Anda di halaman 1dari 7

NAMA: LUSI LESTARI

STAMBUK: G70 17164

RESUME KELENJAR EDOKRIN

Sistem endokrin mengontrol peran penting dalam proses reproduksi, pertumbuhan,


kekebalan, dan proses tubuh lainnya dalam mempertahankan pengaturan lingkungan
kesetimbangan dinamis yang stabil yang disebut homeostasis. Sistem endokrin membantu
mengontrol semua fungsi organ tubuh tanpa adanya sistem endokrin makhluk hidup tidak akan
hidup. Tubuh manusia memproduksi banyak bahan kimia yang disebut hormon, yang
disekresikan oleh organ-organ dari sistem endokrin, yang juga dikenal sebagai kelenjar endokrin.
Organ melepaskan hormon langsung kealiran darah dan mengalirkan kesemua sel dalam tubuh
untuk aktivitas sel.

 Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak di leher bagian bawah di depan. Ini terlihat hampir seperti kupu-kupu dan
menghasilkan hormon tiroksin dan kalsitonin. Hormon ini bertanggung jawab untuk metabolisme
tubuh sehingga meningkatkan konsumsi oksigen. Hormon kalsitonin berfungsi mengurangi kadar
kalsium darah.
Penyakit Yang Menyerang Tiroid

Ada beberapa penyakit yang menyerang tiroid, yang utama adalah hipertiroidisme,
hipotiroidisme, Penyakit Graves, Penyakit Hashimoto, peradangan, atau kanker tiroid.
1. Hipertiroidisme (Hyperthyroidism)
Ketika seseorang mengalami hipertiroidisme, kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak
hormon.Gejala hipertiroidisme bisa memicu masalah kecemasan.Gejala-gejala
kecemasan ini meliputi kegugupan, keringat berlebih, tangan gemetar, dan denyut
jantung tidak teratur.
Penderita pria mungkin mengalami disfungsi ereksi, sedangkan wanita berpontesi

mengalami gangguan siklus menstruasi.Gejala umum lainnya termasuk penurunan berat


badan yang tak dapat dijelaskan dan diare.Hipertiroidisme paling sering mempengaruhi
wanita berusia antara 20 hingga 40 tahun.

2. Hipotiroidisme (Hypothyroidism)
Hipotiroidisme terjadi ketika kelenjar tiroid tidak memproduksi hormon tiroid yang
cukup.Sebagian besar gejala hipotiroidisme merupakan kebalikan dari gejala
hipertiroidisme, meskipun tidak selalu demikian.

Misalnya, seseorang dengan hipotiroidisme menemukan detak jantungnya melambat,


alih-alih meningkat.Pasien mungkin juga merasa sangat lesu, kedinginan, mengalami
peningkatan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, dan sembelit.Pasien pria mungkin
mengalami disfungsi ereksi, dan wanita mengalami gangguan pada siklus menstruasi.

3. Penyakit Graves
Penyakit Graves terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar tiroid.
Penyakit Graves lebih sering terjadi pada wanita antara usia 20 hingga 40 tahun.
Beberapa gejala penyakit Graves mirip dengan hipertiroidisme seperti kecemasan dan
penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.

Penyakit Graves sering disebut pula sebagai gondok karena kelenjar tiroid membesar dan
berpotensi menimbulkan kesulitan bernapas.Gejala lain penyakit Graves meliputi mata
bengkak atau gatal, keringat berlebihan, sensitivitas panas, dan kelemahan otot.

4. Penyakit Hashimoto
Hashimoto merupakan penyakit dimana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar
tiroid, seperti penyakit Graves.

Perbedaannya, pada penyakit Hashimoto produksi hormon tiroid menjadi turun, bukan
meningkat. Beberapa gejala penyakit Hashimoto meliputi intoleransi terhadap cuaca
dingin, gondok, kesulitan menelan, penambahan berat badan, dan kelelahan.Tanda-tanda
lain akan termasuk sembelit, rambut beruban, ketidakteraturan menstruasi pada wanita,
dan kesulitan berkonsentrasi.
5. Penyakit Tiroid Lain
Sekitar 5 persen wanita mengalami bengkak kelenjar tiroid selama beberapa bulan setelah
melahirkan.Kebanyakan wanita pada awalnya mengalami gejala seperti hipertiroidisme,
dan kemudian berubah mengalami gejala mirip hipotiroidisme. Penyakit tiroid lain adalah
kanker tiroid. Karena gejala kanker tiroid umumnya hanya berupa pembengkakan tiroid
yang tidak spesifik, penting memeriksakan kelenjar tiroid secara teratur untuk mendeteksi
adanya gangguan atau ketidaknormalan.

 Kelenjer Paratiroid
Kelenjar paratiroid terdapat di permukaan posterior dari kenjar tiroid. Kelenjar paratiroid
mensekresikan hormon paratiroid atau paratohormon. Hormon paratiroid berfungsi untuk
meningkatkan kadar kalsium darah dan mengontrol fosfat.
Kelainan kelenjar paratiroid

1. Hipoparatiroid

Kondisi dimana kalsium tidak bisa diambil oleh hormon paratiroid sehingga hormon
tidak dapat bekerja pada tingkat jaringan. Hipoparatiroid bisa dikatakan sebagai
kondisi dimana hormon paratiroid berkurang sehingga tubuh mengalami gejala
kekejangan otot. Hal ini didukung dengan jumlah kalsium pada tubuh berada dalam
jumlah yang sedikit.

2. Hiperparatiroidisme

Jika jumlah hormon paratiroid ada dalam tubuh dengan jumlah yang banyak. Fungsi
kalsium yang seharusnya meningkatkan kekuatan tulang, justru menyebabkan tulang
mudah rapuh. Hal ini karena kadar kalsium dalam darah meningkat sehingga
menyebabkan kalsium mengendap dalam ginjal. Hiperparatiroidisme semakin parah
apabila munculnya batu ginjal. Keadaan hiperparatiroidisme ini memiliki jumlah
hormon paratiroid yang banyak.

a. Penyakit Kelenjar Paratiroid


1. Osteoporosis Osteoporosis adalah penyakit yang menyebabkan kekurangan vitamin
d. Kekurangan vitamin d bisa menyebabkan tubuh mengalami hipoparatiroid. Akibat
dari osteoporosis adalah massa tulang cenderung rendah.

2. Tumor Jaringan Paratiroid Kelainan tumor jaringan paratiroid bisa terjadi apabila
penderita mengalami hiperparatiroidisme. Keadaan dimana sekresi hormon paratiroid
berlebihan.

3. Batu Ginjal Jumlah kalsium dalm darah meningkat sehingga produksi urine banyak
menghasilkan kalsium.

4. Tetani Sekresi hormon paratiroid sedikit karena jumlah darah yang mengandung
sedikit kalsium. Efek samping dari tetani adalah adanya sensasi nyeri pada
ekstremitas dan kedut otot.

5. Osteitis Fibrosa Sistika Penyakit tulang yang memiliki ciri khas pada bagian yang
keropos. Keadaan ini akibat dari kalsium yang keluar kembali dari tulang dan
dimasukkan kembali ke dalam serum darah. Osteitis fibrosa sistika bisa menyebabkan
kista pada tulang.

 Kelenjar Andrenal
Terletak di kutub atas kedua ginjal. Disebut juga sebagai kelenjar suprarenalis karena letaknya di
atas ginjal. Dan kadang juga disebut sebagai kelenjar anak ginjal karena menempel pada ginjal.
Kelenjar adrenal terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks dan bagian medulla. Keduanya
menunjang dalam ketahanan hidup dan kesejahteraan, namun hanya korteks yang esensial untuk
kehidupan. 
 Bagian-bagian korteks, yaitu:
1. Korteks adrenal esensial untuk bertahan hidup. Kehilangan hormon adrenokortikal dapat
menyebabkan kematian. Korteks adrenal mensintesa tiga kelas hormon steroid yaitu
mineralokortikoid, glukokortikoid, dan androgen.
2. Mineralokortikoid (pada manusia terutama adalah aldosteron) dibentuk pada zona
glomerulosa korteks adrenal. Hormon ini mengatur keseimbangan elektrolit dengan
meningkatkan retensi natrium dan ekskresi kalium. Aktivitas fisiologik ini selanjutnya
membantu dalam mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung. Defisiensi
mineralokortikoid mengarah pada hipotensi, hiperkalemia, penurunan curah jantung, dan
dalam kasus akut, syok. Kelebihan mineralokortikoid mengakibatkan hipertensi dan
hipokalemia.
3. Glukokortikoid dibentuk dalam zona fasikulata. Kortisol merupakan glukokortikoid utama
pada manusia. Kortisol mempunyai efek pada tubuh antara lain dalam: metabolism glukosa
(glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar glukosa darah; metabolisme protein;
keseimbangan cairan dan elektrolit; inflamasi dan imunitas; dan terhadap stresor.
4. Hormon seks korteks adrenal mensekresi sejumlah kecil steroid seks dari zona retikularis.
Umumnya adrenal mensekresi sedikit androgen dan estrogen dibandingkan dengan sejumlah
besar hormon seks yang disekresi oleh gonad. Namun produksi hormon seks oleh kelenjar
adrenal dapat menimbulkan gejala klinis. Misalnya, kelebihan pelepasan androgen
menyebabkan virilisme. Sementara kelebihan pelepasan estrogen menyebabkan ginekomastia
dan retensi natrium dan air.
 Bagian Medulla
1. Medula adrenal mensekresikan kalekolamin seperti epinefrin (untuk menenangkan diri) dan
norepinefrin (untuk kegembiraan).

Kelainan fungsi korteks adrenal


Hipofungsi
Penyakit Addison
Penyakit Addison terjadi ketika fungsi korteks tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan
pasien akan hormon kortikal. Autoimun atau atropi idiopatik kelenjar adrenal
bertanggung jawab atas sebagian besar kasus. Penyebab lain meliputi pengangkatan
kelenjar adrenal meliputi pembedahan atau infeksi (tuberkulosis atau histoplasmonis)
kelenjar adrenal. Ketidakadekuatan sekresi hormon aderenokortikontropok (ACTH) dari
kelenjar hipofisis primer juga menyebabkan insufisiensi adrenal. Penggunaan
kortikosteroid secara terapiutik adalah penyebab tersering insufisiensi adrenokortikal.
Gejala dapat juga disebabkan oleh penghentian terapi hormon adrenokortikal eksogen
secara mendadak, yang dapat mengganggu mekanisme umpan balik normal
2. Hiperfungsi
Sindrom cushing
Kelebihan produksi glukokotikoid, yang sering disebut sebagai sindrom Cushing,
biasanya disebabkan oleh penggunaan farmakologik preparat steroid, tetapi dapat pula
terjadi akibat adenoma hipofisis yang menyekresikan ACTH, adenoma atau karsinoma
adrenal, atau akibat produksi ACTH ektopik oleh suatu neoplasma. Para penderita
sindrom Cushing secara khas akan kehilangan pola diurnal sekresi ACTH dan kortisol.
Mereka menunjukkan hiperglikemia atau intoleransi glukosa (atau keduanya) karena
peningkatan glukokoneogenesis. Berhubungan dengan ini adalah efek katabolic protein
yang berat dan mengakibatkan penipisan kulit, atrofi otot, osteoporosis, involusi jaringan
limfoid yang luas dan umumnya keseimbangan nitrogen yang negative. Pada penderita
sindrom ini juga terdapat redistribusi lemak yang aneh dengan obesitas batang tubuh dan
“punuk kerbau (buffalo hump)” yang khas. Resistensi terhadap infeksi dan respons
inflamasi, terganggu, seperti halnya penyembuhan luka. Beberapa temuan klinis,
termasuk hypernatremia, hypokalemia, alkalosis, edema dan hiperteni disebabkan oleh
kerja mineralokortikoid yang dimilki kortisol.

 Pankreas
Contoh Penyakitnya Diabetes Melitus
Adalah suatu penyakit yang disebabkan gangguan hormonal (hormon insulin yang
dihasilkan pankreas)& melibatkan metabolisme karbohidrat, dimana seseorang tidak
dapat cukup memproduksi insulin atau tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi
dengan baik
Patofisiologi :
Pasien DM mengalami defisiensi insulin menyebabkan glukagon meningkat sehingga
terjadi pemecahan gula baru (glukoneogenesis) yang menyebabkan metabolisme lemak
meningkat sehingga terjadi proses pembentukan keton (ketogenesis). Terjadi peningkatan
keton didalam plasama menyebabkan ketonuria (keton didalam urin) sehingga kadar
natrium dan PH serum menurun yang menyebabkan asidosis.
Defisiensi insulin menyebabkan penggunaan glukosa pada sel menurun sehingga kadar
glukosa darah tinggi pada plasma (hiperglikemia). Jika parah dan melebihi ambang ginjal
terjadi glikosuria.

Anda mungkin juga menyukai