Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL LITERATURE REVIEW

PENGARUH REBUSAN DAUN SIRSAK TERHADAP


PENURUNAN KADAR ASAM URAT PADA LANSIA

OLEH :

WIDHY NURMAYANI
17.01.031

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PRODI S1 KEPERAWATAN
2020

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sirsak (Annona muricata L) merupakan salah satu tanaman buah

yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Buah

sirsak rasanya manis agak asam sehingga sering dipakai sebagai bahan jus

buah. Setiap 100 g buah yang dapat dimakan mengandung 3.3 g serat

sehingga dapat memenuhi 13% kebutuhan serat per hari. Selain itu daging

buahnya mengandung banyak karbohidrat ( teruama fruktosa) vitamin C

(20 mg/100 g), B1 dan B2 (Teyler, 2002)

Sirsak ( Annona muricata Linn) bermanfaat sebagai antikanker,

antikonvulsan, antirematik, antiparasit, antimalarial, hepatoprotektif dan

antidiabetes. (Wiwi Pertiwi, dkk.2020)

Daun sirsak merupakan bagian yang banyak mengandung senyawa

di antaranya acetogenins, annocatin, annocatalin, annohexocin annonacin,

annomurcin, annomurine, ananol, caclourine, genisic acid, giganteronin,

linoleic acid, serta muricapentocin, tannin, fitosetrol, kalsium oksalat

alkaloid mursin, monoterahidrofuran.

Di samping kandungan berbagai macam senyawa tersebut, daun

sirsak juga mengandung senyawa flabonoid. Flavonoid termasuk senyawa

fenokik alam yang berpotensi sebagai antioksidan dan mempunyai

bioaktivitas sebagai obat. Antioksidan yang terdapat pada daun sirsak

dapat mengurangi terbentuknya asam urat melalui penghambatan produksi

enzim xantin oksidase. Flavonoid juga memiliki mekansisme mirip dengan


allopurional, yaitu dengan menghambat enzim xantin oksidase yang

berperan dalamproses perubahan hypozantin menjadi xantin dan akhirnya

menjadi asam urat. (siti sharina Tania anisa, dkk 2016)

Penyakit asam urat adalah artritis yang sangat menyakitkan yang

disebabkan oleh penumpukan kristal pada persendian, akibat tingginya

kadar asam urat di dalam tubuh. Sendi-sendi yang di serang terutama

adalah jari-jari kaki, dengkul, tumit, pergelangan tangan, jari tangan dan

siku. Selain nyeri penyakit asam urat juga dapat membuat persendian

membengkak, meradang, panas dan kaku sehingga penderita tidak dapat

melakukan aktivitas seperti biasanya dan penderita tidak dapat berobat di

karenakan ekonomi yang kurang. ( Yolianingsih, 2010)

Asam urat sudah dikenal sejak 200 tahun yang lalu dan menjadi

salah satu penyakit tertua yang dikenal manusia. Berdasarkan data asam

urat di dunia sebanyak 47.150 jiwa orang di dunia mendrita asam urat dan

kejadian asam urat terus meningkat pada tahun 2005. Jumlah penderita

asam urat bertambah banyak dari tahun 2004 dan menyerang pada usia

pertengahan 40-59 tahun (WHO, 2004)

Berdasarkan kesehatan Dunia World Health Organization (WHO)

mengemukakan penderita asam urat pada tahun 2004 diperkirakan

mencapai 230 juta. Peningkatan juga terjadi di Negara berkembang, salah

satunya di Negara Indonesia. (Kumar & Lenert,2016)

Berdasarkan survey WHO tahun 2004, Indonesia merupakan

Negara terbesar ke 4 di dunia yang penduduknya menderita asam urat dan


berdasarkan sumber dari Buletin Natural tahun 2004, di Indonesia

penyakit asam urat 35% terjadi pada pria di bawah usia 34 tahun (Dwi,

dkk, 2010) dan di Indonesia asam urat menduduki urutan kedua terbanyak

setelah penyakit osteoartiritis (OA) yang lebih dikenal sebagai penyakit

perkapuran sendi (dr. Setiawan dan dr. Felix Adrian, 2014).

Asam urat merupakan hasil metabolism di dalam tubuh yang

kadarnya tidak boleh berlebihan, setiap orang memiliki asam urat di dalam

tubuhnya, karena setiap metabolism normal akan di hasilkan asam urat

sedangkan pemicunya adalah factor makanan dan senyawa lain yang

banyak mengandung purin. Purin ditemukan pada semua makanan yang

mengandung protein sangatlah tidak mungkin untuk menyingkirkan semua

makanan yang mengandung protein. Diet rendah purin juga membatasi

lemak, karena lemak cenderung membatasi pengeluran asam urat. Apabila

penderita asam urat tidak melakukan diet rendah purin, maka akan terjadi

penumpukan Kristal asam urat pada sendi bahkan bias pada ginjal yang

dapat menyebabkan batu ginjal. (Damayanti, 2012)

Berdasarkan latar belakang diatas penulis ingin melakukan

penelitian terhadap “Pengaruh Rebusan Daun Sirsak Terhadap Penurunan

kadar asam urat Pada Lansia”


B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian ringkas dalam latar belakang yaitu apakah

terdapat “Pengaruh Rebusan Daun Sirsak Terhadap Penurunan kadar asam

urat Pada Lansia”

C. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui secara spesifik pengaruh rebusan daun sirsak

terhadap penurunan kadar asam urat pada lansia

2. Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui kadar asam urat sebelum pemberian air rebusan

daun sirsak pada lansia?

2. Untuk mengetahui kadar asam urat sesudah pemberian air rebusan

daun sirsak pada lansia?

3. Untuk mengetahui pengaruh pemberian rebusan daun sirsak

terhadap kadar asam urat pada lansia?

D. MANFAAT PENULISAN

1. Manfaat teoritis

Hasil penulisan di atas di harapkan dapat membantu perkembangan

ilmu pengetahuan keperawatan khususnya, keperawatan komunitas

dan gerontik untuk menurunkan kadar asam urat pada lansia dengan

pemberian air rebusan daun sirsak


2. Manfaat teoritis

Penulisan ini di harapkan sebagai salah satu tindakan keperawatan atau

terapi komplementer dalam memberikan asuhan keperawatan pada

lansia yang mempunyai masalah asam urat dengan pengobatan non-

farmakologi pemberian air rebusan daun sirsak

Anda mungkin juga menyukai