Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN KASUS

DISENTRI AMOEBA

Oleh
dr. Fitri Ramadhayani Hutagaol

Dokter pendamping:
-dr. Desfi Delfiana Fahmi
-dr. Lena Sofi Elvrida Sitorus

Program Dokter Internsip Indonesia


RSUD.H.Damanhuri Barabai
2016

DAFTAR ISI

I.

BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang..3

II.

BAB II
Laporan Kasus..............................................................................................4
BAB III
Analisa Kasus...10

III.
IV.

BAB IV DAFTAR PUSTAKA


2.1. anatomi dan histologi kulit...
.15
2.2. defenisi dan etiologi luka bakar......
...17
2.3. klasifikasi luka bakar..
18
2.4.

Berat dan luas luka bakar...


..20
2.5.
Pembagian luka
bakar..23
2.6.
Fatofisiologi luka bakar.
24
2.7.
Fase luka bakar..
26
2.8.
Indikasi rawat inap pasien luka
bakar..
.27
2.9.
Pemeriksaan
penunjang..28
3.1. penatalaksanaan luka
bakr.28
3.2. resusitasi pasien luka
bakar29
3.2. perawatan luka
bakar..31

3.3
komplikasi34
3.4 prognosis
34
V. BAB V
Kesimpulan40
Daftar
Pustaka...41

BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

LAPORAN KASUS

BAB III

ANALISA KASUS

BAB IV

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFENISI
Gatroenteritis adalah peradangan pada mukosa membran lambung dan usus
halus ditandai dengan gejala diare disertai dengan muntah atau tidak. 1
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya lebih
dari 200 g atau 200 ml/24 jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu buang
air besar encer lebih dari 3 kali per hari. Buang air besar encer tersebut dapat/tanpa
disertai lendir dan darah.2,3
2.2 EPIDEMIOLOGI
Diare akut merupakan masalah umum ditemukan diseluruh dunia.
2.3 JENIS JENIS DIARE
a. Diare akut, yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari ( umumnya kurang
dari 7 hari ). Gejala dan tanda sudah berlangsung < 2 minggu sebelum datang
berobat. Akibat diare akut adalah dehidrasi, sedangkan dehidrasi merupakan
penyebab utama kematian bagi penderita diare.
b. Diare kronik, yaitu diare yang gejala dan tanda sudah berlangsung > 2 minggu
sebelum dating berobat atau sifatnya berulang.
c. Disentri, yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat dari disentri adalah
anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, kemungkinan terjadi komplikasi
pada mukosa.
d. Diare persisten, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari secara terus
menerus. Akibat dari diare persisten adalah penurunan berat badan dan gangguan
metabolisme.5

2.4 ETIOLOGI
1. Faktor infeksi
a). Infeksi internal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak :
a. Infeksi bakteri : Vibrio, Escherechia Coli, Salmonella, Shigella, Yersina,
b. Infeksi Virus : Enterovirus,
c. Infeksi parasit : cacing ( Ascaris, Tricuris, Oxyuris,Strongiloides),
d. Infeksi protozoa : Entamoeba histolytica, Giardia lambia, Thricomonas
hominis,
e. Infeksi jamur : Candida albicans.
b). Infeksi Parenterial yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan
seperti tonsilofaringitis.
Keadaan ini terutama terdapat pada bayi atau anak dibawah tiga tahun.
Makanan dan miniman yang terkontaminasi melalui tangan yang kotor, lalat,
dan alat-alat makan yang terkontaminasi juga dapat menyebabkan seseorang
tertular penyakit diare tersebut (Azrul Azwar, 1989). Adapun sumber-sumber
penularan penyakit dapat terjadi melalui : air,makanan, minuman, tanah,
tangan dan alat yang digunakan secara pribadi.
Bila seseorang penderita disentri amoeba sembuh dari penyakitnya, maka
amoeba akan bertukar bentuk menjadi bentuk kista. Kista ini akan keluar
bersama faeces dan dapat hidup terus karena tahan terhadap segala pengaruh
dari luar. Buang air besar sembarangan akan menjadikan sarang lalat, apabila
lalat tersebut hinggap pada makanan, maka akan terjadi kontaminasi (Depkes
RI, 1991).

2. Faktor Malabsorbsi
Faktor malabsorbsi ini meliputi :

a) malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intolerans laktosa, maltosa, sukrosa),


monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan
anak yang terserang ialah intoleransi laktosa,
b) Malabsorbsi lemak,
c) Malabsorbsi protein,
3. Factor makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan,
4. Factor psikologis : rasa takut dan cemas, walaupun jarang
tetapi menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih
besar.6
2.5

PATOFISIOLOGI
Terjadinya diare bisa disebabkan oleh salah satu mekanisme di bawah ini :
1). Diare osmotik:
Substansi

hipertonik

nonabsorbsi

menyebabkan

peningkatan

tekanan

osmotikintralumen usus sehingga cairan masuk ke dalam lumen.


Diare osmotik terjadi karena:
a) Pasien memakan substansi non absorbsi antara lain laksan magnesium sulfat atau
antasida mengandung magnesium.
b) Pasien mengalami malabsorbsi generalisata sehingga cairan tinggi konsentrasi
seperti glukosa tetap berada di lumen usus.
c) Pasien dengan defek absorbtif, misalnya defisiensi disakaride atau malasorbsi
glukosa-galaktosa.

2). Diare sekretorik:


Peningkatan sekresi cairan elektrolit dari usus secara aktif dan penurunan
absorbsi / diare dengan volume tinja sangat banyak.
a) Malasorbsi asam empedu dan asam lemak:
b) Pada diare ini terjadi pembentukan micelle empedu.

c) Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit:


d) Terjadi penghentian mekanisme transport ion aktif pada Na K ATP-ase di enterosit dan
gangguan absorbsi Na dan air.
e) Gangguan motilitas dan waktu transit usus:
f) Hipermotilitas usus tidak sempat di absorbsi diare.
g) Gangguan permeabilitas usus:
h) Terjadi kelainan morfologi usus pada membran epitel spesifik
gangguan permeabilitas usus.
3). Diare inflamatorik:
a) Kerusakan sel mukosa usus eksudasi cairan, elektrolit dan mukus
yang berlebihan diare dengan darah dalam tinja.
4). Diare pada infeksi:
a) Virus
b) Bakteri
- Penempelan di mukosa.
- Toxin yang menyebabkan sekresi.
- Invasi mukosa.
c) Protozoa
- Penempelan mukosa (Giardia lamblia dan Cryptosporidium) Menempel pada epitel usus
halus dan menyebabkan pemendekan phili yang kemungkinan menyebabkan diare.7

2.5.1 PROTOZOA
1. Pengertian Protozoa
Secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa berasal dari Bahasa Yunani,
yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan
pertama. Tubuh protozoa amat sederhana, yaitu terdiri dari satu sel tunggal (unisel).
Namun demikian, Protozoa merupakan system yang serba bisa. Semua tugas tubuh
dapat dilakukan oleh satu sel saja tanpa mengalami tumpang tindih. Ukuran tubuhnya
antara 3-1000 mikron.Bentuk tubuh macam-macam ada yang seperti bola, bulat
memanjang, atau seperti sandal bahkan ada yang bentuknya tidak menentu. Juga ada
memiliki flagel atau bersilia. Protozoa hidup di air atau tempat yang basah. Protozoa
hidup secara soliter atau bentuk koloni. Didalam ekosistem air protozoa merupakan
zooplankton. Permukaan tubuh Protozoa dibayangi oleh membran sel yang tipis,
elastis, permeable,yang tersusun dari bahan lipoprotein, sehingga bentuknya mudah
berubah-ubah. Beberapa jenis protozoa memiliki rangka luar ( cangkok) dari zat

kersik dan kapur. Apabila kondisi lingkungan tempat tinggal tiba - tiba menjadi jelek,
Protozoa membentuk kista dan menjadi aktif lagi. Organel yang terdapat didalam sel
antara lain nucleus, badan golgi,mikrokondria, plastida, dan vakuola. Nutrisi protozoa
bermacam-macam. Ada yang holozoik (heterotrof), yaitu makanannya berupa
organisme lainnya. Ada pula yang holofilik (autotrof), yaitu dapat mensintesis
makanannya sendiri dari zat organic dengan bantuan klorofil dan cahaya. Selain itu
ada yang bersifat saprofitik, yaitu menggunakan sisa bahan organic dari organisme
yang telah mati adapula yang bersifat parasitik. Apabila protozoa dibandingkan
dengan tumbuhan unisel, terdapat banyak perbedaan tetapi ada persamaannya. Hal ini
mungkin protozoa merupakan bentuk peralihan dari bentuk sel tumbuhan ke bentuk
sel hewan dalam perjalanan evolusinya. Perkembangbiakan amoeba dan bakteri yang
biasa dilakukan adalah dengan membela diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka
mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit. Peristiwa ini dimulai dengan
pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian diikuti dengan
pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-masing menyelubungi inti
selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting diikuti dengan pemisahan
sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah, maka
terbentuknya dua sel baru yang masing-masing mempunyai inti baru dan sitoplasma
yang baru pula. Pada amoeba bila keadan kurang baik, misalnya udara terlalu dingin
atau panas atau kurang makan, maka amoeba akan membentuk kista. Didalam kista
amoeba dapt membelah menjadi amoeba-amoeba baru yang lebih kecil. Bila keadaan
lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan amoeba-amoeba
baru tadi dapat keluar. Selanjutnya amoeba ini akan tumbuh setelah sampai pada
ukuran tertentu dia akan membelah diri seperti semula. Selain penyakit ini masih
endemis di hampir semua daerah, juga sering muncul sebagai kejadian luar biasa .
( Andrean SE , Chrsiye SF , Dhedy, 2001 ). Protozoa merupakan makhluk hidup
bersel satu yang sering menjadi penyebab penyakit diare, manusia yang terinfeksi
oleh protozoa biasanya dapat diindikasikan dari konsistensi faeces yang cair. Namun
demikian adanya faeces yang encer / cair belum tentu disebabkan oleh amoebiasis.
Salah satu spesies patogen dari amoeba ini adalah Entamoeba histolytica. Spesies

lainnya lebih sering berperan sebagai flora normal pada manusia sehingga tidak akan
berdampak negatif.
2. Ciri ciri Protozoa
a. Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
b. Organisme uniseluler ( bersel tunggal )
c. Eukariotik ( memiliki membran nukleus )
d. Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri ( heterotrof )
e. Hidup bebas, saprofita atau parasit
f. Dapat membentuk kista untuk bertahan hidup
g. Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela.

3. Klasifikasi Protozoa
Kelas yang dibedakan berdasarkan alat geraknya
a) Rhizopoda
Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia) yang merupakan penjuluran protoplasma
sel. Hidup di air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup
dalam tubuh hewan atau manusia. Jenis yang paling mudah diamati adalah amoeba
b) Flagellata ( Mastigophora )
Bergerak dengan falgel ( bulu cambuk ) yang digunakan juga sebagai alat indera dan
alat bant intuk menangkap makanan.
Dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
1). Fitoflagellata

Flagellata autotrofik ( berkloroplas ), dapat berfotosintesis.


Contohnya : Noctiluca milliaris, Volvox globator, Zooflagellata, Euglena viridis
2). Flagellata heterotrofik ( tidak berkloroplas ).
Contohnya :Trypanosoma gambiens, Leishmania.
c) Ciliata ( Ciliophora )
Anggota Ciliata ditandai dengan adanya silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya,
yang digunakan sebagai alat gerak dan mencari makanan. Ukuran silia pendek dari
flagel. Memiliki 2 inti sel (nukleus), yaitu makronukleus ( inti besar ) yang
mengendalikan fungsi hidup sehari-hari dengan cara mensintesis RNA, juga penting
untuk reproduksi aseksual, dan mikronukleus ( inti kecil ) yang dipertukarkan pada
saat konjugasi untuk proses reproduksi seksual. Ditemukan vakuola kontraktil yang
berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam tubuhnya. Banyak ditemukan hidup
di laut maupun air tawar.
Contoh Stentor, Paraemecium caudatiun, Didinium, Vorticella, Balantidium coli.
d) Sporozoa
Tidak memiliki alat gerak khusus, mengahasilkan spora (sporozoid) sebagai cara
perkembangbiakannya. Sporozoid memiliki organel organel kompleks pada salah
satu ujung selnya yang dikhususkan untuk menembus sel dan jaringan inang. Hospes
parasite pada manusia dan hewan.
Contoh : Plasmodium sp.
1. Protozoa yang sering menjadi penyebab diare
a. Entamoeba histolytica
b. Cryptosporium
c. Giardia lamblia

2.5.2 AMOEBA
Amoeba termasuk dalam kelas Rhizopoda pada filum Protozoa.
Manusia merupakan hospes enam spesies amoeba yang hidup dalam rongga
usus besar, yaitu :
a. Entamoeba histolytica menyebabkan amoebiasis ( diare amoeba )
b. Entamoeba coli yang sifatnya tidak pathogen pada manusia
c. Endolimax nana yang sifatnya tidak pathogen pada manusia
d. Iodomoeba butshii yang sifatnya tidak pathogen pada manusia
e. Dientamoeba fragilis yamg sifatnya tidak pathogen pada manusia
f. Entamoeba hartmani yang sifatnya tidak pathogen pada manusia
Parasit kelas Rhizopoda tersebut diatas berkembang biak dengan aseksual atau belah
pasang dan juga hidup didalam tubuh manusia (Srisari Gandahusada, 1998 ).
a. Morfologi
Morfologi spesies amoeba masing-masing stadium
1). Entamoeba histolytica
Gambar a. Stadium perkembangan Entamoeba histolytica
Keterangan gambar a :

Anda mungkin juga menyukai