Disusun Oleh :
2021
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah tentang Pengukuran Suhu Tubuh.
Tugas ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan tugas ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga tugas makalah tentang Pengukuran
Suhu Tubuhini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................2
1.4 Manfaat.........................................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
2.1 Definisi Suhu Tubuh....................................................................................3
2.2 Definisi Suhu Inti.........................................................................................4
2.3 Definisi Suhu Kulit.......................................................................................4
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Suhu Tubuh.....................................................5
2.5 Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh............................................................6
2.6 Alat Pengukur Suhu Tubuh..........................................................................8
2.7 Penatalaksanaan Demam dan Hipotermia....................................................9
BAB 3. PENUTUP................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
b. Faktor apa yang dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia ?
c. Apa saja alat yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh ?
d. Apa saja macam macam pengukuran suhu tubuh ?
e. Apa indikasi dan kontraindikasi dari pengukuran suhu tubuh ?
f. Bagaimana SOP dalam melakukan tindakan pengukuran suhu tubuh ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1.4 Manfaat
a. Teoritis
1. Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
2. Diharapkan mahasiswa mampu menjelaskna tentang pemeriksaan suhu
tubuh.
b. Praktis
Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui macam macam pemeriksaan
suhu tubuh serta dapat melakukan pemeriksaan suhu tubuh sesuai dengan
SOP.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
Suhu yang diukur serentak di mulut, ketiak dan pelepasan (rektum)
biasanya berbeda meskipun tidak lebih dari 1°C. Hasil pengukuran pelepasan
suhu biasanya yang tertinggi, sehingga suhu ini dianggap sebagai petunjuk yang
terbaik bagi suhu inti tubuh. Karena suhu rektal dapat mencapai 0,3°C lebih tinggi
dari suhu aorta, maka panas di dalam rektum itu diduga merupakan hasil kerja
bakteri. Sebaliknya, mungkin saja dijumpai suhu pelepasan yang lebih rendah dan
suhu aorta bila kaki dingin. Suhu ketiak dapat dikata selalu lebih rendah (biasanya
0,6°C) dari suhu mulut apalagi pengukurannya cukup sulit untuk mendapatkan
hasil yang teliti. Suhu pelepasan maupun suhu ketiak dapat sedikit saja berubah
bila darah dipanaskan ataupun didinginkan dengan cepat. Suhu paling tinggi
dicapai pada sore hari sedangkan yang terendah pada dini hari, sehingga suhu ini
sama sekali tidak berkaitan dengan suhu lingkungan. Melakukan aktivitas fisik
berarti akan meningkatkan produksi panas, dan akan menyebabkan kenaikan suhu
mulut sebesar 1-2°C sehingga mencapai 39°C (Kukus, dkk, 2009).
4
Rectal Digital 36,6 – 37,9°C
Telinga Infrared 35,7 – 37,5°C
Sumber : Boyoh, dkk, 2015.
5
panas yang keluar, dan hipotalamus mengendalikan panas yang dihasilkan.
Penurunan suhu tubuh terjadi karena sel syaraf di hipotalamus anterior menjadi
lebih panas melebihi set point. Gangguan atau perubahan pada pengaturan suhu
yang sangat fatal dapat terjadi pada kondisi dimana adanya lesi dan trauma pada
hipotalamus atau korda spinalis. Berkeringat, vasodilatasi pembuluh darah, dan
hambatan produksi panas merupakan suatu mekanisme pengeluaran panas.
Mekanisme konversi panas mulai bekerja, apabila hipotalamus posterior merespon
suhu tubuh lebih rendah dari set point Proses menggigil terjadi pada tubuh apabila
ketidakefektifan vasokontriksi pembuluh darah dalam mengurangi tambahan
pengeluaran panas. Distribusi darah ke kulit dan ekstermitas berkurang karena
terjadinya Vasokontriksi pembuluh darah. Kontraksi otot volunter dan gerakan
pada otot merangsang atau merupakan kompensasi pergantian produksi panas
(Suindraya, 2017).
Pusat pengaturan suhu tubuh pada hipotalamus distimulasi oleh dua
termoreseptor. Termoresepror tersebut yaitu termoreseptor perifer kulit dan
termoreseptor sentral (terdapat di hipotalamus, sistem saraf pusat, organ
abdomen). Pada pengaturan suhu tersebut mengatur produksi dan pelepasan panas
dalam tubuh. Tubuh menghasilkan panas dengan cara adaptasi perilaku (aktivitas,
konsumsi makanan, dan perubahan emosi) dan pergerakan tonus otot/ menggigil.
Hilangnya panas dilakukan dengan salah satu cara berkeringat dan berubahnya
pembuluh darah dengan vasokontriksi menjadi vasodilatasi (Suindraya, 2017).
6
Sumber : Suindraya, 2017.
Gambar 2.1. Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh
2.6 Alat Pengukur Suhu Tubuh
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh.
Berikut adalah beberapa jenis termometer :
a. Termometer Manual
Termometer manual alias
termometer analog biasanya
terdiri atas tabung, penanda dan
zat yang bisa bereaksi dengan
suhu tubuh. Beberapa zat dalam
termometer ada yang bisa
berubah warna atau
mengembang naik mengisi ruang kosong di dalam tabung
ketika bereaksi dengan suhu tubuh (Darwis, dkk, 2018).
b. Termometer Digital
7
Alat pengukur suhu badan
digital ini umumnya bisa
menunjukkan hasil secara cepat dan
akurat. Alat ini memiliki bentuk dan
ukuran yang berbeda-beda dan bisa
didapatkan di Apotek, Toko Obat atau toko yang menjual alat-alat
kesehatan. Pada alat pengukur suhu tubuh digital, diujung alatnya
terdapat sensor. Sensor inilah yang bekerja membaca suhu tubuh ketika
menyentuh tubuh selama beberapa detik (Darwis, dkk, 2018).
c. Termometer Air Raksa
8
2.7 Macam Macam Pengukuran Suhu
2.7.1 Melalui Oral
3. Indikasi
9
Indikasi pengukuran suhu tubuh pada Pasien dengan keadaan demam
(suhu tubuh > 37ºc).
4. Prosedur Tindakan
1) Persiapan alat :
a. Termometer badan untuk ketiak
b. Alkohol swab.
c. Tissu.
d. Lap/handuk kering.
e. Handscon
f. Bengkok untuk tempat kotoran
g. Buku catatan dan pulpen/pensil
2) Persiapan Lingkungan :
a. Jaga privasi pasien.
b. Tutup pintu atau sketsel.
c. Atur pecahayaan.
d. Pastikan lingkungan nyaman.
3) Persiapan Pasien :
a. Memperkenalkan diri pada pasien
b. Pastikan nama pasien serta sampaikan maksud dan tujuan.
c. Minta persetujuan tindakan pada pasien.
d. Kontrak waktu dengan pasien.
4) Persiapan Perawat :
a. Cuci tangan 6 langkah.
b. Menggunakan baju APD.
5) Tahap kerja Mengukur suhu tubuh ada 3 cara yaitu :
a. Melalui oral :
a) Bersihkan termometer.
b) Turunkan batas angka pada termometer hingga menunjukkan
angka 35°C.
c) Letakkan termometer di bawah lidah.
d) Minta klien untuk menahan termometer dengan bibir hingga 3-
8 menit.
10
e) Angkat dan baca thermometer.
f) Bersihkan termometer.
g) Cuci termometer dengan alkohol swab.
h) Cuci tangan
b. Melalui rektal :
a) Mengatur lingkungan.
b) Bersihkan termometer.
c) Turunkan batas angka pada termometer hingga menunjukkan
angka 35°C.
d) Beri gel pada ujung termometer.
e) Atur posisi klien dengan posisi Sims.
f) Masukkan termometer ke dalam anus.
g) Tahan termometer selama 2-4 menit.
h) Angkat termometer.
i) Bersihkan termometer.
j) Baca dengan teliti.
k) Bersihkan anus klien dari pelumas/gel.
l) Bantu klien ke posisi semula.
m) Cuci termometer dan letakkan kembali ke tempatnya.
11
g) Membawa alat-alat ke dekat pasien.
h) Meminta dan membantu pasien membuka pakaian pada daerah
ketiak.
i) Mengeringkan salah satu ketiak pasien dengan lab/handuk
kering.
j) Memasang termometer pada tengah ketiak.
k) Menutup lengan atas dan menyilangkan lengan bawah di dada.
l) Membiarkan termometer di ketiak selama 6-8 menit.
m) Mengambil termometer dari ketiak pasien.
n) Membersihkan termometer dengan tissu/kassa dari pangkal ke
arah ujung.
o) Membuang tissu/kassa kotor ke dalam bengkok.
p) Membaca tinggi air raksa di dalam termometer.
q) Mencatat hasil pengukuran pada buku atau catatan
keperawatan.
r) Menurunkan air raksa di dalam termometer.
s) Memasukkan termometer ke dalam larutan disinfektan.
t) Merapikan kembali pakaian pasien.
u) Mengembalikan posisi pasien pada posisi yang nyaman .
v) Memberitahu pasien bahwa tindakan telah selesai
dilaksanakan.
w) Membilas termometer dengan kassa/tissu yang dibasahi larutan
sabun.
x) Membuang tissu/kassa kotor ke dalam bengkok.
y) Mencelupkan termometer ke dalam air bersih.
z) Mengeringkan termometer dengan kassa/tissu kering.
6. Tahap terminasi :
a. Evaluasi respon dan perasaan pasien.
b. Sampaikan hasil kegiatan pengukuran suhu tubuh.
c. Cuci tangan
d. Dokumentasi : catat waktu melakukan tindakan pengukuran tekanan
darah, respon klien dan hasil pengukuran (Gide, 2017).
12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Suhu tubuh merupakan keseimbangan antara produksi dan pengeluaran
panas dari tubuh, yang diukur dalam satuan derajat. Pengukuran suhu tubuh
ditujukan untuk memproleh suhu inti jaringan tubuh rata-rata representatif. Suhu
normal rata-rata bervariasi bergantung lokasi pengukuran. Suhu badan normal
yakni 36,5oC - 37oC. Bila suhu seseorang menjadi lebih dari 37,5 oC, maka orang
tersebut dikatakan demam. Tempat pengukuran suhu inti dan suhu permukaan
adalah pada suhu inti yaitu rektum, membran timpani, esofagus, arteri pulmoner,
13
dan kandung kemih sedangkan pada suhu permukaan diantaranya kulit, aksila,
dan oral.
Adapun faktor yang menjadi pengaruh perubahan suhu tubuh antara lain
adalah usia, jenis kelamin, aktivitas dan stres serta lingkungan. Berdasarkan aspek
klinik, terdapat dua faktor yang mempengaruhi suhu tubuh manusia yaitu demam
dan menggigil (hipotermia). Termometer adalah alat yang digunakan untuk
mengukur suhu tubuh, beberapa termometer yang digunakan yaitu: termometer
manual, digital, termometer air raksa dan termometer infrared.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
14
Suindrayasa, I Made. 2017. Efektifitas Penggunaan Selimut Hangat Terhadap
Perubahan Suhu Pada Pasien Hipotermia Post Operasi Di Ruang Icu
Rsud Buleleng. Bali: Universitas Udayana.
Sumanto, Budi dan Paulus Puliano. 2014. Pengukuran Suhu Tubuh Secara Tak
Sentuh Menggunakan Inframerah Berbasis Arduino Uno. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.
Gide, A. (2017). pengukuran suhu tubuh. Angewandte Chemie International
Edition, 6(11), 951–952., 5–24.
Ii, B. A. B., & Tubuh, A. S. (2017). Heat Proukdi. 7–19.
15