Soal 1. Sebutkan ciri – ciri morfologi untuk kelas protozoa di bawah ini ?
A. Kelas RHZOPODA
B. Kelas CILIATA
C. Kelas MASTIGOPHORA/FLAGELATA
A. Kelas Rhizopoda
Rhizopoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu rhizo yang berarti akar, dan podos
yang berarti kaki. Rhizopoda juga disebut Sarcodina. Rhizopoda Memiliki alat gerak
berupa pseudopoda (kaki semu) yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup di
air tawar, air laut, tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan
atau manusia.
a.Karakteristik
Ciri-ciri kelas Rhizopoda;
1) Bentuk sel berubah-ubah.
2) Sitoplasma terdiri dari endoplasma dan ektoplasma.
3) Bersifat heterotrof.
4) Mayoritas hidup di air tawar dan air laut, sebagian hidup di dalam tubuh hewan atau manusia.
5) Alat geraknya menggunakan kaki semu (pseudopodia).
6) Ukuran tubuhnya antara 200-300 mikron.
7) Menggunakan vakuola makanan sebagai alat pencernaannya. Memiliki alat ekresi berupa
vakuola kontraktil.
8) Pernafasannya dilakukan melalui difusi keseluruhan permukaan tubuh.
9) Berkembang biak secara aseksual dengan pembelahan biner.
b. Klasifikasi Rhizopoda
Kelas Rhizopoda dibagi menjadi 5 ordo, yakni:
1) Ordo Lobosa
2) Ordo Filosa
3) Ordo Foraminifera
4) Ordo Helioza
5) Ordo Radiolarian
B. Kelas Flagellata
Flagellata dalam bahasa latin diambil dari kata flagell yang berarti cambuk atau
Mastigophora dari bahasa Yunani, mastig yang berarti cambuk, dan phora yang berarti
gerakan yang bergerak dengan menggunakan bulu cambuk atau flagellum. Selain
berfungsi sebagai alat gerak, flagellum juga dapat digunakan untuk mengetahui keadaan
lingkungannya atau dapat juga digunakan sebagai alat indera karena mengandung sel-sel
reseptor di permukaan flagellum dan alat bantu untuk menangkap makanan.
C. Kelas Cilliata
Semua anggota kelas Cilliata memiliki bulu getar (silia) sebagai alat gerak atau
untuk menangkap makanan, dan sebagian besar memiliki mulut atau sitostome. Bentuk
tubuhnya seperti sandal (cenela), ada bagian yang dempak di sebelah depan dan
meruncing di bagian belakang. Salah satu anggota yang terkenal adalah paramecium
(Rusyana, 2011: 11).
a. Karakteristik
Berikut ciri-ciri kelas Cilliata :
1) Kebanyakan ciliata berbentuk simetris kecuali ciliate primitiv, simestrinya radial.
2) Tubuhnya diperkuat oleh perikel.
3) Tubuhnya diselimuti oleh silia, yang menyelubungi seluruh tubuh utama disebut silia
somatik.
4) Ciliata mempunyai dua tipe nukleus, yaitu makronukleus dan mikronukleus.
5) Ciliata tidak mempunyai struktur khusus pertukaran udara dan sekresi nutrisi dan
cara makan.
6) Ciliata memiliki mulut atau sitosom yang terbuka menjadi saluran pendek. Fungsinya
adalah untuk menghasilkan makanan dan mendrong partikel makanan menuju
sitofaring.
7) Biasanya anggota Ciliata melakukan perkembangbiakan generatif yaitu dengan
proses konjugasi.
Soal 2. Jelaskan cara infeksi yang terjadi pada spesies di bawah ini ?
A. Giarda lamblia
B. Balantidium coli
C. Entamoeba histolytica
D. Trichomonas vaginalis
A. Giarda lamblia
Giardia lamblia adalah parasit yang menyebabkan infeksi Giardiasis. Parasit ini hidup di tinja
manusia dan hewan, serta dapat mencemari air, tanah, dan makanan. Giardiasis umumnya terjadi
ketika air yang terkontaminasi parasit ini masuk ke dalam tubuh seseorang. Air yang
terkontaminasi bisa berasal dari sumber air mana pun, terutama air sumur yang letaknya dekat
dengan toilet.
Giardiasis juga dapat menular melalui makanan. Akan tetapi, cara ini lebih jarang terjadi karena
parasit akan mati jika makanan dimasak hingga matang. Meski demikian, tidak mencuci tangan
sebelum makan atau mencuci alat makan dengan air yang terkontaminasi, juga dapat menjadi
sarana penyebaran parasit.
Selain melalui air dan makanan, seseorang juga dapat tertular giardiasis melalui kontak dengan
orang lain. Misalnya ketika mengganti popok anak yang sedang mengalami giardiasis, atau
melakukan hubungan seks anal (seks melalui dubur) tanpa kondom dengan penderita giardiasis.
B. Balantidium coli
Balantidiasis ditularkan ke inang melalui kista B. coli dengan menelan makanan atau air yang
terkontaminasi. Begitu kista mencapai usus kecil, trophozoites keluar dari kista dan berkumpul
pada usus besar. Trophozoites berkembang dalam lumen usus besar pada manusa dan hewan,
dan kembali membentuk kista infektif. Kista yang dewasa dan infektif ditularkan melalui feses
dan berpindah ke induk baru.
Walau hidup di lumen usus besar, B. coli juga dapat menyerang sekum dan rektum. Protozoa
besar ini juga dapat masuk ke lapisan tebal pada usus yang disebut mukosa dan dapat
menyebabkan ulkus. B. coli menyerang mukosa dengan bantuan enzim hyaluronidase yang
mengurangi komponen sel dinding mukosa. Bakteri lain yang terdapat pada usus juga dapat
memasuki ulkus dengan B. coli, menyebabkan infeksi sekunder.
C. Entamoeba histolytica
Entamoeba histolytica adalah parasite yang menyebabkan penyakit Amebiasis. Parasit ini adalah
penyebab utama diare, kerusakan pada perut dan saluran pencernaan. Parasit menginfeksi tubuh
saat Anda minum air yang tidak higienis, atau makan makanan yang terkontaminasi.
Lalat, nyamuk, dan serangga lain juga berisiko menjadi penyalur parasit. Amebiasis dapat
menyebar dari hubungan anal dengan orang yang terinfeksi.
Saat parasit masuk ke saluran pencernaan, mereka akan melepaskan zar aktif yang disebut
sebagai trophozite. Parasit ini lalu berkembang biak di saluran pencernaan dan bermigrasi ke
usus besar. Di sana, mereka bisa masuk ke dinding usus atau usus besar. Hal inilah yang
menyebabkan diare berdarah, kolitis, dan kerusakan jaringan pada usus manusia.
D. Trichomonas vaginalis
Parasit ini tidak bisa menular melalui seks oral, seks anal, ciuman, dudukan kloset, atau berbagi
pakai alat makan.
A. Giarda lamblia
Giardia lamblia mempunyai dua bentuk yaitu bentuk trofozoit dan kista. Meskipun trofozoit
ditemukan di dalam tinja tetapi trofozoit tidak dapat hidup di luar tubuh manusia. Kista adalah
bentuk infeksius G.lamblia yang resisten terhadap berbagai macam gangguan di luar pejamu dan
dapat bertahan hidup selama sebulan di air atau di tanah. Kista matang yang tertelan oleh pejamu
akan mengalami ekskistasi di duodenum yang dicetuskan oleh adanya asam lambung lalu diikuti
dengan paparan sekresi kelenjar eksokrin pankreas. Dalam proses ekskistasi ini sitoplasma akan
membelah dan terbentuk 2 trofozoit. Saat trofozoit lepas dari kista terjadi perlekatan ke dinding
epitel usus dan terjadi multiplikasi. G.lamblia hidup di duodenum dan di bagian proksimal
yeyunum dan kadang-kadang di saluran dan kandung empedu. Pergerakan flagel yang cepat
membuat trofozoit bergerak dari satu tempat ke tempat lain dan dengan batil isapnya melekatkan
diri pada epitel usus.
B. Balantidium coli
Bentuk trofozoit seperti kantung, panjangnya 50-200 mμ, lebarnya 40-70 mμ dan berwarna
abu-abu tipis. Silianya tersusun secara longitudinal dan spiral sehingga geraknya melingkar,
sitostoma yang bertindak sebagai mulut pada B. coli terletak di daerah peristoma yang memiliki
silia panjang dan berakhir pada sitopige yang berfungsi sebagai anus sederhana. Ada 2 vakuola
kontraktil dan 2 bentuk nukleus. Bentuk nukleus ini terdiri dari makronukleus dan mikronukleus.
Makronukleus berbentuk seperti ginjal, berisi kromatin, bertindak sebagai kromatin
somatis/vegetatif. Mikronukleus banyak mengandung DNA, bertindak sebagai nukleus
generatif/seksual dan terletak pada bagian konkaf dari makronukleus. Bentuk kistanya lonjong
atau seperti bola, ukurannya 45-75 mμ, warnanya hijau bening, memiliki makronukleus,
memiliki vakuola kontraktil dan silia. Kista tidak tahan kering, sedangkan dalam tinja yang
basah kista dapat tahan berminggu-minggu.
C. Entamoeba histolytica
T. vaginalis hanya mempunyai bentuk trophozoite dan menyelesaikan daur hidupnya pada
satu host (parasit monoksen), baik laki laki maupun wanita. Trophozoite membelah diri dengan
cara longitudinal binary fission. T. vaginalis tidak mempunyai mitochondria sehingga
membutuhkan enzim dan cytochromes untuk proses oxidative phosphorylation. Nutrient yang
berasal dari host ditranspor langsung melalui membrane maupun dengan proses fagositosis.
Meskipun tidak mempunyai kista, parasit ini dapat hidup hingga 24 jam pada urine, cairan
semen, dan air.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sutanto I, Ismid IS, Sjarifuddin PK, Sungkar S. Buku Ajar Parasitologi. Edisi 4. Jakarta.
Departemen Mikrobiologi FKUI. 2008.
2. Herbowo H, Firmansyah A. Diare akibat infeksi parasit. Sari pediatri. 2003; 4(4) : 198 –
203
3. Yulfi H. Protozoa intestinalis. 2006.