TRICHOMONAS VAGINALIS)
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Parasitologi
Yang dibimbing oleh Dr. Endang Suarsini, M. Ked.
(120342422459)
Fadilatus Shoimah
(120342400169)
Indatur Rochmah
(120342422455)
Siti Maisaroh
(120342422465)
Yuslinda Annisa
(120342400166)
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang hanya dengan
Rahmat dan Ridho-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Pengetahuan
Lingkungan ini yang berjudul Flagelata Parasit (Giardia Lamblia Dan
Trichomonas Vaginalis) ini dengan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari bantuan pihak-pihak
lain. Maka izinkanlah kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Endang Suarsini selaku dosen pembimbing mata kuliah Pengetahuan
Lingkungan.
2. Kepada teman-teman yang senantiasa memberikan dukungan kepada
penulis.
Penulis sadar, bahwa makalah kami sangat jauh dari kata sempurna. Maka dari
itu penulis mengharap saran dan kritik yang membangun kepada pembaca yang
telah membaca makalah ini, khususnya dari Ibu Endang Suarsini. Atas saran dan
kritiknya penulis sampaikan terima kasih.
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Flagellata dalam bahasa Latin diambil dari kata flagell yang berarti
cambuk. Ciri khas dari kelas flagellata ini adalah alat geraknya yang berupa
cambuk getar (Sudewa, 2010). Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagel juga
dapat digunakan untuk mengetahui keadaan lingkungannya atau dapat juga
digunakan sebagai alat indera karena mengandung sel-sel reseptor di permukaan
flagel dan alat bantu untuk menangkap makanan. Flagelata memiliki 1 inti atau
lebih dari 1 inti dan alat pergerakan (alat neuromotor) yang terdiri dari kinetoplas
dan flagel. Kinetoplas terdiri dari blefaroplas, kadang-kadang ada benda
parabasal. Aksonema merupakan bagian flagel yang terdapat di dalam badan
parasit. Kadang-kadang ada struktur yang nampak sebagai satu garis mulai dari
anterior sampai ke posterior yang disebut aksostil. Di samping badan parasit
terdapat membran bergelombang dan kosta yang merupakan dasarnya. Beberapa
spesies flagelata mempunyai sitostoma (Margono, 1998).
Parasit dari kelas Flagellata/ Mastigophora dibagi menjadi 2 golongan
berdasarkan habitatnya yaitu Flagellata intestinal, oral, genital dan golongan
flagellata darah dan jaringan. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai golongan
flagellata intestinal, oral, dan genital yang meliputi 2 spesies patogen yaitu
Giardia lamblia dan Trichomonas vaginalis. Parasit ini di temukan oleh Antoni
van leeuwenhoek (1618), sebagai mikroorganisme yang bergerak-gerak di dalam
tinjanya. Flagelata ini pertama kali di kenal dan di bahas oleh Lambl (1859), yang
memberinya nama intestinalis kemudian Stiles (1951) memberikan nama baru,
Giardia lamblia, untuk menghormati Prof.A.Giard dari paris dan doctor F. Lambl
dari Prague
Giardia lamblia merupakan penyebab utama penyakit giardiasis yaitu
penyakit yang menyerang bagian usus manusia, dimana penderitanya akan
mengalami semacam diare yang walaupun tidak terlalu parah namun lamanya
penyakit ini bisa sampai berbulan-bulan. Sejatinya penyakit ini sangat jarang
dijumpai di Indonesia terutama pada orang dewasa, karena sebagian besar orang
telah kebal oleh parasit Giardia lamblia ini. Penyakit ini lebih banyak menyerang
anak kecil terutama dalam masa pembentukan kekebalan tubuh.
Trichomonas vaginalis merupakan protozoa patogen dengan derajat tertentu
yang sebagian besar menyerang wanita pada traktus urogenitalis bagian bawah.
Infeksi ini mungkin bergejala atau mungkin tidak bergejala dan merupakan infeksi
menular seksual. Ada dua jenis spesies lainnya yang dapat ditemukan pada
manusia, yaitu T. tenax yang hidup di rongga mulut dan Pentatrichomonas
hominis yang hidup dalam kolon, yang keduanya terbukti tidak menimbulkan
penyakit. Pertama kali divisualisasikan oleh Donne pada tahun 1836, T. vaginitis
pertama kali ditunjukkan pada awal abad ke-20, sebagai akibat dari studi inokulasi
yang merupakan protozoa patogenik (Cook, 2009).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana etiologi Flagelata parasit pada manusia?
2. Bagaimana siklus hidup Flagelata parasit pada manusia
3. Bagaimana stadium infektif Flagelata parasit pada manusia?
4. Bagaimana hospes Flagelata parasit pada manusia?
5. Bagaimana predileksi Flagelata parasit pada manusia
6. Bagaimana patologi Flagelata parasit pada manusia?
7. Bagaimana prevalensi Flagelata parasit pada manusia?
8. Bagaimana epidemiologi Flagelata parasit pada manusia?
9. Bagaimana diagnosis penyakit dari Flagelata parasit pada manusia?
10. Bagaimana terapi penyakit dari Flagelata parasit pada manusia?
C. Tujuan
1. untuk menjelaskan etiologi Flagelata parasit pada manusia.
2. untuk menjelaskan siklus hidup Flagelata parasit pada manusia.
3. untuk menjelaskan stadium infektif Flagelata parasit pada manusia.
4. untuk menjelaskan hospes Flagelata parasit pada manusia.
5. untuk menjelaskan predileksi Flagelata parasit pada manusia.
6. untuk menjelaskan patologi Flagelata parasit pada manusia.
7. untuk menjelaskan prevalensi Flagelata parasit pada manusia.
8. untuk menjelaskan epidemiologi Flagelata parasit pada manusia.
9. untuk menjelaskan diagnosis penyakit dari Flagelata parasit pada manusia.
10. untuk menjelaskan terapi dan pencegahan penyakit dari Flagelata parasit
pada manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. ETIOLOGI
1. Etiologi Giardia lamblia
Giardiasis adalah infeksi yang sering terjadi di usus kecil dan
disebabkan oleh parasit Giardia lamblia. Dilaporkan telah terjadi pada
manusia dan berbagai hewan. Siapa pun dapat terkena Giardiasis, namun
lebih sering pada bayi, anak kecil maupun orang dewasa di antara 20-40
tahun. Protozoa ini pertama kali dilihat oleh Leeuwenhoek saat memeriksa
tinjanya sendiri pada tahun 1681, yang terlihat sebagai organisme yang
bergerak. Giardia lamblia merupakan penyebab tersering infeksi protozoa
pada saluran cerna manusia dan paling banyak ditemukan di negara
berkembang, yang berhubungan dengan kondisi sanitasi yang buruk dan
perawatan sumber air yang inadekuat. Prevalensi tinggi ditemukan pada
anak usia prasekolah dan pada anak dengan gangguan gizi. Infeksi Giardia
lamblia dapat melalui air, makanan, atau langsung melalui rute fekal-oral.
Berdasarkan taksonominya cacing ini mempunyai klsifikasi sebagai
berikut.
Phylum
Subfilum
Ordo
Genus
Species
: Sarcomastigophora
: Mastigophora
: Diplomonadorida
: Giardia
: Giardia lamblia
Trikomoniasis
merupakan
penyakit
infeksi
protozoa
yang
B. SIKLUS HIDUP
1. Siklus hidup Giardia lamblia
Stadium trofozoid
Bentuk tropozoid bilateral simetris, seperti raket badminton yang
bagian anteriornya membulat dan bagian posteriornya runcing. Permukaan
mendapat infeksi untuk sementara waktu. G.lamblia tiga kali lebih sering
ditemukan pada anak daripada pada orang dewasa, terutama pada
golongan umur 6 sampai 10 tahun. Penularan terjadi dengan perantaraan
makanan dan air yang dikotori oleh air selokan, lalat ataupun orang yang
menyajikan makanan (Brown, 1979).
Trichomonas vaginalis
Hospes dari Trichomonas vaginalis adalah manusia. Parasit ini
terdapat pada genital wanita dan pria, terutama ditemukan pada saluran
kencing kedua jenis kelamin tersebut. Wanita frekuensi lebih banyak
dijumpai
daripada
pria,
dan
penyakit
ini
bersifat
kosmopolit.
F. PATOLOGI
1. Giardia lamblia
Cara infeksi dengan menelan kista matang yang dapat terjadi secara tidak
lansung melalui air dan makanan yang terkontaminasai, atau secara langsung
melalu fecal-oral. Apabila kista matang tertelan oleh hospes, maka terjadi
ekskistasi di duodenum, kemudian sitoplasmnya membelah dan flagel
tumbuh dari aksonema sehingga terbentuk 2 trofozoit. Dengan pergerakan
flagel yang cepat trofozoit yang berada di antara vili usus bergerak dari satu
tempat ketempat yang lain. Bila berada pada vili, Trofozoit dengan batil isap
akan melekatkan pada epitel usus. Trofozoit kemudian berkembang biak
dengan cara belah pasang longitudinal.
Apabila jumlahnya banyak sekali maka trofozoit yang melekat pada
mokusa dapat menutupi permukaan mukosa usus halus. Trofozoit yang tidak
melekat pada mukosa usus, akan mengikuti pergerakan peristaltik menuju ke
usus bagian distal yaitu usus besar. Selain itu, Tropozoit tidak selalu penetrasi
ke epitel tetapi dalam kondisi tertentu, tropozoit dapat menginvasi jaringan
seperti empedu dan saluran kemih. Enkistasi (pembentukan kista) terjadi
dalam perjalanan ke kolon, bila tinja yang padat dan cair atau lunak biasanya
di temukan trofozoit.
2. Trichomonas vaginalis
Kebanyakan spesies Trichomonas tidak begitu patogen dan gejalanya
hampir tidak terlihat. Tetapi beberapa strain dapat menyebabkan inflamasi,
gatal - gatal, keluar cairan putih yang mengandung trichomonas. Protozoa ini
penelitihan
juga
menunjukkan
bahwa gejala
trikomonasis
Trichomonas vaginalis
Prevalensi Trichomonas vaginalis sebesar 5-10% pada populasi umum
wanita, 50-60% pada wanita penghuni penjara dan pekerja seks komersial.
Pada wanita yang mempunyai keluhan pada vagina, prevalensi Trichomonas
vaginalis antara 18-50%; dan pada 30-50% wanita dengan gonore juga
ditemukan infeksi Trichomonas vaginalis. Prevalensi infeksi Trichomonas
vaginalis pada pria yang mengunjungi klinik penyakit menular seksual
sebanyak 6%. Infeksi Trichomonas vaginalis pada pria selalu dihubungkan
dengan uretritis non gonore, dengan prevalensi antara 1-68%.
Pada skrining serologis yang dilakukan pada orang-orang yang terlihat
sehat di rumah sakit, diperkirakan sebanyak 1/3 dari seluruh wanita mengidap
agen ini selama masa aktif seksualnya. Trichomonas vaginalis ditemukan
pada lebih dari 30% saluran urogenital pria yang pasangan wanitanya
terinfeksi Trichomonas vaginalis.
H. EPIDEMIOLOGI
Giardia lamblia
Giardiasis adalah infeksi protozoa usus yang umum di seluruh dunia dan
bersifat kosmopolit. World Health Organization (WHO) mengestimasikan
bahwa 200 juta orang akan terinfeksi setiap tahun (Swarbrick et al., 1997).
Infeksi Giardiasis lebih sering ditemukan di daerah beriklim tropik dan
subtropik daripada di daerah beriklim dingin. Terutama ditemukan di Rusia,
Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, Meksiko dan bagian barat Amerika
Selatan yang akses pada air bersih dan sanitasi dasar yang kurang.
Giardia lamblia sedikitnya menginfeksi 2% orang dewasa dan 6%-8% anakanak diseluruh negara berkembang di dunia. Manusia terkena infeksi karena
makan air atau makanan yang terkontaminasi dengan tinja yang mengandung
kista Giardia atau karena kontaminasi tinja secara langsung, dapat timbul
pada tempat seperti pusat penitipan anak, kampung pengungsi, penjara atau
rumah sakit.
Perjangkitan edemik telah dilaporkan dari daerah permainan ski dan
daerah-daerah lain di Amerika Serikat dimana fasilitas air buangan
menanggung
beban
berlebihan
atau
kontaminasi
persediaan
air
d.
e.
f.
g.
trikomoniasis.
Dapat juga mengalami perdarahan pasca sanggama dan nyeri perut
h.
bagian bawah.
Bila sekret banyak yang keluar, dapat timbul iritasi pada lipat paha
a.
b.
c.
2.
J,2000).
Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan secara mikroskopik dapat dibedakan menjadi 2 berdasarkan
sampel yang digunakan sebagai bahan pemeriksaan yaitu :
a. Sediaan sekret vagina
Pengambilan sampel sekret vagina dilakukan dengan cara cara
pap smear. Kemudian buat sediaan lalu dilakukan pengecatan dan lihat di
bawah mikroskop. Pemeriksaan mikroskopis secara langsung dapat juga
dilakukan dengan cara membuar sediaan dari sekret vagina yang dicampur
dengan satu tetes garam fisiologis diatas gelas obyek dan langsung dilihat
dibawah mikroskop.
Pemberian beberapa tetes KOH 10 20 % pada cairan vagina yang
diperiksa , dapat menimbulkan bau yang tajam dan amis pada 75% wanita
yang positif trikomoniasis dan infeksi bacterial vaginosis. Tetapi tidak
pada
mereka
yang
menderita
vulvovaginal
kandidiasis.untuk
kecepatan
rendah
selama
menit,
kemudian
dibuang
Pencegahan Giardiasis
Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan
agar tidak terserang Giardiasis, diantaranya sebagai berikut (NSW, tanpa
tahun).
a) Pastikan air yang akan diminum bersih. Bila bepergian ke daerah endemis
giardiasis, gunakanlah larutan iodin 2% untuk mensterilkan air minum.
Pemanasan air minum hingga 50 derajat Celsius dapat membunuh kista
Giardia lamblia.
b) Pengelolaan sistem pembuangan (septic tank) dan sanitasi yang baik.
c) Menghindari memakan sayuran dan makanan yang tidak dimasak terlebih
dahulu.
d) Hindari memakan buah yang tidak dikupas terlebih dahulu.
e) Selalu cucin tangan dengan seksama memakai sabun, dan kucuran air
sesudah ke WC, menangani binatang, mengganti popok, tersentuh kotoran,
dan sebelum menyiapkan makanan dan minuman.
dengan
dosis
tunggal
metronidazol.
Resistensi
(CDC)
adalah
Trichomoniasis
BAB III
PENUTUP
1. Giardiasis adalah infeksi yang sering terjadi di usus kecil dan
disebabkan oleh parasit Giardia lamblia. Trikomoniasis merupakan
penyakit
infeksi
protozoa
yang
disebabkan
Trichomonas
DAFTAR RUJUKAN
Andriyani , Yunilda 2005. Trichomonas vaginalis Protozoa Patogen
Saluran Urogenital. Universitas Sumatera Utara Repository.
Brown, W Harold. 1979. Dasar Parasitologi Klinis. Terjemahan Bintari
Rukmono. Jakarta: Gramedia.
Chin J, Ascher MS. 2000. Trichomoniasis. In Control of Communicable
Disease Manual. 17th ed. Washington DC. American Public
Health Ass
Cook, G. 2009. Trichomonal Infection. Saunders Elsevier, Amsterdam.
Dian Meutia Putri. 2011. Parasitologi. Bandung: yrama widya.
Djayakusumah S.T. Trikomoniasis. Penyakit Menular Seksual. Ed. 2, 2001
Djuanda, A. 2008. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi V. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Herbowo, Agus Firmansyah. 2003. Diare Akibat Infeksi Parasit. Sari
Pediatri, Vol. 4, No. 4, Maret 2003: 198 203
Margono, Sri S. 1998. Parasitologi Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI
Mubin, H. 2008. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam: Diagnosis dan
Terapi Edisi 2. Jakarta: EGC.
NSW. Tanpa tahun. Multi Cultural Health Comunication: Giardiasis.
Indonesia: NSW Goverment.
Prasetyo, R. H. 2002. Pengantar Praktikum Helmintologi Kedokteran, ED
2. Surabaya : Airlangga University Press.
Prasetyo H. R. 2000.Pemeriksaan Eksudat Urogenital dan Pemeriksaan
Urine.
Safar, Rosdiana. 2010. Parasitologi Kedokteran. Bandung: CV. Yrama
Widya.
Sitti Wahyuni,Dr. 2012. Parasit Pada Organ Urogenitalia Dan Parasit Yang
Mengganggu Kehamilan. Departemen Parasitologi Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin
Sudewa,
Ari.
2010.
Klasifikasi
Protozoa.
(Online),