Anda di halaman 1dari 15

TUGAS STUDI KASUS PRAKTEK KERJA PROFESI

APOTEKER
RUMAH SAKIT

DISUSUN OLEH :
HANEDA FIRDAUS ROHADI
(40120082)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2021
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI PENYAKIT

a. Community-Acquired Pneumonia (CAP)

Community-Acquired Pneumonia (CAP) adalah peradangan akut pada

parenkim paru yang didapat di masyarakat. Mikroba CAP pada pasien dewasa

disebabkan oleh S. pneumoniae (Pneumococcus). Kasus CAP yang disebabkan

karena S. pneumoniae mencapai 75%. Patogen lain yang dapat menginfeksi

CAP adalah M. pneumoniae, Legionella, C. pneumoniae, H. influenza dan

jenis virus termasuk virus influenza (Dipiro, 2008).

b. Sepsis

Sepsis adalah kondisi dimana bakteri menyebar ke seluruh tubuh

melalui aliran darah dengan kondisi infeksi yang sangat berat, bisa

menyebabkan organ-organ tubuh gagal berfungsi dan berujung pada kematian

(Purnama, 2014). Sepsis adalah kumpulan gejala sebagai manifestasi respons

sistemik terhadap infeksi. Respon inflamasi sistemik adalah keadaan yang

melatarbelakangi sindrom sepsis. Respon ini tidak hanya disebabkan oleh

adanya bakterimia, tetapi juga oleh sebab-sebab lain. Oleh karena itu

kerusakan dan disfungsi organ bukanlah disebabkan oleh infeksinya, tetapi

juga respon tubuh terhadap infeksi dan beberapa kondisi lain yang

mengakibatkan kerusakan-kerudasakan pada sindrom sepsis tersebut. Pada


keadaan normal, respon ini dapat diadaptasi, tapi pada sepsis respon tersebut

menjadi berbahaya (Bakta & Suastika, 2012).

A. Epidemiologi

1. Community-Acquired Pneumonia (CAP)

Sebuah studi menyebutkan rata-rata kasus pneumonia dalam setahun adalah 12 kasus setiap 1000

orang.2 Mortalitas pada penderita CAP yang membutuhkan perawatan rumah sakit diperkirakan

sekitar 7 - 14%, dan meningkat pada populasi tertentu seperti pada penderita CAP dengan

bakterimi, dan penderita yang memerlukan perawatan di intensive care unit (ICU).4,5 Angka

mortalitas juga lebih tinggi ditemukan pada negara berkembang, pada usia muda, dan pada usia

lanjut, bervariasi dari 10 – 40 orang tiap 1000 penduduk di negara-negara barat.19

2. Sepsis

Sepsis menempati urutan ke-10 sebagai penyebab utama kematian di Amerika Serikat dan

penyebab utama kematian pada pasien sakit kritis. Sekitar 80% kasus sepsis berat di unit

perawatan intensif di Amerika Serikat dan Eropa selama tahun 1990-an terjadi setelah pasien

masuk untuk penyebab yang tidak terkait. Kejadian sepsis meningkat hampir empat kali lipat dari

tahun 1979-2000, menjadi sekitar 660.000 kasus (240 kasus per 100.000 penduduk) sepsis atau

syok septik per tahun di Amerika Serikat. 13 Dari tahun 1999 sampai 2005 ada 16.948.482

kematian di Amerika Serikat. Dari jumlah tersebut, 1.017.616 dikaitkan dengan sepsis (6% dari

semua kematian). Sebagian besar kematian terkait sepsis terjadi di rumah sakit, klinik dan pusat

kesehatan (86,9%) dan 94,6% dari ini adalah pasien rawat inap tersebut.

B. Etiologi

1. Community-Acquired Pneumonia (CAP)

Beberapa penelitian prospektif yang dilakukan untuk meneliti etiologi CAP gagal mengidentifikasi

kuman penyebab pada 50 persen kasus. Beberapa kuman penyebab yang paling banyak ditemukan

adalah Streptococcus pneumonia yang menjadi penyebab pada dua pert tiga kasus pneumonia.

Beberapa kuman penyebab lain yaitu Haemophilus influenza, Klebsiella pneumonia,

staphylococcus aureus,Pseudomonas spp, Mycoplasma pneumonia, Chlamydia, Moraxella

catarrhalis, Legionella dan virus influenza. Mycoplasma, Chlamydia, Moraxella dan Legionella
merupakan kuman atypical. Beberapa kuman terbanyak penyebab CAP terlihat pada tabel di

bawah ini:

Data dari beberapa rumah sakit di Indonesia menunjukkan bahwa penyebab terbanyak CAP di
ruang rawat inap dari bahan sputum adalah kuman gram negatif seperti Klebsiella
pneumonia,Acitenobacter baumanii, Pseudomonas aeruginosa sedangkan kuman gram positif
seperti S.pneumoniae, S.viridans,S.aureus ditemukan dalam jumlah sedikit. Hal ini menunjukkan
bahwa dalam 10 tahun terakhir terjadi perubahan pola kuman penyebab CAP di Indonesia
sehingga hal ini perlu penelitian lebih lanjut. Data Survelans sentinel SARI (Severe Acute
Respiratory Infection) 2010 yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
RI mendapatkan hasil dari biakan sputum pasien CAP yaitu K.pneumoniae (29%), A.baumanii
(27%), S.aureus (16%), S.pneumoniae( ), A.calcoaticus (8%), P.aeruginosa (6%) dan E.coli (2%).
Pada penyakit paru kronik seperti bronkiektasis, fibrosis kistik dan PPOK biasanya bila terdapat
infeksi biasanya berhubungan dengan kuman gram negatif seperti P.aeruginosa.

2. Sepsis
Sepsis biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri (meskipun sepsis dapat disebabkan oleh

virus, atau semakin sering, disebabkan oleh jamur). Mikroorganisme kausal yang paling sering

ditemukan pada orang dewasa adalah Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus

pneumonia. Spesies Enterococcus, Klebsiella, dan Pseudomonas juga sering ditemukan.

Umumnya, sepsis merupakan suatu interaksi yang kompleks antara efek toksik langsung dari

mikroorganisme penyebab infeksi dan gangguan respons inflamasi normal dari host terhadap

infeksi Kultur darah positif pada 20-40% kasus sepsis dan pada 40-70% kasus syok septik. Dari

kasus-kasus dengan kultur darah yang positif, terdapat hingga 70% isolat yang ditumbuhi oleh

satu spesies bakteri gram positif atau gram negatif saja; sisanya ditumbuhi fungus atau

mikroorganisme campuran lainnya. Kultur lain seperti sputum, urin, cairan serebrospinal, atau

cairan pleura dapat mengungkapkan etiologi spesifik, tetapi daerah infeksi lokal yang memicu

proses tersebut mungkin tidak dapat diakses oleh kultur

Insidensi sepsis yang lebih tinggi disebabkan oleh bertambah tuanya populasi dunia,

pasien-pasien yang menderita penyakit kronis dapat bertahan hidup lebih lama, terdapat frekuensi

sepsis yang relatif tinggi di antara pasien-pasien AIDS, terapi medis (misalnya dengan

glukokortikoid atau antibiotika), prosedur invasif (misalnya pemasangan kateter), dan ventilasi

mekanis.

Sepsis dapat dipicu oleh infeksi di bagian manapun dari tubuh. Daerah infeksi yang

paling sering menyebabkan sepsis adalah paru-paru, saluran kemih, perut, dan panggul. Jenis

infeksi yang sering dihubungkan dengan sepsis yaitu:

1) Infeksi paru-paru (pneumonia)

2) Flu (influenza)

3) Appendiksitis

4) Infeksi lapisan saluran pencernaan (peritonitis)


5) Infeksi kandung kemih, uretra, atau ginjal (infeksi traktus urinarius)

6) Infeksi kulit, seperti selulitis, sering disebabkan ketika infus atau kateter telah

dimasukkan ke dalam tubuh melalui kulit

7) Infeksi pasca operasi

8) Infeksi sistem saraf, seperti meningitis atau encephalitis. Sekitar pada satu dari lima

kasus, infeksi dan sumber sepsis tidak dapat terdeteksi

1. Patofisiologi
1. Community-Acquired Pneumonia (CAP)

Patogen yang sampai ke trakea berasal dari aspirasi bahan yang ada di orofaring, kebocoran melalui
mulut saluran endotrakeal, inhalasi dan sumber patogen yang mengalami kolonisasi di pipa
endotrakeal. Faktor risiko pada inang dan terapi yaitu pemberian antibiotik, penyakit penyerta yang
berat, dan tindakan invansif pada saluran nafas. Faktor resiko kritis adalah ventilasi mekanik
>48jam, lama perawatan di ICU. Faktor predisposisi lain seperti pada pasien dengan imunodefisien
menyebabkan tidak adanya pertahanan terhadap kuman patogen akibatnya terjadi kolonisasi di paru
dan menyebabkan infeksi. Proses infeksi dimana patogen tersebut masuk ke saluran nafas bagian
bawah setelah dapat melewati mekanisme pertahanan inang berupa daya tahan mekanik
( epitel,cilia, dan mukosa), pertahanan humoral (antibodi dan komplemen) dan seluler (leukosit,
makrofag, limfosit dan sitokinin). Kemudian infeksi menyebabkan peradangan membran paru
( bagian dari sawar-udara alveoli) sehingga cairan plasma dan sel darah merah dari kapiler masuk.
Hal ini menyebabkan rasio ventilasi perfusi menurun, saturasi oksigen menurun. Pada pemeriksaan
dapat diketahui bahwa paru-paru akan dipenuhi sel radang dan cairan , dimana sebenarnya
merupakan reaksi tubuh untuk membunuh patogen, akan tetapi dengan adanya dahak dan fungsi
paru menurun akan mengakibatkan kesulitan bernafas, dapat terjadi sianosis, asidosis respiratorik
dan kematian.
2. Sepsis

Normalnya, pada keadaan infeksi terdapat aktivitas lokal bersamaan dari sistem imun dan

mekanisme down-regulasi untuk mengontrol reaksi. Efek yang menakutkan dari sindrom sepsis

tampaknya disebabkan oleh kombinasi dari generalisasi respons imun terhadap tempat yang

berjauhan dari tempat infeksi, kerusakan keseimbangan antara regulator pro-inflamasi dan anti

inflamasi selular, serta penyebarluasan mikroorganisme penyebab infeksi

2. Tata Laksana Terapi


1. pneumoni
2. HT Emergency

Pedoman sepsis menyarankan untuk mencangkup sebagian besar pathogen yang diisolasi
dalm infeksi terkait perawatan kesehatan sebagai mayoritas pasien dengan sepsis atau syok
septic yang memiliki berbagai tingkat kondisi immunocomprmised. Carbapenem spectrum
luas (misalnya, meropenem, imipenem/cilastatin atau doripenem) atau beta-Laktam/beta-
Laktam inhibitor lactamase seperti piperacilli/tazobactam
BAB II
STUDI KASUS

 Profil Data Pasien

 No. RM : 205712
 Nama pasien : N.n. A.S.
 Jenis kelamin : Perempuan
 Usia : 18 tahun
 Tanggal MRS :04-juni-2021
 Keluhan utama : Demam, Batuk, Mual, Sesak.
 Diagnosis : Pneumonia (CAP) + Sepsis
 Riwayat penyakit dahulu : -
 Riwayat pemakaian obat : -
 Riwayat alergi :-
 Data Klinis dan Data Laboratorium
1. Tanda Vital

Parameter Nilai IGD 4/6/21 5/6/21 6/6/21 7/6/21 8/6/21 9/6/21 10/6/21 11/6
Fisik normal 04/06/21

Tekanan 120/80 98/65 100/60 100/60 100/60 100/60 100/6-0 100/60 100/70 100/
darah mmHg

Nadi ( kali 60/90 100 92 92 80 80 86 86 88 86


per menit) x/mrnit

Suhu badan 36,5- 39 36 36 36 36,5 36 36 36 36


(℃) 37,5

Respirasi ≤30x 20 22 22 20   20 20 20 20
/menit

Demam   + - - - - - - - -

Batuk   + + + - - + - - -

Sesak   + + + + + + - - -

Mual   + + + + + + - + -

Muntah   - - - - - - - - -

Lemah   - + + - - - - - -

Nyeri perut   _ - - - - + + - -

2. Data Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium Nilai normal 4/6

SGOT 11-27 U/L 141 U/L

SGPT 11-34 U/L 111 U/L


WBC 4.000 – 10.000/µL 2.780/µL

K 3,5- 5,1 mmol/L 3,2 mmol/L

Na 136 – 145 mmol/L mmol/L

Cl 2,5 -7,5 mmol/L 0,7 mmol/L

CRP ≤4,1 mg/dL 26,1 mg/dl

BUN 6 – 20 mg/dL 10 mg/dL

PCT 0,19 – 0,39 % 0,13%

HCT 41,3 – 52,1% 36,4%

3. Data klinik

USG Abdomen Total


Hepar : ukuran normal, tepi licin, sudut tajam, echo pharenchym normal,
sistem vaskuler dan bilier tidak melebar, tidak tampak
nodul/kista
Vesica Fella : ukuran normal, dinding tidak menebal, tidak tampak batu
sludge/masa
Lien :ukuran normal,intensitas echo parechym normal, tidak
tampak nodul/kista.
Pancreas : ukuran normal, intensitas echo parenchym normal, tidak
tampak nodul kista
Ren Dextra : ukuran normal, echo cortex normal, tidak tampak
ekstasis/batu/massa
Ren Sinistra : ukuran normal, echo cortex normal,tak tampak eksitasi batu
Vesica Urina : isi cukup, urine dalam V.U sedikit keruh ( tampak internal
echo intra lumen)dinding tidak menebal, tidak tampak
batu/massa
Uterus : ukuran dan echo pharenchym normal.
Kesan : urine didalam V.U sedikit keruh, Hepar = tak tampak
kelainan
Tak tampak ascites
Kesan : urine didalam V.U sedikit keruh, Hepar = tak tampak
kelainan
Tak tampak ascites

Thorax PA
Cor : ukuran tidak membesar
Polmuno : carakan bronchovasculer pattern meningkat, dikedua lapang paru
sinus phrenicocostalis akan kiri tajam
Kesan : bronechitis

 Profil Terapi

Nama obat Aturan pakai IGD 4/6 5/6 6/6 7/6 8/6 9/6 10
4/6

Inj. Meropenem 3x1 gr - √ √ √ √ √ √ √

Inj. Ranitidine 2x50 mg √ - - - √ √ √ √

ondancetron 3x4mg - - - - √ √ √ √

Santagesik 3x500mg √ - - - - - - -

Paracetamol 3x500 mg - √ √ √ √ √ √ √

Codein 3x10mg - √ √ √ √ √ √ √

Curcuma 3x20mg - √ √ √ √ √ √ √

Sucralfat 3x15ml - - - - √ √ √ √

RL 500ml/24 jam √ √ √ √ √ √ √ √

Amino fluid 500ml/24 jam √ √ √ √ √ √ √ √


 Assesment/ analisa DRP

Problem Medik Algoritma Terapi Ass

Pneumonia CAP Anti pneumococcal / Metronidazole tera


Floroquinolone+Makrolida /
Doxycycline
Sepsis Carbapenem+ piperacillin+ Meropenem tera
tazobactam aka
bak

BAB III
PEMBAHASAN

Pasien N.n. A.S datang kerumah sakit dengan Demam, Batuk, Mual,
Sesak. Pasien dilakukan pemeriksaan penunjang berupa Foto Thorax PA :
Cor : ukuran tidak membesar Polmuno : carakan bronchovasculer pattern
meningkat, dikedua lapang paru sinus phrenicocostalis akan kiri tajam
Kesan : bronechitis. Pasiean Pneumonia CAP mendapat terapi berupa
injeksi meropenem pada tangggal 04 juni – 13 juni 2021. Meropenen
digunakan untuk indikasi sepsis dan terapi antibiotik metronidazole untuk
pneumonia CAP. Dikarenakan pasien pada tanggal 04 juni mengalami
demam pada saat MRS maka pasien mendapatkan terapi santagesik dan
pada saat di ruangan pamenang dolter mengganti dengan obat paracetamol
sampai tanggal 10 juni 202. Pada awal masuk pasien merakan mual maka
dokter memberikan terapi ondancetron guna mencegah rasa mual.
Ranitidine digunakan untuk profilaksis stress ulcer.curcurma diberkan untuk
menambah nafsu makan serta memperbaiki fungsi hati. Pasien mengalami
lemah pada tanggal 04 dan 05 juni dan mengalami lemah lagi pada tanggal
12 juni maka dokter memberikan terapi aminofluid inj.
Pada kasus ini terapi metronidazole tidak sesuai alogaritma ntuk
pengobatan Pneumoni CAP tetapi terapi diberikan karena bedasarkan
pengalaman dokter.banyak pertimbangan dokter sehingga memberikan
terapi metronidazole. Pada kasus ini data kultur juga sangat diperlukan
untuk mengetahui jenis phatogen yang ada pada pasien.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mohon usulan dokter, penggantian terapi sesuai terapi alogaritma.
Saran
Dilakukannya diskusi mengenai penggunaan terapi metronidazole

DAFTAR PUSTAKA
DiPiro, J.T., R.L. Talbert, G.C. Yee, G.R. Matzke, B.G. Wells, and L.M. Posey. Pharmacotherapy: A

Pathophysiologic Approach (07th Edition). McGraw-Hill Companies. New York; 2008

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Sepsis dan syok septik. Dalam: Soedarmo S, Gama H, Hadinegoro S,

Satari H. Buku ajar infeksi & pediatri tropis. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. 2008; 358-362.

Bakta, I.M., & Suastika, I.K. (2012). Gawat Darurat di Bidang Penyakit Dalam. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai