Dosen Pembimbing :
Drg. Sagung Agung Putri Dwiastuti, M.Kes.
Oleh :
Putu Intan Pradnyaswari (26)
Raden Malik Sathya Wisnu (27)
Ni Luh Putu Ari Linda Sari (28)
Gusti Ayu Fitri Kirana Artha Dewi (29)
Maria Tia Dwi Putri Sega Raja (30)
Ni Putu Sri Eva Wahyuni (31)
Ni Kadek Dwi Mertayoni (32)
A. Pengertian Infeksi Fungi Sistemik
Infeksi jamur sistemik dimulai dari infeksi lokal atau dari koloni jamur dalam saluran
cerna atau selaput lendir lain yang kemudian menyebar ke berbagai alat tubuh lain.
Infeksi fungi sistemik atau mikosis sitemik merupakan infeksi jamur dimana jalur
awal masuk ke dalam tubuh biasanya pada suatu lokasi profunda seperti paru-paru,
saluran pencernaan atau sinus paranasal. Infeksi jamur ini memiliki kapasitas untuk
menyebar melalui aliran darah sehingga dapat menyebabkan suatu infeksi
generalisata. Manusia dengan kekebalan tubuh yang lemah cenderung mudah
mengalami mikosis ini walaupun dapat juga berkembang pada manusia yang sehat.
Pada
prinsipnya terdapat dua varian utama mikosis sistemik: (1) mikosis oportunistik
dan (2) mikosis respiratori endemik
1. Mikosis Oportunistik
Predisposisi Infeksi
Neutropen defekfungsi Aspergillosis, kandidiasis orofaring dan/atau
netrofil sistemik, mucormycosis, infeksi yang
disebabkan oleh mikroorganisme yang jarang
Limfopeni CD4 Kandidiasis orofaring, kriptokokosis, dan
mikosis respiratori yang endemik seperti
histoplasmosis, nokardiosis
Diabetes Melitus Mucormycosis
Operasi Katup Jantung Bervariasi, terutama Candida albicans dan
non-albicans candida sp.
Operasi abdomen Kandidiasis
Secara umum, sebagian besar infeksi oportunistik ini jarang melibatkan kulit,
meskipun infeksi dapat terjadi pada lingkungan dan cuaca apapun. Manifestasi
klinis mikosis oportunistik juga beragam karena tergantung dari lokasi masuknya
organisme dan penyakit dasarnya.
Mikosis sistemik oportunistik yang sering ditemukan pada manusia adalah
kandidiasis profunda/sistemik, aspergilosis dan zigomikosis sistemik. Mikosis ini
menyerang pasien yang memiliki penyakit dasar yang berat seperti AIDS, atau
dengan kondisi neutropenia yang terkait dengan keganasan, trasplantasi organ
padat atau tindakan pembedahan yang luas. Dengan penggunaan kombinasi
pengobatan antiretrovirus, tampak penurunan insiden mikosis sistemik pada
pasien yang terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV). Khusus pasien
dengan neutropenia, kadang-kadang jamur-jamur lain juga dapat menyebabkan
infeksi. Kondisi-kondisi dasar yang berbeda mempengaruhi berbagai mikosis
yang berbeda pula dan suatu skema untuk hal ini ditunjukan pada tabel 190-2.
Secara umum, sebagian besar infeksi oportunistik ini jarang melibatkan kulit,
meskipun infeksi dapat terjadi pada lingkungan dan cuaca apapun. Manifestasi
klinis mikosis oportunistik juga beragam karena tergantung dari lokasi masuknya
organisme dan penyakit dasarnya.
B. Kelompok Patogenik
Jamur yang dapat menimbulkan infeksi sistemik dibagi dalam dua kelompok patogen,
ialah jamur patogen oportunistik dan jamur patogen sejati. Jamur patogen oportunistik
terdiri dari organisme yang kurang virulen dan beradaptasi baik, contohnya ialah
spesies Candida dan Aspergillus. Apabila organisme ini masuk ke tubuh pejamu
(hospes) dengan kondisi yang sangat lemah atau immunocompromised, maka infeksi
yang terjadi biasanya berat dan tidak jarang mengancam jiwa. Tetapi spesies Candida
biasanya juga menimbulkan infeksi yang tidak berat. Jamur patogen sejati hanya
merupakan bagian kecil saja dari organisme yang dapat menimbulkan infeksi pada
pejamu (hospes) tanpa adanya predisposisi tertentu, contoh Cryptococcus immitis dan
Histoplasma capsulatum. Organisme ini biasanya dapat menyesuaikan diri untuk
hidup dalam tubuh hospes.
Pada sebagian besar kasus, infeksi dengan jamur patogen sejati biasanya ringan dan
asimtomatik. Umumnya
terjadi di daerah endemik. Infeksi jamur sistemik (IJS) merupakan keadaan
klinis yang sangat serius. Di Eropa dan Amerika Serikat, peningkatan yang cepat
angka kejadian IJS telah membuat jamur sebagai organisme patogen ke-empat
atau ke-lima yang sering dijumpai dalam klinik.
Ada beberapa hal yang menyebabkan peningkatan infeksi jamur sistemik, antara lain :
Beberapa tahun terakhir ini, perbaikan di bidang perawatan suportif medik dan bedah
telah meningkatkan jumlah pasien yang dapat selamat dari penyakit ataupun trauma
berat. Kemajuan ini melibatkan berbagai cara penunjang kehidupan, penggunaan
antibiotik spektrum luas, berbagai janie kateter dan nutrisi parenteral. Kemajuan di
bidang teknologi medik telah membuat operasi transplantasi dan kemoterapi menjadi
rutin.
2. Perubahan pasien
3. Perubahan patogen.
Sebagai contoh di Amerika Serikat, kasus telah meningkat dari 75% hingga lebih dari
400% sejak awal 1980-an, dan merupakan 10-15% dari seluruh infeksi nosokomial
sistemik. Sebagian besar infeksi jamur sistemik disebabkan spesies Candida dan C
albicans merupakan patogen terbanyak pada pasien dengan kandidemia. Namun
beberapa tahun belakangan ini telah terjadi pergeseran yang cukup besar ke arah
spesies non-albicans sebagai penyebab infeksi jamur sistemik. Walaupun tidak
sesering dan seinvasif kandidosis, aspergilosis nosokomial juga semakin banyak
menimbulkan penyakit berat maupun kematian diantara pasien dengan gangguan
fungsi imun, terutama pasien dengan immunocompromised yang berat, seperti pada
transplantasi sumsum-tulang atau organ dan kemoterapi intensif.
D. Infeksi jamur sistemik pada kelompok pasien risiko tinggi
Pada umumnya pencegahan infeksi jamur cukup sulit. Usaha yang penting ialah
menghindari factor predisposisi untuk infeksi. Kebersihan lingkungan yang baik
diperlukan untuk menghindari infeksi terutama aspergillosis. Perhatian khusus perlu
diberikan untuk prosedur invasif, pada keadaan neutropenia, dianjurkan pemakaian dua
jenis antibiotik atau lebih untuk mencegah terjadinya kandidemia.