Anda di halaman 1dari 6

Volume 5, Nomor 2 Januari 2019 DOI: 10.33485/jiik-wk.v5i2.

112

EFEKTIFITAS KOMPRES HANGAT UNTUK MENURUNKAN SUHU TUBUH


PADA AN.D DENGAN HIPERTERMIA
The Effectiveness of Warm Compress to Reduce Body Temperature in AN.D with Hipertermia

Kurnia Dewi Anisa*

*Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang


e-mail: kurniadedew@gmail.com

ABSTRAK

Hipertermia adalah peningkatan suhu inti tubuh manusia yang biasanya terjadi karena infeksi. Hipertermia juga
dapat didefinisikan sebagai suhu tubuh yang terlalu panas atau tinggi (>37,5°C). Peningkatan suhu
mengakibatkan demam dan merupakan salah satu manifestasi paling umum penyakit pada anak. Kompres adalah
salah satu metode fisik untuk menurunkan suhu tubuh anak yang mengalami demam. Tujuan dari perawatan ini
untuk mengetahui efektifitas kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh pada demam anak. Tinjauan kasus
ini dilakukan dengan metode studi kasus perawatan secara bertahap dan teratur. Berdasarkan perawatan yang
telah dilakukan terhadap anak demam dengan cara dikompres air hangat didapatkan rata-rata penurunan suhu
sebesar 0.40C per hari dan dilakukan selama 3 hari. Hasil perawatan menunjukkan bahwa terjadi penurunan
setelah dilakukan kompres air hangat sesuai target yang ingin dicapai. Dapat disimpulkan bahwa kompres air
hangat efektif menurunkan demam pada klien di RSUD Temanggung.

Kata Kunci: : Hipertermia, Kompres Hangat

ABSTRACT

Hyperthermia is an increase in the core temperature of the human body which usually occurs due to infection.
Hyperthermia can also be defined as a body temperature that is too hot or high (>37.5°C). Increased
temperature results in fever and is one of the most common manifestations of childhood disease. Compress is
one physical method to reduce the body temperature of a child who has a fever. The purpose of this treatment is
to find out the effectiveness of warm compresses to reduce body temperature in childhood fever. This case review
was carried out with a gradual and regular case study treatment method. Based on the care that has been done
on children with fever by compressing warm water, the average temperature drop is 0.40C per day and is
carried out for 3 days. Treatment results show that there is a decrease after warm water compresses are
according to the target to be achieved. It can be concluded that warm water compresses effectively reduce fever
in clients at Temanggung Hospital.

Keywords: Hipertermia, Warm Compress

A. Pendahuluan pengeluaran keringat tidak


Hipertermia adalah peningkatan memberikan pengaruh yang cukup.
suhu inti tubuh manusia yang biasanya Demam pada anak seringkali
terjadi karena infeksi, kondisi dimana terjadi, perawat biasanya melakukan
otak mematok suhu di atas setting berbagai tindakan untuk penurunan
normal yaitu di atas 38C. Namun demam salah satunya yaitu dengan
demikian, panas yang sesungguhnya cara kompres air hangat. Demam
adalah bila suhu >38.5C. Hipertermia merupakan salah satu sebab yang
juga dapat didefinisikan sebagai suhu sering membuat orang tua segera
tubuh yang terlalu panas atau tinggi. membawa anaknya berobat.
Umumnya, manusia akan Sebenarnya panas bukan penyakit
mengeluarkan keringat untuk melainkan gejala suatu penyakit
menurunkan suhu tubuh. Namun, pada sebagai reaksi tubuh untuk melawan
keadaan tertentu, suhu dapat infeksi atau penyakit, yang bisa
meningkat dengan cepat hingga disebabkan oleh infeksi virus atau
bakteri. Ketika melawan penyakit atau

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 122
Volume 5, Nomor 2 Januari 2019 DOI: 10.33485/jiik-wk.v5i2.112

infeksi yang masuk, tubuh akan diluaran cukup panas, akhirnya tubuh
mengeluarkan sejumlah panas ke kulit akan menurunkan kontrol pengatur
tubuh. Demam adalah proses alami suhu di otak supaya tidak
tubuh untuk melawan infeksi yang meningkatkan suhu pengatur tubuh,
masuk ke dalam tubuh. Demam dengan suhu diluaran hangat akan
terajadi pada suhu >37,2°C, biasanya membuat pembuluh darah tepi dikulit
disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, melebar dan mengalami vasodilatasi
jamu atau parasit), penyakit autoimun, sehingga pori-pori kulit akan
keganasan, ataupun obat-obatan membuka dan mempermudah
(Surinah, 2009). pengeluaran panas. Sehingga akan
Kompres adalah salah satu metode terjadi perubahan suhu tubuh.
fisik untuk menurunkan suhu tubuh
anak yang mengalami demam. B. Metode
Pemberian kompres hangat pada Penelitian ini menggunakan metode
daerah pembuluh darah besar studi kasus deskriptif yaitu dengan
merupakan upaya memberikan cara perawatan selama bertahap dan
rangsangan pada area preoptik teratur kepada klien. Metode ini
hipotalamus agar menurunkan suhu dilakukan dengan menggunakan
tubuh. Sinyal hangat yang dibawa oleh proses keperawatan yaitu pengkajian
darah ini menuju hipotalamus akan secara mendetail tentang keadaan
merangsang area preoptik pasien dengan cara pengumpulan data,
mengakibatkan pengeluaran sinyal yang selanjutnya yaitu dengan
oleh sistem efektor. Sinyal ini akan menganalisa data yang telah
menyebabkan terjadinya pengeluarn didapatkan kemudian menyusun
panas tubuh yang lebih banyak diagnosa dari hasil yang telah
melalui dua mekanisme yaitu dilatasi didapatkan untuk kemudian
pembuluh darah perifer dan merencanakan tindakan yang akan
berkeringat (Potter & Perry, 2005). dilakukan dan yang terakhir yaitu
Sebagian besar tindakan evaluasi tindakan. Evaluasi sendiri
penatalaksanaan demam dengan menggunakan SOAP (Subjektif,
kompres yang dilakukan oleh orang Objektif, Analisa, dan Planning)
tua terhadap dipisahkan, yaitu yangmana dipantau atau dievaluasi
pertumbuhan dan perkembangan. perkembangan dari perawatan yang
Pertumbuhan (growth) bersifat telah dilakukan.
kuantitatif dan perkembangan Penelitian ini merupakan perawatan
(development) bersifat kuantitatif dan terhadap klien berumur 11 tahun dan
kualitatif (Soetjiningsih & Ranuh, berjenis kelamin perempuan yang
2013). mengalami demam tinggi. Data
Hasil penelitian Tri Redjeki (2002), diperoleh langsung dari klien dan
dirumah sakit umum Tidar Magelang keluarga klien meliputi nomor
mengemukakan bahwa kompres registrasi, umur, jenis kelamin, suhu
hangat lebih banyak menurunkan suhu sebelum dilakukan kompres, dan suhu
tunuh dibandingkan dengan kompres sesudah dilakukan kompres. Data
air dingin, karena akan terjadi sekunder dalam penelitian ini adalah
vasokontriksi pembuluh darah, pasien nama, umur, alamat.
menjadi menggigil. Perawatan ini dilaksanakan selama
Dengan kompres hangat 3 hari, dan dilakukan 2 kali sehari pagi
menyebabkan suhu tubuh diluaran dan malam. Perawatan dilakukan
akan terjadi hangat sehingga tubuh untuk melihat penurunan suhu tubuh
akan menginterpretasikan bahwa suhu

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 123
Volume 5, Nomor 2 Januari 2019 DOI: 10.33485/jiik-wk.v5i2.112

sebelum dan sesudah pemberian dan alergi terhadap antalgin. Dan juga
kompres air hangat. tidak ada riwayat penyakit keluarga.
Tidak ada kelainan yang berarti
C. Hasil dan Pembahasan pada klien saat dilakukan pemeriksaan
Dengan cara diatas maka setelah fisik, hanya bibir tampak kering dan
pengkajian dilakukan didapatkan hasil. klien terpasang infus RL 20 tpm di
Klien datang ke rumah sakit diantar tangan kanannya.
orang tuanya pada tanggal 25 Suhu tubuh sebelum dan sesudah
Desember 2017 dikarenakan suhu pemberian kompres air hangat.
tubuh tinggi semenjak dua hari Distribusi frekuensi responden
terakhir, orang tua klien juga berdasarkan suhu tubuh responden
mengatakan bahwa anaknya pernah anak sebelum dan sesudah pemberian
dibawa ke rumah sakit karena typus kompres air hangat. Setelah dilakukan
pemeriksaan fisik didapatkan hasil.

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Fisik


Vital sign :
TD : 100/70 mmHg
Nadi : 128x/menit
Suhu : 39,3°C
RR : 24/menit
Keadaan umum : Opatis lemah
Pemeriksaan fisik head to :
toe
Kepala : Mesochepal, tidak ada lesi, tidak ada hematoma, tidak ada
nyesi tekan
Rambut : Warna hitam, kusut, tidak ada kebotakan, tidak ada
benjolan
Mata : Penglihatan normal, diameter pupil 3, sclera ikterik,
konjungtiva anemis, pupil isokor
Hidung : Bentuk simetris, tidak ada perdarahan, tidak ada secret
Telinga : Bentuk normal, pendengaran normal, tidak ada secret,
tidak ada perdarahan
Leher : Tidak ada pembersaran tyroid
Thorax :
I : Bentuk dada simetris, tidak ada luka, frekuensi nafas
teratur RR : 128/menit
P : Tidak ada benjulan
P : Tidak ada nyeri tekan
A : Bunyi jantung S1, S2 normal, bunyi paru vesikuler
Abdomen :
I : Tidak ada luka, tidak ada asites
A : Bising usus normal 10x/menit
P : Suara redup
P : Tidak ada pembesaran hati, tidak ada nyeri tekan di
bagian perut
Genitalia : Tidak ada terpasang DC
Eskteremitas : Kekuatan otot
5 5 5 5
ROM : Bebas, akral hangat, terpasang infuse RL di lengan kanan

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 124
Volume 5, Nomor 2 Januari 2019 DOI: 10.33485/jiik-wk.v5i2.112

20 tpm
Pola pemenuhan kebutuhan dasar GORDON
Pola oksigenasi :
Sebelum sakit : Pasien bernafas secara normal, tidak pernah sesak nafas
Saat dikaji : Pasien bernafas secara normal, tidak ada sesal RR 128
x/menit
Pola nutrisi :
Sebelum sakit : Pasien BAK 4-6x/hatri dan BAB 1x/hari
Saat dikaji : Pasien BAK baru 1 x dan belum BAB
Pola aktivitas/bekerja :
Sebelum sakit : Pasien melakukan aktivitas secara mandiri, bekerja
sebagai pelajar
Saat dikaji : Aktivitas pasien dibantu oleh keluarga
Pola istirhat :
Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan gerak bebas sesuai keinginannya
Saat dikaji : Pasien dapat melakukan gerak bebas sesuai keinginannya
Pola berpakaikan :
Sebelum sakit : Pasien dapat mengenakan pakaiannya secara mandiri dan
memakai pakaian kesayangannya
Saat dikaji : Pasien menggunakan pakaian seadanya dan dibantu
keluarga saat mengganti pakaiannya
Pola personal hygine :
Sebelum sakit : Pasien biasa mandi 2x sehari dengan air bersih dan sabun
mandi tanpa bantuan keluarganya
Saat dikaji : Pasien mandi dengan cara diseka dan dibantu keluarganya
Pola spiritual :
Sebelum sakit : Pasien beribadah sesuai agamanya
Saat dikaji : Pasien terganggu dalam melakukan ibadah (sholat)
Pola aman dan nyaman :
Sebelum sakit : Pasien merasa aman dan nyaman hidup bersama keluarga
Saat dikaji : Pasien merasa gelisah dirawat di rumah sakit
Pola beribadah :
Sebelum sakit : Pasien belum wajib untuk beribadah karena belum balig
Saat dikaji : Pasien belum wajib untuk beribadah karena belum balig
Sumber: Data Primer, 2018

Adapun hasil pemeriksaan Laboratorium pada tanggal 25 Desember 2017 sebagai


berikut.

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Laboratorium


Hematologi Hasil Satuan Normal
Gluclose 99 Mg/dl 70-120
Ureum 30,6 Mg/dl 10-50
Creatin 0,68 Mg/dl 0,5-0,9
SGOT 7,7 Mg/dl 1,0-32
SGPT 39,6 Mg/dl 1,0-31
WBC 8,5 Mg/dl 0,6-4,1
HBG 11,9 Mg/dl 11,7-17,7
Sumber: Data Primer, 2018

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 125
Volume 5, Nomor 2 Januari 2019 DOI: 10.33485/jiik-wk.v5i2.112

Berdasarkan hasil penelitian dapat P : Pertahankan intervensi


diketahui bahwa suhu tubuh sebelum - observasi TTV
diberikan kompres air hangat yaitu 39,30C, - anjurkan memekai pakaian yang
sedangkan suhu tubuh sesudah diberikan menyerap keringat dan tidak
kompres air hangat pada hari pertama tebal
terjadi penurunan sebanyak 1,50C menjadi
37,80C. Pada pemberian kompres hangat di Pada hari ketiga dilakukan kompres hangat
hari kedua terjadi penurunan sebanyak dan keadaan pasien terlihat lebih baik
0,80C menjadi 37,00C dan di hari terakhir daripada hari sebelumnya, pada hari ketiga
suhu menetap pada 37,00C. Suhu turun ini suhu pasien bertahan pada 37. 00C
sesuai dengan target yang diharapkan. dengan hasil sebagai berikut:
Setelah dilakukan tindakan juga dilakukan S : pasien mengatakan badannya
evaluasi selama tiga hari berturut-turut sudah tidak panas
dengan hasil sebagai berikut: O : TTV :
Evaluasi hari pertama terjadi N : 100 x/menit
penurunan pada suhu klien setelah S : 37,0°C
dilakukan kompres hangat RR : 24 x/menit
S : pasien mengatakan badannya - Pasien tidak berkeringat
masih agak panas - Pasien memakai baju tipis
O : TTV : A : masalah keperawatan hipertermi
N : 92 x/menit teratasi
S : 37,8°C P : Pertahankan intervensi
RR : 24 x/menit - observasi TTV
- Pasien tidak berkeringat - anjurkan memekai pakaian yang
- Pasien memakai baju tipis menyerap keringat dan tidak
- Pasien telah dikompres air tebal
dingin
- Obat paracetamol 1 tablet masuk Hal ini menunjukan bahwa ada
peroral perubahan yang signifikan akibat pengaruh
A : masalah keperawatan hipertermi kompres hangat terhadap perubahan suhu
belum teratasi tubuh pada pasien anak dengan
P : Lanjutkan intervensi hipertermia.
- observasi TTV Berdasar perawatan yang telah
- anjurkan memekai pakaian yang dilakukan selama studi kasus, selain
menyerap keringat dan tidak dengan kompres hangat bisa juga dengan
tebal cara lain. Berikut beberapa cara yang dapat
digunakan untuk menurunkan panas:
Kemudian dilanjutkan kembali kompres 1. Minum banyak, karena demam dapat
hangat pada hari kedua, dan juga terjadi menimbulkan dehidrasi.
penurunan suhu yang berarti pada klien: 2. Kompres anak dengan air hangat.
S : pasien mengatakan badannya Akibatnya suhu tubuh anak bukannya
sudah tidak panas turun, melainkan tambah panas.
O : TTV : Sebaiknya kompres dilakukan ketika:
N : 100 x/menit anak merasa uncomfortable, suhu
S : 37,0°C mencapai 40C, pernah kejang
RR : 24 x/menit demam/keluarga dekat pernah
- Pasien tidak berkeringat menderita kejang demam atau anak
- Pasien memakai baju tipis muntah-muntah sehingga obat tidak
A : masalah keperawatan hipertermi bisa masuk. Cara melakukan kompres:
teratasi taruh anak di bath tub mandi dengan

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 126
Volume 5, Nomor 2 Januari 2019 DOI: 10.33485/jiik-wk.v5i2.112

air hangat (30-32C) atau usapkan air uncomfortable. Sebaiknya jangan


hangat disekujur tubuh anak. Kalau berikan obat demam apabila panasnya
anak menolak, duduk di bath tub beri tidak terlalu tinggi (dibawah 38.5C).
mainan & ajak bermain.
3. Beri obat penurun panas, D. Kesimpulan dan Saran
acetaminophen atau paracetamol Berdasarkan hasil penelitian dapat
seperti tempra, panadol, atau disimpulkan bahwa kompres air
paracetol, tylenol, sesuai dosis. Kapan hangat mampu menurunkan suhu
obat penurun panas diberikan? Bila tubuh pada anak yang mengalami
suhu di atas 38.5C, atau bila anak hipertermia.

Daftar Pustaka

Copernito, L.J.2001. Buku Saku Diagnosa Polit.D.F & Hungler.B.P.1993. Nursing Risearch
Keperawatan. Edisi 8 Jakarta : EGC Prinsiples & Methods. Sixtn Edition.
Hartanto, S, 2004. Anak Demam Perlu Kompres. Lippincott.
www. Bali Post. Co. id. Minggu Umanis. 7 Philadelphia. Newyork. Baltimore.
September 2003. Suwardana, Swasri, Suryaning, 1998. Perbedaan
Tri Redjeki, H. 2002. Perbandingan Pengaruh Kompres dingin dengan kompres Hangat
Kompres Hangat dan kompres Dingin untuk dalam menurunkan suhu Tubuh klien Infeksi
menurunkan Suhu Anak Demam dengan di Pusat Pelayanan Kesehatan Denpasar.
Infeksi di RSU Tidar Magelang. Skripsi FK. Dep Kes RI. Pusat Tenaga Kesehatan.
UGM Sujana, 2002. Metode Statistika, Tarsito, Bandung,
Polit, D,F,T Hungler, B, D, 1999. Nursing
Research.

Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan: Wawasan Kesehatan, p-ISSN 2087-4995, e-ISSN 2598-4004 127

Anda mungkin juga menyukai