“ANTIAMUBA’’
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya
makalah ini. makalah yang kami buat ini berisi informasi mengenai amuba dan
antiamuba.makalah ini memberikan pengetahuan yang besar mengenai amoba
dan antiamoba bseseta contoh obatnya, terutama untuk mahasiswa farmasi.
Selain menyajikan materi yang dikehendaki kurikulum, makalah ini menyajikan
stuktur dan bentuk sel amoeba obat obat antiamuba secara akurat. Setiap materi
dibahas dengan rinci dan disertai berbagai contoh yang memudahkan untuk
memahaminya.
Akhir kata, hanya ucapan terimakasih yang dapat kami sampaikan kepada pihak –
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kehidupan kita.
penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1. PEDAHULUAN
a. Latar belakang………………………………………..
b. Rumusan masalah…………………………………..
c. Tujuan ……………………………………………………
a. Pencegahan amuba……………………………..
b. Penyakit yang disebabkan amuba………..
c. Penggolongan obat……………………………..
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar belakang
Banyak jenis amoeba yang hidup mandiri, antara lain Amoeba proteus, namun ada
yang hidup parasitis dan menyebabkan penyakit disentri pada manusia dan hewan
(anjing dan kucing), yaitu Entamoeba histolityca.
Menurut Kastawi dkk (2003 hal: 28) amoeba ada yang dibungkus cangkang atau
tanpa selubung cangkang (telanjang). Amoeba telanjang dari genus Amoeba dan
Pelomyxa bentuknya asimetris dan bentuk ini selalu berubah. Sebaliknya amoeba
bercangkang memperlihatkan simetris bagian luarnya (cangkangnya).
Sitoplasma terbagi dalam ekto dan endoplasma, pseudopodia ada yang tipe
lobopodia (pada amoeba telanjang) atau tipe filopodia (pada amoeba bercangkang).
Pada lobopodia, penjuluran lebih besar dan mengandung ekto dan endoplasma,
sedang pada filopodia lebih kecil dan hanya tersusun dari ektoplasma.
Cangkang berasal dari sekresi sitoplasma berupa silica atau khitin, atau materi dari
luar yang melekat. Amoeba melekat pada dinding dalam cangkang dengan
perantara penjuluran protoplasma. Cangkang selalu memiliki bidang terbuka untuk
penjuluran sitoplasma, dan karenanya bentuk cangkang sering mirip helm/topi.
B. Rumusan masalah
1. Mempelajari Apa itu amoeba?
2. Mengetahui Karakter sel amoeba?
3. Mengetahui tahapan siklus hidup amoeba?
4. Mengetahui bentuk amoeba dan penularannya?
5. Pencegahan amoeba!
6. Penyakit yang disebabkan amoeba?
7. Penggolongan obat!
C. Tujuannya
1. Mengetahui apa itu amoeba
a. Jenis jenis amoeba
b. Siklus hidup amoeba
2. Memahami Bentuk amoeba dan penularannya
3. Memahami pecegahan amubiasi
4. Memahami penyakit yang disebabkan amoeba
5. Memahami penggolongan obat antiamuba
BAB II
PEMBAHASAN
Amuba adalah parasit yang terdapat dalam makanan dan minuman yang
tercemar, kemudian tertelan oleh manusia, dan menetap di usus yang dapat
menimbulkan infeksi pada usus.
Amubiasis adalah penyebab yang umum dari diare kronik maupun diare akut.
Pengertian dari diare akut sendiri yaitu diare yang menetap lebih dari 3-5 hari yang
disertai oleh nyeri perut, kram perut, demam tidak begitu tinggi, nyeri pada buang
air besar, dan faeses berupa darah disertai lendir. Sedangkan diare kronik adalah
diare yang berlangsung lebih dari tiga minggu,penanganan diare kronik bersifat
lebih kompleks dan menyeluruh dibandingkan diare akut dan mengharuskan
rujukan kepada dokter ahli, penderita juga dapat mengalami kesukaran buang air
besar.
Amoeba termasuk dalam kelas Rhizopoda pada filum Protozoa. Secara umum dapt
dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya
pertama dan zoon artinya hewan. Jadi,Protozoa adalah hewan pertama. Tubuh
protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel). Namun
demikian, Protozoa merupakan system yang serba bisa. Semua tugas tubuh dapat
dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Ukuaran tubuhnya
antaran 3-1000 mikron. Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat
memanjang, atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga
ada memiliki fligel atau bersilia. Protozoa hidup di air atau tempat yang basah.
Protozoa hidup secara soliter atau bentuk koloni. Didalam ekosistem air protozoa
merupakan zooplankton.
Beberapa jenis protozoa memiliki rangka luar ( cangkok) dari zat kersik dan kapur.
Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba-tiba menjadi jelek, Protozoa
membentuk kista. Dan menjadi aktif lagi. Organel yang terdapat didalam sel antara
lain nucleus, badan golgi, mikrokondria, plastida, dan vakluola. Nutrisi protozoa
bermacam-macam. Ada yang holozoik (heterotrof), yaitu makanannya berupa
organisme lainnya. Ada pula yang holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis
makanannya sendiri dari zat organic dengan bantuan klorofit dan cahaya. Selain itu
ada yang bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organic dari organisme
yang telah mati adapula yang bersifat parasitik. Apabila protozoa dibandingkan
dengan tumbuhan unisel, terdapat banyak perbedaan tetapi ada persamaannya. Hal
ini mungkin protozoa meriupakan bentuk peralihan dari bentuk sel tumbuhan ke
bentuk sel hewan dalam perjalanan evolusinya.
II.3 Tahapan Dalam Siklus Hidup Amoeba
Amuba bereproduksi secara aseksual. Proses ini sangat mirip dengan pembelahan
sel yang terjadi di dalam tubuh organisme bersel banyak seperti mamalia. Proses
dimana amuba berkembang biak dikenal sebagai mitosis atau sitokinesis. Dalam
proses mitosis, sel amuba induk akan terbagi menjadi dua sel. Sedangkan dalam
sitokinesis, sel asli dibagi menjadi tiga sel, yang terdiri atas sel asli dan dua sel
anak.Sebagai makhluk satu sel, amuba dilingkupi oleh membran sel. Membran sel
menjadi semacam pembungkus bagian-bagian sel seperti inti (semacam otak
amuba), organela (organ amuba), dan sitoplasma (cairan dalam membran sel).
Sebuah metode yang dikenal sebagai fagositosis digunakan oleh amuba untuk
bergerak, makan, dan bereproduksi. Selama fagositosis, amuba mengubah bentuk
kemudian kembali ke dalam bentuk semula lagi. Amuba makan dengan cara
menyelimuti makanan terlebih dahulu. Lantas, organela yang dikenal sebagai
vakuola melakukan tugas mencerna dan menyimpan makanan.
a. Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua.
Kemudian diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-
masing menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma
menggenting diikuti dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma
telah benar-benar terpisah, maka terbentuknya dua sel baru yang masing-masing
mempunyai inti baru dan sitoplasma yang baru pula. Pada amoeba bila keadan
kurang baik, misalnya udara terlalu dingin atau panas atau kurang makan, maka
amoeba akan membentuk kista. Didalam kista amoeba dapt membelah menjadi
amoeba-amoeba baru yang lebih kacil. Bila keadaan lingkungan telah baik
kembali, maka dinding kista akan pecah dan amoeba-amoeba baru tadi dapat
keluar. Selanjudnya amoeba ini akan tumbuh setelah sampaipada ukuran tertentu
dia akan membelah diri seperti semula.
b. Pada bakteri terjadi pula pembelaan diri. Dengan proses sama seperti diatas.
Amoeba merupakan salah satu anggota Rhizopoda yang terkenal. Bentuk Amoeba
senantiasa berubah-ubah, hidupnya bebas, terdapat di tanah becek atau di perairan
yang banyak mengandung bahan organik tetapi ada juga amoeba yang hidup
sebagai parasit yang sering dikenal dengan sebutan Entamoeba
Ciri-Ciri Amoeba
• Bersel Satu
• Hidup Bebas, di tanah atau tempat berair yang mengandung zat organiik
Penularan amubasis dapat melalui makanan yang tercemar Krista dewasa, tetapi
dapat juga terjadi melalui hubungan seks pada kaum homoseksual. Begitupula
pada keadaan hamil, malnutrisi dan penderita gangguan imunologi.
Bentuk kista merupakan bentuk yang tidak aktif dari amuba yang memiliki
membran pelindung yang ulet dan tahan getah lambung. Bentuk kista
dibentuk dirongga usus besar. Bentuk kista berukuran 10-20 mikron,
berbentuk bulat atau lonjong, mempunyai dinding kista dan ada inti
entamoeba. Bentuk kista ini tidak patogen, tetapi dapat merupakan bentuk
infektif.
b. Bentuk minuta
c. Bentuk histolitika
A. Pencegahan Amubiasis
Amuba umumnya menyerang usus. dengan gejala diare berlendir dan darah
disertai kejang-kejang dan nyeri perut, serta mulas pada waktu buang air besar.
Bila pengobatannya tidak tepat penyakit ini dapat menjalar ke organ organ lain
khususnya hati dan menyebabkan amubiasis hati yang berciri radang hati (hepatitis
amuba)
Macam-macam Amubiasis :
Amubiasis usus: hampir sama dengan disentri basiller (sigelosis) dengan ciri
diare akut, mual, muntah, sakit kepala, anorexia
Amubiasis Hati : ditandai dengan radang pada hati ( hepatitis amuba)
C. Penggolongan obat
a) Amubiasis kontak atau lumen yaitu obat yang bekerja di lumen usus atau
aktif terhadap amubiasis intestinal. Ct: dihidroemetin dan emetin
b) Amubiasis jaringan atau histolitika yaitu obat yang bekerja pada jaringan
intestinum atau organ lainnya. Ct: diloksanidfurocid dan antibiotika
c) Amubiasis kombinasi yaitu efektif terhadap amubiasid lumen maupun
jaringan. Ct: derivate nitroimidazol seperti metronidazole dan nimorazole.
a. Emetin Hidroklorida
Farmakokinetik :
Diserap baik dari tempat injeksi lalu dimetabolisme dan dieksresi secara
lambat, sehingga emetin sudah ditemukan diurin 20-40 menit setelah suntikan dan
masih ditemukan 40-60 hari setelah pengobatan dihentikan
Efek samping:
Hamil
Penyakit jantung
Penyakit ginjal
Pada anak 1mg/kgbb/hari selama 5 hari, terapi ulang baru boleh stelah 6-8
mg dari pemberian pertama. Dosis dewasa 1-1,5 mg/kgbb/hari dg dosis
maksimal 90 mg/hr dlm dosis terbagi 2x/hr. pemberian ulang setelah 2
minggu
b. Klorokuin
Mekanisme kerja :
Mual
Diare
Muntah
Sakit kepala
Dosis :
Untuk orang dewasa adalah 1 gram sehari selama 2 hari, kemudian 500 mg sehari
selama 2 sampai 3 minggu dan efektif untuk amubiasis hati.
c. Metronidazol
Farmakokinetik :
Absorbsi peroral baik. 1 jam setelh 500mg diberikan oral, kadar plasma
10ug/mL. untuk protozoa & bakteri sensitif hanya diperlukan kadar plasma 8
ug/mL, t1/2 8-10 jam. Diekresi lewat urin, air liur, ASI &cairan vagina &seminalis
dalam kadar rendah. Urin mungkin berwarna gelap karena mengandung pigmen yg
larut air
Efek samping :
Sakit kepala, mual, mulut kering, kecap logam, lidah berselaput, glositis,
stomatitis,vertigo, ataksia, parestesia, flushing, pruritus, disuria dll.kadang
dijumpai netropenia
Kontra indikasi : hamil sebaiknya dihindarkan, walaupun belum ada bukti efek
teratogeniknya
Indikasi :
Amubiasis
Giardiasis
Dosis:
Interaksi obat :
PENUTUP
A.Kesimpulan
B. Saran
Agar kondisi tubuh tetap sehat, kita harus menjaga kesehatan tubuh kita supaya
tidak terjadi gangguan keseimabangan atau sakit. Dalam hidup ini ada beberapa
factor yang mempengaruhi kondisi kesehatan tubuh maupun psikologi manusia,
oleh karena itu kita harus mengetahui factor-faktor apa saja agar dapat menjaga
tubuh kita tetap dalam keadaan yang seimbang dan dinamis. Makalah yang kami
susun diatas bila terdapat berbagai kesalahan mohon maaf, karena kami masih
dalam tahap pembelajaran. Saran dari para pembaca sangat dibutuhkan untuk
mengkoreksi dan memperbaki makalah berikutnya, agar menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Riyanti, Sri; dkk; Farmakologi Kelas X; Penerbit Pilar Utama Mandiri; Jakarta 2013
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-rrdewiretn-5701-2-
babii.pdfhttp://epidemiologiunsri.blogspot.com/2011/11/disentri.html