USULAN PENELITIAN
F1F117023
UNIVERSITAS JAMBI
2020
PENDAHULUAN
Energi 59 kkal
Protein 4,8 gr
Lemak 1 gr
Karbohidrat 11 gr
Serat 1,5 gr
Kalsium 0,4 mg
Fosfor 83 mg
Vitamin A 10370 SI
Vitamin B1 0,1 mg
Vitamin C 239 mg
DAFTAR PUSTAKA
Costantito, L., A.Albasni and S.Benvenuti. 1992. Activity of polyphenol crude extracts as
scavengers of superoxide radicals and inhibitors of xanthine oxidase. Planta Medica.
58:342-344.
Ciulei, J. 1984. Metodologi for Analysis of vegetable and Drugs. Faculty of Pharmacy.
Dalimartha, S. 2008. Resep Tumbuhan Obat Untuk Asam Urat, Penebar Swadya, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI.
Jakarta.
Depkes RI. 1989. Materia Medika Indonesia. Jilid V. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Dipiro, J.T. 2005. Pharmacotherapy Handbook, Sixth Edition, The Mc. Graw Hill Company,
USA. 1891-1939.
Farnsworth,N.R. 1966. Biological and Phytochemical Screening of Plants. J.Pharm. Sci.
Herliana, E. 2013. Penyakit Asam Urat Kandas Berkat Herbal, Fmedilab, Jakarta.
Kertia, N. 2009. Asam Urat, Kartika Media, Yogyakarta.
Marks, D., A.D, Marks and C.M, Smith. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar : Sebuah
Pendekatan Klinis, edisi 1, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Mellado, V., J. Morales., E. Meono and C. Pacheco-Tena. 2001. Relation Between Adverse
Events Associated with Allopurinol and Renal Function in Patients with Gout. Am
Rheum Dis, 60: 981-983.
Misnadiarly. 2007. Rematik : asam urat- Hiperurisemia, Arthritis Gout, Edisi 1, Pustaka
Obor Populer, Jakarta.
Murray, R.K., D.K, Granner., P.A. Mayes and V.W. Rodwell. 1997. Biokimia Harper, EGC
Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.
Robinson,T. 1991. Kandungan Organik Tumbuhan Obat Tinggi. Diterjemahkan oleh Kokasih
Padmawinata. ITB. Bandung.
Rukmana. 2003. Katuk Potensi dan Manfaatnya, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Santoso, U. 2009. Manfaat Daun Katuk Bagi Kesehatan Manusia dan Produktivitas Ternak.
(http:www.uripsantoso.wordpress.com, diakses 12 Oktober 2010).
Saputri,A,A., J. Amin dan Azizahwati. 2011. Pengaruh Pemberian Kombinasi Ekstrak Air
Akar Kucing (Acalpha indica Linn.) Dengan Ekstrak Etanol 70 % Rimpang Jahe
Merah (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Tikus
Putih. Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol 8 (3).
Schunack, W., K. Mayer and M. Haake. 1990. Senyawa Obat, diterjemahkan oleh bagian
farmakologi FK UNAIR, Edisi II, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Septianingsih, U., H. Susanti dan W. Widyaningsih. 2012. Penghambatan Aktivitas
Xanthine Oxidase oleh Ekstrak Etanol Akar Sambiloto (Andrographis
panicullata,Ness) Secara IN VITRO. Jurnal Ilmiah Kefarmasian, Vol 2: 153-163.
Suhendi., Mudiani dan Septriana. 2011. Belajar bersama alam. Penerbit SoU Publizer.
Bogor.
Sukandar, E., I.K. Adnyana dan S. Readi. 2012. Uji Efek Antihiperurikemia Ekstrak Etanol
Daun Sirsak (Annona muricata L.) pada Tikus Betina Galur Wistar. Acta
Pharmaceutical Indonesia, 3 :71.
Utami, P. 2005. Tanaman Obat untuk Mengatasi Reumatik dan Asam Urat, Agro Media
Pustaka, Jakarta.
Wortmann,R.L. 1995. Gout dan Gangguan Metabolisme Purin Lain dalam Harrison, Prinsip-
prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Edisi 13, ECG, Jakarta.
Zuhra, C. F., J.B. Tarigan dan H. Sihotang. 2008. Aktivitas Antioksidan Senyawa Flavonoid
dari Daun Katuk (Sauropus androgonus (L) Merr.). Jurnal Biologi Sumatera : 7-10.
Metodologi penelitian
Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan adalah daun katuk (Sauropus androgonus (L)
Merr yang masih segar yang diambil di daerah Belui, Kerinci, Provinsi Jambi dan
dideterminasi di Herbarium Universitas Andalas. Bagian yang diambil adalah daun Katuk.
Peralatan Penelitian
Alat penelitian yang digunakan adalah sonde oral, spuit 5 ml, jarum suntik, pipet
mikro, microtube, sentrifugator, spektro UV-VIS, kuvet semimikro, timbangan analitk,
timbnagan hewan, mikro hematokrit, rotary evaporator, waterbath, lemari pengering, alat
penggiling, thermometer, panic infusa, cawan penguap, alat-alat gelas.
Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah 25 ekor mencit putih jantan
dengan berat badan 20-30 gram, berumur 2-3 bulan dan dalam keadaan sehat dan
tingkah laku normal. Sebelum dilakukan pengujian, hewan diaklimatisasi terlebih dahulu
selama 1 minggu.
Semua hewan uji dipelihara dalam kondisi yang sama. Kandnag dikondisikan dalam
suhu kamar serta adanya siklus cahaya terang gelap setiap 12 jam. Hewan uji diberi pakan
dan minum sesuai dengan standard yang telah berlaku.
Sampel yang digunakan berupa daun segar simplisia yang telah dikeringkan dan
dihaluskan terlebih dahulu, kemudian sampel disimpan dalam tempat yang tertutup rapat
dan terhindar dari cahaya matahari langsung.
Daun katuk yang digunakan adalah daun katuk hijau yang masih muda dan segar
yang diperoleh dari desa Belui, Kerinci, Jambi dengan menggunakan panci infusa dimana
daun katuk ditimbang sebanyak 700 gr, dirajang halus. Kemudian hasil rajangan daun
katuk dimasukkan kedalam panci infusa ditambah air dan direbus pada suhu 90°C
dengan perbandingan 1:1 (700 gram daun katuk dan 700 ml air), diaduk, dan dibiarkan
selama 15 menit terhitung sejak suhu mulai mencapai 90°C. hasil rebusan disaring dengan
kain flannel untuk memperoleh hasil infusanya. Pekerjaan ini diulangi sesuai dengan
kebutuhan ml infusa (Suprayogi,2000)
Skrining fitokimia
Pengelompokan hewan uji. Hewan uji yang digunakan sebanyak 25 ekor mencit
putih jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok dimana 1 kelompok terdiri dari 5 ekor mencit
dengan cara pengujian sebagai berikut :
Pembuatan induksi Kalium Oksonat. Digunakan dosis 250 mg/kg BB kalium oksonat
ditimbang sebanyak 0,25 gram dan disuspensikan kedalam larutan Na CMC 0,5 % sampai
volume 10 ml (Suhendi,dkk. 2011).
Uji Aktivitas Anti Asam Urat. Uji ini dilakukan dengan menggunakan 25 ekor mencit
putih jantan yang dibagi secara acak kedalam 5 kelompok dan masing-masing kelompok
terdiri dari 5 ekor mencit putih jantan, dimana perlakuan uji aktivitas anti asam urat ini
mengacu pada saputri, dkk (2011) dengan memberikan induksi kalium oksonat sebanyak
250 mg/kgBB secara intraperitoneal selama 7 hari. Pada hari terakhir pemberian induksi
kalium oksonat, kelompok perlakuan 1,2 dan 3 diberikan infusa daun katuk setelah 1 jam
pemberian induksi kalium oksonat secara oral. Sedangkan untuk kelompok positif
diberikan suspensi allopurinol secara oral dan kelompok negative tidak diberikan apapun.
Dua jam setelah pemberian induksi kalium oksonat, dilakukan pengambilan darah melalui
Pengambilan darah dan perhitungan kadar asam urat. Pengambilan darah mencit
dilakukan dengan cara melukai ekor mencit kemudian kadar asam urat diukur dengan
metode kolorimetrik enzimatik. Dimana asam urat akan diubah secara enzimatik menjadi
alantoin dan hydrogen peroksida. Hydrogen peroksida ini akan bereaksi dengan asam 3,5
dikloro-2-hidroksibenzensulfonat dan 4-aminofenazon menjadi kuinonimin merah. Pereaksi
yang digunakan adalah pereaksi komersial Randox untuk asam urat.
Efektifitas penurunan kadar asam urat. Persentase penurunan kadar asam urat
dihitung dengan menggunakan rata-rata kadar asam urat kelompok negatif dengan control
positif sebagai patokannya. Selisih rata-rata kadar asam urat kelompok negative dengan
rata-rata kadar asam urat perlakuan dibandingakan dengan selisih rata-rata kadar asam
urat kelompok negative dengan kadar asam urat kelompok control positif. Perhitungan
efektivitas penurunan kadar asam urat diperlihatkan dari rumus berikut :
Analisis data. Dengan melihat uji normalitas dan uji homogenitas yang digunakan
sebagai syarat uji ANOVA. Jika data terdistribusi normal dan homogen, maka dapat
digunakan metode analisis varian satu arah (ANOVA).