Anda di halaman 1dari 15

BAB 1

Pendahuluan
Giardia lamblia

1.1 Latar Belakang

Class : Flagelata
Family : Hexamitidae
Genus : Giardia
Species : Giardia lamblia
Parasit ini di temukan oleh Anatomi Van
Ieuwenhoek (1681), sebagai mikro organisme yang bergerak-gerak didalam tinja, dan
flegellata ini pertama kali dikenal serta dibahas oleh lambl (1859), dan diberi nama
“intestinalis”. Stiles (1915) memberikan nama baru, Giardia lambia, untuk menghormati
Prof. A. Giard dari paris dan Dr. Lambl dari Prague. Giardia lamblia (identik dengan Lamblia
intestinalis dan Giardia duodenalis) adalah protozoa parasit yang membentuk koloni dan
bereproduksi di usus kecil, menyebabkan giardiasis (infeksi usus kecil). Parasit giardia ini
menambatkan dirinya ke epithelium melalui cakram berperekat diperutnya dan bereproduksi
melalui pembelahan biner. Giardiasis tidak tersebar melalui darah, dan tidak menyebar ke
bagian sistem pencernaan lainnya namun tetap berada di usus kecil. Mereka menyerap nutrisi
dari lumen (dinding dalam) usus kecil dan tidak memerlukan oksigen untuk hidupnya
(anaerob).
Manusia adalah hospen alamiah Giardia lamblia, selanjutnya spesies dan morfologi
yang sama ditemukan pada berbagai hewan, penyakit yang disebabkannya disebut Giardiasis,
Lamblias, dengan distribusi geografik bersifat kosmolit dan lebih sering ditemukan di daerah
beriklim panas dari pada di daerah beriklim dingin, dan parasite ini juga ditemukan di
Indonesia. Dalam silkus hidupnya, G. Lamblia mengalami 2 stadium, yaitu stadium trofozoit
yang dapat hidup bebas di dalam usus halus manusia dan kista stadium infektif yang keluar
ke lingkungan melalui feses manusia. Tertelannya kista dari air minum dan makanan yang
terkontaminasi atau dapat juga melalui kontak individu merupakan awal dari infeksi. Setelah
melewati gaster, kista menuju usus halus. Ekskistasi terjadi di duodenum, setelah itu
multiplikasi terjadi melalui pembelahan biner dengan interval kurang lebih 8 jam. Trofozoit
menempel pada mukosa duodenum dengan menggunakan sucking disc yang dimilikinya.
Enkistasi terjadi saat trofozoit masuk ke usus besar. Stadium trofozoit dan kista dapat
ditemukan pada feses penderita giardiasis. Kedua hal tersebur dapat dijadikan alat untuk
mendiagnosis penyakit giardiasis. Di luar tubuh manusia, G. Lamblia lebih tahan dalam
bentuk kista dan dalam lingkungan lembab dapat bertahan sampai 3 bulan. Giardia lamblia
adalah salah satu protozoa penyebab infeksi pada saluran pencernaan manusia. Protozoa ini
ditemukan pertama kali oleh Leuwenhoek tahun 1681 pada fesesnya sendiri. Nama lain dari
Giardia lamblia adalah Lamblia intestinalis atau Giardia doudenalis. Selain menyerang
saluran pencernaan manusia, protozoa flagellata ini dapat pula menyerang kucing, anjing,
burung, sapi, berang-berang, rusa dan domba.
(page 1)

1.2 Distribusi Geografis


G.lamblia adalah parasit yang tersebar di kosmopolit dan lebih sering di temukan di
daerah yang beriklim panas daripada di daerah yang beriklim dingin.parasit ini juga
ditemukan di indonesia banyak terjadi di uni soviet, meksiko, asia tenggara, dan barat
amerika selatan.organisme ini tetap parasit usus yang paling sering diidentifikasi. dari 1964-
1984,G. lamblia menyebabkan sedikitnya 90 wabah yang terbawa air diare, mempengaruhi
lebih dari 23.000 orang. . kelompok paling berisiko infeksi termasuk wisatawan, anak-anak,
pria homoseksual, dan individu dengan negara-negara defisiensi imunoglobulin (diwariskan
atau diperoleh)Sebuah studi oleh Yoder et al melaporkan bahwa, meskipun giardiasis terjadi
di seluruh Amerika Serikat, kejadian ini terbesar di negara bagian utara dengan serangan
puncak dari awal musim panas sampai awal fall.10 Namun, hal ini mungkin terkait dengan
perbedaan dalam sistem surveillance negara masing-masing dan mungkin tidak selalu
mencerminkan peningkatan insiden sejati dalam states.10 utara.

1.3 Hospes dan nama penyakit

Giardiasis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa patogen yaitu Giardia
lamblia atau dikenal juga sebagai Giardia intestinalis atau Giardia duodenalis atau Lamblia
intestinalis. Giardia lamblia berasal dari famili Hexamitidae, subfilum Mastigophora, filum
Sarcomastigophora. Patogen ini hidup berkoloni di lumen usus halus manusia dan lebih
sering menyerang anak usia balita dan sekolah dibandingkan orang dewasa. Manusia adalah
hospes alamiah giardia lamblia.spesies giardia dengan morfologi yang sama ditemukan pada
berbagai hewan .penyakit yang disebabkan parasit ini disebut giardiasis. Giardiasis adalah
penyakit yang disebabkan oleh mikroba parasit yang disebut Giardia intestinalis. Gejala
penyakit ini adalah diare, muntah, kram perut, kembung dan kentut berbau busuk. Giardiasis
biasanya tidak menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan dan dapat dengan mudah diobati.
Penularan giardiasis adalah jalur fekal-oral. Protozoa ini ketika di dalam usus membentuk
cangkang pelindung keras yang dikenal sebagai kista Giardia. Kista dapat keluar dari tubuh
penderita melalui feses (tinja). Setelah di luar tubuh, giardia biasanya ditularkan melalui air
minum yang telah terkontaminasi oleh tinja yang terinfeksi.
(page 2)

BAB 2
Tinjauan Pustaka

2.1 Morfologi dan Daur Hidup


Giardia intestinalis (sinonim dengan Lamblia intestinalis dan Giardia
duodenalis) adalah protozoa parasit flagellata yang menyebabkan Giardiasis atau Lambliasis.
Parasit ini pertama kali dilihat oleh Van Leeuwenhoek pada tahun 1681. Flagelata ini pertama
kali dikenal dan dibahas oleh Lambl (1859), yang memberikan nama “intestinalis”.
Kemudian Stiles (1915) memberikan nama baru, Giardia lamblia.
Parasit ini mempunyai 2 stadium yaitu:
a) . Stadium trofozoit: Ukuran 12-15 mikron; berbentuk simetris bilateral seperti buah jambu
monyet yang bagian anteriornya membulat dan bagian posteriornya meruncing. Permukaan
dorsal cembung (konveks) dan pipih di sebelah ventral dan terdapat batil isap berbentuk
seperti cakram yang cekung dan menempati setengah bagian anterior badan parasit. Ia
mempunyai sepasang inti yang letaknya di bagian anterior, bentuknya oval dengan kariosom
di tengah atau butir-butir kromatin tersebar di plasma inti. Trofozoit ini mempunyai 4 pasang
flagel yang berasal dari 4 pasang blefaroplas. Terdapat 2 pasang yang lengkung dianggap
sebagai benda parabasal, letaknya melintang di posterior dari batil isap.
b).Stadium kista: Berbentuk oval berukuran 8-12 mikron, mempunyai dinding yang tipis dan
kuat. Sitoplasmanya berbutir halus dan letaknya jelas terpisah dari dinding kista. Kista yang
baru terbentuk mempunyai 2 inti; yang matang mempunyai 4 inti, letaknya pada satu kutub.
gambar Tropozoit Giardia lamblia
Kista berukuran lebih kecil daripada trofozoit yaitu panjang 8-18 μm dan lebar 7-10 μm.
Letak kariosom lebih eksentrik bila dibandingkan dengan trofozoit. Pada kista yang telah
matur terdapat 4 buah median bodies, 4 buah nuclei, dan dapat pula ditemukan longitudinal
fibers.

Gambar Kista Giardia lamblia


(page 3)

G.lamblia hidup di rongga usus kecil, yaitu duodenum dan bagian proksimal yeyenum
dan kadang-kadang di saluran dan kandung empedu. Bila kista matang tertelan oleh hospes,
maka akan terjadi ekskistasi di duodenum, kemudian sitoplasma membelah dan flagel
tumbuh dari aksonema sehingga terbentuk 2 trofozoit. Dengan pergerakan flagel yang cepat
trofozoit yang berada di antara villi usus bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Bila berada
pada villi, trofozoit dengan batill isap akan melekatkan diri pada epitel usus. Trofozoit
kemudian berkembangbiak dengan cara belah pasang longitudinal. Bila jumlahnya banyak
sekali maka trofozoit yang melekat pada mukosa dapat menutupi permukaan mukosa usus
halus (Wolfe, 1992; Farthing, 1999; Hawrelak, 2003). Trofozoit yang tidak melekat pada
mukosa usus, akan mengikuti pergerakan peristaltik menuju ke usus bagian distal yaitu usus
besar. Enkistasi terjadi dalam perjalanan ke kolon, bila tinja mulai menjadi padat, sehingga
stadium kista dapat ditemukan dalam tinja yang padat. Cara infeksi dengan menelan kista
matang yang dapat terjadi secara tidak langsung melalui air dan makanan yang
terkontaminasi, atau secara langsung melalui fecal-oral. Giardia lamblia mempunyai bentuk
tropozoit dan kista, dan hidup di duodenum dan di proksimal jejenum. Makan di ambil dari
isi usus, meskipun parasite ini mungkin mendapat makanan dengan mempergunkan batil
isapnya dari sel-sel epitel. Sedangkan cara berkembang biaknya dengan cara pembelahan
mitosis selama terbentuk kista.
Bentuk tropozoid simetris berukuran 15-20 x 5-15 mikron dan rata-rata 14x7
mikron. Mempunyai 2 inti/nucleus (Nu) dan kariosome (k) letaknya ditengah-tengah, bagian
dorsal bentuknya convex (cembung), bagian ventral bentuknya mendatar dan terdapat 2 buah
alat pengisap (AD = Adhesive Disc;sucking dise), yang berfungsi sebagai alat melekatkan
diri pada dinding mukosa, pada bagian anteriornya terdapat blefaroplas, sitoplasma terdapa
bintik-bintik halus, ujung posterior terdapat parabasal body (MB;Median Bodies).
Mempunyai 4 pasang flagella (fg), yang terdiri dari : 2 psang cros lateral flagel (bagian
anterior), sepasang uncross lateral flagel (tubuh bagian lateral), sepasang uncross flagella
(terletak bagian posterior).
(page 4)
parasit ini mempunyai bentuk trofozoit dan bentuk kista bentuk trofozoit ini bilateral
simetris seperti buah buah jambu monyet dan begian anteriornya membulat dan bagian
posteriornya meruncing.permukaan dorsal cembung(konveks)dan pipih disebelah ventral dan
terdapat batil isap berbentuk seperti cakram yang cekung menempati setengah menempati
anterior badan parasit.Ukuran parasit ini 12-15 mikron dan mempunyai sepasang inti yang
letaknya di bagian anterior,bentuknya oval dengan kromosom di tengah atau butir-butar
kromatin yang tersebar di plasma inti .Trofozoit mempunyai empat pasang flagel yang
berasal dari 4 pasang blefaroplas.sepasang flagel keluar dari 2 blefaroplas anteriol.sepasang
flagel lateral berasal dari 2 blefaroplas lateral di antara dua inti dan kedua aksonema berjalan
ke anteriol.lalu saling menyilang di garis tengah dan garis lengkung dipinggir batil
isap,kemudian masing-masing keluar dari sisi lateral kanan dan kiri .sepasang aksonema
yang agak tebal (disebut aksostil)berasal dari 2 blefaroplas median berjalan ke posterior dan
keduanya keluar dari ujung posterior .dari sepasang blefaroplas yang leteknya di tengah-
tengah dua batil isap ,keluar sepasang aksonema pendek sebagai flagel sentral.dua batang
yang agak melengkung dianggap sebagai benda parabasal ,leteknya melintang di posterior
dari batil isap. Trofozoit berukuran panjang 9-20 μm, lebar 5-15 μm. Berbentuk oval hingga
ada yang berbentuk buah pear atau bentuk hati. Bentuk trofozoit spesies ini memiliki :
sucking disc pada ujung anteriornya, yaitu area konkaf yang menutupi setengah dari
permukaan ventral. Dua buah nuclei yang terletak simetris bilateral. Nuklei tersebut
mengandung sedikit kromatin perifer namun memiliki kariosom besar yang berada di tengah.
Sebuah axostyle, terdiri dari 2 axonema yang membagi dua tubuhnya. Dua buah median
bodies (parabasal bodies), diduga memiliki peranan dalam proses metabolisme. Empat
flagella yang terletak di lateral, 2 lateral di ventral, dan 2 terletak di kaudal.
(page 5)
Kista yang bentuknya oval berukuran 8-12 mikron,mempunyi dinding tipis
dan kuat .sitoplasmanya berbutir halus dan letaknya jelas terpisah dari dinding kista kista
yang baru terbentuk mempunyai 2 inti ;yang matang mempunyai 4 inti,letaknya pada satu
kutub .waktu kista dibentuk ,trofozoit menarik kembali flagel-flagel kedalam aksonema
,sehingga tampak sebagai 4 pasang benda sabit yaitu sisa dari flag.G.lamblia hidup di rongga
usus kecil,yaitu duodenum dan bagian proksimal yeyenum dan kadang-kadang di saluran
dan kandung empedu dengan pergerakaqn flagel yang cepat trofozoit bergerak dari Satu
tempat ke tempat yang lain dengan batil isap ,melekatkan diri pada epitel usus.trofozoit
berkembang biak dengan belah pasang longitudinal dalam tinja cair biasanya hanya
ditemukan trofozoit.el.enkistasi terjadi dalam perjalanan ke kolon,bila tinja mulai padat.bila
kista matang tertelan oleh hospes maka terjadi eksistasi di duodenum ,kemudian
sitoplasmanya membelah dan flagel tumbuh dari aksonema sehingga terbentuklah 2 trofozoit.
(page 6)

2.2 Patologi dan gejala klinis


Adanya G.limblia pada hospes dengan batil isapnya melekat pada mukosa duodenum
dan yeyenum tidak selalu menimbulkan gejala .bila timbul kelainan ,hanya berupa iritasi
yang disebabkan oleh melekstnya parasit pada mukosa dengan batil isapnya.lesi berupa vilus
menjadi pendek dan peradangan pada kripta dan lamina propria,seperti terdapat pada
sindroma malabsorbsi .tidak diketahui ;apakah kelainan mukosa oleh giardia disebabkan oleh
factor mekanik dan toksik dan factor lainya.infeksigiardia dapat menyebabkan diare,disertai
steatore karena gangguan absorbs karoten ,folat,dan vitamin B12.produksi enzim mukosa
juga berkurang penyerapan bilirubin oleh giardia menghambat aktifitas lipase pangkreatik
,kelainan fungsi usus kecil ini disebut sindrom malaabsorbsi,yang menimbulkan gejala
kembung,abdomen membesar dan tegang ,mual,anoreksia,feses banyak dan berbau busuk
dan mungkin penurunan beratbadan .setelah pengobatan kelainan usus kecil revesibel. Gejala
klinis yang disebabkan oleh giardiasis sangat bervariasi dan dapat berbeda di antara
penderitanya. Hal ini tergantung berbagai faktor seperti jumlah kista yang tertelan, lamanya
infeksi, faktor hospes dan parasitnya sendiri (Faubert, 2000). Giardia lamblia dapat
ditemukan pada saluran gastrointestinal berbagai macam mamalia termasuk manusia.
Protozoa ini dapat ditularkan melalui cara fecal-oral maupun oral-anal. Banyak sumber air
seperti danau dan sungai mengandung kista protozoa ini sebagai akibat dari kontaminasi oleh
feses manusia dan hewan. Transmisi G.lamblia umum terjadi pada orang yang memiliki
risiko tinggi seperti anak-anak yang berada di tempat penitipan anak, wisatawan yg
mengunjungi beberapa area, homoseksual, dan orang yg sering berhubungan dengan hewan-
hewan tertentu. Gejala giardiasis bervariasi dari yang asimtomatik hingga diare dan
malabsorbsi. Diagnosis dengan ditemukannya kista dan trofozoit dalam feses. Metode
immunofluorescece dan enzyme immuoassay sudah mulai dikembangkan untuk mendeteksi
G. Lamblia dalam feses. Di dalam tubuh yang sehat, biasanya tubuh dapat membatasi infeksi
secara alami. Sedangkan pada pasien yang immunocompromised (kekurangan kekebalan
tubuh), infeksi dapat berlangsung lama. Orang yamg mengalami giardiasis berulang
umumnya memiliki kekurangan IgA, dan dapat berkembang menjadi penyakit kronis.
Kekurangan lactase juga dapat mengembangkan suatu infeksi giardia, namun ini biasanya
tidak berlangsung lebih dari beberapa minggu dan pemulihan penuh akan terjadi kemudian.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa Giardiasis harus dianggap sebagai penyakit
kekurangan vitamin B12, ini akibat dari masalah-masalah yang disebabkannya di dalam
sistem penyerapan usus.
(page 7)
Giardiasis bisa muncul sebagai (1) infeksi asimptomatis; (2) diare akut; (3) diare
kronik. Selain diare, terdap juga simptom seperti steatore, kram perut, perut kembung karena
ada gas di dalamnya, kehilangan berat badan, dan muntah. Tinja akan berwarna pucat,
berminyak, atau berbau (Hall, 1994). Giardiasis juga menyebabkan komplikasi yaitu,
malnutrisi yang akan menyebabkan gangguan perkembangan dan pertumbuhan pada infant
dan anak usia muda (Farthing, 1996). Malabsorpsi zat besi juga terdapat pada infeksi
simptomatis (Filer, 1996) dan alergi ditemukan pada infeksi giardiasis (Di Prisco et al.,
1998). Penyakit pankreas dan hati terjadi pada orang dewasa yang terinfeksi Giardia sp.
(Carroccio et al., 1997; Nakano et al., 1995; Roberts et al., 1998). Walaupun sangat jarang
giardiasis juga dilaporkan berhubungan dengan arthritis (Letts et al., 1998), arteritis retina
dan iridosiklitis (Corsi et al., 1998). Metode diagnostik yang standar untuk Giardiasis adalah
pemeriksaan tinja dengan menggunakan teknik SAFC untuk mendeteksi kista dan trofozoit.
Trofozoit juga dapat dijumpai dalam cairan dari duodeno-jejunal junction dengan endoskopi
atau dengan enterotest. Deteksi antigen G.intestinalis dalam tinja segar dengan teknik IFAT
dan ELISA mempunyai sensitivitasa dan spesifisitas yang tinggi dibandingkan dengan
pemeriksaan mikroskopik.
(page 8)

2.3 Manifestasi dan gejala infeksi


Kolonisasi Giardia menyebabkan radang usus dan villous atrophia ( mengurangi
kemampuan absorpsi dari usus). Gejala infeksi meliputi:

 Diare,
 rasa tidak nyaman pada perut,
 buang gas yang berlebihan (kentut yang berbau busuk)
 bersendawa dengan bau seperti belerang yang menyebabkan seseorang ingin muak
dan muntah,
 steatorrhoea (feses berwarna pucat, berbau busuk, dan licin),
 nyeri pada daerah epigastric (antara dada dan perut),
 perut sering kembung,
 mual,
 kurang nafsu makan,
 mungkin (tapi jarang) muntah-muntah yang banyak,
 kehilangan berat badan,
 Pus,
 lendir dan darah yang tidak biasa di feses.

(page 9)
Dalam individu yang sehat, tubuh biasanya dapat membatasi infeksi. Sedangkan pada
pasien yang immunocompromised (kekurangan kekebalan tubuh), infeksi dapat berlangsung
lama. Orang yang mengalami infeksi Giardia berulang umumnya adalah mereka yang
memiliki kekurangan IgA, dan dapat mengembangkan penyakit kronis. Kekurangan Lactase
juga dapat mengembangkan suatu infeksi Giardia, namun ini biasanya tidak berlangsung
lebih dari beberapa minggu, dan pemulihan penuh akan terjadi kemudian. Beberapa
penelitian telah menunjukkan bahwa giardiasis harus dianggap sebagai penyebab kekurangan
vitamin B12, ini akibat dari masalah-masalah yang disebabkannya di dalam sistem
penyerapan usus.

Melekatnya Giardia lamblia pada sel epitel usus halus tidak selalu menimbulkan gejala /
asimtomatik dan sebagian besar dari mereka menjadi pembawa (carier). Parasit Giardia
lamblia ini menambatkan dirinya ke epithelium usus halus hospes melalui cakram berperekat
di perutnya dan berreproduksi melalui pembelahan biner. Protozoa tidak merusak sel hospes,
tetapi memakan / menyerap nutrisi dari lumen (dinding dalam) usus kecil dan hidup secara
anaerob (tidak memerlukan oksigen). Karena penyerapan nutrisi oleh protozoa ini, maka
terjadi penghambatan absorpsi lemak dan unsur nutrisi lain oleh tubuh hospes (villous
atrophia), sehingga dapat menyebabkan penurunan berat badan penderita serta menyebabkan
radang usus. Tetapi ada beberapa kasus orang yang peka terhadap infeksi ini dimana sekresi
mukosa menjadi berlebihan sehingga menyebabkan diare, dehidrasi, sakit perut dan
penurunan berat badan. Feses terlihat berlemak tetapi tidak ditemukan darah. Giardiasis
biasanya tidak tersebar melalui darah dan tidak menyebar ke bagian sistem pencernaan
lainnya namun tetap berada di usus kecil. Tetapi dalam kondisi tertentu tropozoit dapat
menginvasi jaringan seperti kandung empedu dan saluran kemih. Jika empedu terserang
protozoa dapat menyebabkan jaundice(penyakit kuning/ekterus) dan sakit perut/colic.
Penyakit ini tidak berakibat fatal, tetapi sangat mengganggu.

(page 10)

2.4 Penularan

Infeksi Giardia dapat terjadi melalui proses menelan yaitu bisa melalui air minum,
makanan, atau oleh rute faecal-oral (bisa melalui tangan yang terkontaminasi maupun melalui
praktek seks yang melibatkan lidah dan anus). Cyst (kista?) Giardia dapat bertahan di air
hangat dalam hitungan minggu sampai bulanan dan karena itu dapat hadir dalam air sumur,
sumber air tergenang seperti kolam alami, dan bahkan sumber air yang terlihat bersih dan
jernih di gunung/pegunungan.
Giardiasis menular melalui oral yaitu dengan proses menelan air minum, makanan
atau oleh rute faecal-oral ( bisa melalui tangan yang terkontaminasi maupun melalui praktek
seks yang melibatkan lidah dan anus). Kista Giardia dapat bertahan di air hangat selama
beberapa minggu sampai beberapa bulan. Karenanya protozoa ini dapat ditemukan di air
sumur, sumber air tergenang seperti kolam alami dan bahkan sumber air yang terlihat bersih
dan jernih di gunung/pegunungan. Giardia lamblia hidup dalam usus halus manusia, yaitu
bagian doudenum, jejenum dan bagian atas dari ileum, dan kadang-kadang disaluran dan
kandung empedu. Protozoa ini melekatkan dirinya pada permukaan epithel usus. Protozoa
dapat berenang dengan cepat menggunakan flagellanya.
(page 11)
Infeksi dimulai ketika seorang teringesti bentuk kista. Ekskistasi terjadi setelah kista secara
terpajan oleh HCL dan enzym pankreas saat melewati lambung dan usus halus. Ekskistasi
merupakan aktivasi kista berinti empat untuk mengeluarkan parasit motil yang kemudian
membelah menjadi dua tropozoit. Tropozoit motil tersebut menempel di permukaan sel epitel
usus dengan menggunakan batil isap. Setelah melekat pada sel epitel, organisma tsb akan
berkembang dengan cara belah pasang longitudinal.
Sebagian tropozoit akan mengalami enkistasi saat menuju kolon. Kondisi yang dapat
menstimulasi proses ini tidak diketahui secara pasti, tetapi secara invitro enkistasi dapat
diinduksi oleh pajanan terhadap empedu dan peningkatan pH setelah enkistasi. Parasit
tersebut akan keluar bersama feses.
Kista resisten terhadap penggunaan kimia ringan seperti barklorin dan pendidihan air serta
tahan dalam air dingin sampai berbulan-bulan. Kista dapat dimusnahkan dengan pembekuan
dan pengeringan.
Pada seorang yang menderita berat, dapat ditemukan 14 milyard parasit dalam fesesnya,
sedangkan pada infeksi sedang ditemukan sekitar 300 juta kista.
Dalam usus halus dimana isi usus berbentuk cairan, parasit ditemukan dalam bentuk
tropozoit, tetapi setelah masuk ke dalam colon parasit akan berubah jadi kista. Pertama-tama
flagella memendek, cytoplasma mengental dan dinding menebal, kemudian kista keluar
melalui feses. Pada awal terbentuknya kista ditemukan dua neukloi, setelah satu jam
kemudian ditemukan 4 nukleoli. Bila kista tertelan hospes maka kista tersebut langsung
masuk ke doudenum, flagella tumbuk dan terbentuk tropozoit kembali.
(page 12)

2.5 Diagnosis
Diagnosa definitif terhadap giardia lamblia ditegakkan melalui pemeriksaan
mikroskopik dengan menemukan bentuk tropozoit dalam tinja encer dan cairan doudenum
atau bentuk kista dalam tinja padat. Bentuk tropozoit hanya dapat ditemukan dalam tinja
segar. Dalam sediaan basah dengan larutan iodine atau dalam sediaan yang dipulas dengan
trikrom, morfologi giardia lamblia dapat dibedakan dengan jelas dari protozoa lainnya
Infeksi Giardia lamblia sering tidak dapat didiagnosa(misdiagnosed). Diagnosa yang akurat
memerlukan test antigen atau jika tidak tersedia dapat dilakukan pemeriksaan parasit dari
feses. Beberapa test pada feses diperlukan kista dan tropozoit kadang tidak konsisten terlihat
pada feses. Mengingat pengujian sulit untuk menemukan infeksi termasuk banyak negatif
palsu, beberapa pasien harus dirawat berdasarkan bukti empiris yaitu melakukan berdasarkan
gejala
Gejala klinis giardiasis tidak kas .diagnosis ditegakan dengan menemukan bentuk
trofozoit dalam tinja padat .dalam sediaan basah dengan larutan iodine atau dalam sediaan
yang dipulas dengan trikrom morfologi G.lamblia dapat dibedakan dengan jelas dari
protozoa lain.trofozoit dapat ditemukan dalam tinja segar ,sebelum trofozoit mengalami
desintegrasi .teknik konsentrasi dapat meningkatkan penemuan kista.dengan enterotest harus
ditelan kapsul gfelatin kemudian mucus usus yang menempel pada kapsul dapat diperiksa
secara mikroskopik.tetapi ditemukan parasit ini belum membuktikannya sebagai penyebab
gejala duodenitis .tukak lambung ,karsinoma,strongiloidiasis dan gastroenteritis oleh sebab
itu harus disingkirkan dulu. Infeksi Giardia lamblia pada manusia sering tidak dapat
didiagnosa (misdiagnosed). Diagnosis akurat memerlukan tes antigen atau jika tidak tersedia,
dapat dilakukan pemeriksaan parasit dari feses. Beberapa tes pada feses diperlukan karena
cysts dan trophozoites kadang tidak konsisten terlihat pada feses. Mengingat sifat pengujian
sulit untuk menemukan infeksi, termasuk banyak negatif palsu, beberapa pasien harus
dirawat berdasarkan bukti empiris yaitu memperlakukan berdasarkan gejala. Infeksi pada
manusia secara konvensional diobati dengan metronidazole, tinidazole atau nitazoxanide.
Metronidazole, walaupun pada saat ini merupakan obat terapi lini depan, namun bisa
menyebabkan mutagenic (mutasi gen) pada bakteri dan menyebabkan kanker pada tikus
(putih) sehingga harus dihindari selama kehamilan. Salah satu yang paling umum adalah
pengobatan alternatif berberine sulfate (ditemukan pada akar anggur Oregon, goldenseal,
yellowroot, dan berbagai tanaman lainnya). Berberine telah memiliki efek antimicrobial dan
antipyretic. Namun harus dihindari penggunaannya pada wanita hamil karena dapat
merangsang rahim (untuk berkontraksi). Pada dosis tinggi, berberine dapat menyebabkan
bradycardia dan hypotension (tekanan darah rendah).
(page 13)
2.6 Pengobatan

Giardiasis dapat diobati dengan metronidazol yang jarang menimbulkan efek samping
.dosis untuk dewasa adalah 3×250 mg sehari selama 7 hari,dosis anak disesuaikan dengan
umur. Obat pilihan adalah tinidazol dengan dosis tunggal 2 gram pada orang dewasa atau 30-
35 mg/kg pada anak. Selain itu giardiasis juga dapat diobati dengan metronidazole, kuinakrin,
furazolidon.
Pengobatan infeksi pada manusia secara konvensiaonal yaitu melalui metronidazole,
tinidazole, atau nitazoxanide. Metronidazole walaupun pada saat ini merupakan obat terapi
lini depan, namun bisa menyebabkan mutagenic(mutasi gen) pada bakteri dan menyebabkan
kanker pada tikus putih sehingga harus dihindari selama kehamilan. Salah satu yang paling
umum adalah pengobatan alternatif berberine sulfate (ditemukan pada akar anggur oregon,
goldenseal, yellowroot, dan berbagai tanaman lainnya). Berberine telah memiliki efek
entimicrobial dan antipyretic, Namun harus dihindari pengguanaannya pada wanita hamil
karena dapat merangsang rahim untuk berkontrkasi. Pada dosis tinggi , berberine dapat
menyebabkan bradycardia dan hypotension(tekanan darah rendah).
(page 14)

2.7 Pencegahan

Pencegahan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :


1. Mengkonsumsi air minum yang bersih yang telah menjalani pemanasan sampai 50° sehingga
dapat menginaktifkan kista.
2. Pada umumnya G. Lamblia resisten terhadap klorin, sehingga penyaringan sangat diperlukan
untuk menghilangkan kontaminasi oleh protozoa patogen ini.
3. Melindungi tempat persediaan air dari hospes reservoir (berang-berang dan tikus air).
4. Memasyarakatkan kebersihan individu (cuci tangan).
5. Penyediaan makanan yang bersih dan baik.
Pencegahan infeksi parasit ini terutama dengan memperhatikan hygiene perorangan,
keluarga, dan kelompok., dengan menghindari air minum yang terkontaminasi. Sanitasi air
minum untuk mencegah terjadinya epidemi giardiasis dilakukan dengan metode coagulation-
sedimentation-filtration. Klorinasi air minum untuk mengeliminasi kista memerlukan
konsentrasi yang lebih tinggi dan kontak yang lebih lama pada biasanya. Proteksi individu
dapat dilakukan dengan merebus air sampai mendidih minimal 1 menit. Bila air tidak dapat
direbus, dapat diberikan 2-4 tetes kaporit untuk setiap liter air dan tunggu selama 60 menit
sebelum diminum. Bila airnya dingin dibutuhkan waktu semalam untuk membunuh kista
G.intestinalis. Memanaskan makanan atau makanan yang matang dapat mencegah infeksi
kista G.intestinalis.
(page 15)
Pada daerah terbuka dimana jarang ditemukan air di permukaan tanah, memerlukan
penyaringan dengan filter yang memiliki nominal 1-pori ukuran mikrometer. Disarankan
untuk menggunakan yodium atau klorin dioksida pada air yang akan dikonsumsi. Parameter
air seperti suhu, kekeruhan, dan kepekatan juga dapat mempengaruhi efektivitas suatu
perawatan terhadap infeksi.
 Penyaringan dengan filter yang memiliki nominal 1-pori ukuran mikromiter pada air
permukaan tanah yang daerah terbuka
 Menggunakan Yodium atau klorin dioksida pada air yang dikonsumsi
 Parameter air seperti suhu, kekeruhan dan kepekatan juga dapat mempengaruhi efektifitas
suatu perwatan terhadap infeksi
Ingat, bahwa tidak semua orang terlihat bergejala walaupun di dalam tubuhnya terdapat
Giardia. Oleh sebab itu diperlukan kewaspadaan universal dalam prilaku keseharian
khususnya perhatian utama pada anak-anak yang bisa tertular penyakit ini dari makanan-
minuman yang kebersihannya diragukan.
(page 16)

2.8 Prognosis

Prognosis giardiasis adalah baik bila pengobatannya tepat dan disertai perbaikan
lingkungan dan sanitasi

2.9 Epidemiologi

G.lamblia ditemukan kosmopolit ;prevalensinya 2-25% atau lebih ,tergantung dari


golongan umur yang diperiksa dan sanitasi lingkungan .prevalensi yang pernah ditemukan di
Jakarta adalah 4,4%.prevalensi gradia lamblia di Jakarta antara tahun 1983 dan 1990
adalah 2,9%(194 positif dari 6810 sampel tinja yang dikirim ke bagian parasitologi FKUI
dari penderita di Jakarta).,transmisi G.lamblia terjadi dengan tertelannya kista matang
.makanan dan minuman yang terkontaminasi dengan tinja ,juga lalat atau dengan penjaga
makanan merupakan sumber infeksi ,tetapi kadang –kadang transmisi terjadi karna kontak
langsung antara individu yang terinfeksi dengan individu yang tidak terinfeksi seperti pada
infeksi cacing kremi(hand-to-mounth). G. lamblia lebih sering ditemukan pada anak –anak
daripada orang dewasa ,terutama pada umur 6-10 tahun dari keluarga besar,di rumah yatim
piatu dan di sekolah dasar .terjadinya epidemic giardiasis ini dilaporkan di tempat perawatan
anak (day care centres).pada orang dewasa giardiasis ditemukan pada orang pada orang yang
berpergian(travelrs diarrhea),karena air minum yang terkontaminasi .karena infeksi
G.lamblia yangdapat menginfeksi manusia .G lamblia juga dianggap sebagai parasit yang
ditularkan melalui seks pada kaum homoseksual maupun heteroseksual yang
mempraktekan seks oral –anal .infeksi giardia juga makin banyak ditemukan pada penderita
AIDS.selain daripada menyebabkan gangguan gastrointestinal ,infeksi G.lamblia juga
dihubungkan dengan sindrom alergi seperti urtikaria kronik ,arteritis retinal dan iridosiklitis
pada anak-anak dan dewasa .pencegahan infeksi dengan parasit ini terutama dengan
memperhatikan hygiene perorangan ,keluarga dan kelompok dengan menghindari air minum
yang terkontaminasi.
(page 17)
Giardiasis adalah infeksi protozoa usus yang common di seluruh dunia. World Health
Organization (WHO) mengestimasikan bahwa 200 juta orang akan terinfeksi setiap tahun
(Swarbrick et al., 1997). Infeksi Giardiasis lebih sering ditemukan di daerah beriklim tropik
dan subtropik daripada di daerah beriklim dingin. Terutama ditemukan di Rusia, Asia
Tenggara, Asia Selatan, Afrika, Meksiko dan bagian barat Amerika Selatan. Kista Giardia sp.
secara umum lebih stabil dan bertahan lebih lama dalam lingkungan pada jangka masa
panjang (bulan). Kista ini lebih sesuai bertumbuh pada kondisi dingin, lembab, dan suhu
rendah. Selain itu, kista resisten terhadap klorin, ozon, dan radiasi ultraviolet (UV).
Mendidihkan kista pada suhu 60-70% selama 10 menit akan menurunkan viabilitasnya.
Penyakit yang disebabkan oleh Giardia lamblia dinamakan giardiasis. Penyakit ini
terdapat di negara berkembang yang beriklim panas. Giardiasis lebih sering terjadi pada
anak-anak dibanding dewasa. Hampir 100% anak mengalami infeksi giardia lamblia saat 2
tahun pertama kehidupannya. Infeksi oleh parasit ini kemungkinan terjadi dalam interval
yang sering sehingga sebagian orang melihat Giardia lamblia sebagai flora normal pada
individu yang tinggal di negara berkembang.
(page 18)
DAFTAR PUSTAKA
HM,Muslim,M.kes, “ modul protozoologi medik”.

Parasitologi kedokteran, “protozologi, helmintologi, entomologi,”. :Bandung:, yrama widya.

Febriani,tugas-parasitologi-giardia-lamblia ,
2010,http://febrianilimonuyahoocoid.blogspot.com/2010/06/tugas-parasitologi-giardia-
lamblia-di.html (diakses tanggal 29 oktober 2013)
Maksumprocedure “giardia-lamblia” ,2012, http://maksumprocedure.blogspot.com/2012/05/giardia-
lamblia.html (diakses tanggal 29 oktober 2013)
http://blogaaknasional.blogspot.com/2011/11/giardia-lamblia.html

http://bana-deba.blogspot.com/2009/12/giardiasis.html

http://ninajuling.tripod.com/secondpage.htm

Anda mungkin juga menyukai