Anda di halaman 1dari 37

SUSIWATI.M.

Sc
Protozoa

Parasit pada manusia dibagi dalam 4 kelas:


 Rhizopoda (rhiz (J) = akar; podium=kaki)
Entamoeba histolytica, Entamoeba dispar,
Entamoeba coli, Entamoeba polecki &
Dientamoeba fragilis.
 Mastigophora = Flagellata (mastix) cambuk;
phoros=mengandung)Giardia lamblia
 Ciliophora = ciliata  Balantidium coli
 Sporozoa
Sejarah
 Penyebab penyakit Amoebasis -penyakit
disentri yang dapat menyebabkan kematian
 Dikenal sejak 460 tahun sebelum masehi oleh
Hiprocrates.
 E.histolyica pertama kali ditemukan oleh Losh
(thn 1875) dari tinja disentri seorang penderita di
Leningrad, Rusia. Pada autopsy ditemukan
stadium tropozoit dalam ulkus usus besar.
 Tahun 1893 Quinche dan Roos menemukan
stadium kista E.histolytica
Morfologi Tropozoit

 Ukuran 10 – 60 um.
 Inti : 1 (satu)
 Kariosom kecil & central.
 Kromatin perifer halus &
simetris
 Sitoplasma dibedakan
antara endoplasma &
ektoplasma
 byk eritrosit di dlm
endoplasma
 Pseudopodia yang dibtk
dr ektoplasma besar &
lebar btk daun
Tropozoit

 Stadium tropozoit dapat


bersifat pathogen dan
menginvasi jaringan usus besar.
 Dengan aliran darah menyebar
ke jaringan hati, paru, otak dan
kulit dan vagina dan merusakan
jaringan (sesuai namanya histo
=jaringan, lysis=hancur).
Tropozoit
 Stadium troposoit
berkembangbiak secara belah
pasang.
 Secara morfologi stdium
troposoit E.histolytica tidak
dapat dibedakan dengan
E.dispar kecuali ditemukan sel
darah merah pada
endoplasma.
Kista  Imature
- bentuk bulat uk. 10-20 um
- inti 2 (dua) belum membelah
- py masa glikogen & benda
kromatoid bentuk lisong
- btk kista tdk py pseudopodia
 Mature(infektif)
- inti 4
- masa glikogen & benda
kromatoid hilang.
 Stadium kista tidak pathogen tetapi infektif, dengan
adanya dinding kista, stadium kista dapat bertahan
terhadap pengaruh buruk di lingkungan luar.
 Kista dpt ditemukan pada tinja, muntahan dan badan
lalat.
 Mampu bertahan ditanah lembab selama 8-12 hr, dan
diair 9-30 hr dan diair dingin dpt bertahan hingga 3
bulan
 Akan cpt rusak pada pengeringan dan pemanasan 50
°C
SIKLUS HIDUP
Sumber Infeksi

 Penderita menahun yg mengeluarkan


kista atau pengandung kista tanpa gejala
 Makanan yg dikontaminasi oleh lalat atau
tangan org yg menyajikan
 Air yg terkontaminasi dgn tinja yg
infektif di Illinois 1400 org 100
diantaranya meninggal.
 Penularan melalui hubungan sex biasanya
terjadi dikalangan pria homosexual
Patogenesis
 Masa inkubasi dpt terjadi beberapa hari
hingga beberapa bulan atau tahun
 Amebiasis dapat berlangsung tanpa
gejala(asimtomatik) sekitar 90%
 10% yg asymtomatik dpt berkembang jadi
simtomatik dlm wkt > 1 thnmenjadi
sumber penularan
 Gejala yg khas sindroma disentri
Patogenesis

 mempunyai kemampuan untuk


menghydrolysis jaringan hospes
(histo=jaringan, lytic=lysis).
 Sekali amoeba ini berkontak dengan
mukosa, parasit ini mensekresi enzim
proteolytic, sehingga organisme ini dapat
berpenetrasi kedalam epithelium
kemudian kejaringan yang lebih dalam.
Patogenesis

 Lesi intestinal, bila sejumlah parasit ini


menyerang mukosa akan menimbulkan
ulcus(borok), yang mempercepat
kerusakan mukosa
 Pada lesi yang lama (kronis) akan diikuti
infeksi sekunder oleh bakteri dan dapat
merusak muskularis mukosa, infiltrasi ke
sub-mukosa dan bahkan berpenetrasi ke
lapisan muskularis dan serosa.
 Lesi pada hati, Hal ini terjadi bila
trophozoit masuk kedalam venula
mesenterika dan bergerak ke hati melalui
sistem vena porta hepatis kemudian
masuk melalui kapiler darah portal menuju
sinusoid hati dan akhirnya membentuk
absces. Besarnya absces cukup bervariasi
dari bentuk titik yang kemudian
membesar sampai seperti buah anggur
 Bilamana absces pecah serpihan absces akan
tersebar dan menginfeksi jaringan lainnya

 Lesi jaringan lainnya, lesi pada jaringan


lainnya seperti lesi pulmonaris (paru), otak,
kulit dan penis, terjadi karena metastasis dari
jaringan hati. Dimana semua kasus terjadi
berasal dari absces jaringan hati.
Diagnosis

 Pemeriksaan sampel feses cukup baik


dilakukan untuk mendiagnosis infeksi
dalam usus
 Diagnosis terutama dilihat dari gejala
klinis dan reaksi tes imunologi.
 Pemeriksaan dengan sinar x dapat
mendiagnosis adanya absces dalam hati.
 Tes serologisELISA, IFA, IHA
 Diagnosis molekuler
Diagnosis
 Tidak ada perbedaan antara
E.histolytica dan E.dispar 
Microscopy
 Genetik berbeda E.histolytica
dan E.dispar  Molekuler
diagnosis (PCR)

18
Epidemiologi

 Terdapat diseluruh dunia terutama di daerah


tropik dan sub tropik.
 Khususnya di negara yg kondisi sanitasi
lingkungan dan keadaan sosio ekonomi buruk.
 Prevalensi E.histolytica diberbagai daerah di
Indonesia sekitar 10-18%.
 Amebiasis yang ditemukan di Indonesia
amebiasis kolon banyak ditemukan dan
amebiasis ekstraintestinal kadang ditemukan
 Amebiasis ditularkan oleh pengandung kista
Pengobatan

 Karier asimtomatik.
Diberi obat yang bekerja di lumen usus (luminal agents)
antara lain: Iodoquinol (diiodohidroxyquin) 650 mg tiga kali
per hari selama 20 hari atau Paromomycine 500 mg 3 kali
sehari selama 10 hari.
 Kolitis ameba akut.
Metronidazol 750 mg tiga kali sehari selama 5 – 10 hari,
ditambah dengan obat luminal tersebut di atas.
 Amebiasis ekstraintestinal (misalnya : abses hati ameba).
Metronidazol 750 mg tiga kali sehari selama 5-10 hari
ditambah dengan obat luminal tersebut diatas.
Penggunaan 2 macam atau lebih amebisidal ekstra
intestinal tidak terbukti lebih efektif dari satu macam obat.
Pencegahan

 Hygine perorangan
 Perbaikan sanitasi lingkungan
 Minum air yang masak
 Makanan hrs ditutup
 Mencuci sayuran dgn air yg masak pd suhu
80°C selama 30 dtk.
 Membasmi serangga dgn insectisida
 Pengobatan pada penderita termasuk carier
Entamoeba Coli
Morfologi tropozoit

 Mirip dgn E. histolytika


 Bentuk lonjong atau
bulat
 Uk. 15-30 mikron
 1 inti dan kariosom
kasar dan letaknya
eksentrik
Morfologi tropozoit

 Ektoplasma tak jelas


 Endoplasma : bakteri
(+), RBC(-)
 Belah pasang
 Ditemukan pd tinja cair
ata lembek
Morfologi kista

 Bentuk lonjong atau


bulat
 Uk. 15-22 mikron
 Dinding kista tebal
 2 atau 8 inti
 Tdk mudah mati oleh
kekeringan
Patologi & diagnosis

 Tidak patogen tetapi penting untuk


dipelajari untuk membedakan dgn
E.histolitica
 Pemeriksaan tinja
Epidemiologi

 Protozoa non pathogen


 Hidup sebagai komensal di usus besar
 Hospes adalah manusia, monyet dan babi
 Kosmopolit
 Di Indonesia frekuensinya antara 8-18%
 Stadium tropozoit dan kista
Giardia Lamblia
Morfologi tropozoit

 Ukuran tebal 2 – 4 um
 Panjang 9 – 21 um
 Diameter 5 – 15 um
 Bentuk bag dorsal convex,
 Bag ventral datar
 Bag anterior cekung (ada
diskus pengisap)
 Inti 2 buah
 Axostyle 2 buah
 Flagela 4 pasang
 Benda kromatoid 2 buah
Morfologi kista

 Ukuran : 10 – 14 um
 Bentuk : Elips
 Inti : 2 – 4 buah
 Karakteristik : hidup di air 3 bln
 Akan rusak dengan kekeringan &
Temp 50 º C. Tahan hidup dgn
klorinasi.
 Tahan hidup berbulan bulan di luar
tubuh hospes dalam keadaan
lembab.
Daur Hidup
Patologi & Gejala klinik
 Adanya Giardia lamblia dengan batil isap
melekat pada mukosa duodenum & yeyenum
tidak selalu menimbulkan gejala.
 Infeksi Giardia lamblia dapat menyebabkan
diarhe disertai steatore karena gangguan
absopsi lemak.
 Kelainan fungsi usus / sindrom malabsopsi
dengan gejala kembung, abdomen
membesar dan tegang,mual,anoreksia,feses
banyak dan berbau busuk dan penurunan BB.
Diagnosis
 Gejala klinis tidak khas.
 Diagnosis ditegakkan dengan menemukan
tropozoid dalam tinja encer, cairan duodeum
dan bentuk kista dalam tinja padat.
 Giardia dapat dibedakan dengan tropozoit lain
pada sediaan basah dengan larutan iodium atau
dengan pulasan trikrom
 Bentuk tropozoit hanya dapat di temukan dalam
tinja segar,sebelum tropozoit mengalami
desintergrasi.
Epidemiologi
 Menyebabkan penyakit Giardiasis
 Distribusinya kosmopolit.
 Sering terdapat di daerah tropik daripada
daerah beriklim dingin
 Sering di jumpai pada anak anak daripada
orang dewasa
 Manusia hospes alamiah G.lamblia
Epidemiologi
 Di temukan kosmopolit
 Prevalensinya 2 – 25 %
 Giardiasis termasuk dalam penyakit Water
Borne Disease
 Walaupun penyebaranya kosmopolit biasanya
terjadi secara sporadis dan terjadi pada daerah
yang penduduknya padat, pengembara, dan
suka traveling.
 Epidemi dapat terjadi karena kontaminasi air
minum dengan saluran kotoran
Pengobatan & Prognosis

 Giardiasis dapat di obati dengan


metronidazole dewasa 3 x 250 mg / hari
selama 7 hari.

 Prognosis giardiasis baik bila


pengobatanya tepat dan diikuti dengan
perbaikan lingkungan dan sanitasi
Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai