Anda di halaman 1dari 12

TUGAS PENGGANTI MID

ASAM URAT

KELOMPOK 1 :

1. ANDI ASRIANI
2. ANDI INDAH LESTARI
3. ASTUTI BAHMID
4. ANTON TUHUTERU

FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR

2020
TINJAUAN UMUM

1. Buah Cherry (Prunus cerasus)


Tart cherry merupakan buah yang termasuk genus Prunus, buah lain
yang termasuk dalam genus ini ialah blackberry, cherry manis dan bunga
sakura (United state deparment of agriculture,2017). Tart Cherry (Prunus
cerasus) termasuk dalam tanaman berkayu sejati, dengan batang pohon
berwarna abu-abu sampai coklat yang dapat tumbuh setinggi 10 meter, tetapi
pada umumnya dijaga agar hanya sampai 5 meter, bunga Tart Cherry
(Prunus cerasus)berwarna putih, rata-rata memiliki 5 kelopak yang
berbentuk angular. Buah Tart Cherry (Prunus cerasus) memiliki ukuran yang
lebih kecil dibandingan sweet cherry, dengan diameter 1cm sampai 2.5cm,
buah Tart Cherry (Prunus cerasus) berwarna merah (Cordeiro, Marı, Jesu,et
al., 2008).

Gambar 1. Tart Cherry (Prunus cerasus) (Cordeiro, Marı, et al., 2008)

a. Kandungan Buah Cherry


Cherry memiliki kandungan vitamin C dan A. Vitamin C dalam
buah cherry cukup tinggi yaitu dengan nilai gizi 9,7 mg yaitu sekitar
16 % per 100 g buah cherry (Sasongkowati, 2013). Tart cerry juga
memiliki berbagai kandungan aktif. Setidaknya terdapat 41
komponen yang ditemukan pada Tart Cherry (Prunus cerasus) dan
dapat dikelompokan dalam 4 kelompok, yaitu : antosianin,
hydroxycinnamic acids, Flavonols dan Flavons, serta flavan-3-
ols(Wojdylo, Nowicka, Laskowski,et al., 2014). Antosianin
merupakan pigmen warna yang terdapat pada Tart Cherry (Prunus
cerasus), anthocyanis yang terdapat pada Tart Cherry (Prunus
cerasus) pada umumnya adalah cyanidin- 3-O-sophoroside, cyanidin-
3- O(2′-glucosyl) rutinoside, cyani-din-3-O-glucoside, cyanidin-3-
Orutinoside dan peonidin-3-O- rutinoside.
Kandungan antosianin pada Tart Cherry (Prunus cerasus)
termasuk tinggi jika dibandingkan dengan tanaman lain seperti sweet
cherry dan blackberry (Cásedas, Les dan Gomezserranillos, 2016).
Flavan-3-ols dan derivatnya merupakan salah satu flavonoid utama
yang ditemukan pada buah-buahan atau sayuran (flavan -3-ols).
Senyawa polifenol utama lainya yang terapat pada Tart Cherry
(Prunus cerasus) ada hydrycinamic acids, hydrocinnamic acid
berserta derivatnya banyak terdapat pada sereal, sayuran dan buah-
buahan. Derivathydrocinamic acids yang utama terdapat pada Tart
Cherry (Prunus cerasus) adalah neochlorohenic (47%), chloronegic
acid (30) dan p-coumaroylquinic acid (19%) (Ferretti, Bacchetti,
Neri,et al., 2010).
Selain komponen aktif diatas, Tart Cherry (Prunus cerasus) juga
kaya akan melatonin, kadar melatonin dalam Tart Cherry (Prunus
cerasus) merupakan salah satu yang paling tinggi diantara buah
lainya. Kandungan melatonin Tart Cherry (Prunus cerasus) antara
2.000-18.000 pg/g, dibandingkan dengan apel yang memiliki
kandungan melatonin 48pg/g, tomat 500-1399pg/g (Korkmaz, Reiter,
Tan,et al., 2011)
1) Vitamin C tersebut mempunyai efek urikosurik yaitu efek yang
dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah dan
meningkatkan pengeluaran asam urat dalam urine sehingga
mengurangi terbentuknya kristal urat dan dengan kemampuan ini
kadar asam urat yang ada di dalam tubuh dapat berkurang
(Kumala, 2010). Vitamin C mempunyai efek meningkatkan laju
filtrasi glomerulus serta mengurangi stres oksidatif dan
peradangan, oleh karena itu dapat menurunkan pembetukan asam
urat dalam tubuh (Anggraini et al., 2018).
2) Kandungan antosianin yang terdapat dalam buah serta kulit buah
ceri juga dapat dimanfaatkan dalam mengatasi penyakit asam
urat, karena antosianin merupakan zat anti-inflamasi yang dapat
mengurangi peradangan sehingga bisa digunakan untuk
mengurangi nyeri sendi (Lalage, 2013). Antosianin memiliki dua
senyawa isoquerxitrin dan quercetin yang berkhasiat sebagai anti
kanker, antioksidan dan antiradang. Antosianin adalah zat warna
alami yang terdapat dalam buah-buahan maupun sayuran dan
merupakan zat warna yang berperan dalam memberikan warna
merah pada buah ceri (Sasongkowati, 2013).
3) Senyawa aktif pada buah ceri (Prunus Avium) yang dapat
menurunkan kadar asam urat dalam darah yaitu flavonoid.
Kandungan flavonoid dalam buah ceri merupakan suatu
antioksidan yang mempunyai kemampuan dalam menghambat
kerja enzim xantin oksidase dan superoksidase sehingga asam
urat dalam darah tidak terbentuk (Wahyuningsih, 2010).
Penghambatan kerja enzim terjadi pada dua tahap yaitu dengan
menghambat pembentukan xantin dari senyawa hipoxantin dan
menghambat pembentukan asam urat oleh senyawa xantin
(Muhtadi, 2012).
4) Kandungan melatonin berkahsiat untuk mengatasi sulit tidur,
sebagai antioksidan dan antiradang yang melindungi kulit dari
paparan utraviolet matahari, merangsang pertumbuhan sel seperti
pertumbuhan sel kulit yang rusak akibat luka bakar serta
memperlambat proses penuaan dengan cara memperlambat
proses oksidasi dan peradangan yang disebabkan pertambahan
umur (Anggraini et al., 2018).
Setiap ½ cangkir ceri manis (73 g). Mengandung 52 kalori, 81%
air, 12 g karbohidrat, 1 g lemak, 1 g protein, 2 g serat, 162 mg
kalium, 14 g fosfor, 8 g magnesium, 11 g kalsium, 15 IU vitamin A,
5 mg vitamin C, dan 3 ug folat

b. Manfaat Buah Cherry


Sudah banyak penelitian yang dilakukan terhadap efek Tart
Cherry (Prunus cerasus) pada artritis, gout, pemulihan kelelahan otot
dan rasa nyeri. Buah ceri berkhasiat sebagai antiradang, antioksidan,
penawar racun (detoxifying), antikanker, peluruh kencing (diuretik),
memperlambat proses penuaan (rejuvenating), mencegah
penggumpalan trombosit (agregasi trombosit), membantu mencegah
terbentuknya bekuan darah (trombus) di pembulu darah arteri,
menurunkan kadar asam urat darah, penenang (sedatif),
meningkatnya daya tahan tubuh, dan mencega infeksi. Kandungan
antosionin dan proanthocyanidins mengurangi pengerasan
(arteriosklerosis) dan penyumbatan (ateriosklerosis) pembulu darah.
Ceri digunakan untuk pengobatan nyeri rematik termasuk nyeri
pada rematik, gout dan sakit pinggang. Ceri juga bermanfaat untuk
mengatasi sulit tidur, batuk kering, gatal-gatal ditangan dan kaki
karena kedinginan, menguri resiko penyakit jantung dan stroke,
mengurangi batu saluran kencing akibat tingginya asam urat,
menghilangkan kerut di wajah, dan menegah kanker.

c. Penelitian Terkait
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Anggraini et al., 2018)
menunjukkan adanya pengaruh terhadap perubahan kadar asam urat
dalam darah mencit dengan rata-rata sebelum diberi jus ceri, setelah
diberi jus ceri dengan dosis 0,1, 0,2 , dan 0,4 ml/20gBB/hari selama 7
harisecara berturut-turut adalah 2,19 mg/dL, 1,76 mg/dL, 1,31
mg/dL, dan 0,90 mg/dL. Sehingga semakin tinggi dosis jus ceri yang
diberikan kepada mencit, penurunan kadar asam urat dalam darah
mencit semakin besar. Sejalan dengan penelitian Cakra,Wijaya.
2018 tentang Pengaruh Pemberian Dosis Bertingkat Konsentrat Tart
Cherry (Prunus Cerasus) Terhadap Perpanjangan Waktu Tidur
Mencit Yang Diinduksi Fenobarbital menunjukan kandungan
melatonin berkahsiat untuk mengatasi sulit tidur, sebagai antioksidan
dan antiradang yang dapat memperlambat proses penuaan dengan
cara memperlambat proses oksidasi dan peradangan yang disebabkan
pertambahan umur. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Green (2012) mengonsumsi buah ceri dapat digunakan untuk
menurunkan kadar asam urat dan nyeri sendi.
Sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Muhtadi, 2012,
Penghambatan kerja enzim terjadi pada dua tahap yaitu dengan
menghambat pembentukan xantin dari senyawa hipoxantin dan
menghambat pembentukan asam urat oleh senyawa xantin. Sejalan
dengan penelitian Wahyuningsih, 2010, Buah ceri mengandung
flavonoid polifenolik yang merupakan antioksidan yang mempunyai
kemampuan dalam menghambat kerja enzim xantin oksidase dan
superoksidase sehingga asam urat dalam darah tidak terbentuk .

2. Buah Kersen (Muntingia calabura L)


Kersen adalah pohon yang memiliki buah kecil dan manis. Di beberapa
daerah buah ini dinamai ceri. Nama-nama lainnya di beberapa negara adalah:
datiles, aratiles, manzanitas (Filipina), khoom somz, takhob (Laos), Krakhob
barang (Kamboja), dan kerup siam (Malaysia). Dikenal juga sebagai Capulin
blanco, Cacaniqua, Nigua, Iguito (bahasa Spanyol), Jamaican cherry,
Panama berry, Singapore cherry (Inggris) dan Japanse kers (Belanda), yang
kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi kersen. Nama ilmiahnya adalah
Muntinga calabura L. Klasifikasi tanaman ini sebagai berikut (Kosasih dkk,
2013).
Jamaica cherry merupakan tanaman yang dapat tumbuh dan berbuah
dengan cepat sepanjang tahun. Buah Jamaica cherry ini terasa sedikit
lengket di tangan ketika dipetik. Buahnya berbentuk bulat berdiameter (1-
1,25 cm), dengan warna merah atau kadang-kadang kuning, kulitnya tipis
dan halus. Apabila dimakan buah ini berair dengan rasa yang sangat manis,
memiliki aroma yang khas tetapi tidak tajam, bijinya sangat halus dan
berwarna kekuningan. Jamaica cherry biasa dimakan langsung atau dimasak
untuk campuran tart dan dibuat selai (Morton, 1987). Gambar Muntingia
calabura dapat dilihat pada Gambar 1.

A B C
Gambar 1. Muntingia calabura (Sumber : Anonim, 2011)
Keterangan :
A : Pohon Muntingia calabura
B : Bunga Muntingia calabura
C : Buah dan Daun Muntingia calabura

Menurut Dwi dan Istikhomah (2010), buah kersen di daerah Srilangka


sering diawetkan dan dibuat selai jam fruit. Buah ini sangat digemari di
Mexico dan umumnya dijual pada pasar-pasar tradisional dalam jumlah yang
banyak. Jus buah kersen sangat bermanfaat dan memiliki kandungan yang
lebih jika dibandingkan dengan berbagai larutan isotonik yang kini banyak
beredar di pasaran.
a. Kandungan Buah Kersen
Kandungan buah kersen antara lain setiap 100 gram kersen
mengandung air (77,8 gram), protein (0,384 gram), lemak (1,56
gram), karbohidrat (17,9 gram), serat (4,6 gram), abu (1,14 gram),
kalsium (124,6 miligram), fosfor (84 miligram), besi (1,18 miligram),
karoten (0,019 gram), tianin ( 0,065 gram), riboflavin ( 0,037 gram),
niacin (0,554 gram), dan vitamin C (80,5 miligram). Adapun nilai
energi yang dihasilkan 380 KJ / 100 gram (Sumber : Dwi dan
Istikhomah, 2010).
Buah kersen merupakan antioksidan, karena mempunyai
kandungan vitamin C yang cukup tinggi yaitu 80,5 mg. Didalam
buah kersen juga terdapat kandungan flavanoid, tanin, triterpenoid,
saponin, polifenol, niasin dan betakaroten (Kosasih dkk,2013).
Daun Kersen mengandung senyawa flavonoid, tannin, triterpene,
saponin, polifenol yang menunjukkan adanya aktivitas antioksidati.
Senyawa flavonoid dapat menurunkan kadar asam urat melalui
penghambatan enzim xantin oksidase yaitu enzim yang berperan
sebagai katalisator dalam proses oksidasi hipoxantin menjadi xantin
dan kemudian menjadi asam arat. Selain itu, flavonoid dapat
berfungsi sebagai antimikrobia, antivirus, antioksidan, antihipertensi,
merangsang pembentukan estrogen dan mengobati gangguan fungsi
hati. Flavonoid merupakan senyawa fenol mempunyai ciri adanya
cincin piran yang menghubungkan rantai tiga karbon dengan salah
satu cincin benzene (Binawati dan Amilah, 2013).

b. Manfaat Buah Kersen


Kersen mengandung antiviral, antibakteri, juga ada zat yang
disebut dapat menurunkan kadar asam urat pada darah, sehingga
dapat mengurangi rasa nyeri pada sendi. Kersen juga mengandung
flavonoid. Quercetin adalah sejenis flavonoid yang terkandung dalam
buah kersen. Quercetin dapat menurunkan kadar asam urat darah.
Kerja quercetin dalam menurunkan kadar asam urat adalah dengan
cara menginhibisi aktivitas xantin oksidase yang merupakan enzim
yang mensintesis asam urat (Kholifaturrokhmah dan Purnawati,
2016).
Kersen dan allopurinol sama-sama efektif dalam menurunkan
nilai asam urat darah. Allopurinol merupakan obat pilihan bagi
penderita gout. Tetapi kersen memiliki nilai lebih yaitu dapat
menurunkan skala nyeri sehingga kersen bisa digunakan sebagai
terapi alternatif pengganti allopurinol. Karsen juga tinggi akan
antioksidan yang penting untuk penangkal radikal bebas (Mintawati,
Kuntorini, maria, 2013).
Daun kersen juga mempunyai banyak kasiat di antaranya sebagai
anti septik, anti inflamasi, anti tumor, dan anti asam urat Pharmacy
Medical Journal Vol.1 No.1, 2018 35 Ilkafah (Meiliza dan Hariyatmi,
2013). Sifat anti inflamasi (anti peradangan) pada daun Kersen dapat
menghambat terjadinya peradangan di daerah-daerah sendi sehingga
mengurangi nyeri pada penderita (Noorhamdani, Yosef dan Rosalia,
2014).

c. Penelitian Terkait
Hasil penelitian Kholifaturrokhmah dan Purnawati (2016)
didapatkan bahwa daun dan buah Kersen dapat menurunkan
hiperuisemia pada mencit. Sejalan dengan penelitian daun kersen
pada manusia dilakukan oleh Zahroh (2016) didapatkan bahwa daun
Kersen dapat menurunkan kadar glukosa darah. Sejalan dengan pDari
hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Meilisa 2013, analisis
data menunjukkan bahwa penurunan kadar asam urat darah mencit
yang diberi perlakuan dari tertinggi keterendah yaitu kelompok
II(kalium oksonat+aquades 0,5ml/20g), kelompok IV(kalium
oksonat+jus kersen 0,5ml/20g), kelompok I(aquades 0,5ml/20g) dan
terendah kelompok III(kalium oksonat+ allopurinol
0,014ml/20g).dapat disimpulkan bahwa pemberian jus kersen
berpengaruh terhadap penurunan kadar asam urat darah mencit (Mus
musculus),tetapi belum setara dengan Allopurinol untuk menurunkan
kadar asam urat darah. Sejalan dengan penelitian terdahulu tentang
daun Kersen sudah banyak dilakukan pada hewan coba. Penelitian
yang dilakukan oleh Sulistyowati (2009) dan Sunarni, pramono dan
Asmah (2007) bahwa pemberian ekstrak daun kersen memberikan
efek terhadap tikus putih dalam menurunkan kadar asam urat serum.
Sedangkan hasil penelitian Rakhmi (2008) menunjukan bahwa buah
kersen dengan dosis 100mg dapat menurunkan kadar glukosa darah.

3.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, N. P., Analis, J., Politeknik, K., Kementerian, K., & Surabaya, K. (2018).
PENGARUH PEMBERIAN JUS CERI (Prunus avium) Terhadap Perubahan
Kadar Asam Urat Dalam Darah. 7(Juni), 5–7.
Binawati, D. K. & Amilah, S. (2013). Effect of Muntinga calabura bioinsecticides
extract towards mortality of worm soil (Agrotis ipsilon) and armyworm
(Spodoptera exiqua) on plant leek (Allium fistolum). Wahana, 61(2), 51-57.
Cakra,Wijaya. 2018. Pengaruh Pemberian Dosis Bertingkat Konsentrat Tart Cherry
(Prunus Cerasus) Terhadap Perpanjangan Waktu Tidur Mencit Yang Diinduksi
Fenobarbital
Kholifaturrokhmah, I; Purnawati, R. 2016. Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Kersen
(Muntingia Calabura L.) Dosis Bertingkat Terhadap Gambaran Histopatologi
Ginjal Mencit Balb/C Yang Hiperurisemia. Jurnal Kedokteran Diponegoro Volume
5, Nomor 3, Agustus 2016 Online : http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/medico
Kumala, Meilani. 2010. Peran Gizi Dalam Penatalaksanaan Hiperurisemia dan Pirai. 9
No.2: 121-128. http://s3.amazonaws.com/academia .edu.documents /32405021/8_-
__gizi_dalam_penatalaksanaan_hip erur.pdf. (Diakses 09 Desember 2016 pukul
20.06).
Lalage, Zerlina. 2013. 101 Khasiat Selangit Buah & Sayur. Jogonalan Klaten: Galmas
Publisher.
Laswati,D; Sundari, N; Anggraini, O. 2017. Pemanfaatan Kersen (Muntingia Calabura
L.) Sebagai Alternatif Produk Olahan Pangan: Sifat Kimia Dan Sensoris. Jurnal
JITIPARI Vol 4: 127-134
Lingga, L. 2012. Bebas Penyakit Asam Urat Tanpa Obat. Jakarta: PT AgroMedia
Pustaka
Meiliza, E.R., dan Hariyatmi, 2013. Pengaruh jus buah Kersen terhadap kadar asam urat
Sasongkowati, Retno. 2013. 13 Terapi Buah Sakti Penghancur Penyakit. Yogyakarta:
Indoliterasi.
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=r5y0CAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=buah+ceri+yang+menurunkan+asam
+urat&ots=DMP5156J8Z&sig=MknUEp8k9m70vuElM67mZlWmonY&redir_esc=y#v=onep
age&q&f=false

http://digilib.unila.ac.id/30100/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf
http://e-journal.uajy.ac.id/374/3/2BL01042.pdf

Anda mungkin juga menyukai