Anda di halaman 1dari 12

PEMBAHASAN

A. Suhu Tubuh
Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh
proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Hipothalamus
adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat integrasi utama untuk
memelihara keseimbangan energi dan suhu tubuh. Hipothalamus berfungsi
sebagai thermostat tubuh, dengan menerima informasi dari bagian tubuh di
kulit.

B. Macam-macam Suhu Tubuh


Macam-macam suhu tubuh menurut Tamsuri Anas 2007) :
1. Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36oC
2. Normal, bila suhu tubuh berkisar antar 36-37.5oC
3. Febris/pireksia, bila suhu tubuh antara 37.5-40oC
4. Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40oC

C. Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh


Faktor yang dapat mempengaruhi suhu tubuh adalah sebagai berikut :
1. Irama sirkadian
Perubahan proses lingkungan yang terjadi dalam waktu yang sangat
berputar. Pola perputaran menunjukkan suatu ritme circadian (mendekai
setiap 24 jam). Fluktuasi dari nilai suhu tubuh merupakan salah satu
contoh dari ritme sirkadian.
2. Usia
Baik usia yang sangat muda maupun sangt tua, umumnya lebih
sensitif terhadap perubahan suhu lingkungan. suhu tubuh dan anak-anak
berespon sangat cepat, baik terhadap suhu udara panas maupun dingin, dan
hal ini memerlukan pengawasan dari adanya perubahan yang berbahaya.

3. Jenis kelamin
Wanita cenderung mengalami fluktuasi suhu tubuh dibandingkan pria. Hal
ini kemungkinan adanya perubahan hormon pada wanita, seperti
peningkatan sekresi progesteron saat ovulasi yang dapat meningkatkan
suhu tubuh sebesar 0,3-0,6oC
4. Stres

1
Tubuh berespon terhadap stres fisik dan emosional sebagai suatu ancaman.
Hasilnya adalah terjadi peningkatan metabolisme yang menyebabkan
terjadinya peningkatan suhu tubuh.
5. Tempratur lingkungan
Sebagian besar dari individu berespons terhadap perubahan lingkungan
dengan menggunakan pakaian baik saat panas maupun dingin.

D. Jenis Pengukuran Suhu Tubuh


Dalam pengukuran suhu tubuh terdapat empat macam cara, yaitu :
1. Peroral (sublingual), yaitu mengkur suhu melalui oral(mulut).
a. Keuntungan :
1) Mudah dijangkau dan tidak membutuhkan perubahan posisi.
2) Nyaman bagi klien.
3) Memberi pembacaan suhu yang akurat.
b. Kerugian :
1) Tidak boleh dilakukan pada klien yang bernafas lewat mulut.
2) Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah oral,
trauma oral, riwayat epilepsi, atau gemetar akibat kedinginan.
3) Tidak boleh dilakukan pada bayi, anak kecil, anak yang sedang
menangis atau klien konfusi, tidak sadar atau tidak kooperatif.
4) Resiko terpapar cairan tubuh.

2. Peraxila, yaitu mengukur suhu melalui axila(ketiak).


a. Keuntungan :
1) Aman dan non-invasif.
2) Cara yang disukai pada bayi baru lahir dan klien yang tidak
kooperatif.
b. Kerugian :
1) Waktu pengukuran lama.
2) Memerlukan bantuan perawat untuk mempertahankan posisi klien.
3. Perrektal, yaitu mengukur suhu melalui rektum(anus)
a. Keuntungan :
1) Terbukti lebih dapat diandalkan bila suhu oral tidak dapat
diperoleh.
2) Menunjukkan suhu inti.
b. Kerugian :
1) Tidak boleh dilakukan pada pasien bedah rektal, kelainan rektal,
nyeri pada area rektal, atau cenderung pendarahan.

2
2) Memerlukan perubahan posisi dan dapat merupakan sumber rasa
malu dan asietas klien.
3) Resiko terpajan cairan tubuh.
4) Memerlukan lubrikasi.
5) Dikontradiksikan pada bayi baru lahir.
4. Peroftal, yaitu mengukur suhu melalui telinga(jarang dipakai).
a. Keuntungan :
1) Tempat mudah dicapai.
2) Perubahan posisi yang dibutuhkan minimal.
3) Memberi pembacaan inti yang akurat.
4) Waktu pengukuran sangat cepat.
5) Dapat dilakukan tanpa membangunkan atau mengganggu klien.

b. Kerugian :
1) Alat bantu dengar harus dikeluarkan sebelum pengukuran.
2) Tidak boleh dilakukan pada pasien yang mengalami bedah telinga
atau membran timpani.
3) Membutuhkan pembungkus probe sekali pakai.
4) Impaksi serumen dan otitis media dapat mengganggu pengukuran
suhu.
5) Keakuratan pengukuran pada bayi baru lahir dan anak-anak
dibawah 3 tahun masih diragukan.

E. Cara Mengukur Suhu Tubuh


1. Mengukur suhu oral
Yaitu mengukur suhu badan dengan menggunakan termometer
yang ditempatkan dimulut.

a. Tujuan :
Untuk mengetahui suhu klien untuk menentukan tindakan dan
diagnosa.

3
b. Alat dan bahan :
1) Termometer raksa/elektrik dalam tempatnya.
2) Wadah berisi larutan disinfektan, sabun, air bersih.
3) Piala ginjal.
4) Tisu.
5) Kapas alkohol.
6) Buku catatan suhu`
c. Prosedur Kerja
1) Bawa peralatan ke dekat pasien.
2) Cuci tangan.
3) Atur posisi pasien (telentang).
4) Turunkan termometer di bawah suhu 34o-35oC.
5) Bersihkan termometer dengan kapas alkohol. Tunggu hingga
kering.
6) Minta pasien membuka mulut.
7) Letakkan termometer di bawah lidah (sub lingual).
8) Pastikan termometer menempel di bawah lidah.
9) Anjurkan pasien mengatupkan mulut selama 3-5 menit.
10) Keluarkan termometer, baca hasil dan catat hasil dalam buku
catatan.
11) Turunkan suhu termometer pada skala siap pakai.
12) Bersihkan termometer dengan air sabun, disinfektan kemudian
bilas dengan air bersih dan keringkan dengan tisu.
13) Kembalikan ke kotak disinfeksi.
14) Bereskan alat.
15) Cuci tangan.
16) Dokumentasi tindakan yang dilakukan di lembar yang telah
disediakan dengan tepat dan benar.
2. Mengukur Suhu Aksila
Yaitu mengukur suhu badan dengan menggunakan termometer yang
ditempatkan di ketiak (aksila). Tindakan ini dilakukan selama 5-10 menit.

a. Tujuan :
Mengetahui suhu badan klien untuk menentukan tindakan dan
membantu menentukan diagnose.
b. Persiapan alat :

4
1) Termometer air raksa/termometer elektrik siap pakai
2) Lauratan sabun, densifektan, dan air bersihair bersih
3) Piala ginjal.
4) Tissu
5) Kapas alkohol.
6) Buku catatan dan alat tulis
c. Prosedur
1) Bawa peralatan ke dekat pasien.
2) Cuci tangan.
3) Bersihkan daerah ketiak.
4) Turunkan termometer di bawah suhu 34o-35oC.
5) Bersihkan termometer dengan kapas alkohol. Tunggu hingga
kering.
6) Pasang termometer pada daerah ketiak, pastikan reservoir tepat di
tengah ketiak.
7) Pastikan termometer menempel di permukaan kulit.
8) Silangkan tangan pasien di atas dada.
9) Keluarkan termometer setelah 10 menit, baca hasil dan catat hasil
dalam buku catatan.
10) Turunkan suhu termometer pada skala siap pakai.
11) Bersihkan termometer dengan air sabun, disinfektan kemudian
bilas dengan air bersih dan keringkan dengan tisu.
12) Kembalikan ke kotak disinfeksi.
13) Bereskan alat.
14) Cuci tangan.
15) Dokumentasi tindakan yang dilakukan di lembar yang telah
disediakan dengan tepat dan benar.
3. Mengukur suhu rektal
Yaitu mengukur suhu badan dengan menggunakan termometer yang
ditempatkan di anus. American Academy of Pediatric merekomendasikan
pengukuran suhu rektal untuk anak dibawah usia 3 tahun, karena hal ini
memberikan bacaan yang paling akurat dari suhu utama tubuh.
Pengukuran suhu rectal akan membaca sekitar 1 derajat lebih tinggi dari
suhu oral jika dilakukan pengukuran secara bersamaan.tindakan ini
dilakukan selama 3-5 menit.
a. Tujuan :
Mengetahui suhu badan klien untuk menentukan tindakan dan
membantu menegakkan diagnose
b. Persiapan alat :
1) Termometer air raksa/termometer elektrik siap pakai.

5
2) Wadah berisi larutan disinfektan, sabun dan air bersih.
3) Vaseline.
4) Piala ginjal.
5) Sarung tangan.
6) Tissue.
7) Buku catatan dan alat tulis.
c. Prosedur kerja :
1) Bawa peralatan ke dekat pasien.
2) Cuci tangan.
3) Pasang sampiran atau penutup ruangan.
4) Gunakan sarung tangan.
5) Buka pakaian bawah pasien.
6) Atur posisi pasien (posisi sims), fleksikan tungkai atas.
7) Bersihkan anus jika diperlukan
8) Turunkan termometer di bawah suhu 34o-35oC.
9) Bersihkan termometer dengan kapas alkohol. Tunggu hingga
kering.
10) Oles ujung termometer rektal dengan vaselin sekitar 3cm.
11) Buka anus pasien dengan meregangkan anus dengan tangan kiri
kemudian masukkan termometer sekitar 3,5 cm dengan tangan
kanan seraya anjurkan pasien menarik napas.
12) Tunggu selama 3-5 menit.
13) Angkat termometer, baca hasil san catat hasil dalam buku catatan.
14) Turunkan suhu termometer pada skala siap pakai.
15) Bersihkan termometer dengan air sabun, disinfektan kemudian
bilas dengan air bersih dan keringkan dengan tisu.
16) Kembalikan ke kotak disinfeksi.
17) Bereskan alat.
18) Cuci tangan.
19) Dokumentasi tindakan yang dilakukan di lembar yang telah
disediakan dengan tepat dan benar.

F. Pengertian Kompres Hangat


1. Kompres Hangat
Kompres hangat adalah suatu metode dalam penggunaan suhu
hangat setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis.
Kompres hangat dapat digunakan pada pengobatan nyeri dan merelaksasi
otot-otot yang tegang (Gabriel F.J,2000).
2. Manfaat Kompres Hangat

6
Adapun manfaat kompres hangat adalah dapat memberikan rasa
nyaman dan menurunkan suhu tubuh dalam menagani kasus klien yang
mengalami pireksia.
3. Efek Terapeutik Pemberian Kompres Hangat
a. Mengurangi nyeri
b. Meningkatkan aliran darah
c. Mengurangi kejang otot
d. Menurunkan kekakuan tulang sendi (Synder, 1992)

4. Indikasi Kompres Hangat


a. Spasme otot : Merelaksasi otot dan meningkat kontraktilitasnya
b. Inflamasi : Meningkatkan aliran darah, melunakkan eksudat
c. Nyeri : Meredakan nyeri, kemungkinan dengan meningkatkan
relaksasi otot, meningkatkan sirkulasi, meningkatkan relaksasi
psikologis, dan merasa nyaman bekerja sebagai counterirritant
d. Kontraktur : Mengurangi kontraktur dan meningkatkan rentang
pergerakan sendi dengan lebih memungkinkan terjadinya sintesis otot
dan jaringan penyambung.
e. Kaku sendi : Mengurangi kaku sendi dengan menurunkan viskositas
dan meningkatkan distensibilitas
5. Kontraindikasi Kompres Hangat
a. Perdarahan aktif : Panas menyebabkan vasodilatasi dan meningkatkan
pendarahan.
b. Edema noninflamasi : Panas meningkatkan permeabilitas kapiler dan
edema.
c. Tumor panas terlikalisasi : Karena panas mempercepat metabolisme
sel, pertumbuhan sel, meningkatkan sirkulasi dan panas dapat
mempercepat metastase (tumor sekunder)
d. Gangguan kulit yang menyebabkan kemerahan atau lepuh : Panas
dapat membakar atau menyebabkan kerusakan kulit lebih jauh.
6. Metode Kompres Hangat
a. Dengan menggunakan kantong air hangat/botol berisi air hangat
dengan temperature 40-43oC atau panasnya sesuai dengan kenyamanan
dengan klien.
b. Kompres menggunakan air hangat pada punggung bawah wanita
diarea tempat kepala janin menekan tulang belakang atau pada lokasi
nyeri.

7
c. Pemberian kompres menggunakan air hangat dapat dilakukan dalam
waktu 20 menit.

7. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Pemberian Kompres Hangat


a. Kantong air hangat sama sekali tidak boleh diletakkan di bagian tubuh
yang telanjang, harus dilapisi kain flanel atau handuk.
b. Suatu kantong air hangat yang diletakkan diatas bagian badan tertentu
hanya boleh terisi sepertiganya untuk menghindari berat yang tidak
diperlukan.
c. Pemakaian kantong air hangat, terutama pada penggunaan yang
berlangsung lama, jangan lupa memeriksa kulit penderita.
d. Hangat tidak diberikan di kepala karena dapat menyebabkan pembuluh
darah di area tersebut mengalami dilatasi dan menyebabkan sakit
kepala.
e. Hangat tidak diberikan di abdomen jika ada keraguan adanya
apendisitis karena akan meningkatkan rupturnya apendik.
1) Alat dan Bahan :
a) Termos berisi air panas.
b) Buli-buli panas dengan sarungnya.
c) Handuk kecil.
2) Prosedur Kerja :
a) Bawa alat ke dekat pasien.
b) Pasang sampiran.
c) Cuci tangan.
d) Isi buli-buli dengan air panas sebanyak 1/3-2/3 bagian.
Keluarkan udara dengan cara menidurkan buli-buli di tempat
yang datar, lipat bagian atas buli-buli sampai kelihatan air di
leher buli-buli kemudian tutup buli-buli dengan rapat.
e) Periksa apakah buli-buli bocor atau tidak lalu keringkan dengan
lap dan masukkan ke dalam sarung buli-buli.
f) Letakkan buli-buli panas di area yang memerlukan dengan
meletakkan arah tutup buli-buli ke atas.
g) Ganti buli-buli setelah 20 menit sesuai kebutuhan.
h) Rapikan pasien.
i) Kembalikan alat setelah tindakan selesai.
j) Cuci tangan sampai bersih.
k) Dokumentasikan semua tindakan.

G. Pengertian Kompres Dingin

8
1. Kompres Dingin
Kompres dingin adalah suatu metode dalam penggunaan suhu
rendah setempat yang dapat menimbulkan beberapa efek fisiologis.
Aplikasi kompres dingin adalah mengurangi aliran darah ke suatu bagian
dan mengurangi perdarahan seperti edema.
2. Manfaat Kompres Dingin
Adapun manfaat kompres dingin adalah untuk memperlambat aliran
darah pada luka, mencegah pembengkakan, inflamasi dan rasa sakit.
3. Efek Terapeutik Pemberian Kompres Dingin
a. Vasokontriksi untuk menurunkan aliran darah ke daerah tubuh yang
mengalami cedera.
b. Mencegah terbentuknya edema.
c. Mengurangi inflamasi.
d. Anestesi lokal untuk mengurangi nyeri lokal.
e. Metabolisme sel menurunkan untuk mengurangi kebutuhan oksigen
pada jaringan.
f. Viskositas darah meningkat untuk meningkatkan koagulasi darah pada
tempat cedera.
g. Ketegangan otot menurun yang berguna untuk menghilangkan nyeri.
4. Indikasi Kompres Dingin
a. Spasme otot : Merelaksasi otot dan menurunkan kontraktilitasnya
b. Inflamasi : Vasokontriksi menurunkan permeabilitas kapiler
menurunkan aliran darah, memperlambat metabolisme seluler.
c. Nyeri : Meredakan nyeri dengan memperlambat kecepatan konduksi
saraf dan menghambat impuls saraf, menyebabkan mati rasa, bekerja
sebagai counterirritant, meningkatkan ambang nyeri.
d. Cedera traumatik : Meredakan pendarahan dengan kontriksi pembuluh
darah, meredakan edema dengan mengurangi permeabilitas kapiler
5. Kontraindikasi Kompres Dingin
a. Luka terbuka : Dingin dapat meningkatkan kerusakan jaringan karena
mengurangi aliran darah keluka terbuka.
b. Gangguan sirkulasi : Dingin dapat mengganggu nutrisi jaringan lebih
lanjut dan menyebabkan kerusakan jaringan. Pada klien dengan
penyakit reynaud, dingin akan meningkatkan spasme arteri.
c. Kerusakan neurosensori : Individu yang memiliki kerusakan sensori
tidak mampu merasakan bahwa panas merusak jaringan dan beresiko
mengalami luka bakar, atau mereka tidak mampu merasakan

9
ketidaknyamanan akibat dingin dan tidak mampu mencegah terjadinya
cedera jaringan.
d. Gangguan status mental : Individu yang mengalami konfusi atau
perubahan tingkat kesadaran membutuhkan pemantauan dan superfisi
selama pemberian kompres untuk memastikan keamanan terapi
tersebut bagi klien.
e. Ganggguan sirkulasi : Individu yang memiliki penyakit pembuluh
darah perifer, diabetes melitus atau gagal jantung kongestif kurang
memiliki kemampuan untuk menghilangkan panas melalui sirkulasi
darah, yang membuat mereka beresiko mengalami kerusakan jaringan
akibat kompres panas. Kompres dingin dikontraindikasikan pada
individu ini.
f. Luka terbakar : Jaringan disekelilingi luka terbuka lebih sensitif
terhadap panas dan dingin.
6. Metode kompres dingin
a. Kompres menggunakan air dingin dilakukan didekat lokasi nyeri,
disisi tubuh yang berlawanan tetapi berhubungan dengan lokasi nyeri.
b. Pemberian kompres menggunakan air dingin dapat dilakukan dalam
waktu <5 menit, 5-10 menit dan 20-30 menit.

7. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan dalam Pemberian Kompres Dingin


a. Perhatikan kulit pasien, kalau kulit pasien berwarna merah jambu
masih bisa dilakukan pengompresan, tapi kalau kulit pasien berwarna
merah gelap metode ini tidak dapat dilakukan (Bouwheizen, 1996)
b. Pemberian metode ini tidak diberikan kepada pasien yang mempunyai
alergi dingin.
1) Alat dan Bahan :
a) Mangkuk berisi air/es.
b) Pengalas.
c) Waslap.
d) Sampiran.
e) Sarung tangan, bila diperlukan.
2) Prosedur Kerja :
a) Bawa alat ke dekat pasien.
b) Pasang sampiran.
c) Cuci tangan.
d) Gunakan sarung tangan.
e) Atur posisi pasien senyaman mungkin.
f) Bentangkan pengalas di are yang dikompres.

10
g) Masukkan waslap ke dalam kom yang berisi air es, bilas
sedikit.
h) Letakkan waslap di area yang perlu di kompres, lakukan secara
bergantian dengan waslap yang lain.
i) Ulangi sampai suhu tubuh mendekati normal (37oC).
j) Rapikan pasien.
k) Rapikan alat dan kembalikan ketempatnya.
l) Cuci tangan.
m) Dokumentasi hasil tindakan.

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bahwa indikasi pemberian kompres panas untuk klien yang kedinginan,
klien dengn perut kembung, klien yang punya penyakit peradangan, spasme
otot, adanya abses, dan hematoma. Sedangkan kompres dingin untuk klien
dengn suhu tubuh yang tinggi, klien dengn batuk dan muntah darah,
pascatonsilektomi, radang, dan memar.
Dalam mengkompres pasien perlu diperhatikan dengan mengontrol
perkembangnnya dalam waktu 30-60 menit, bila pasien kedinginan kompres
harus segera diangkat, perlu di perhatikan juga keberadaan iritasi pasien. Bila
suhu tubuh 39oC atau lebih, tempat kompres dilihat paha dan ketiak.

B. Saran
1. Perawat :
Perawat bisa menerapkan konsep dri kompres penurunan suhu tubuh
baik dilapangan maupun tidak di lapangan atupun dirumah sakit agar bis
menghasilkan keperawatan yang maksimal.
2. Instansi :
Instansi dapat memfasilitasi dengan fasilitas yang memadai sehingga
dapat mendukung tercapainya konsep keperawatan.

11
12

Anda mungkin juga menyukai