Anda di halaman 1dari 6

NAMA : ARKAN MAULANA

NIM : E1A022096

KELAS : 3/D PENDIDIKAN BIOLOGI

SOAL :

1. Uraikan apa yang dimaksud dengan sel sebagai unit terkecil kehidupan.
2. Penyakit apakah yang disebabkan oleh Entamoeba histolytica? Gambar dan uraikan
siklus hidup Entamoeba histolytica.
3. Malaria merupakan salah satu penyakit berbahaya yang disebabkan oleh sporozoa.
Salah satu ciri khas penyakit malaria adalah munculnya panas tinggi penderita yang
berulang. Gambarkan bagaimana organisme ini menyerang manusia sehingga
menimbulkan panas tinggi berulang pada penderita. Uraikan pula bagaimana upaya
yang dapat dilakukan agar kita terhindar dari penyakit malaria.
4. Uraikan sikulus hidup ubur-ubur (Aurelia). Lengkapi jawaban saudara dengan
gambar.
5. Hewan karang dapat membentuk terumbu yang kuat terhadap gempuran
gelombang air laut. Uraikan bagaimana terbentuknya termbu oleh hewan karang.

JAWABAN :

1. Sel adalah unit terkecil kehidupan yang memiliki struktur dan fungsi dasar
kehidupan. Setiap organisme hidup, mulai dari mikroorganisme seperti bakteri
hingga organisme kompleks seperti manusia, terbentuk dari sel-sel. Ada beberapa
karakteristik utama yang mendefinisikan sel sebagai unit terkecil kehidupan:
a. Memiliki Struktur yang Teratur: Sel memiliki struktur internal yang teratur dan
kompleks. Mereka memiliki berbagai bagian seperti inti sel (nukleus),
sitoplasma, membran sel, dan organel-organel lain yang memiliki fungsi
spesifik.
b. Mempunyai Membran Sel: Semua sel hidup dilapisi oleh membran sel (plasma
membrane) yang memisahkan konten sel dari lingkungan sekitarnya. Membran
sel mengatur masuknya zat-zat ke dalam sel dan keluarnya zat-zat dari sel.
c. Memiliki Materi Genetik: Sel menyimpan informasi genetik dalam bentuk DNA
(asam deoksiribonukleat). DNA ini mengandung instruksi untuk perkembangan,
pertumbuhan, dan fungsi sel. Materi genetik ini biasanya terdapat dalam inti
sel.
d. Mampu Reproduksi: Sel memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi,
baik melalui pembelahan sel (mitosis) untuk pertumbuhan dan perbaikan
jaringan, maupun melalui pembelahan sel khusus (meiosis) untuk pembentukan
sel-sel reproduksi (spermatozoa dan ovum).
e. Melakukan Metabolisme: Sel melakukan reaksi kimia yang dikenal sebagai
metabolisme. Mereka mengambil nutrisi dari lingkungan, mengubahnya
menjadi energi, dan membuang produk sampingan hasil metabolisme.
f. Merupakan Unit Fungsional: Sel adalah unit fungsional dari semua makhluk
hidup. Organisme lebih kompleks terdiri dari jutaan hingga triliunan sel yang
bekerja bersama-sama untuk menjalankan fungsi-fungsi tubuh yang kompleks.
g. Merupakan Unit Warisan Genetik: Sel mentransmisikan warisan genetik dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Materi genetik yang terdapat dalam sel
mengatur ciri-ciri keturunan dan memastikan kelangsungan hidup spesies.
Dengan karakteristik-karakteristik ini, sel dianggap sebagai unit terkecil
kehidupan karena kemampuannya untuk menjalankan fungsi-fungsi dasar
kehidupan dan karena sel merupakan dasar dari semua bentuk kehidupan yang
kita kenal.
2. Entamoeba histolytica adalah sejenis protozoa parasit yang menyebabkan penyakit
pada manusia yang disebut amebiasis. Amebiasis adalah infeksi usus besar yang
dapat menyebabkan berbagai gejala, mulai dari diare ringan hingga infeksi usus
yang parah dan bahkan dapat mengancam jiwa jika tidak diobati dengan tepat.
Entamoeba histolytica ditularkan melalui kontak dengan tinja manusia yang
terinfeksi. Ini dapat terjadi melalui konsumsi makanan atau minuman yang
terkontaminasi, kontak langsung dengan individu yang terinfeksi, atau melalui
kontak dengan benda-benda yang telah terkontaminasi oleh tinja penderita. Gejala
amebiasis bisa bervariasi, mulai dari diare ringan hingga diare berdarah, sakit perut,
penurunan berat badan, dan kelelahan. Beberapa orang yang terinfeksi mungkin
tidak menunjukkan gejala sama sekali, tetapi masih dapat menyebarkan parasit ini
kepada orang lain. Jika amebiasis tidak diobati, parasit ini dapat menembus dinding
usus dan menyebar ke organ lain, terutama hati, menyebabkan abses hati. Abses
hati akibat Entamoeba histolytica dapat menjadi kondisi yang serius dan
memerlukan perawatan medis segera.
Penting untuk menjaga kebersihan diri, mengonsumsi air yang bersih,
mencuci tangan dengan benar, dan menghindari makanan atau minuman yang
mungkin terkontaminasi untuk mencegah infeksi amebiasis. Jika seseorang
mengalami gejala-gejala seperti diare berdarah atau sakit perut parah, penting
untuk segera mencari perawatan medis untuk diagnosis dan pengobatan yang
tepat.

Siklus hidup Entamoeba histolytica melibatkan dua bentuk utama: bentuk


trofozoit dan bentuk kista. Trofozoit adalah bentuk aktif parasit yang ditemukan
dalam usus manusia dan menyebabkan penyakit, sementara kista adalah bentuk
laten yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang keras dan bertanggung jawab
untuk penularan parasit. Berikut adalah rangkaian peristiwa dalam siklus hidup
Entamoeba histolytica
1. Bentuk Kista
• Pembentukan Kista: Di dalam usus manusia, trofozoit E. histolytica
dapat berubah menjadi bentuk kista ketika parasit berada dalam
lingkungan yang tidak menguntungkan atau saat parasit dikeluarkan
dari tubuh melalui tinja.
• Pertahanan di Lingkungan Eksternal: Kista adalah bentuk tahan lama
dan tahan terhadap kondisi lingkungan eksternal yang keras, termasuk
bahan kimia dan perubahan suhu. Kista dapat bertahan di air, tanah,
atau benda-benda terkontaminasi untuk jangka waktu yang lama.

2. Penularan
• Masuk ke Tubuh Manusia: Manusia terinfeksi E. histolytica dengan
mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi oleh kista. Kista
masuk ke usus manusia melalui mulut.
3. Bentuk Trofozoit
• Ekskisitasi: Di dalam usus manusia, kista melepaskan trofozoit, bentuk
aktif dan invasif dari E. histolytica. Trofozoit menetap di usus besar
manusia, di mana mereka berkembang biak dengan membelah secara
biner.
• Invasi dan Penyebab Penyakit: Trofozoit yang bersifat invasif menembus
dinding usus dan menyebabkan kerusakan jaringan. Mereka dapat
menyebar ke organ lain, terutama hati, melalui aliran darah,
menyebabkan abses hati (sebuah kumpulan nanah di dalam jaringan
hati).
4. Siklus Selanjutnya
• Kembalinya ke Bentuk Kista: Ketika kondisi lingkungan tidak
menguntungkan lagi (misalnya, saat tubuh manusia mengalami keadaan
kesehatan yang baik atau saat trofozoit terpapar ke lingkungan yang
keras), trofozoit dapat berubah kembali menjadi bentuk kista. Kista ini
kemudian dikeluarkan dari tubuh manusia melalui tinja, memulai siklus
baru dari penularan parasite.

3. Gambar bagaimana organisme ini menyerang manusia sehingga menimbulkan


panas tinggi berulang pada penderita.

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi. Meskipun tidak ada vaksin
malaria yang sepenuhnya efektif, ada berbagai upaya yang dapat diambil untuk
mengurangi risiko terkena penyakit ini:
1. Penggunaan Kelambu Berinsektisida: Menggunakan kelambu yang telah dirawat
dengan insektisida dapat membantu melindungi dari gigitan nyamuk saat tidur,
terutama saat tidur di daerah yang terkena malaria.
2. Penggunaan Obat Antimalaria: Jika Anda tinggal di atau bepergian ke daerah
yang terjangkit malaria, konsultasikan dengan dokter atau penyedia layanan
kesehatan untuk mendapatkan obat antimalaria profilaksis sebelum pergi dan
selama Anda tinggal di daerah tersebut.
3. Penggunaan Repelen Nyamuk: Menggunakan repelen nyamuk yang
mengandung DEET, picaridin, atau eucalyptus oil dapat membantu mencegah
gigitan nyamuk.
4. Mengenakan Pakaian Pelindung: Saat berada di daerah yang terkena malaria,
memakai pakaian yang menutupi kulit, terutama saat berada di luar ruangan
pada malam hari, dapat membantu melindungi dari gigitan nyamuk.
5. Hindari Aktivitas Luar Ruangan pada Malam Hari: Nyamuk Anopheles yang
membawa parasit malaria biasanya aktif pada malam hari. Hindari aktivitas luar
ruangan, terutama pada malam hari, untuk mengurangi risiko gigitan nyamuk.
6. Pencegahan di Tempat Tinggal: Pengendalian populasi nyamuk di sekitar rumah
dapat membantu mengurangi risiko penularan malaria. Ini dapat melibatkan
penggunaan kelambu, penggunaan semprotan insektisida dalam rumah, atau
penggunaan lilin anti-nyamuk.
7. Pemantauan Kesehatan: Jika tinggal atau berkunjung ke daerah yang terjangkit
malaria, penting untuk memantau kesehatan Anda dengan cermat. Jika Anda
mengalami gejala seperti demam tinggi, menggigil, sakit kepala, atau kelelahan,
segera mencari perawatan medis dan memberitahu dokter bahwa Anda telah
tinggal atau bepergian ke daerah yang terkena malaria.
Selain tindakan pribadi ini, penting bagi pemerintah dan organisasi kesehatan
untuk melaksanakan program pengendalian vektor, edukasi masyarakat, dan
penyediaan akses yang memadai ke diagnosis dan pengobatan malaria untuk
mengurangi penyebaran penyakit ini.

4. Ubur-ubur (Aurelia) adalah bentuk polip dari kelompok hewan cnidaria yang
berkembang menjadi medusa dalam siklus hidupnya. Berikut adalah penjelasan
mengenai siklus hidup ubur-ubur:
1. Fase Polip (Aurelia)
• Pembuahan: Siklus hidup ubur-ubur dimulai ketika telur-telur yang
dibuahi menghasilkan larva planula. Larva ini adalah bentuk hidup awal
yang bebas berenang dan biasanya menempel pada substrat padat
seperti batu karang.
• Fase Polip: Dari larva planula, muncullah bentuk polip, yang disebut
Aurelia. Aurelia adalah bentuk tubular yang menempel pada substrat
laut dengan dasar tubuhnya. Di fase polip, Aurelia makan plankton dan
mikroorganisme lainnya dengan menggunakan tentakelnya yang
dilengkapi dengan sel-sel khusus bernama cnidocyte, yang dapat
mengeluarkan nematosista (sel-sel penyengat) untuk menangkap
mangsa.
• Pembiakan Aseksual: Polip dapat berkembang biak secara aseksual
melalui proses fragmentasi, di mana bagian tubuhnya memisahkan diri
dan berkembang menjadi individu baru. Proses ini membantu dalam
penyebaran populasi ubur-ubur.
2. Fase Medusa
• Pemisahan Polip: Pada kondisi tertentu, polip akan mengalami
transformasi menjadi bentuk medusa. Proses ini melibatkan pemisahan
diri dari substrat dan transformasi tubuh polip menjadi medusa.
• Fase Medusa: Medusa adalah bentuk berenang bebas yang biasanya
memiliki bentuk payung dengan tentakel yang menggantung di
bawahnya. Medusa merupakan bentuk yang paling dikenal dari ubur-
ubur. Di fase ini, ubur-ubur bergerak bebas di air, mencari mangsa dan
berkembang biak secara seksual.
• Pembuahan dan Pelepasan Telur: Di dalam tubuh medusa jantan,
terdapat sel-sel sperma, sementara di dalam tubuh medusa betina
terdapat telur. Fertilisasi terjadi ketika sperma membuahi telur,
menghasilkan zigot yang berkembang menjadi larva planula, memulai
siklus hidup baru.
• Pelepasan Larva Planula: Larva planula yang baru terbentuk dilepaskan
ke dalam air. Larva ini berenang bebas selama beberapa waktu sebelum
menempel pada substrat dan berkembang menjadi polip, menutup
siklus hidup ubur-ubur.
• Siklus hidup ini menggambarkan perubahan bentuk tubuh ubur-ubur
dari fase polip yang menempel menjadi fase medusa yang berenang
bebas. Transformasi antara fase polip dan medusa memungkinkan ubur-
ubur untuk memanfaatkan berbagai lingkungan dan sumber daya
selama siklus hidupnya

5. Terumbu karang adalah struktur geologis alami yang terbentuk dari kumpulan
organisme karang yang hidup bersama-sama. Karang adalah hewan-hewan kecil
berongga yang termasuk dalam filum Cnidaria, dan mereka membentuk kerangka
kapur yang keras melalui proses-proses biologis yang kompleks. Berikut adalah cara
terbentuknya terumbu karang oleh hewan karang:
1. Pertumbuhan Karang Polip:
• Polip Karang: Karang hidup dalam bentuk polip, yang merupakan hewan
bersel satu yang menyerupai tabung dengan tentakel di sekitar
mulutnya. Polip-polip ini melepaskan kalsium karbonat dari air laut
untuk membentuk eksoskeleton (kerangka kapur) di sekitar tubuh
mereka. Proses ini dikenal sebagai kalsifikasi.
• Symbiosis dengan Alga Zooxanthellae: Polip karang menjalin hubungan
simbiosis dengan alga mikroskopis yang disebut zooxanthellae. Alga ini
tinggal di dalam jaringan polip dan menggunakan fotosintesis untuk
menghasilkan oksigen dan zat-zat organik dari karbon dioksida dan sinar
matahari. Polip karang memberikan tempat tinggal dan zat-zat hara bagi
alga-alga ini.
2. Akresi Kalsium Karbonat:
• Akresi Karbonat: Seiring berjalannya waktu, polip karang terus tumbuh
dan berkembang, menambahkan lapisan-lapisan baru dari kalsium
karbonat ke kerangka mereka. Proses ini disebut akresi karbonat.
• Struktur Kalsium Karbonat: Lapisan-lapisan kalsium karbonat ini
membentuk struktur yang kuat dan keras. Ketika polip mati,
eksoskeletonnya tetap ada dan menjadi dasar untuk pertumbuhan
karang baru. Proses ini berulang kali terjadi selama bertahun-tahun,
membentuk terumbu karang yang besar dan kuat.
3. Pengendapan dan Pembentukan Terumbu:
• Kondisi Lingkungan yang Mendukung: Terumbu karang tumbuh dengan
baik di perairan hangat dan dangkal di daerah-daerah tropis. Kondisi air
yang hangat, jernih, dan memiliki sinar matahari yang cukup
mendukung pertumbuhan alga zooxanthellae, yang penting untuk
pertumbuhan karang.
• Pengendapan Kalsium Karbonat: Proses pengendapan kalsium karbonat
terus berlanjut. Karang mempertahankan pertumbuhannya melalui
akumulasi kalsium karbonat yang bertambah dari aktivitas polip-polip
baru yang terus tumbuh.
• Terbentuknya Terumbu Karang: Seiring waktu, lapisan-lapisan kalsium
karbonat yang terus bertambah membentuk terumbu karang yang
besar. Terumbu ini membentuk struktur yang kuat dan tahan terhadap
gempuran gelombang air laut. Terumbu karang juga menyediakan
habitat bagi berbagai spesies laut, dan memainkan peran penting dalam
menjaga keanekaragaman hayati laut.
Proses ini membutuhkan waktu ratusan hingga ribuan tahun untuk membentuk
terumbu karang yang besar dan kuat. Namun, terumbu karang sangat rentan
terhadap perubahan iklim, polusi, dan aktivitas manusia, yang semuanya dapat
merusak ekosistem terumbu karang yang rapuh.

Anda mungkin juga menyukai