DISUSUN
NIM : P1409001
SEMESTER : III
PRODI : S1 KEPERAWATAN
C1 INSTITUSI C1 LAHAN
( ) ( )
TINJAUAN TEORI
Konsep Medis
A. Pengertian
Dengue adalah penyakit virus didaerah tropis yang ditularkan oleh
nyamuk dan ditandai dengan demam, nyeri kepala, nyeri pada tungkai, dan
ruam (Brooker, 2005). Demam dengue/dengue fever adalah penyakit yang
terutama pada anak, remaja, atau orang dewasa, dengan tanda-tanda klinis
demam, nyeri otot, atau sendi yang disertai leukopenia, dengan/tanpa ruam
(rash) dan limfadenophati, demam bifasik, sakit kepala yang hebat, nyeri
pada pergerakkan bola mata, rasa menyecap yang terganggu,
trombositopenia ringan, dan bintik-bintik perdarahan (ptekie) spontan.
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk
Aedes aegypti (Suriadi & Yuliani, 2006).
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan
beberapa nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya
dengan cepat menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti (Suriadi & Yuliani, 2001). Demam Berdarah Dengue
(DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus Dengue Famili Flaviviridae,dengan genusnya adalah
flavivirus. Virus ini mempunyai empat serotipe yang dikenal dengan DEN-1,
DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Selama ini secara klinik mempunyai Rtingkatan
manifestasi yang berbeda, tergantung dari serotipe virus Dengue. (Saroso,
2007)
DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang masuk
kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (Cristantie,
1995) Dengue Haemorhagik Fever (DHF) atau demam berdarah adalah
suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus dengue yang masuk
kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dengan gejala utama
demam dan manifestasi perdarahan pada kulit atau pun bagian tubuh
lainnya yang bertendensi menimbulkan renjatan dan dapat berlanjut dengan
kematian.
B. Etiologi
DHF disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam genus
Flavivirus dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Di Indonesia, virus
tersebut sampai saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus dengue yang
termasuk dalam grup B dari arthropedi borne viruses ( Arbovirus ), yaitu
DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Infeksi oleh salah satu serotype
menimbulkan antibody seumur hidup terhadap serotype bersangkutan, tetapi
tidak ada perlindungan terhadap serotipr lain. Virus dengue ini terutama
ditularkan melalui vector nyamuk aedes aegypti.
Nyamuk aedes albopictus, aedes polynesiensis dan beberapa spesies
lain kurang berperan. Jenis nyamuk ini terdapat hampir di seluruh Indonesia
kecuali di ketinggian lebih dari 1000 m di atas permukaan laut.
Perkembangan hidup nyamuk Aedes Aegypti dari telur hingga dewasa
memerlukan waktu sekitar 10-12 hari. Hanya nyamuk betina yang menggigit
dan menghisap darah serta memilih dari manusia untuk memotong telurnya.
Sedangkan nyamuk jantan tidak dapat menghisap darah, melainkan hidup
Dari sari bunga tumbuh-tumbuhan. Umur nyamuk Aedes Aegypti betina
sekitar ± 2 minggu. ( Hadinegoro, 1999 )
C. Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan gejala dari Demam dengue adalah (Khair, 2013):
Demam tinggi 5-7 hari.
Perdarahan, terutama perdarahan bawah kulit ; ptekie, ekhimosis,
hematoma.
Epistaksis, hematemesis, melena, hematuria.
Mual, muntah, tidak ada napsu makan, diare, konstipasi.
Nyeri otot, tulang dan sendi, abdomen dan ulu hati.
Sakit kepala.
Pembengkakan sekitar mata.
Pembesaran hati, limpa dan kelenjar getah bening.Tanda-tanda
renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun,
gelisah, capillary reffil time lebih dari dua detik, nadi cepat dan
lemah).
Pada bayi dan anak-anak kecil biasanya berupa:
1. Demam disertai ruam-ruam makulopapular.
2. Pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa, bisa dimulai
dengan demam ringan atau demam tinggi (>390C) yang tiba-
tiba dan berlangsung selama 2 - 7 hari, disertai sakit kepala
hebat, nyeri di belakang mata, nyeri sendi dan otot, mual-
muntah dan ruam-ruam.
Bintik-bintik perdarahan di kulit sering terjadi, kadang kadang disertai
bintik-bintik perdarahan di farings dan konjungtiva.
Penderita juga sering mengeluh nyeri menelan, tidak enak di ulu hati,
nyeri di tulang rusuk kanan dan nyeri seluruh perut.
Kadang-kadang demam mencapai 40 - 41 0C dan terjadi kejang demam
pada bayi.
D. Patofisiologi
Virus akan masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti pertama-tama terjadi veremia yang mengakibatkan penderita mengal
ami demam, sakitkepala, mual nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam
atau bintik-bintik
merah pada kulit (petekie), hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungki
n terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati, dan
pembesaran limpa.Akibat lain dari virus dengue dalam peredaran darah akan
menyebabkan depresisumsum tulang sehingga akan terjadi trombositopenia
yang berlanjut akanmenyebabkan pendarahan kaena gangguan trombosit
dan kelainan koagulasi dan sampai pada pendarahan kelenjar adrenalin
.Yang menentukan beratnya penyakit adalah meningkatnya permeabilitas
dinding pembuluh darah, menurunya volume plasma. Terjadinya hipotensi,
trombositopenia dandiathasis hemorahagic renjatan pasti terjadi secara akut.
Adanya kebocoran plasma kedarah ekstra vaskuler dibuktikan dengan
ditemukan cairan yang tertimbun dalam ronggaserosa yaitu rongga
peritoneum, pleura dan pericardium yang pada otopsi tenyatamelebihi cairan
yang diberikan melalui infuse.Jika renjatan atau syok, hipovelmik
berlangsung lama akan timbul anoreksia jaringan metabolic dan kematian
apabila tidak segera diatasi dengan baik.
E. Komplikasi
Adapun komplikasi dari penyakit demam berdarah diantaranya :
Perdarahan luas.
Shock atau renjatan
Effuse pleura
Penurunan kesadaran.
F. Penatalaksanaan
Bila anak diduga atau sudah didiagnosa medis DHF, maka hal yang harus
dilakukan adalah :
a. Tirah baring
b. Beri makanan yang lunak. Apabila belum ada nafsu makan
dianjurkan untuk minum banyak 1, - 2 liter dalam 24 jam ( susu,
air, dengan gula atau sirup ). Atau air tawar yang ditambahkan
dengan garam saja.
c. Medikamentosa yang bersifat simtomatis. Hiperpireksia dapat
diberikan kompres es di kepala, ketiak dan inguinal. Antipiretik
sebaiknya dari golongan asetaminoferen, eukinin, atau dipiron.
Hindari pemberian asetol karena bahaya pendarahan.
d. Pemberian cairan intravena pada anak tanpa renjatan dilakukan
bila anak terus menerus muntah, sehingga tidak mungkin diberi
makanan peroral atau didapatkan nilai hematokrit yang terus
meningkat ( >40vol% ). Jumlah cairan yang diberikan tergantung
dari derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan
glukosa 5 % dalam 1/3 larutan NaCl 0,9% dengan jumlah tetesan 16
x/ menit.
G. Pencegahan
Prinsip pencegahan yang tepat dalam pencegahan demam berdarah ialah
sebagai berikut :
a. Memanfaatkan perubahan keadaan nyamuk akibat pengaruh
alamiah denganmelaksanakan pemberantasan vector pada saat
sedikit terdapatnya kasus DHF
b. Memutuskan lingkaran penularan dengan menahan kepadatan
vector padatingkat sangat rendah untuk memberikan kesempatan
penderita veremia sembuhsecara spontan
c. Mengusahakan pemberantasan vector dipusat daerah penyebaran.
d. Mengusahakan pemberantasan vector disemua daerah berpotensi
penularantinggi.
H. Penyimpangan KDM
Nyamuk Aedes Aegypty Berdistribusi ke hipotalamus
Kebocoran plasma
Hematokrit Metabolisme
Dehidrasi
Nyeri Akut
Konsep Keperawatan
A. Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat
Malaise
2. Sirkulasi
Denyut perifer melemah, takikardi, susah teraba
Kulit hangat, kering, pucat, kemerahan/ bintik merah, perdarahan
bawah kulit
3. Eliminasi
Diare atau konstipasi
4. Makanan/ cairan
Anoreksia, mual, muntah
Penurunan berat badan, punurunan haluaran urine, oligouria, anuria.
5. Neurosensor
Sakit kepala, pusing, pingsan
Ketakutan, kacau mental, disorientasi, delirium
6. Nyeri/ Ketidaknyamanan
Kejang abdomen, lokalisasi area sakit
7. Pernapasan
Takipneu dengan penurunan kedalaman pernapasan, suhu meningkat,
menggigil
8. Penyuluhan/ pembelajaran
Masalah kesehatan, penggunaan obat-obatan atau tindakan.
B. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermia (00007) b/d peningkatan laju metabolisme
b. Kekurangan volume cairan (00027) b/d kegagalan mekanisme
regulasi
c. Nyeri Akut (00132) b/d agen cedara fisik
d. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan Tubuh (00002)
b/d ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrient
e. Intoleransi Aktifitas (00092) ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan 02
C. Intervensi
karakteristik :
Ds :
- klien mengalami
perubahan selerah
makan
Ditandai dengan
batasan
karakteristik :
Ds :
- Klien
mengungkapkan
secara verbal
nyerinya
Do :
- Perilaku ekspresif
(gelisah,
merintih,
menangis)
4. Ketidakseimbanga Setelah dilakukan Pengkajian :
1. Agar pasien
n nutrisi kurang 1. Kaji
tindakan asuhan
mempunyai
dari kebutuhan makanan
keperawatan selera
tubuh (00002) kesukaan
Definisi : selama 3x24 jam pasien untuk
makan
- Asupan nutrisi tidak diharapkan klien
2. Kaji asupan
cukup untuk dapat Menunjukkan
nutrisi yang 2. Untuk
memenuhi peningkatan nafsu baik bagi menjaga
pasien dan
kebutuhan makan
Tindakan menambah
metabolik Dibuktikan
mandiri : nutrisi
faktor yang dengan kriteria 3. Anjurkan pasien
pasien
berhubungan hasil :
untuk
dengan : - Klien 3. Untuk
makan
menjaga
- Ketidakmampuan kembali makanan
metabolism
yang bergizi
untuk memiliki
e tubuh
Penyuluhan :
mengabsorpsi napsu pasien
4. Ajarkan
4. Agar pasien
nutrien makan metode
bisa tepat
untuk
Ditandai dengan - Klien waktu
perencanaa
batasan menunjukan untuk
n makan
konsumsi
karakteristik: pola makan 5. Berikan
makanan
informasi
Ds : yang 5. Agar pasien
mengenai
- Klien kurang minat adekuat dapat
kebutuhan
mengatasi
untuk makan/tadak nutrisi bagi
masala
tubuh
ada napsu makan nutrisi pada
Do : tubuhnya
Kolaborasi :
6. Untuk
- Klien kelihatan 6. Konsultasikan
mengoptim
kurannya dengan ahli
alkan status
mengonsumsi gizi untuk
gizi pasien
makanan menentukan
asupan kalori
harian yang
dibutukan
untuk
mencapai
berat badan
target
Beraktivitas
Do :
Frekuensi
Jantung/Tekkanan
Darah Tidak Normal
D. Implementasi :
Implementasi disesuaikan dengan intervensi yang ada
E. Evaluasi :
Masalah hipertermian dapat teratasi
Kekurangan volume cairan kembali normal
Nyeri dapat teratasi
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh terpenuhi.
Aktivitas klien kembali normal