Pajak merupakan salah satu penerimaan negara yang mempunyai kontribusi yang cukup tinggi bagi negara untuk membiayai pembangunan negara. Salah satu jenis pajak yang ditetapkan pemerintah adalah pajak pengahasilan yang merupakan salah satu jenis pajak yang dipungut oleh pemerintah berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008. Pajak Penghasilan Pasal 21 merupakan salah satu jenis pajak penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subjek pajak dalam negeri. Dalam menyelenggarakan jaminan sosial kesehatan maka BPJS Kesehatan memerlukan bantuan dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang terdiri dari Dokter Keluarga, Puskesmas, Klinik Pratama maupun klinik TNI/Polri dan juga Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) yang terdiri dari Rumah Sakit dan Klinik Utama. Dokter Keluarga adalah dokter yang bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan tingkat pertama yang dibutuhkan semua anggota yang terdapat dalam satu keluarga. Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (1) mengenai Pajak Penghasilan yang merupakan objek pajak penghasilan. Maka penghasilan yang dikenakan oleh BPJS Kesehatan adalah gaji dan tunjangan serta pembayaran lainnya yang terkait dengan gaji. BPJS Kesehatan diberi kepercayaan untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. Terutama untuk menghitung dan melaporkan PPh Pasal 21. BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan) adalah merupakan Badan Hukum Publik yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan memiliki tugas untuk menyelenggarakan Jaminan Kesehatan Nasional bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagai penyelenggara jaminan kesehatan sosial, BPJS Kesehatan terus berupaya agar seluruh Fasilitas Kesehatan (Faskes) di Indonesia dapat mendukung berjalannya program jaminan kesehatan secara optimal melalui penerapan sistem rujukan berjenjang dan pola pembayaran BPJS Kesehatan. Maka dari itu BPJS Kesehatan melakukan pembayaran dana kapitasi kepada pihak Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik pemerintah daerah (bpjs-kesehatan.go.id). Dana Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar dimuka kepada FKTP berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan. Menurut Pasal 7 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014, pembayaran dana kapitasi dari BPJS Kesehatan diakui sebagai pendapatan. Maka dari itu BPJS Keshatan sebagai pemberi pendapatan kepada FKTP (Dokter Keluarga) yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan wajib melaksanakan perhitungan, pemotongan, dan pelaporan pajak penghasilan pasal 21. Dalam hal ini BPJS Kesehatan sebagai pemotong pajak, harus mengerti dan memahami sistem perpajakan (khususnya PPh Pasal 21 atas Dokter Keluarga) sesuai dengan Undang-undang perpajakan yang berlaku. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk membuat Laporan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul :“Perhitungan PPh Pasal 21 Atas Penghasilan Dokter Keluarga Pada BPJS Kesehatan Pusat Cempaka Putih Periade Januari – Maret”.
1.2 Perumusan Masalah
1) Bagaimana Perhitungan PPh Pasal 21 atas dokter keluarga pada BPJS Kesehatan Pusat Cempaka Putih Periode Januari s/d Maret? 2) Apakah Pemotongan oleh BPJS Kesehatan Pusat Cempaka Putih sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan Perpajakan yang berlaku? 1.3 Tujuan Penulisan LPKL 1) Untuk mengetahui bagaimana perhitungan PPh Pasal 21 dokter keluarga pada BPJS Kesehatan Pusat Cempaka Putih. 2) Untuk mengetahui apakah pelaksanaan pemotongan pajak penghasilan sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan perpajakan yang berlaku.
1.4 Manfaat Penulisan LPKL
1) Bagi Instansi atau Wajib Pajak Memberikan informasi tentang perhitungan pajak penghasilan pasal 21 (khususnya dokter keluarga) dan solusi untuk masalah yang muncul sehubung dengan pemungutan 2) Bagi Penulis Menambah pengetahuan bagi penulis mengenai berbagai masalah yang muncul dalam dunia kerja khususnya di bidang perpajakan Sebagai bahan referensi dan menambah pengetahuan tentang perhitungan pajak penghasilan pasal 21 (khususnya dokter keluarga) pada BPJS Kesehatan Pusat Cempaka Putih.
1.5 Ruang Lingkup Perhitungan PPh Pasal 21 Atas Dokter Keluarga
Karena banyak kegiatan yang ada di BPJS Kesehatan Pusat Cempaka Putih, maka untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif diperlukan batasan ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan. Oleh karena itu penulis hanya membatasinya dengan hanya membahas tentang Perhitungan PPh 21 atas dokter keluarga di BPJS kesehatan.
1.6 Sistematika Pembahasan
Guna memberikan gambaran secara jelas pada keseluruhan isi Laporan Praktik Kerja Lapangan ini, maka penulis membaginya dalam lima bab dan masing-masing bab terbagi atas beberapa sub bab yang menguraikan secara terperinci setiap topik yang dibahas. Pembagian dan uraian secara garis besar dari masing-masing bab adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang pemilihan judul, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, ruang lingkup perhitungan PPh Pasal 21 atas dokter keluarga dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini penulis menguraikan teori-teori yang menjadi landasan penulisan yg membahas pengertian pajak dan perhitungan PPh Pasal 21 yang ada di BPJS kesehatan dan pengertian BPJS Kesehatan serta pengertian dokter keluarga. BAB III TINJAUAN UMUM BPJS KESEHATAN PUSAT Dalam bab ini dijelaskan secara umum mengenai gambaran umum BPJS Kesehatan , mengenai sejarah BPJS Kesehatan, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Tugas dan Wewenang, Kegiatan Operasional BPJS Kesehatan dan Metode Penyusunan LPKL. BAB IV PERHITUNGAN PPH PASAL 21 ATAS PENGHASILAN DOKTER KELUARGA PADA BPJS KESEHATAN PUSAT CEMPAKA PUTIH PERIODE JANUARI - MARET Dalam bab ini menjelaskan dan menganalisa keadaan yang terjadi, khususnya tentang Perhitungan PPh pasal 21 atas Penghasilan dokter keluarga. BAB V PENUTUP Dalam bab ini akan memberikan kesimpulan dari hasil Praktik Kerja Lapangan serta saran yang dapat penulis sampaikan sehubungan dengan hasil Praktik Kerja Lapangan.