatalaksanaan Demam dan Hipotermia....................................................9
BAB 3. PENUTUP................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suhu adalah besaran yang menyatakan panas atau dinginnya suatu benda.
Panas adalah energi termis yang mengalir dari suatu benda ke benda lain karena
adanya perbedaan suhu. Secara alamiah panas selalu mengalir dari benda bersuhu
tinggi ke benda bersuhu lebih rendah, tetapi tidak perlu dari benda berenergi
termis banyak ke benda berenergi termis lebih sedikit (Kukus, dkk, 2009).
Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara produksi dan pengeluaran
panas dari tubuh, yang diukur dalam satuan derajat. Pengukuran suhu tubuh
ditujukan untuk memproleh suhu inti jaringan tubuh rata-rata representatif. Suhu
normal rata-rata bervariasi bergantung lokasi pengukuran. Suhu badan normal
yakni 36,5oC - 37oC. Bila suhu seseorang menjadi lebih dari 37,5 oC, maka orang
tersebut dikatakan demam. Alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran
suhu disebut termometer. Prinsip dasar dari alat ukur ini ialah fenomena pemuaian
yang merupakan indeks temperatur (Nusi, dkk, 2013). Tempat pengukuran suhu
inti merupakan indikator suhu tubuh yang lebih baik daripada suhu di permukaan.
Tempat pengukuran suhu inti dan suhu permukaan adalah pada suhu inti yaitu
rektum, membran timpani, esofagus, arteri pulmoner, dan kandung kemih
sedangkan pada suhu permukaan diantaranya kulit, aksila, dan oral (Sumanto dan
Paulus, 2014).
Pengukuran suhu tubuh yang telah ada saat ini dalam pengaplikasiannya
membutuhkan waktu yang relatif cepat yaitu antara dua hingga tiga menit untuk
dapat mengetahui nilai suhu tubuh seseorang. Oleh karena itu, makalah ini dibuat
untuk tujuan agar mengetahui beberapa cara dalam mengukur suhu tubuh (alat
ukur suhu) dan mengatasi demam yang sering dialami oleh masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa definisi dari pengukuran suhu tubuh?

1
b. Faktor apa yang dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia ?
c. Apa saja alat yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh ?
d. Apa saja macam macam pengukuran suhu tubuh ?
e. Apa indikasi dan kontraindikasi dari pengukuran suhu tubuh ?
f. Bagaimana SOP dalam melakukan tindakan pengukuran suhu tubuh ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu melakukan prosedur pemeriksaan suhu tubuh sesuai


dengan SOP (Standar Operasional Prosedur).

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi pemeriksaan suhu tubuh.


b. Mahasiswa dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi suhu tubuh.
c. Mahasiswa dapat mengetahui alat pengukur suhu tubuh.
d. Mahasiswa mampu menjelaskan macam macam pengukuran suhu tubuh.
e. Mahasiswa dapat mengetahui indikasi dan kontraindikasi pengukuran
suhu tubuh.
f. Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengetahui SOP pengukuran suhu
tubuh.

1.4 Manfaat
a. Teoritis
1. Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
2. Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskna tentang pemeriksaan suhu
tubuh.
b. Praktis
Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui macam macam pemeriksaan
suhu tubuh serta dapat melakukan pemeriksaan suhu tubuh sesuai dengan
SOP.

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Suhu Tubuh


Di dalam tubuh energi panas dihasilkan oleh jaringan aktif terutama dalam
otot, kemudian juga dalam alat keringat, lemak, tulang, jaringan ikat, serta saraf.
Energi panas yang dihasilkan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui sirkulasi
darah, namun suhu bagian-bagian tubuh tidak merata. Terdapat perbedaan yang
cukup besar (sekitar 4°C) antara suhu inti dan suhu permukaan tubuh. Sistem
termoregulator tubuh harus dapat mencapai dua gradient suhu yang sesuai, yaitu:
antara suhu inti dengan suhu permukaan dan antara suhu permukaan dengan suhu
lingkungan. Dari keduanya, gradient suhu inti dengan suhu permukaan adalah
yang terpenting untuk kelangsungan fungsi tubuh yang optimal. Selanjutnya
pertukaran panas dengan lingkungan sekitar berlangsung melalui alat pernapasan
dan kulit, karna setiap usaha untuk mempertahankan suhu inti akan
mempengaruhi bagian perifer tubuh terutama tangan dan kaki (Kukus, dkk, 2009).
Dalam proses pertukaran panas tubuh mengikuti hukum fisika, tubuh
manusia merupakan black body dan permukaan tubuh merupakan penyerap panas
radian yang baik sekaligus sebagai pemancar panas yang baik. Secara biologis
tubuh mempunyai 4 mekanisme untuk mempertahankan suhu tubuh (Kukus, dkk,
2009).

2.2 Definisi Suhu Inti


Sebagian besar panas yang diproduksi di dalam tubuh merupakan hasil
oksidasi, maka sumber utama panas adalah jaringan yang paling aktif yaitu hati,
kelenjar sekresi dan otot. Ketiganya merupakan lebih dari separuh tubuh sehingga
suhu masing-masing jaringan dapat berbeda tergantung pada derajat
metabolismenya, kecepatan darah yang mengalir ke dalamnya dan perbedaan
suhunya dengan jaringan disekitarnya (Kukus, dkk, 2009).

3
Suhu yang diukur serentak di mulut, ketiak dan pelepasan (rektum)
biasanya berbeda meskipun tidak lebih dari 1°C. Hasil pengukuran pelepasan
suhu biasanya yang tertinggi, sehingga suhu ini dianggap sebagai petunjuk yang
terbaik bagi suhu inti tubuh. Karena suhu rektal dapat mencapai 0,3°C lebih tinggi
dari suhu aorta, maka panas di dalam rektum itu diduga merupakan hasil kerja
bakteri. Sebaliknya, mungkin saja dijumpai suhu pelepasan yang lebih rendah dan
suhu aorta bila kaki dingin. Suhu ketiak dapat dikata selalu lebih rendah (biasanya
0,6°C) dari suhu mulut apalagi pengukurannya cukup sulit untuk mendapatkan
hasil yang teliti. Suhu pelepasan maupun suhu ketiak dapat sedikit saja berubah
bila darah dipanaskan ataupun didinginkan dengan cepat. Suhu paling tinggi
dicapai pada sore hari sedangkan yang terendah pada dini hari, sehingga suhu ini
sama sekali tidak berkaitan dengan suhu lingkungan. Melakukan aktivitas fisik
berarti akan meningkatkan produksi panas, dan akan menyebabkan kenaikan suhu
mulut sebesar 1-2°C sehingga mencapai 39°C (Kukus, dkk, 2009).

2.3 Definisi Suhu Kulit


Di daerah yang beriklim dingin, suhu tubuh hampir selalu lebih tinggi
dibanding suhu lingkungan dan selalu saja terjadi kehilangan panas lewat kulit,
sehingga suhu kulit dapat mencapai 17°C bila suhu udara cukup dingin. Oleh
karenanya terdapat perbedaan suhu yang sangat besar antara tubuh bagian dalam,
lemak kulit maupun kulit itu sendiri, misalnya bagian dalam 37,2°C, otot 36,2°C,
lemak kulit 33,6°C, kulit 33,0°C dalam ruangan yang bersuhu 18,5°C. Suhu kulit
seseorang juga dapat berbeda pada satu dan lain tempat. Di dalam ruangan yang
bersuhu 18°C jelas bahwa suhu kulit lengan atas jauh lebih tinggi dibanding suhu
ujung jari. Tentu saja gambaran hasil pengukuran suhu tidak selalu demikian,
sebab adanya vasodilatasi maupun aktivitas otot dapat mempengaruhinya. Suhu
kulit yang sangat bervariasi dari 20°C sampai 40°C dimana dalam keadaan suhu
lingkungan yang terlalu dingin, suhunya dapat turun la-gi mencapai 18°C dan naik
sampai 45°C bila panas (Kukus, dkk, 2009).
Tabel 1. Rentang Suhu Normal di Beberapa Tempat Pengukuran

Tempat Jenis Rentang; Rerata


Pengukuran Termometer Suhu Normal
Aksila Digital 34,7 – 37,3°C
Oral Digital 35,5 – 37,5°C

4
Rectal Digital 36,6 – 37,9°C
Telinga Infrared 35,7 – 37,5°C
Sumber : Boyoh, dkk, 2015.

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Suhu Tubuh


Adapun faktor yang menjadi pengaruh perubahan suhu tubuh antara lain
adalah usia, jenis kelamin, aktivitas dan stres serta lingkungan. (1) Suhu antara
bayi, anak, dewasa, dan lansia akan sangat berbeda karena adanya perbedaan
fungsi kematangan dari hipotalamus. (2) Laki-laki dan perempuan memiliki
perbedaan konsistensi suhu tubuh. Secara umum, perempuan mempunyai
fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar dari pada laki-laki. Hal ini terjadi karena
pengaruh produksi hormonal yaitu hormon progesteron. Hormon progesteron
rendah, maka suhu tubuh akan mengalami penurunan beberapa derajat di bawah
batas normal. Hormon progesteron meningkat dan menurun secara bertahap
selama siklus menstruasi. (3) Aktivitas otot dapat meningkatkan produksi panas,
untuk itu aktivitas otot membutuhkan sirkulasi yang tinggi dan pemecahan zat
karbohidrat dan lemak. Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui
stimulasi hormonal dan persyarafan. Panas yang diproduksi terjadi karena
perubahan fisiologis dan psikologis. Pasien yang cemas saat masuk rumah sakit
atau ke pelayanan kesehatan suhu tubuhnya dapat lebih tinggi dari normal. (4)
Suhu tubuh dipengaruhi juga oleh lingkungan. Jika pasien terpapar dengan
lingkungan yang hangat maka tubuh akan meregulasi perubahan lingkungan
dengan berbagai kompensasi. Jika terpapar panas terus menerus regulasi dalam
ambang batas maka suhu tubuh akan menyesuaikan suhu lingkungan sehingga
pasien akan terjadi peningkatan suhu. Jika pasien berada di lingkungan yang
dingin, suhu tubuh pasien akan turun karena penyebaran yang efektif dan
pengeluaran panas yang konduktif (Suindrayasa, 2017).

2.5 Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh


Mekanisme fisiologis dan perilaku meregulasi keseimbangan suhu tubuh.
Hipotalamus yang terletak diantara hemisfer serebral, mengatur suhu inti tubuh.
Suhu lingkungan sangat nyaman atau setara dengan set point maka hipotalamus
akan berespon sangat ringan dan sedikit, sehingga suhu akan mengalami
perubahan yang ringan dan relatif stabil. Hipotalamus anterior mengendalikan

5
panas yang keluar, dan hipotalamus mengendalikan panas yang dihasilkan.
Penurunan suhu tubuh terjadi karena sel syaraf di hipotalamus anterior menjadi
lebih panas melebihi set point. Gangguan atau perubahan pada pengaturan suhu
yang sangat fatal dapat terjadi pada kondisi dimana adanya lesi dan trauma pada
hipotalamus atau korda spinalis. Berkeringat, vasodilatasi pembuluh darah, dan
hambatan produksi panas merupakan suatu mekanisme pengeluaran panas.
Mekanisme konversi panas mulai bekerja, apabila hipotalamus posterior merespon
suhu tubuh lebih rendah dari set point Proses menggigil terjadi pada tubuh apabila
ketidakefektifan vasokontriksi pembuluh darah dalam mengurangi tambahan
pengeluaran panas. Distribusi darah ke kulit dan ekstermitas berkurang karena
terjadinya Vasokontriksi pembuluh darah. Kontraksi otot volunter dan gerakan
pada otot merangsang atau merupakan kompensasi pergantian produksi panas
(Suindraya, 2017).
Pusat pengaturan suhu tubuh pada hipotalamus distimulasi oleh dua
termoreseptor. Termoresepror tersebut yaitu termoreseptor perifer kulit dan
termoreseptor sentral (terdapat di hipotalamus, sistem saraf pusat, organ
abdomen). Pada pengaturan suhu tersebut mengatur produksi dan pelepasan panas
dalam tubuh. Tubuh menghasilkan panas dengan cara adaptasi perilaku (aktivitas,
konsumsi makanan, dan perubahan emosi) dan pergerakan tonus otot/ menggigil.
Hilangnya panas dilakukan dengan salah satu cara berkeringat dan berubahnya
pembuluh darah dengan vasokontriksi menjadi vasodilatasi (Suindraya, 2017).

6
Sumber : Suindraya, 2017.
Gambar 2.1. Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh
2.6 Alat Pengukur Suhu Tubuh
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh.
Berikut adalah beberapa jenis termometer :
a. Termometer Manual
Termometer manual alias
termometer analog biasanya
terdiri atas tabung, penanda dan
zat yang bisa bereaksi dengan
suhu tubuh. Beberapa zat dalam
termometer ada yang bisa
berubah warna atau
mengembang naik mengisi ruang kosong di dalam tabung
ketika bereaksi dengan suhu tubuh (Darwis, dkk, 2018).

b. Termometer Digital

7
Alat pengukur suhu badan
digital ini umumnya bisa
menunjukkan hasil secara cepat dan
akurat. Alat ini memiliki bentuk dan
ukuran yang berbeda-beda dan bisa
didapatkan di Apotek, Toko Obat atau toko yang menjual alat-alat
kesehatan. Pada alat pengukur suhu tubuh digital, diujung alatnya
terdapat sensor. Sensor inilah yang bekerja membaca suhu tubuh ketika
menyentuh tubuh selama beberapa detik (Darwis, dkk, 2018).
c. Termometer Air Raksa

Termometer air raksa adalah alat


pengukur suhu tubuh manual menggunakan
air raksa atau zat merkuri. Alat ini berbentuk
tabung gelas berisi air raksa di dalamnya.
Penggunaan termometer ini dapat dilakukan dengan meletakkannya di bawah
lidah untuk mengukur suhu tubuh. Bila diletakkan di bawah lidah, merkuri alias
air raksa yang berada dalam tabung gelas akan naik ke ruang kosong dalam
tabung. Pada tabungnya, terdapat titik angka penanda suhu. Air raksa yang naik
nantinya akan berhenti pada angka yang menunjukkan suhu tubuh (Darwis, dkk,
2018).
d. Termometer Infrared

Termometer infrared mengukur radiasi


termal dari saluran telinga atau membran
timpani. Hasil pengukuran suhu akan tampak
pada layar dalam waktu kira-kira 4 – 6 detik.
Prinsip dasar termometer infrared adalah bahwa
semua obyek memancarkan energi infrared. Semakin panas suatu
benda, maka molekulnya semakin aktif dan semakin banyak energi
infrared yang dipancarkan (Boyoh, dkk, 2015).

8
2.7 Macam Macam Pengukuran Suhu
2.7.1 Melalui Oral

Yaitu pengukuran yang dilakukan di dalam mulut lebih khususnya di bawah


lidah karena daerah ini banyak terdapat mukosa, sedangkan untuk waktu
pengukuran dilakukan berdasarkan lama pengukuran suhu di oral 3-7 menit.
(Ii & Tubuh, 2017).

2.7.2 Melalui Rektal

Rektal dijadikan tempat pengukuran karena daerah tersebut banyak


pembuluh darah walaupun sekarang sudah dianjurkan untuk menghindari
oleh karena dapat menyebabkan trauma pada pembuluh-pembuluh darah
apabila dilakukan berulang kali. Pengukuran suhu rektal adalah paling
mungkin pada anak-anak yang lebih muda.

2.7.3 Melalui Ketiak (Axila)

Melakukan pengukuran suhu di ketiak adalah dianjurkan karena aman,


bersih dan mudah dilakukan. Hal ini tidak menimbulkan resiko pada
neonatus meskipun itu memerlukan waktu sedikit lebih lama dari
pengukuran suhu di rektal. Pengukuran suhu axila adalah cara paling aman
untuk mengetahui suhu tubuh pada bayi baru lahir.

2.8 SOP ( Standart Oprasional Prosedur ) Pengukuran Suhu Tubuh


1. Definisi Pengukuran Suhu Tubuh

Pengukuran suhu tubuh ditujukan untuk memperoleh suhu inti


jaringan tubuh rata-rata yang representatif. Suhu normal rata-rata
bervariasi bergantung lokasi pengukuran. Tempat yang
menunjukkan suhu inti merupakan indikator suhu tubuh yang lebih
dapat diandalkan daripada tempat yang menunjukkan suhu permukaan.

2. Tujuan Pengukuran Suhu Tubuh

Pengukuran suhu tubuh dapat membantu mengetahui suhu pada


pasien dan dapat membantu dalam menindak lanjuti atau mengatasi
demam (suhu tinggi) secara farmakologi dan non-farmakologi.

3. Indikasi

9
Indikasi pengukuran suhu tubuh pada Pasien dengan keadaan demam
(suhu tubuh > 37ºc).

4. Prosedur Tindakan
1) Persiapan alat :
a. Termometer badan untuk ketiak
b. Alkohol swab.
c. Tissu.
d. Lap/handuk kering.
e. Handscon
f. Bengkok untuk tempat kotoran
g. Buku catatan dan pulpen/pensil
2) Persiapan Lingkungan :
a. Jaga privasi pasien.
b. Tutup pintu atau sketsel.
c. Atur pecahayaan.
d. Pastikan lingkungan nyaman.
3) Persiapan Pasien :
a. Memperkenalkan diri pada pasien
b. Pastikan nama pasien serta sampaikan maksud dan tujuan.
c. Minta persetujuan tindakan pada pasien.
d. Kontrak waktu dengan pasien.
4) Persiapan Perawat :
a. Cuci tangan 6 langkah.
b. Menggunakan baju APD.
5) Tahap kerja Mengukur suhu tubuh ada 3 cara yaitu :
a. Melalui oral :
a) Bersihkan termometer.
b) Turunkan batas angka pada termometer hingga menunjukkan
angka 35°C.
c) Letakkan termometer di bawah lidah.
d) Minta klien untuk menahan termometer dengan bibir hingga 3-
8 menit.

10
e) Angkat dan baca thermometer.
f) Bersihkan termometer.
g) Cuci termometer dengan alkohol swab.
h) Cuci tangan
b. Melalui rektal :
a) Mengatur lingkungan.
b) Bersihkan termometer.
c) Turunkan batas angka pada termometer hingga menunjukkan
angka 35°C.
d) Beri gel pada ujung termometer.
e) Atur posisi klien dengan posisi Sims.
f) Masukkan termometer ke dalam anus.
g) Tahan termometer selama 2-4 menit.
h) Angkat termometer.
i) Bersihkan termometer.
j) Baca dengan teliti.
k) Bersihkan anus klien dari pelumas/gel.
l) Bantu klien ke posisi semula.
m) Cuci termometer dan letakkan kembali ke tempatnya.

c. Mengukur suhu melalui aksila/ketiak :


a) Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir dan
dikeringkan dengan handuk/ lap kering.
b) Membasuh termometer dengan air dingin bila termometer
direndam dalam larutan disinfektan.
c) Mengeringkan termometer dengan tissu/kassa kering dari
ujung (berisi air raksa) ke arah pegangan.
d) Membuang kasa/tissu kotor ke dalam bengkok.
e) Menurunkan air raksa di dalam termometer sampai angka 35
atau di bawahnya.
f) Memberi tahu klien bahwa tindakan akan segera dilaksanakan.

11
g) Membawa alat-alat ke dekat pasien.
h) Meminta dan membantu pasien membuka pakaian pada daerah
ketiak.
i) Mengeringkan salah satu ketiak pasien dengan lab/handuk
kering.
j) Memasang termometer pada tengah ketiak.
k) Menutup lengan atas dan menyilangkan lengan bawah di dada.
l) Membiarkan termometer di ketiak selama 6-8 menit.
m) Mengambil termometer dari ketiak pasien.
n) Membersihkan termometer dengan tissu/kassa dari pangkal ke
arah ujung.
o) Membuang tissu/kassa kotor ke dalam bengkok.
p) Membaca tinggi air raksa di dalam termometer.
q) Mencatat hasil pengukuran pada buku atau catatan
keperawatan.
r) Menurunkan air raksa di dalam termometer.
s) Memasukkan termometer ke dalam larutan disinfektan.
t) Merapikan kembali pakaian pasien.
u) Mengembalikan posisi pasien pada posisi yang nyaman .
v) Memberitahu pasien bahwa tindakan telah selesai
dilaksanakan.
w) Membilas termometer dengan kassa/tissu yang dibasahi larutan
sabun.
x) Membuang tissu/kassa kotor ke dalam bengkok.
y) Mencelupkan termometer ke dalam air bersih.
z) Mengeringkan termometer dengan kassa/tissu kering.
6. Tahap terminasi :
a. Evaluasi respon dan perasaan pasien.
b. Sampaikan hasil kegiatan pengukuran suhu tubuh.
c. Cuci tangan
d. Dokumentasi : catat waktu melakukan tindakan pengukuran tekanan
darah, respon klien dan hasil pengukuran (Gide, 2017).

12
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara produksi dan pengeluaran
panas dari tubuh, yang diukur dalam satuan derajat. Pengukuran suhu tubuh
ditujukan untuk memproleh suhu inti jaringan tubuh rata-rata representatif. Suhu
normal rata-rata bervariasi bergantung lokasi pengukuran. Suhu badan normal
yakni 36,5oC - 37oC. Bila suhu seseorang menjadi lebih dari 37,5 oC, maka orang
tersebut dikatakan demam. Tempat pengukuran suhu inti dan suhu permukaan
adalah pada suhu inti yaitu rektum, membran timpani, esofagus, arteri pulmoner,

13
dan kandung kemih sedangkan pada suhu permukaan diantaranya kulit, aksila,
dan oral.
Adapun faktor yang menjadi pengaruh perubahan suhu tubuh antara lain
adalah usia, jenis kelamin, aktivitas dan stres serta lingkungan. Berdasarkan aspek
klinik, terdapat dua faktor yang mempengaruhi suhu tubuh manusia yaitu demam
dan menggigil (hipotermia). Termometer adalah alat yang digunakan untuk
mengukur suhu tubuh, beberapa termometer yang digunakan yaitu: termometer
manual, digital, termometer air raksa dan termometer infrared.
3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan mahasiswa lebih memahami


definisi pengukuran suhu beserta dengan macam macam pengukuran suhu dan
tahap penanganan sesuai dengan SOP yang berlaku, dapat mengiplementasikan
sesuai dengan prosedur dan diharapkan makalah ini sebagai bahan pembelajaran
untuk para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Boyoh, dkk. 2015. Pengaruh Pengukuran Suhu Termometer Infrared Membran


Timpani Terhadap Kenyamanan Anak Usia Pra Sekolah. Jurnal Skolastik
Keperawatan, Vol. 1, No. 1.
Darwis, dkk. 2018. Kesesuaian Termometer Digital Dengan Termometer Air
Raksa Dalam Mengukur Suhu Aksila Pada Dewasa Muda. Jurnal
Kedokteran Diponegoro, Volume 7, Nomor 2.
Kania, Nia. 2007. Penatalaksanaan Demam pada Anak. Bandung: Klinik
Penanganan Kejang Pada Anak.
Kukus, dkk. 2009. Suhu Tubuh: Homeostasis Dan Efek Terhadap Kinerja Tubuh
Manusia. Jurnal Biomedik, Volume 1, Nomor 2:hlm. 107-118.
Nusi, dkk. 2013. Perbandingan Suhu Tubuh Berdasarkan Pengukuran
Menggunakan Termometer Air Raksa Dan Termometer Digital Pada
Penderita Demam Di Rumah Sakit Umum Kandou Manado. Jurnal e-
Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 1:hlm. 190-196.

14
Suindrayasa, I Made. 2017. Efektifitas Penggunaan Selimut Hangat Terhadap
Perubahan Suhu Pada Pasien Hipotermia Post Operasi Di Ruang Icu
Rsud Buleleng. Bali: Universitas Udayana.
Sumanto, Budi dan Paulus Puliano. 2014. Pengukuran Suhu Tubuh Secara Tak
Sentuh Menggunakan Inframerah Berbasis Arduino Uno. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.
Gide, A. (2017). pengukuran suhu tubuh. Angewandte Chemie International
Edition, 6(11), 951–952., 5–24.
Ii, B. A. B., & Tubuh, A. S. (2017). Heat Proukdi. 7–19.

15

Anda mungkin juga menyukai