Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pajak merupakan salah satu penerimaan negara yang mempunyai
kontribusi yang cukup tinggi bagi negara untuk membiayai pembangunan
negara. Salah satu jenis pajak yang ditetapkan pemerintah adalah pajak
pengahasilan yang merupakan salah satu jenis pajak yang dipungut oleh
pemerintah berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008. Pajak Penghasilan Pasal
21 merupakan salah satu jenis pajak penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam
bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan
kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subjek pajak dalam negeri.
Dalam menyelenggarakan jaminan sosial kesehatan maka BPJS
Kesehatan memerlukan bantuan dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP) yang terdiri dari Dokter Keluarga, Puskesmas, Klinik Pratama
maupun klinik TNI/Polri dan juga Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat
Lanjutan (FKRTL) yang terdiri dari Rumah Sakit dan Klinik Utama.
Dokter Keluarga adalah dokter yang bertanggung jawab terhadap
pelayanan kesehatan tingkat pertama yang dibutuhkan semua anggota
yang terdapat dalam satu keluarga.
Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (1) mengenai
Pajak Penghasilan yang merupakan objek pajak penghasilan. Maka
penghasilan yang dikenakan oleh BPJS Kesehatan adalah gaji dan
tunjangan serta pembayaran lainnya yang terkait dengan gaji. BPJS
Kesehatan diberi kepercayaan untuk menghitung, membayar, dan
melaporkan sendiri pajak yang terutang. Terutama untuk menghitung dan
melaporkan PPh Pasal 21.
BPJS Kesehatan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan)
adalah merupakan Badan Hukum Publik yang bertanggung jawab
langsung kepada Presiden dan memiliki tugas untuk menyelenggarakan
Jaminan Kesehatan Nasional bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagai
penyelenggara jaminan kesehatan sosial, BPJS Kesehatan terus berupaya
agar seluruh Fasilitas Kesehatan (Faskes) di Indonesia dapat mendukung
berjalannya program jaminan kesehatan secara optimal melalui penerapan
sistem rujukan berjenjang dan pola pembayaran BPJS Kesehatan. Maka
dari itu BPJS Kesehatan melakukan pembayaran dana kapitasi kepada
pihak Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) milik pemerintah
daerah (bpjs-kesehatan.go.id).
Dana Kapitasi adalah besaran pembayaran per-bulan yang dibayar
dimuka kepada FKTP berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa
memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
Menurut Pasal 7 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014,
pembayaran dana kapitasi dari BPJS Kesehatan diakui sebagai pendapatan.
Maka dari itu BPJS Keshatan sebagai pemberi pendapatan kepada
FKTP (Dokter Keluarga) yang telah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan
wajib melaksanakan perhitungan, pemotongan, dan pelaporan pajak
penghasilan pasal 21. Dalam hal ini BPJS Kesehatan sebagai pemotong
pajak, harus mengerti dan memahami sistem perpajakan (khususnya PPh
Pasal 21 atas Dokter Keluarga) sesuai dengan Undang-undang perpajakan
yang berlaku.
Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk membuat
Laporan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul :“Perhitungan PPh Pasal
21 Atas Penghasilan Dokter Keluarga Pada BPJS Kesehatan Pusat
Cempaka Putih Periade Januari – Maret”.

1.2 Perumusan Masalah


1) Bagaimana Perhitungan PPh Pasal 21 atas dokter keluarga pada BPJS
Kesehatan Pusat Cempaka Putih Periode Januari s/d Maret?
2) Apakah Pemotongan oleh BPJS Kesehatan Pusat Cempaka Putih sudah
sesuai dengan ketentuan-ketentuan Perpajakan yang berlaku?
1.3 Tujuan Penulisan LPKL
1) Untuk mengetahui bagaimana perhitungan PPh Pasal 21 dokter
keluarga pada BPJS Kesehatan Pusat Cempaka Putih.
2) Untuk mengetahui apakah pelaksanaan pemotongan pajak penghasilan
sudah sesuai dengan ketentuan-ketentuan perpajakan yang berlaku.

1.4 Manfaat Penulisan LPKL


1) Bagi Instansi atau Wajib Pajak
Memberikan informasi tentang perhitungan pajak penghasilan pasal
21 (khususnya dokter keluarga) dan solusi untuk masalah yang
muncul sehubung dengan pemungutan
2) Bagi Penulis
Menambah pengetahuan bagi penulis mengenai berbagai masalah
yang muncul dalam dunia kerja khususnya di bidang perpajakan
Sebagai bahan referensi dan menambah pengetahuan tentang
perhitungan pajak penghasilan pasal 21 (khususnya dokter keluarga)
pada BPJS Kesehatan Pusat Cempaka Putih.

1.5 Ruang Lingkup Perhitungan PPh Pasal 21 Atas Dokter Keluarga


Karena banyak kegiatan yang ada di BPJS Kesehatan Pusat
Cempaka Putih, maka untuk mendapatkan gambaran yang lebih
komprehensif diperlukan batasan ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan.
Oleh karena itu penulis hanya membatasinya dengan hanya membahas
tentang Perhitungan PPh 21 atas dokter keluarga di BPJS kesehatan.

1.6 Sistematika Pembahasan


Guna memberikan gambaran secara jelas pada keseluruhan isi
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini, maka penulis membaginya dalam
lima bab dan masing-masing bab terbagi atas beberapa sub bab yang
menguraikan secara terperinci setiap topik yang dibahas.
Pembagian dan uraian secara garis besar dari masing-masing bab
adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang pemilihan
judul, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat
penulisan, ruang lingkup perhitungan PPh Pasal 21 atas
dokter keluarga dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis menguraikan teori-teori yang
menjadi landasan penulisan yg membahas pengertian pajak
dan perhitungan PPh Pasal 21 yang ada di BPJS kesehatan
dan pengertian BPJS Kesehatan serta pengertian dokter
keluarga.
BAB III TINJAUAN UMUM BPJS KESEHATAN PUSAT
Dalam bab ini dijelaskan secara umum mengenai gambaran
umum BPJS Kesehatan , mengenai sejarah BPJS Kesehatan,
Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Tugas dan Wewenang,
Kegiatan Operasional BPJS Kesehatan dan Metode
Penyusunan LPKL.
BAB IV PERHITUNGAN PPH PASAL 21 ATAS
PENGHASILAN DOKTER KELUARGA PADA BPJS
KESEHATAN PUSAT CEMPAKA PUTIH PERIODE
JANUARI - MARET
Dalam bab ini menjelaskan dan menganalisa keadaan yang
terjadi, khususnya tentang Perhitungan PPh pasal 21 atas
Penghasilan dokter keluarga.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini akan memberikan kesimpulan dari hasil
Praktik Kerja Lapangan serta saran yang dapat penulis
sampaikan sehubungan dengan hasil Praktik Kerja
Lapangan.

Anda mungkin juga menyukai