PNEUMONIA
Disusun Oleh
Wulan Purnama Sari JNX0220014
1. Pengertian Pneumonia
juga disebabkan oleh bahan kimia dan paparan fisik seperti suhu atau
fisik dari paru-paru, dan bisa juga disebabkan pengaruh dari penyakit
syncytial virus (RSV) dan para influenza (Athena & Ika, 2014).
2. Etiologi
1. Bakteri
9
2. Virus
3. Jamur
4. Protozoa
mikroorganisme:
1. Bahan kimia.
3. Merokok.
1. Berdasarkan anatomi:
a. Pneumonia komunitas
kardiopulmonal.
b. Pneumonia aspirasi
sehingga Alveoli penuh dengan cairan edema yang berisi eritrosit, fibrin
tidak berisi udara. Pada tingkat lebih lanjut, aliran darah menurun
sel darah merah yang akan masuk ke alveoli menjadi mati dan terdapat
5. Manifestasi klinis
2. Nyeri dada pleuritik yang semakin berat ketika bernapas dan batuk.
6. Tanda lain : infeksi saluran napas atas, sakit kepala, demam derajat
lelah.
10. Tanda dan gejala pneumonia dapat juga bergantung pada kondisi
6. Komplikasi
7. Pencegahan
8. Penatalaksanaan
3. Pemberian oksigen
2013).
(Shaleh, 2013).
2013).
9. Pemeriksaan penunjang
dilakukan adalah:
1. Sinar X
2. GDA
3. JDL leukositosis
Sel darah putih rendah karena terjadi infeksi virus, dan kondisi imun.
4. LED meningkat
meningkat.
10. Pathway
1. Pengkajian
pemeriksaan fisik.
ringan.
napas.
mikroorganisme.
3. Pola eliminasi
4. Pola tidur-istirahat
6. Pola kognitif-persepsi
diam.
e. Pemeriksaan fisik
2. Pola pernafasan
paru.
2008).
2. Analisa data
a. Data subyektif
3. Diagnosa keperawatan
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan benda asing dalam
jalan nafas ditandai dengan sputum yang berlebihan.
b. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas yang
ditandai dengan penggunaan otot bantu pernapasan.
c. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
ditandani dengan nafsu makan menurun.
d. Risiko hipovolemia dibuktikan dengan kehilangan cairan secara aktif.
e. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi di
tandai dengan menanyakan masalah yang dihadapi
f. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis ditandai dengan
mengeluh nyeri.
g. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan
mengeluh lelah.
h. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan suhu
tubuh diatas nilai normal.
4. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa
No Tujuan Intervensi
Keperawatan
1 Bersihan jalan nafas SLKI) : bersihan jalan SIKI: Bersihan jalan
tidak efektif jalan nafas tidak efektif nafas tidak efektif
berhubungan Luaran Utama Intervensi Utama
dengansekresi yang Label : Bersihan jalan nafas Label: Manajemen jalan
tertahan setelah dilakukan intervensi nafas
selama ..x..24jam, diharapkan Observasi:
bersihan jalan nafas meningkat 1) Monitor pola nafas
dengan kriteria hasil: (frekuensi, kedalaman,
- batuk efektif meningkat usaha nafas)
- produksi sputum menurun 2) Monitor bunyi nafas
- mengi, wheezing menurun tambahan (mis.
- meconium meurun Gurgling, mengi
- Dispneaa meurun wheezing, ronkhi
- ortopnea menurun kering)
- sulit bicara menurun 3) Monitor sputum
(jumlah warna aroma)
Terapeutik:
1) Pertahankan kepatenan
jalan nafas dengan
head tilt chin lift
( jawthrust jika curiga
trauma servical)
2) Posisikan
semifowler/fowlee
3) Berikan minum hangat
4) Lakukan fisioterapi
dada, jika perlu
5) Lakukan penghisapan
lender kurang dari 15
detik
6) Lakukan
hiperoksigenasi
sebelum penghisapan
endotrakeal
7) Keluarkan sumbatan
benda padat dengan
forsep mcgill
8) Berikan oksigen bila
perlu
Edukasi:
1) njurkan asupan
2000ml perhari, jika
tidak kontraindikasi
2) Ajarkan teknik batuk
efektif
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
Label:
Pemantauan
Cairan
Observasi:
1. Monitor frekuensi dan
kekuatan nadi
2. Monitor frekuensi nafas
3. Monitor tekanan darah
4. Monitor berat badan
5. Monitor waktu pengisian
kapiler
6. Monitor elastisitas atau
turgor kulit
7. Monitor jumlah, warna
dan berat jenis urine
8. Monitor kadar albumin
dan protein total
Terapeutik :
1. Atur interval waktu
pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
2. Dokumentasikan hasil
pemantauan
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur pemantauan
2. Informasikan hasil
pemantauan, jika perlu
Betz & Sowden. 2004. Buku Saku Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.
Dahlan, Zul. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 2 edisi 4. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Elizabeth J. Corwin. 2009. Buku Saku Patofisiologi: Edisi Revisi 3. Jakarta: EGC.
Jaypee Brothers. 2006. IAP Textbook of Pediatrics: Third Edition. India: Medical Publhishers.
Lippincott Williams & Wilkins. 2006. Oski’s Pediatrics: Principles & Practice: 4th Edition.
Philadelphia.
Misnadiarly. 2008. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumoniapada Balita, OrangDewasa, Usia
Lanjut. Pustaka. Jakarta: Obor Populer
Price, Sylvia A. 1995. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Alih bahasa: Peter
anugerah. Jakarta: EGC
Ridha, Nabiel. 2014. Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Roudelph. 2007. Buku Peditria Rubolph. Edisi , 20. Volume Jakarta : EGC
SDKI 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik
2016. Tim Pokja SDKI DPP PPNI.
SLKI 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan
2018. Tim Pokja SLKI DPP PPNI.
SIKI 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan
2018. Tim Pokja SIKI DPP PPNI.
Wong, Donna L. 2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6. Volume 6. Jakarta : EGC
Zul Dahlan. 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi II. Jakarta : Balai Penerbit FKU