Anda di halaman 1dari 19

ZULFAJRIYAH G 701 17 208

ANNISA WULANDARI G 701 17 016


HARDIANTI SAPUTRI G 701 12 056
FITRI NURLYANTI G 701 17 139
• Anti Amuba Adalah obat-obat yang digunakan untuk
mengobati penyakit yang disebabkan oleh mikro organisme
bersel tunggal (protozoa) yaitu Entamoeba histolytica yang
dikenal dengan dysentri amuba.

• Penyakit yang disebabkan amuba umumnya menyerang usus.


Dengan gejala diare berlendir dan darah disertai kejang-
kejang dan nyeri perut, serta mulas pada waktu buang air
besar.
Bila pengobatannya tidak tepat penyakit ini dapat menjalar ke organ-organ lain khususnya
hati dan menyebabkan amubiasis hati yang berciri radang hati (hepatitis amuba) Bentuk
amuba dan cara penularannya :

• Bentuk kista
merupakan bentuk yang tidak aktif dari amuba yang memiliki membran pelindung yang ulet
dan tahan getah lambung.

• Bentuk minuta (kecil)


Bila makanan yang terinfeksi oleh kista amuba masuk ke usus manusia, kista akan pecah dan
berkembang menjadi bentuk aktif yang disebut tropozoit, memperbanyak diri dengan
pembelahan dan hidup dari bakteri-bakteri yang ada di usus, akibatnya terjadi luka-luka
kecil pada mukosa usus sehingga menimbulkan kejang perut, diare berlendir dan berdarah.

• Bentuk Histolitika
Pada kasus tertentu tropozoid melewati dinding usus, berkembang menjadi 2 kali lebih
besar, lalu menerobos ke organ-organ lain (jantung, paru-paru, otak khususnya hati) di sini
tropozoid - tropozoid ini hidup dari eritrosit dan sel-sel jaringan yang dilarutkan olehnya
dengan jalan fagositosis sehingga jaringan yang ditempatinya akan mati (nekrosis).
• Sebagian tropozoid ada yang menjadi kista, akan keluar
bersama tinja si penderita, dengan perantaraan lalat atau
tangan yang kotor atau makanan dapat masuk lagi ke tubuh
manusia yang lain
1. Singami
• Singami adalah proses pembuahan pada 2 gamet yang berbeda.
Artinya sel dengan kondisi haploid disatukan dengan sel haploid
lainnya.Dengan demikian terjadi peleburan sehingga bagian nukleus
pada sel haploid bersatu.
2. Pembentukan zigot (2n)
Bersatunya sel haploid pada proses singami menyebabkan sel
haploid berubah menjadi sel diploid. Sel diploid sendiri memiliki
pengertian sel terdiri dari 2 set genom.
3. Pembelahan Meiosis
Pembentukan zigot yang diploid kemudian menyebabkan terjadinya
pembelahan secara meiosis.Pembelahan meiosis bisa terjadi pada
daur hidup amoeba apabila sel melakukan pembelahan secara
reduksi.
4. Amoeba (n)
Hasil dari pembelahan meiosis pada daur hidup amoeba
menyebabkan amoeba baru terbentuk.Adapun jumlah sel pada
amoeba baru ini disebut sel haploid. Selanjutnya untuk
mempertahankan hidupnya, amoeba akan berkembang
menjadi bentuk yang agregat.
1. Agregat (n)
• Tahapan agregat pada amoeba merupakan tahapan dimana
amoeba sudah membentuk secara utuh.Artinya amoeba sudah bisa
bertahan hidup di lingkungannya yang baru. Perubahan bentuk yang
agregat ini nantinya akan memudahkan amoeba untuk membentuk
koloni sehingga jumlah amoeba bertambah.
2. Koloni
• Ketika amoeba sudah membentuk koloni (kelompok), maka
kemampuan adaptasi amoeba dengan lingkungan sudah tidak dapat
diragukan lagi. Hal ini terlihat dari kemampuan amoeba yang
menyatu dengan amoeba lain sehingga menjadi contoh hewan
adaptasi morfologi. Selain itu amoeba yang berkoloni ini dapat
berpindah dan migrasi.
3. Badan buah
• Koloni yang sudah mampu berpindah dan migrasi ke
lingkungan yang baru ini nantinya akan tumbuh dan
berkembang. Perubahan koloni sangat nampak sekali apabila
sudab muncul badan buah.Namun saat badan buah muncul,
jumlah sel masih dalam sel haploid.
4. Pembentukan spora (n)
• Pembentukan badan buah pada amoeba menunjukkan amoeba
sudah siap menghasilkan bakal calon individu baru.Bakal calon
individu baru ini bisa disebut spora.
5. Amoeba baru
Pembentukan amoeba baru dalam daur hidup amoeba secara
aseksual diperoleh karena spora berkembang biak dan membesar.
6. Berkembang menjadi Sel Soliter
Upaya mempertahankan hidup melalui adaptasi dari amoeba yang
terbentuk dilakukan.Dimulai dengan membentuk sel soliter dimana
amoeba sudah bisa mencari makanannya sendiri.
7. Singami
Tahapan singami adalah tahapan dimana daur hidup amoeba
kembali ke dalam reproduksi seksual. Proses singami pada
reproduksi ini sama dengan singami pada reproduksi seksual.
Adapun pembelahan sel pada tahapan singami adalah sel soliter
pada tahap sebelumnya.
• Siklus hidup Entamoeba lebih sederhana dibandingkan dengan siklus
hidup parasit yang lain. Siklus hidup dari Entamoeba akan
mengalami perubahan dalam tiga bentuk, yaitu tropozoit, prekista,
dan kista .
• Infeksi hanya terjadi apabila kista yang telah matang masuk ke
dalam saluran pencernaan melalui makanan atau minuman yang
telah terkontaminasi, sedangkan bila tropozoit yang tertelan, maka
ia dihancurkan dalam lambung tanpa menyebabkan infeksi. Kista
yang telah masuk ke dalam sistem pencernaan akan masuk ke dalam
usus. Di dalam usus kista akan mengalami exystasi, sehingga dinding
kista akan robek dan amoeba akan keluar sebagai bentuk metakista
berinti empat. Secara langsung metakista akan membelah menjadi
delapan tropozoit kecil. Tropozoit dilengkapi dengan pseudopodia
untuk membantu pergerakan.
• Tropozoit ini memasuki jaringan usus dan merusak epitel dari usus
besar dengan memproduksi enzim proteolitik. Di dalam usus besar,
tropozoit melakukan penyerapan nutrisi, tumbuh, dan berkembang
biak secara aseksual dengan cara membelah diri.
Perkembangbiakan ini dilakukan untuk pembentukan koloni.
• Tropozoit dari jaringan usus dapat dibawa ke organ ekstraintestinal
vena porta, seperti hati, otak, paru-paru, dll. Hati adalah organ
yang paling sering diserang selain usus, karena di dalam hati
trophozoit akan memakan sel parenkim hati sehingga menyebabkan
kerusakan hati. Sebagian koloni tropozoit akan tetap berada di
dalam usus besar untuk membentuk kolonisasi primer. Koloni tropozoit
yang lain akan melanjutkan perjalanan menuju anus. Selama
perjalanannya, protozoit akan berubah menjadi prekista. Bentuknya
akan mengecil dan berbentuk spheric dengan ukuran 3,5-20 um
• Kista ini adalah bentuk inaktif yang akan keluar melalui feses
setengah padat. Sedangkan untuk tropozoit akan dikeluarkan
ke lingkungan saat diare, dan untuk prekista akan dikeluarkan
dalam semi feses.
• Penularan amubasis dapat melalui :
1. makanan yang tercemar
2. Krista dewasa, tetapi dapat juga terjadi melalui hubungan
seks pada kaum homoseksual.
3. Begitupula pada keadaan hamil, malnutrisi dan penderita
gangguan imunologi.
a. Bentuk kista
• Bentuk kista merupakan bentuk yang tidak aktif dari amuba yang memiliki membran pelindung yang
ulet dan tahan getah lambung.Bentuk kista dibentuk dirongga usus besar.Bentuk kista berukuran 10-
20 mikron, berbentuk bulat atau lonjong, mempunyai dinding kista dan ada inti entamoeba.Bentuk
kista ini tidak patogen, tetapi dapat merupakan bentuk infektif.
b. Bentuk minuta
• Bentuk minuta merupakan bentuk trofozoit.Bentuk minuta adalah bentuk pokok.Tanpa bentuk minuta
daur hidup tidak dapat berlangsung.Bentuk minuta berukuran 10-20 micahkron. Bila makanan
terinfeksi oleh kista amuba masuk ke usus manusia, kista akan pecah dan berkembang menjadi bentuk
aktif yang disebut tropozoit, memperbanyak diri dengan pembelahan dan hidup dari bakteri –
bakteri kecil pada mukosa usus sehingga menimbulkan kejang perut, diare berlendir dan darah.
c. Bentuk histolitika
• Bentuk histolitika merupakan bentuk trofozoit.bentuk histolitikabersifat patogen dan berukuran lebih
besar dari minuta. Bentuk histolitika berukuran 20-40 mikron, mempunyai inti entamoeba yang
terdapat didalam endoplasma.Pergerakan bentuk histolitika dengan pseudopodium yang dibentuk
dari ektoplasma.Bentuk histolitika ini dapat hidup di jaringan usus besar, hati, paru, otak, kulit, dan
vagina.
1. Amubiasid kontak atau lumen yaitu obat yang bekerja di
lumen usus atau aktif terhadap amubiasis intestinal. Ct:
dihidroemetin dan emetin
2. Amubiasid jaringan atau histolitika yaitu obat yang bekerja
pada jaringan intestinum atau organ lainnya. Ct:
diloksanidfurocid dan antibiotika
3. Amubiasid kombinasi yaitu efektif terhadap amubiasid lumen
maupun jaringan. Ct: derivate nitroimidazol seperti
metronidazole dan nimorazole.
• Beberapa obat amubiasis yang penting adalah :
1. Emetin Hidroklorida Obat ini berkhasiat terhadap bentuk histolitika,
toksisnya relative tinggi terutama pada otot jantung. Dosis untuk orang
dewasa adalah 65 mg sehari, anak – anak dibawah 8 th 10 mg/hari. Lama
pengobatan 4-6 hari berturut – turut. Untuk orang tua dan orang yang sakit
berat dosisnya harus dikurangi, tidak dianjurkan pada wanita hamil,
penderita gangguan jantung dan ginjal. Emetin dan dehidroemetin efektif
untuk pengobatan amubiasis hati.
2. Klorokuin Obat ini merupakan amubisid jaringan, berkhasiat pada bentuk
histolytica. Efek samping dan efek toksisnya bersifat ringan antara lain mual,
diare, muntah dan sakit kepala. Dosis untuk orang dewasa adalah 1 gram
sehari selama 2 hari, kemudian 500 mg sehari selama 2 sampai 3 minggu
dan efektif untuk amubiasis hati
3. Metronidazol, Metronidazol merupakan obat pilihan, karan efektif terhadap
bentuk histolytica dan bentuk kista. Efek samping ringan, antara lain, mual,
muntah dan pusing. Dosis untuk orang dewasa adalah 2 gram sehari selama
3 hari berturut-turut dan diberikan secara terbagi.

Anda mungkin juga menyukai