Anda di halaman 1dari 12

“INDOLIMAX NANA”

OLEH :

Kelompok 1
Kelas 2A Semester 4

1. Ni Putu Ditya Anggreni (P07134018 001)


2. Gusti Ayu Putu Lina Pratiwi (P07134018 012)
3. Ni Nyoman Ayu Ratna Lestari (P07134018 023)
4. Putu Diah Pratiwi (P07134018 035)
5. Kadek Dhea Lenny Sagita (P07134018 046)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

2020
PEMBAHASAN
ENDOLIMAX NANA

A. PROTOZOA USUS
Menurut Yulfi (2006), protozoa usus terdiri atas amebae, flagellata, dan
cilliata. Amebae yang berada di saluran pencernaan adalah Entamoeba
histolytica, Entamoeba coli, Entamoeba hartmani, Endolimax nana, Iodamoeba
butschlii, Dientamoeba frgailis, dan Blastocystis hominis. Protozoa usus yang
termasuk ke dalam flagellata yaitu Giardia lamblia, Chilomastix mesnili,
Enteromonas hominis, Retortamonas intestinalis, dan Trichoonas hominis.
Sedangkan protozoa usus yang termasuk cilliata adalah Balantidium coli.
Amebae yang terdapat dalam usus atau saluran pencernaan berasal dari filum
sarcomastigophora, order amoebida, dan famili Amoebidae. Karakteristik yang
dimiliki oleh Amebae yaitu gerak ameboid yang ditimbulkan oleh adanya
pseudopodia sebagai alat lokomotornya. Amebae hampir semuanya memiliki
dua bentuk, yakni bentuk tropozoit dan kista. Ukuran rata-rata kista ialah 12mm,
berkisar di antara 5-20 mm dan mempunyai bentuk memadat mendekati bulat.
Kista mempunyai 1-4 nuklei yang secara morfologi sama dengan nuklei trofozoit,
namun tidak lagi dijumpai eritrosit dalam sitoplasma. Kista yang belum matang
memiliki glikogen (chromatoidal bodies) berbentuk seperti cerutu, namun
biasanya menghilang setelah kista matang.
Protozoa yang berada di usus memiliki perubahan bentuk baik secara
morfologi maupun fisiologi yaitu dari bentuk aktif (tropozoit) ke bentuk tidak
aktif atau dorman (kista). Dalam bentuk kista, protozoa akan kehilangan
motilitas, tidak akan tumbuh dan berkembang biak dan membentuk dinding
sangat tebal. Hal ini karena kondisi tempat hidup protozoa berubah sangat
ekstrem, seperti perubahan suhu, lingkungan dan pH sehingga tidak
memungkinkan protozoa hidup dalam bentuk tropozoit. Pada bentuk ini
merupakan bentuk yang paling kuat daya tahan terhadap ancaman dan juga
merupakan bentuk yang bersifat infektif ke tubuh inang. Protozoa bereproduksi
dengan cara yang bervariasi (Tampubolon, 2004). Reproduksi protozoa
berlangsung secara aseksual dan seksual. Tipe aseksual yaitu pembelahan biner,
pembelahan multipel dan pembentukan tunas (budding). Sedangkan tipe seksual
terdiri dari syngami dan konjugasi. Syngami terjadi dimana nukleus dari masing
– masing gamet dicapai dengan proses meiosis dan difusi untuk membentuk
zigot. Konjugasi terjadi dimana pertukaran nukleus dari masing-masing gamet
terjadi jika individu saling berdekatan (Hickman et al., 2004).

B. KLASIFIKASI ENDOLIMAX NANA


Kingdom : Protozoa
Phylum : Amoebozoa
Class : Rhizopoda
Ordo : Mastigamoebida
Family : Endolimacidae
Genus : Endolimax
Species : Endolimax nana

C. ENDOLIMAX NANA
Genus Endolimax dijelaskan oleh Kuenen dan Swellengrebel pada tahun
1917 dan spesies E. nana oleh Wenyon dan O'Connor pada tahun 1917 dan Brug
pada tahun 1918. Endolimax nana disebut protozoa usus non-patogenik.
Endolimax nana merupakan parasit komensal usus didunia berkisar 10 – 20%,
gerak lambat, inti khas dan bentuknya tidak teratur. Endolimax nana mempunyai
ukuran 6–12 µm dan rata-rata 8 µm, ndoplasma bergranula, nukleus tidak dapat
dibedakan, yang menentukan diagnosa adalah bentuknya yang kecil dan
pseudopodianya kecil seperti knop. Endolimax Nana
adalah genus amoebozoa yang ditemukan dalam usus berbagai hewan, termasuk
spesies ditemukan pada manusia. Hal ini menyebabkan penyakit ini tidak
diketahui, meskipun sangat signifikan di bidang kedokteran karena dapat
memberikan hasil positif palsu untuk tes lain, terutama spesies yang serupa
Entamoeba histolytica, yang patogen yang bertanggung jawab atas amuba
disentri, dan karena kehadirannya menunjukkan host memiliki bahan tinja
dikonsumsi. Endolimax nana inti memiliki endosome besar agak off-pusat dan
sejumlah kecil terlihat kromatin atau tidak sama sekali.
D. MORFOLOGI ENDOLIMAX NANA
Trofozoit (8-10 μm) bergerak dengan pseudopodia dan dapat mencapai
ukuran hingga 30 μm selama penggerak. Mereka memberi makan secara
eksklusif pada bakteri dan membelah dengan pembelahan biner. Nukleusnya
berbentuk vesikular dan bulat, berukuran 2,0-2,5 μm, dengan karyosom
polimorfik. Sebelum excystation, trofozoit membelah tanpa tumbuh,
menghasilkan tahapan yang lebih kecil tetapi dengan nukleus dengan ukuran
yang sama. Pada awalnya, kista berisi satu nukleus yang membelah dua kali
dengan pembagian mitosis. Saat matang, kista Endolimax berbentuk oval dan
sangat kecil (6-9 μm × 5–7 μm) dibandingkan dengan kista amuba usus lainnya.
Dinding kista tampak tipis (80 nm), tidak berwarna, dan halus di bagian luar.
Dalam sitoplasma, tidak ada mitokondria, alat Golgi, retikulum endoplasma
kasar, sentriol, atau mikrotubulus. Uniknya di antara amuba usus, E. nana
memiliki struktur tubular memanjang yang terdiri dari partikel seperti ribosom.
Kista biasanya mengandung empat inti, tetapi ada kemungkinan bahwa
Endolimax dapat menghasilkan kista supernukleat di mana hingga empat dari
empat inti melakukan divisi tambahan, menghasilkan kista yang mengandung 5-
8 inti; ini mungkin, bagaimanapun, menjadi fenomena yang agak langka. Segal
berpendapat bahwa nukleus yang melebihi empat sebenarnya badan kromatoid
yang mungkin sama dengan struktur tubular memanjang yang disebutkan di atas.
Nukleus memiliki membran nuklir tipis dengan deposit kromatin dan tanpa pori-
pori. Kista diekskresikan dalam tinja dan dapat bertahan hingga 2 minggu ketika
diinkubasi pada suhu kamar dan hingga 2 bulan pada suhu yang lebih rendah;
ini, bagaimanapun, berada dalam kondisi optimal, dan waktu bertahan hidup
lebih rendah di bawah pengaturan alami seperti dalam tinja atau air.
Endolimax nana mempunyai bentuk tropozoit dan kista.
1. Bentuk Tropozoit

a. Bentuk tropozoit berukuran 6 – 12 µm (rata-rata 8 µm),


b. Pergerakan lamban,
c. Ektoplasmasedikit / tidak jelas kelihatan,
d. Pseudopodia tumpul, sebagian besar granula.
e. Endoplasmamempunyai sitoplasma granuler dengan partikel makanan,
bakteri, kristal, sel tumbuh-tumbuhan sering dalam vacuole, dan tidak
makan sel darah merah.
f. Inti umumnya tidak tampak / tidak begitu jelas.

2. Bentuk Kista

a. Bentuk kista mempunyai ukuran 5 – 14 µm,


b. Berbentuk oval, dengan dinding kista tipis,
c. Glikogen dan batang kromidial tidak ada
d. Nukleus berbentuk lonjong, disebut inti endolimax, jumlah 4 buah (pada
salah satu kutub),
e. Kariosom berbentuk tidak teratur, dan antara kariosom dengan nukleus
membrana terdapat benang-benang.
E. HOSPES DAN PENYAKIT
Hospes definitif: Manusia
Hospes reservoar: Tidak ada
Endolimax nana ini tidak menimbulkan penyakit (komensal di usus) tetapi
Endolimax nana kadang ditemukan di tinja penderita diare dan disentri yang
juga terkena bakteri Entamoeba histolyca.

F. SIKLUS HIDUP

KISTA TERTELAH MANUSIA TROFOZOIT

TELUR KELUAR BERSAMA


KISTA
TINJA

Siklus hidup dari seluruh amoeba usus hampir sama. E. nana menghuni
usus besar dan juga telah ditemukan dalam lampiran. Trofozoit dapat bertahan
hidup di tinja hingga 1 hari ketika tinja diinkubasi pada suhu kamar. Setelah
tertelan, ameba mengeluarkan dengan cara melarikan diri melalui pori-pori di
dinding kista, membelah dengan bipartisi sitoplasma berturut-turut menjadi
amuba uninukleat, dan berubah menjadi tahap trofik. Bentuk yang infektif
adalah kista. Setelah tertelan, kista akan mengalami eksistasi di ileum bagian
bawah menjadi trofozoit kembali. Trofozoit kemudian memperbanyak diri
dengan cara membelah pasang. Trofozoit kerap mengalami enksistasi (merubah
diri menjadi bentuk kista). Kista akan dikeluarkan bersama tinja. Bentuk
trofozoit dan kista dapat dijumpai di dalam tinja, namun trofozoit
biasanya dijumpai pada tinja yang cair. Endolimax nana bersifat invasif,
sehingga trofozoit dapat menembus dinding usus dan kemudian beredar di dalam
sirkulasi darah (hematogen).
Selama siklus hidupnya Endolimax nana mempunyai dua macam stadium,
yaitu stadium aktif dikenal dengan tropozoi dan stadium tidak aktif dikenal
dengan Kista.
1. Kista
Kista kecil, dengan bentuk bulat untuk ellipsoidal. Kista matang berisi
empat inti; dewasa kista jarang terlihat. Kista ini ukuran 5-10 mm, dengan
kisaran yang biasa 6-8 mm. Dalam persiapan bernoda, inti memiliki
karysome yang berbeda, meskipun tidak sebesar seperti yang terlihat dalam
trophozoite, masih lebih besar daripada Entamoeba karysome dari spesies.
Kromatin perifer tidak ada. Meskipun inti tidak terlihat pada persiapan tidak
dicemarkan, maka dengan mudah karysomes yodium apparet dalam basah
bernoda mounts. Sitoplasma menyebar mungkin mengandung glikogen, dan
tubuh kromatid absen.
2. Triphozoite
Berukuran 6-12 mm, dengan kisaran rata-rata 8-10 um. Trophozoites
hidup yang lamban dan umumnya non-progresif. Inti tunggal kadang-
kadang dapat dilihat dalam persiapan tidak dicemarkan. Dalam bernoda
organisme, yang biasanya karyosome besar dan berbentuk tidak teratur,
tetapi kadang-kadang mungkin terpecah-pecah atau diletakkan di satu sisi
membran nuklir. Ada kromatin perifer pada membran nuklir. Sitoplasma,
yang kasar dan sering sangat rinci vacuolated, mungkin mengandung bakteri.

G. PATOLOGIS
Tidak ditemukan gejala. Secara umum, kebanyakan trofozoit tetap tinggal
di lumen usus besar, namun ada sebahagian yang menginvasi mukosa intestinal,
masuk ke pembuluh darah (hematogen) dan berkembang di ekstraintestinal.

H. GEJALA KLINIS
Tidak ditemukan gejala klinis pada pasien karena endolimax nana tidak
menimbulkan penyakit (komensal di usus). Tetapi endolimax nana kadang
ditemukan di tinja penderita diare dan disentri yang saat itu juga terkena bakteri
Entamoeba Histolyca. Secara umum, gejala amebiasis bervariasi dari
asimptomatik, parah dan kematian. 90% pesakit hanya mempunyai infeksi
asimptomatik yang selalunya sembuh dalam 12 bulan. 10% lagi menjadi
simptomatik amebiasis, dan hanya ± 4-10% berkembang menjadi kolitis atau
ekstraintestinal amebiasis (Lacasse, 2009). Infeksi asimptomatik bertanggung
jawab pada penularan parasit dengan kista yang terdapat pada tinja, penularan
tidak terjadi oleh trofozoit karena akan dirusak oleh asam lambung. Dosis infeksi,
strain ameba, status nutrisi penderita yaitu tinggi karbohidrat, rendah protein dan
keadaan flora intestinal adalah penentu kemajuan penyakit. Amebiasis lebih
parah pada penderita yang sangat muda terutamanya neonatus, usia tua,
penderita yang menerima kortikosteroid, wanita hamil dan postpartum, penderita
malignansi dan penderita yang kurang gizi.
Karakteristik gejala klinis bagi amebiasis intestinal ialah asimptomatik,
terkadang disertai tanda dan simptom ringan atau nonspesifik seperti flatulens,
konstipasi dan tinja encer, akut proktokilitis (disentri) yang dikarakteristik
dengan kejang abdomen, tenesmus, dan tinja berdarah dan bermukus. Gejala
primer amebiasis melibatkan sekum, apendiks dan kolon asendens. Manakala,
gejala sekunder melibatkan katup iliosekal dan terminal ileum kemudian
melibatkan kolon sigmoid dan rektum. Manifestasi di usus yang lain adalah
seperti kollitis fulminan dengan perforasi, megakolon toksik, kolitis nondisenteri
kronis, ameboma dan ulserasi perianal. Sedangkan Ekstraintestinal amebiasis
sering terjadi di hepar, paru dan otak. Abses hepar ditandai dengan tanda dan
simptom demam, nyeri abdominal, dan penurunan berat badan, ruptur abses pula
bisa mengakibatkan kematian. Bisa juga terjadi penyakit pleuropulmoner yang
umumnya akibat penyebaran dari rupturnya abses hepar melalui hemidiafram
kanan. Sekitar 10% penderita abses hepar berkembang menjadi pleuropulmoner
amebiasis dengan tanda batuk, nyeri pleuritik dan dyspnea. Amebiasis serebral
mempunyai onset yang cepat dan progresif kematian dalam 12-72 jam, penderita
hadir dengan perubahan kesedaran dan tanda fokal neurologik. Selain itu, bisa
terjadi peritonitis, perikarditis dan penyakit genitourinari yang bisa
menyebabkan ulser genital dan amebiasis tuba fallopi (Lacasse, 2009).
I. CARA PENULARAN
Cara penularan:
1. Melalui media air. Media air sangat penting peranannya dalam penularan,
maka perlu diperhatikan kebersihan suplai air minum. Hal ini akan
berhubungan dengan jarak jamban dari sumur.
2. Melalui Udara dan Makanan akibat tidak ditutup dengan penutup makanan.
Kista infektif bisa dijumpai pada suplai air dan makanan yang sudah
terkontaminasi dengan tinja dan tangan penyaji makanan (carrier) iaitu
penderita amebiasis tanpa gejala klinis yang dapat megeluarkan kista yang
jumlahnya ratusan ribu perhari dan ini merupakan sumber penting infeksi. Akut
disenteri amebik tidak memainkan peranan penting dalam transmisi amebiasis
karena trofozoit tidak bisa bertahan lama di luar badan hospes. Infeksi dapat juga
terjadi dengan atau melalui vektor serangga seperti lalat dan kecoa (lipas), sayur-
sayuran yang dipupuk dengan tinja manusia dan selada buah yang ditata atau
disusun dengan tangan manusia. Pada tingkat keadaan sosio ekonomi yang
rendah sering terjadi infeksi yang disebabkan berbagai masalah, antara lain
penyediaan air bersih, karena sumber air sering tercemar oleh sistem kumbahan
yang bocor. Tidak adanya jamban menyebabkan defikasi disembarang tempat
yang memungkinkan amoeba dapat dibawa oleh lalat atau kecoa dan
pembuangan sampah yang jelek merupakan tempat pembiakan lalat atau kecoa
yang berperan sebagai vektor mekanik (Rasmaliah, 2003).

J. DIAGNOSIS
Ditemukan bentuk kista dalam feses penderita. Diagnosis Endolimax
secara tradisional bergantung pada mikroskop kista, yang dapat langsung atau
digabungkan dengan prosedur konsentrasi dan noda yang berbeda sebelum
analisis. Konsentrasi dapat berbasis formalin dan ketika konsentrat tinja
diwarnai dengan yodium. Namun, penampilan tidak selalu hadir dan hampir
tidak ada ketika kista terkonsentrasi menggunakan gradien sukrosa dan diwarnai
dengan yodium. Noda endolimax dengan keduanya Ziehl – Neelsen dan
trichrome. Kista E. nana adalah beberapa yang terkecil di antara amuba, oleh
karena itu disarankan untuk menggunakan mikroskop dengan pembesaran
setidaknya 400x untuk menghindari kehilangan mereka tetapi juga agar dapat
membedakannya dari E. hartmanni . Trofozoit jarang diamati, kecuali
pemeriksaan langsung dilakukan pada sampel tinja segar.
DAFTAR PUSTAKA

Alfananda, V. 2016. Endolimax nana. Diambil dari


https://prezi.com/xhyx1por9lqy/endolimax-nana/. Diakses pada 4 Februari
2020, pukul 23.17

Hickman, C. P., Roberts, L. S., Larson, A. & Anson, H. I. (2004). Integrated


Principles of Zoology, Twelfth Edition. America, New York: The
McGrawHill Companies.

Kurniawan, S. 2017. TINJAUAN PUSTAKA Endolimax nana. Diambil dari


https://docplayer.info/30444631-Bab-ii-tinjauan-pustaka.html. Diakses pada
4 Februari 2020, pukul 23.17

Lacasse, Anais., Evelyne Rey, Ema Ferreira, Caroline Morin, and Anick Berard .
(2009). Determinants of Early Medical Management of Nausea and
Vomiting of Pregnancy. Birth. 36: 70-77.

Prianto, Juni, dkk. Atlas Prasitologi Kedokteran. Diambil dari


https://books.google.co.id/books?id=4_nU4J09RtkC&pg=PA98&lpg=PA98
&dq=morfologi+endolimax+nana&source=bl&ots=vcAclsMXY4&sig=ACf
U3U0fkEnrTQVr625f1IvhMDKrkUMXng&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwif
qMP8irjnAhWZeisKHTSBCt8Q6AEwBnoECAkQAQ#v=onepage&q=morf
ologi%20endolimax%20nana&f=false. Diakses pada 4 Februari 2020, pukul
23.17

Rukmana, N. 2016. Prevalensi Protozoa Usus Pada Kukang Sumatera (Nycticebus


coucang) di Pusat Rehabilitasi YIARI Ciapus, Bogor.

Sari, Purnama, dkk. Tanpa Tahun. Endolimax nana. Diambil dari


https://www.academia.edu/8596763/Endolimax_nana. Diakses pada 4
Februari 2020, pukul 23.17

Hema, Yulfi.2006.Pathogenic Free-Living Amoeba. Diakses dari


http://www.usu.co.id pada 4 Februari 2020, pukul 22.46
Tampubolon, Dr. Manahan P., 2004, Manajemen Operasional (Operation
Management), Ghalia Indonesia, Jakarta.
Trop Parasitol. 2016 Jan-Jun; 6 (1): 8–29. Diambil dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4778187/. Diakses pada 4
Februari 2020, pukul 23.17

Anda mungkin juga menyukai