SUHU TUBUH
Dosen Pembimbing :
Ni Made Sirat, S.Si.T, M.Kes
Ni Ketut Nuratni, SST, M.Kes
Oleh :
Nadya Zahra Ruhu Ummi Laduni (05)
Raden Malik Sathya Wisnu (27)
Ni Luh Putu Ari Linda Sari (28)
Gusti Ayu Fitri Kirana Artha Dewi (29)
Maria Tia Dwi Putri Sega Raja (30)
Ni Putu Sri Eva Wahyuni (31)
Ni Kadek Dwi Mertayoni (32)
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini dengan tepat pada
waktunya. Makalah ini berisikan tentang materi tentang Suhu Tubuh. Diharapkan Makalah
ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan senantiasa melancarkan
segala usaha kami.
1. Latar Belakang
Pengukuran suhu tubuh merupakan salah satu cara yang umum dilakukan
untuk mengetahui kesehatan seseorang. Peningkatan suhu tubuh di atas normal
yang disebut demam, adalah suatu tanda adanya penyakit dan merupakan
bagian dari mekanisme pertahanan tubuh melawan infeksi (Bartfai & Conti,
2010).
Beberapa penyebab demam antara lain penyakit yang disebabkan oleh infeksi
virus maupun bakteri. Selain infeksi, demam dapat disebabkan oleh zat kimia,
tumor otak, dan keadaan lingkungan yang dapat berakhir dengan heat stroke
(Ganong, 2003).
Efek negatif demam dapat berupa dehidrasi, kekurangan oksigen, rasa tidak
nyaman (sakit kepala), nafsu makan menurun, lemas, dan nyeri otot (Arifianto
& Hariadi, 2007). Dampak berbahaya dari suhu yang tinggi adalah malfungsi
syaraf, denaturasi protein tubuh yang irreversible, bahkan kematian
(Sherwood, 2001). Penggunaan antipiretik dapat memberikan rasa nyaman
pada pasien yang
mengalami demam. Antipiretik yang dianjurkan serta sering digunakan adalah
parasetamol atau ibuprofen (Kids, 2010). Meskipun relatif aman,
acetaminophen (parasetamol) tetap memiliki efek samping berupa
hepatotoksik, nekrosis hepar yang fatal, nekrosis tubuler ginjal dan koma
hipoglikemik pada penggunaan jangka panjang atau dalam dosis yang
berlebihan (DiPiro et al., 2008).
2. Rumusan Masalah
a. Apa tujuan dari pengukuran suhu tubuh ?
b. Alat apa saja yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh ?
3. Tujuan
a. Untuk mengetahui berapa suhu tubuh.normal pada manusia
b. Untuk mengetahui alat yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh
BAB II
PEMBAHASAN
1. Suhu Tubuh
1.1 Definisi Suhu Tubuh
Suhu adalah keadaan panas dan dingin yang diukur dengan menggunakan
termometer. Di dalam tubuh terdapat 2 macam suhu, yaitu suhu inti dan suhu
kulit. Suhu inti adalah suhu dari tubuh bagian dalam dan besarnya selalu
dipertahankan konstan, sekitar ± 1ºF (± 0,6º C) dari hari ke hari, kecuali bila
seseorang mengalami demam. Sedangkan suhu kulit berbeda dengan suhu inti,
dapat naik dan turun sesuai dengan suhu lingkungan. Bila dibentuk panas yang
berlebihan di dalam tubuh, suhu kulit akan meningkat. Sebaliknya, apabila tubuh
mengalami kehilangan panas yang besar maka suhu kulit akan menurun (Guyton
& Hall, 2012).
Nilai suhu tubuh juga ditentukan oleh lokasi pengukuran, pengukuran suhu
bertujuan memperoleh nilai suhu jaringan dalam tubuh. Lokasi pengukuran untuk
suhu inti yaitu rektum, membran timpani, arteri temporalis, arteri pulmonalis,
esophagus dan kandung kemih. Lokasi pengukuran suhu permukaan yaitu kulit,
oral dan aksila (Potter & Perry, 2009).
2. Persiapan Klien :
a) Menjelaskan pada klien tentang tindakan yang akan
dilakukan
3. Pelaksanaan :
a) Cuci tangan.
b) Persiapan alat dan jaga privasi klien.
c) Gunakan APD sesuai kondisi klien.
d) Amati angka yang ditunjuk air raksa dan
turunkan sampai batas terendah untuk termometer
air raksa, tekan on/off sampai muncul huruf L°
untuk termometer digital.
e) Atur posisi klien.
f) Beritahu klien agar membuka mulut dan
mengangkat lidahnya sedikit.
g) Masukan termometer pelan - pelan dibawah lidah
sampai ujung termometer masuk. Meminta klien
h) Menutup mulut dan jangan menggigit.
i) Tunggu 5 menit, meminta klien untuk membuka
mulut.
j) Ambil termometer bersihkan memutar dari
bagian bersih ke bagian kotor.
k) Baca hasil pengukuran dengan segera.
l) Rapihkan posisi klien.
m) Informasikan hasil pengukuran kepada klien.
n) Rapihkan alat.
o) Cuci tangan.
p) Catat hasilnya
2. Daftar Pustaka
Universitas Kristen Maranatha.
http://repository.maranatha.edu/21435/3/1310048_Chapter1.PDF, diakses pada
25 September 2022.
RSU Kota Tanggerang Selatan. 2017. https://e-
org.tangerangselatankota.go.id/manage/media/pdf/Mengukur%20suhu
%20badan.pdf, diakses pada 25 September 2022.
Universitas Muhammadiyah Malang. https://eprints.umm.ac.id/39379/3/BAB
%202.pdf, diakses pada 26 September 2022.
Poltekkes Kemenkes Riau.
http://repository.pkr.ac.id/1467/12/12.%20Lampiran.pdf, diakses pada tanggal
26 September 2022.
Sekolah Tinggi Bina Usada Bali. Penilaian Pemeriksaan Tanda – Tanda Vital,
diakses pada 26 September 2022