Oleh:
Kutsiyawati (202104191)
1. Definisi
bermacam macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing
(Ngastiyah, 2015).
yang biasanya dari suatu infeksi saluran nafas bawah akut (INSBA) dan
ditandai dengan gejala batuk disertai sesak nafas yang disebabkan oleh agen
radang paru-paru yang disertai eksudasi dan konsolidasi dan dapat dilihat
2. Etiologi
Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia ialah daya tahan tubuh
3. Manifestasi Klinis
terhadap infeksi, agen etiologi, tingkat keterlibatan paru dan obstruksi jalan
nafas. Tanda dan gejalanya antara lain: takipneu, demam, dan batuk disertai
penggunaan otot bantu nafas dan suara nafas abnormal (Terry & Sharon,
2013).
Adanya etiologi seperti jamur dan inhalasi mikroba kedalam tubuh manusia
reaksi inflamasi akan timbul panas, anoreksia, mual, muntah, serta nyeri
klinis dispnoe, sianosis dan batuk, selain itu juga, menyebabkan adanya
partial oklusi yang akan membuat darah paru menjadi padat (konsolidasi).
defisit nutrisi, bersihan jalan nafas tidak efektif, gangguan pola tidur, pola
4. Patofisiologi
karena eksudat yang mengisi alveoli dan bronkiolus, saat saluran nafas
obstruksi jalan nafas (Terry & Sharon, 2013). Sebagian besar pneumonia
paru dari infeksi. Partikel infeksius difiltrasi dihidung atau terperangkap dan
dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di saluran napas. Bila suatu
dengan makrofag alveoler dan juga dengan mekanisme imun sistemik dan
mematikan sel dan bakterial debris. Sistem limpatik dapat mencapai bakteri
Kapasitas vital dan pemenuhan paru menurun dan aliran darah menjadi
terkonsolidasi, area yang tidak terventilasi menjadi fisiologis right-to-left
shunt dengan ventilasi perfusi yang tidak pas dan menghasilkan hipoksia.
5. Komplikasi
disekitarnya
b. Analisa Gas Darah (Analisa Gas Darah) : tidak normal mungkin terjadi,
tergantung pada luas paru yang terlibat dan penyakit paru yang ada.
d. Leukositosis biasanya ada, meski sel darah putih rendah terjadi pada infeksi
bakterial.
f. LED: meningkat
hipoksemia.
7. Penatalaksanaan
a. Keperawatan
Pada penderita yang penyakitnya tidak berat, bisa diberikan antibiotic per-oral,
dan tetap tinggal dirumah. Penderita yang lebih tua dan dan penderita dengan
sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau paru lainnya, harus dirawat dan
2) IVFD (Intra Venous Fluid Drug)/ (pemberian obat melalui intra vena)
3) Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
4) Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai dengan makanan entral
5) Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal
Kusuma, 2015)
b. Medis
Konsolidasi atau area yang menebal dalam paru-paru yang akan tampak
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
merupakan suatu proses yang sistematis dalam mengumpulkan data dari berbagai
a. Identitas pasien Nama, umur, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, agama,
2) Umur : usia yang paling rentang terkena pneumonia yaitu usia tua (usia
b. Alasan Masuk Biasanya keluhan yang dialami oleh pasien yaitu sesak napas,
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Gejala saat ini dan durasinya : adanya sesak nafas atau kesulitan
kesakitan pernapasan atas saat ini atau keskitan akut lain penyakit kronik
seperti DM, PPOK, atau penyakit jantung, medikasi saat ini : alergi obat.
penyakit saat ini atau penyakit yang mungkin dapat dipengaruhi atau
memengaruhi penyakit yang diderita klien saat ini (Rohman & Walid,
2016)
d. Pemeriksaan Fisik
ujung kaki dapat lebih mudah. Dalam melakukan pemeriksaan fisik secara
sistematis dan rasional. Teknik pemeriksaan fisik perlu modalitas dasar yang
2015)
1) Kepala
a) Rambut. Kulit kepela tampak bersih, tidak ada luka, ketombe tidak
rambut : mudah dicabut atau tidak, dan tidak ada pembengkakan dan
nyeri tekan.
tidak pucat, sklera biasanya putih, pupil : isokor atau anisokor dan
kesimetrisan mata : mata simeetris kiri dan kanan dan ada atau
bantu pernapasan.
2) Leher
Biasanya simetris kika, gerakan leher : terbatas atau tidak, ada atau tidak
3) Thorax
a) Paru-paru
Inspeksi : Perhatikan kesimetrisan gerakan dada, frekuensi nafas
Palpasi : adanya nyeri tekan, fremitus traktil bergetar kiri dan kanan.
b) Jantung
tidak
4) Abdomen
5) Ekstremitas Atas : terpasang infus apa, ada kelemahan atau tidak pada
2. Diagnosa Keperawatan
Penyebab:
3. Hipertermi
3. Intervensi Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi selama 3 jam, Latihan Batuk Efektif
O
b.d sekresi yang tertahan d.d maka Bersihan Jalan Napas Meningkat,
Identifikasi kemampuan batuk
batuk tidak efektif. dengan kriteria hasil : Monitor adanya retensi sputum
Monitor dada dan gejala infeksi
Batuk efektif meningkat
saluran nafas
Produksi sputum menurun Monitor input dan output cairan
T
Dispnea menurun Atur posisi semi Fowler atau
Frekuensi napas normal 12-20 Fowler
Pasang perlak dan bengkok di
kali/menit pangkuan pasien
Pola napas membaik Buang sekret pada tempat
sputum
E
Jelaskan tujuan dan prosedur
batuk efektif
Anjurkan tarik nafas dalam
melalui hidung selama 4 detik,
ditahan selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu
(dibulatkan) selama 8 detik
Anjurkan mengulangi tarik nafas
dalam hingga 3 kali
Anjurkan batuk dengan kuat
langsung setelah tarik nafas
dalam yang ke-3
K
Kolaborasi pemberian mukolitik
atau ekspektoran, jika perlu.
3 Gangguan pertukaran gas b.d Setelah dilakukan intervensi selama 3 jam , Pemantauan respirasi
O
ketidakseimbangan maka pertukaran gas meningkat, dengan
Monitor frekuensi, irama,
ventilasiperfusi kriteria hasil : kedalaman dan upaya napas
Monitor pola napas
Dispnea menurun
Monitor kemampuan batuk
Bunyi napas tambahan menurun efektif
Monitor adanya produksi sputum
Gelisah menurun Monitor adanya sumbatan jalan
Pola napas membaik napas
Palpasi kesimetrisan ekspansi
paru
Auskultasi bunyi napas
Monitor saturasi oksigen
Monitor nilai AGD
T
Atur interval pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien
Dokumentasian hasil
pemantauan
E
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu.
4. Implementasi
komunikasi.
5. Evaluasi
Menurut Griffith dan cristense evaluasi sebagai sesuatu yang direncanakan dan
perbandingan yang sistematik pada status kesehatan klien. Evaluasi adalah proses
Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap respon yang segera
reaksi pasien secara fisik, emosi, sosial dan spiritual terhadapintervensi yang
baru dilakukan.
apakan tujuan dalam rencana tercapai atau tidak, menentukan efektif atau