Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN

Analisis sintesis tindakan kompres hangat pada Sdr. K di ruang Tri Murti Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Surakarta Bung Karno

Hari & Tanggal : Rabu, 8 November 2023

Jam : 14.00 WIB

A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan demam,
Suhu :38,1°C
B. Diagnosis medis
Demam Typhoid
C. Diagnosis keperawatan
Hipertermi b.d. Proses Penyakit d.d. demam dan pusing serta badan terasa
panas (D.0130)
D. Data yang mendukung diagnosis keperawatan
DS : Klien mengatakan demam selama 4 hari ini
DO :Klien teraba hangat
TD : 120/80 mmHg
RR : 20x/mnt
N : 95x/mnt
S : 38.1°C

E. Dasar pemikiran
Hipertermi adalah peningkatan abnormal suhu tubuh minimal 37,5°C.
Hipertermi di definisikan pula sebagai peningkatan suhu tubuh sentral diatas
variasi normal harian dan respon terhadap bermacam keadaan patologis yang
berbeda. Beberapa penyakit menjadi pemicu terjadinya kenaikan suhu tubuh,
seperti penyakit akibat peradangan dan infeksi.Sebagai reaksi peradangan
sistem imun didalam tubuh melawan serangan dari mikroorganisme yang
mengakibatkan termoregulator terganggu. (Vinny, 2018)
Penatalaksanaan hipertermi dapat dilakukan dengan tindakan mandiri dan
kolaboratif. Tindakan mandiri merupakan tindakan yang dapat dilakukan
mandiri oleh perawat kepada pasien meliputi kompres hangat, menjaga agar
kondisi lingkungan sejuk, menganjurkan banyak minum air. Sedangkan
tindakan kolaboratif merupakan tindakan kolaborasi yang dilakukan oleh
perawat dengan unit lain yang terkait seperti pemberian terapi antipiretik oleh
dokter. (Vinny, 2018)
F. Prinsip tindakan keperawatan
a. Fase pra interaksi
1. Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien
2. Siapkan alat alat
3. Identifikasi faktor dan kondisi yang menyebabkan kontraindikasi
4. Mencuci tangan
b. Fase orientasi
1. Berikan salam dan panggil klien
2. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lama tindakan
c. Fase kerja
1. Berikan kesempatan pada klien untuk bertanya
2. Menanyakan keluhan utama pada klien
3. Jaga privasi klien
4. Memonitor suhu tubuh pasien
5. Membuka baju pasien
6. Memasukan kain ke dalam air hangat
7. Mengompreskan kain ke daerah tubuh dengan pembuluh besar
(ketiak)
8. Kompres selama 10-20 menit
9. Mencuci tangan
d. Fase terminasi
1. Evaluasi hasil kegiatan
2. Beri kesempatan klien untuk bertanya
3. Merapikan alat
4. Berpamitan
G. Analisis tindakan
Kompres hangat adalah tindakan dengan menggunakan kain atau handuk
yang telah dicelupkan pada air hangat dengaan suhu 40-43°C, yang
ditempelkan pada bagian tubuh tertentu sehingga dapat memberikan rasa
nyaman dan menurunkan suhu tubuh (Maharani, 2019).
Mekanisme penurunan suhu tubuh dari tindakan kompres hangat
meningkatkan aliran darah dengan cara melebarkan pembuluh darah dan
menurunkan suhu tubuh dengan mengirim rangsangan ke pusat pengaturan
suhu atau hipotalamus posterior bahwa suhu luar lebih rendah dari suhu tubuh
maka pembentukan panas ditambah dengan meningkatkan metabolisme dan
aktivitas otot rangka dalam bentuk mengigil serta pengeluaran panas
dikurangi dan suhu tubuh menjadi turun. Hangat dari air kompres tersebut
merangsang memvasodilatasi sehingga mempercepat proses evaporasi dan
konduksi yang pada akhirnya dapat menurunkan suhu tubuh. (Tiyel, dkk,
2020). Penurunan suhu tubuh setelah dilakukan kompres selama 10 menit
adalah kurang dari 1 derajat Celcius. Penurunan suhu ini tidak drastis namun
merupakan hal yang baik karena membuat mekanisme penyesuaian suhut
tubuh bertahap. (Vinny, 2018)
H. Bahaya dilakukannya tindakan
Bahaya yang dapat ditimbulkan tindakan kompres hangat ialah gangguan
pada kulit / iritasi yang dapat menyebabkan kemerahan atau lepuh karena rasa
panas. Perawat sebelum pelaksanaan harus memastikan suhu air yang
digunakan telah sesuai yaitu sekitar 40-43°C.
I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan
1. Monitor tanda tanda vital pasien
2. Anjurkan banyak minum air putih
3. Anjurkan memakai pakaian menyerap tipis, sejuk dan menyerap keringat
J. Hasil yang didapatkan setelah melakukan tindakan
S : klien mengatakan demam sudah turun
O : S: 37,0°C TD:110/80 mmHg N:80x/menit
A : Masalah hipertermi teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
Monitor suhu tubuh
Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena
Anjurkan banyak minum
Anjurkan memakai pakaian tipis
K. Evaluasi diri
Perawat telah melakukan pemberian kompres hangat sehingga mempercepat
kesembuhan. Tidak ada kesenjangan antara SOP pada teori dan praktik
perawat saat melakukan tindakan kompres hangat.
L. Daftar pustaka
Maharani. (2019). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat pada Pasien Dewasa
di RS PGI CIKINI. Jurnal Ners. Vol 1
Tiyel, dkk .(2020). Pengaruh Kompres Hangat terhadap Suhu Tubuh pada
Pasien Hipertermi di RS PGI CIKINI. Jurnal keperawatan Cikini. Vol 1
Vinny, I. (2018). Studi Penatalaksanaan Pasien Hipertermi di Ruang Rawat
Inap BLUD RSD Ilun Kendage Tahuna. Jurnal Politeknik Nusa Utara
Mengetahui

Mahasiswa Praktikan Pembimbing klinik

(…………………………..) (……………………………)

Anda mungkin juga menyukai