Anda di halaman 1dari 37

Pertemuan

ke-3
FLAGELATA TRAKTUS
TIM DOSEN PARASITOLOGI
2022

(Paniker, 2018)
Tujuan
Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan:
sebaran geografis dan tempat hidup, ciri morfologi anatomi, siklus
hidup, patologi dan gejala klinis, pengobatan, cara diagnosis dan
pemeriksaan, cara penularan dan pencegahan penyakit yang disebabkan
infeksi Flagelata Traktus
FLAGELLAT
A
 Flagellata termasuk dalam sub Filum Mastigophora dalam
Kingdom Protista adalah Protozoa yg memiliki flagel sebagai alat
gerak
 Ciri umum flagellata
 Memiliki 1 inti atau lebih
 Alat pergerakan terdiri dari kinetoplas & flagel
 Memiliki axostile dan undulating membrane

www.uhamka.ac.id info@uhamka.ac.i (021)73944451 uhamkaid Uhamk @UhamkaI


d
Pembagian Flagellata
 Flagelata terbagi mjd 2 golongan berdasarkan tempat
hidupnya:
1. Flagelata yang hidup di traktus/saluran yaitu saluran digestivus
(hidup di rongga usus & mulut), co: Giardia lamblia,
Trichomonas hominis (usus), Trichomonas tenax (mulut),
urogenital (hidup di vagina, uretra & prostat) contoh:
Trichomonas vaginalis (genital)
2. Flagelata darah dan jaringan (hemoflagelata) yg hidup
dalam darah & jaringan tubuh, co: Trypanosoma dan
Leishmania
Ciri Morfologi Flagelata Traktus
 Memiliki 2 bentuk yaitu trofozoid & kista (kecuali Trichomonas yg
hanya memiliki bentuk trofozoid)
 Berkembang biak dg membelah (binary fission)
 Dari blefaroplas (granula basal) pada trofozoit keluar lebih dari satu
flagel dan tidak semua flagellata mempunyai undulating membrane.
Setiap spesies flagellata mempunyai inti yang khas bentuknya.
 Stadium infektif : kista (Giardia) atau trofozoit (Trichomonas)
 Daur hidup lengkap hanya membutuhkan 1 hospes (single host)
 Contoh flagelata pd golongan ini yg menyebabkan penyakit pd
manusia adalah ini adalah Trichomonas dan Giardia
Soedarto, 2011
Trichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalis
 Ada 3 spesies Trichomonas yg hidup pd manusia:
a) Trichomonas vaginalis : hidup di saluran urogenital
b) Trichomonas hominis : hidup di usus
c) Trichomonas tenax : hidup di rongga mulut
 Pada pemeriksaan mikroskopis ke3 spesies ini sulit dibedakan 
untuk menetapkan digunakan tempat hidup sebagai patokan
 Sebaran geografis trikomoniasis vaginalis (penyakit yang disebabkan
oleh Trichomonas vaginalis) bersifat kosmopolit dan terutama
banyak diderita oleh wanita
Trichomonas sp
Epidemiologi
 Parasit ini memiliki penyebaran kosmopolit di seluruh dunia, dan cara
penularan utamanya adalah melalui hubungan seksual.
 Kadang-kadang, infeksi dapat ditularkan melalui peralatan mandi dan
pakaian, walau penularan seperti ini dibatasi dengan kemampuan
tropozoit.
 Sangat jarang, bayi terinfeksi melalui jalan lahir dari ibu yang
terinfeksi parasit ini.
 Prevalensi flagelata ini di Negara berkembang dilaporkan mencapai 5 –
20% pada wanita dan 2 – 10% pada pria.
Ciri

Morfologi
Bentuk seperti buah pir, hanya trofozoid, ukuran panjang 7-23 dan
lebar 5-15 m.
 Inti : 1, bentuk lonjong, terletak di bagian anterior dekat mulut
 Jumlah flagela: 3 – 5 buah di daerah anterior
 1 flagela yg paling tebal berjalan ke arah belakang membentuk
undulating membrane
 Aksostil berjalan dr tengah tubuh & berakhir di ujung tubuh
bagian posterior shg berbentuk seperti ekor
Sumber: http://www.medical-labs.net/wp-content/uploads/2014/03/trichomonase-trophozoite.jpg
Siklus Hidup
Trichomonas vaginalis

CDC. 2013. Trichomoniasis. [Online] http://


www.cdc.gov/dpdx/trichomoniasis/]
Siklus Hidup
 Infeksi terjadi secara langsung melalui hubungan seksual 
stadium trofozoit masuk dan berada dalam vagina (menempel pada
epitel) / cairan prostat / urin
 Trofozoit akan mengadakan pembelahan  memperbanyak diri
Daur hidup Trichomonas vaginalis (Sumber: Assafa et al. 2014. Medical Parasitology)
Patogenesis
 T. vaginalis penyebab sexual transmitted disease bernama trikomoniasis.
 Tropozoit ditemukan di uretra dan vagina perempuan dan di uretra dan kelenjar prostat
pria.
 Setelah masuk melalui hubungan seksual, pembelahan sel dimulai yang
berdampak pada peradangan dan sejumlah besar tropozoit berada dalam jaringan
dan sekresinya.
 Awal gejala seperti rasa gatal pada daerah vagina ataupun vulva dan keluarnya sekresi
seringkali tiba-tiba dan terjadi selama atau setelah menstruasi, sebagai hasil dari
meningkatnya keasaman vagina.
 Sekresi vagina adalah cairan berwarna kehijauan atau kekuningan, terkadang berbusa
dan berbau busuk  pada infeksi berat
 Infeksi pada pria dapat laten, asimptomatik, atau bisa terdapat gejala seperti
uretritis.
Gejala Klinis (1)
 Trikomoniasis yg disebabkan oleh T. vaginalis dapat ditemukan
pada alat kelamin & saluran kencing pd pria & wanita
 Gejala klinis:
 Wanita : vaginitis, uretritis, vulvitis & servisitis
 Pria : prostatitis (infeksi pada prostat), uretritis (infeksi pada
vesikel seminalis & uretra)
 Gejala klinis yang khas pada wanita
 terbentuknya cairan vagina (fluor albus)
 rasa gatal dan panas di dalam vagina dan di daerah sekitarnya
Gejala Klinis (2)
 Kelainan patologi trikomoniasis pada perempuan umumnya berderajat
ringan yaitu berupa pelunakan, keradangan dan erosi permukaan
selaput lendir yang tertutup cairan berwarna kuning dan berbuih.
 Gangguan klinis yang diderita penderita pria umumnya sangat ringan
yaitu berupa keluarnya cairan putih dari uretra yang hanya dikeluhkan
oleh kurang dari 10% penderita laki-laki.
Pemeriksaan
 Pada wanita, trofozoit T. vaginalis dapat ditemukan pada endapan urin,
sediaan basah dari sekresi vagina atau goresan vagina.
 Pada pria dapat ditemukan di urin, sediaan basah dari sekresi prostat.
 Objek yang dicari adalah parasit yang aktif bergerak pada sekret
vagina, cairan uretra, cairan prostat, cairan mani.
 Kontaminasi spesimen dengan feses dapat membingungkan T.
vaginalis dengan T. hominis.

Gambar Trichomonas vaginalis. (sumber: Medical Parasitology)


Penularan
 Trichomonas vaginalis ditularkan melalui :
 kontak langsung (melalui persetubuhan)
 kontak tidak langsung (misalnya karena menggunakan
secara bersama-sama yaitu handuk, alat-alat toilet atau
barang pribadi lainnya)
 Bayi dapat tertulari parasit ini dari ibu melalui jalan lahir pada
waktu berlangsung proses persalinan.
Pengobatan (1)
Pengobatan: Metronidazol, tinidazol, seknidazol, nimorazol dan
ornidazol
Metronidazol
 Penderita perempuan : obat diberikan 2x500 mg per hari selama 7 hari atau 2
gram dosis tunggal yang diberikan pada malam hari.
 Dosis anak adalah 15 mg/kg berat badan per hari terbagi dalam 3 dosis
minum.
 Untuk pengobatan lokal metronidazol dapat diberikan dalam bentuk
tablet vaginal dengan dosis 500 mg per hari selama 10 hari.
 Penderita laki-laki : obat diberikan 2x250 mg per hari selama 10 hari
atau 2 gram dalam bentuk dosis tunggal yang diberikan malam hari.
Pengobatan (2)
 Tinidazol diberikan per oral dengan dosis dewasa 2 gram dosis
tunggal, sedang dosis tunggal utk anak 50 mg/kg berat badan,
maksimum 2 gram.
 Seknidazol diberikan per oral dengan dosis 2 gram sebagai
dosis tunggal
 Nimorazol diberikan dengan dosis 2x250 mg selama 6 hari atau
diberikan 2 gram dalam bentuk dosis tunggal
 Ornidazol (Tiberal) diberikan dengan dosis 2x750 mg atau dosis
tunggal 1500 mg.
Pencegahan
1. Mengobati penderita dengan baik.
2. Menjaga kebersihan pribadi
3. Tidak memakai bersama alat-alat toilet dan barang pribadi
Giardia lamblia
Sebaran Geografi dan Tempat Hidup
 Penyebaran/sebaran geografis : kosmopolit, terutama daerah tropis,
ada juga subtropis
 Hospes : manusia
 Nama Penyakit : giardiasis/lambliasis
 Parasit ini disebut juga: Giardia duodenalis, Lamblia intestinalis
atau Giardia intestinalis
 Tempat hidup/habitat:
 melekat pd bagian duodenum & jejunum bagian atas
 Kadang2 dijumpai di saluran empedu & kantong empedu
Morfologi
 Ada 2 stadium: kista & trofozoid
1. Kista
 Bentuk lonjong, ukuran 8-12 m Kista G. lamblia
 Inti: 2-4 buah (kista yg baru terbentuk memiliki 2 (Assafa et al. 2004)

inti & yg matang memiliki 4 inti)


 Dinding tipis & kuat, sitoplasma berbutir halus
 Pembentukan kista terjadi di kolon pd saat
feses mulai padat

Kista G. lamblia
(Paniker, 2018)
2. Trofozoid:
 Bentuknya simetris bilateral, seperti
buah pir/raket, memiliki 2 inti sel
(kariosom sentral berukuran besar)
 panjang 9-12 m, lebar anterior 5-15
m (Assafa et al. 2004)
Trofozoid G. lamblia (A. Ventral B. Lateral)
 Ujung anterior membulat & melebar, (Paniker, 2018)
bagian posterior meruncing
 Permukaan dorsal cembung, ventral
cekung
 Memiliki 4 pasang flagela dg panjang
12-15 m, 2 aksonema
 Memiliki suction disc (alat penghisap)
Trofozoid G. lamblia
yang menempel di dinding usus halus (Assafa et al. 2004)
Siklus Hidup
 Ditularkan melalui : makanan/minuman yg tercemar tinja yg
mengandung kista yg dibawa oleh lipas/lalat
 Siklus hidup : tertelan kista matang 30 menit kemudian terjadi
ekskistasi  setiap kista menjadi 2 tropozoit  setelah mencapai
duodenum akan memperbanyak diri
 Trofozoit akan menempel di epitel usus
 Jika kondisi duodenum tidak sesuai (keasaman meningkat) maka parasit
akan pindah ke saluran/kantong empedu dan berubah mjd kista
Siklus Hidup

Sumber gambar : google image


Daur Hidup Giardia lamblia (Sumber: Assafa et al. 2014. Medical Parasitology).
Patogenitas & Gejala klinis (1)
 Dg bantuan batil isap, trofozoid Giardia akan melekat pd usus 
akibatnya menimbulkan gangguan penyerapan lemak shg terjadi
steatore (BAB lemak) dan dehidrasi.
 Toksin yg dihasilkan oleh Giardia menyebabkan iritasi & kerusakan
jaringan usus shg terjadi radang kataral  keluhan: demam, nyeri
perut, gangguan perut (daerah epigastrium), mual, muntah, kembung,
diare, malnutrisi vit A & lemak, anemia
 Gejala klinik pada anak2 lebih berat daripada orang dewasa
Gejala Klinis
 Sebagian besar tdk ada gejala spesifik tapi kadang2 tjd gangguan usus
 Nengsih dkk (2020) : diare akut atau kronis, malabsorpsi yg
menyebabkan penurunan BB
 Gejala lain :
 mual, kembung, anoreksia,
 gangguan absorbsi karoten, folat & vit B12
 Aktivitas lipase pankreatik terhambat
 Enterokolitis akut
 Enteritis kronik
 Darah dan lendir jarang ditemukan dalam fesesnya
Diagnosis
 Diagnosa giardiasis : menemukan bentuk
a) trofozoit dalam tinja encer & cairan duodenum
b) kista dalam tinja padat
 Ditemukan kista atau trofozoid pd cairan duodenum (pd pemeriksaan
tinja lebih sulit ditemukan trofozoid kecuali penderita mengalami diare
hebat)
 Intubasi duodenum jika tidak ditemukan parasit pada fesesnya 
pemeriksaan pada cairan duodenum lebih mudah menemukan trofozoit
 Bentuk kista lebih sering ditemukan pd karier giardiasis
Pengobatan (1)
 Obat pilihan untuk giardiasis adalah Metronidazol, Nitazoxanide
dan Tinidazol.
 Metronidazole : dosis dewasa 3 x 250 mg sehari diberikan
selama 5 hari atau 2 gram sehari selama 3 hari. Dosis untuk anak adalah
3x5 mg/kg berat badan yang diberikan selama 5 hari.
 Nitazoxanide : dosis dewasa 2x500 mg selama 3 hari, Dosis anak : umur
1-3 tahun 2x100 mg selama 3 hari, umur 4-11 tahun: 2x200 mg selama 3
hari.
 Tinidazole : dosis dewasa sebagai dosis tunggal 2 gram, sedangkan
dosis tunggal untuk anak adalah 25-50 mg/kg berat badan
(maksimum 2 gram)
Pengobatan (2)
 Obat anti giardiasis lainnya yang dapat diberikan adalah
Paromomycin, Furazolidone dan Quinacrine.
 Paramomycin diberikan dengan dosis dewasa maupun anak untuk
sebesar 25-35 mg/kg/hari terbagi dalam 3 takaran yang diberikan
selama 7 hari.
 Furazolidone dosis dewasa adalah 4x100 mg yang diberikan
selama 7-10 hari, dan dosis anak 6 mg/kg/hari terbagi dalam 4
takaran yang diberikan selama 7-10 hari.
 Quinacrine dosis dewasa 3x100 mg diberikan selama 5 hari, dan dosis
anak 3x2mg/kg ( maksimum 300 mg/hari) diberikan selama 5 hari.
Epidemiologi
 Sering diderita oleh anak-anak di negara berkembang dengan sanitasi buruk.
Hasil penelitian menunjukkan 5 dari 61 siswa PAUD (8,2%) menderita
giardiasis, dengan kebiasaan kebersihan kuku, alas kaki, dan buang air besar
yang kurang baik (Nengsih, dkk., 2020).
 Dari keluarga besar: sekolah dasar, tempat penitipan anak
 Traveller’s diarrhea: org dewasa, krn minum air terkontaminasi.
 Kista G. lamblia tahan terhadap klorin.
 Dapat juga karena mengkonsumsi sayuran dan buah terkontaminasi.
 Penularan orang ke orang melalui jalur faecal-oral.
 Kelompok resiko tinggi: imunokompromais, pendaki gunung,
homoseksual, org bepergian/berkemah
Pencegahan
 Mengobati penderita & karier giardiasis.
 Melakukan perilaku hidup sehat, terutama pada anak-anak: menggunakan alas kaki ketika bermain
di tanah, membiasakan BAB di jamban, menjaga kebersihan kuku, dan mencuci tangan dengan
sabun sebelum makan atau setelah buang air besar (Nengsih, dkk, 2020).
 Menjaga kebersihan makanan & minuman agar tidak tercemar tinja yg terbawa dr lalat, lipan
& tikus.
 Menghindari makanan & air yg terkontaminasi parasit
 Memasak makanan & minuman dg baik
 Menghindari hub seks secara oral-anal.
 B.a.b di jamban yg higienis.
 Mencegah pemakaian pupuk dr tinja segar
TUGAS INDIVIDU

Carilah Jurnal dengan topik Flagellata Traktus dan pengobatannya

1. Jurnal tidak boleh sama satu sama lain


2. Jurnal diringkas

Anda mungkin juga menyukai