Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protozoa atrial adalah protozoa yang berhabitat pada rongga tubuh
seperti mulut, hidung, vagina, uretra. Dalam kelompok protozoa atrial yaitu
Entomoeba gingivalis (Kelas Sarcodina) dan Trichomonas tenax dan T.
vaginalis (Kelas Flagellata), hanya T. vaginalis yang patogen. E. gingivalis
hanya diketahui bentuk trophozoit saja yang sangat mirip dengan E.
histolytica. Spesies ini tinggal di dalam gingiva manusia bersifat apatogen
sama halnya dengan T. tenax. T. vaginalis habitat pada vagina dan glandula
prostat.
Trikomoniasis terjadi hampir di seluruh belahan dunia terutama
dinegara berkembang, salah satunya di Indonesia. Pengetahuan masyarakat
tentang trikomoniasis masih kurang karena tingkat pendidikan yang rendah
dan juga kurangnya kesadaran untuk menjaga kebersihan diri. Frekuensi
meningkat terutama didaerah daerah yang hygiene sanitasinya kurang dan
aktifitas seksual yang tinggi.
Trikomoniasis adalah infeksi saluran genetalia yang disebabkan oleh
trichomonas vaginalis. Trichomonas vaginalis ditemukan pertama kali pada
tahun 1836 oleh Donne dan sejak lama parasit ini dianggap sebagai
mikroorganisme komensal pada wanita . Tetapi pada tahun 1916 oleh Hohne
mendiskripsikan bahwa parasit ini sebagai suatu kesatuan klinis penyebab
trikomoniasis. (Cook GC,1996)
Trichomonas vaginalis adalah protozoa pathogen yang habitatnya
didaerah tractus urogenital. Trichomonas vaginalis dapat terjadi pada wanita
maupun pria . Pada wanita penularan penyakit ini dapat terjadi secara
langsung dan tidak langsung . penularan secara langsung terutama melalui
hubungan seksual dan penularan secara tidak langsung dapat terjadi pada
penggunaan fasilitas umum yang kurang terjaga kebersihannya seperti toilet ,
kolam renang, pakaian dan air sungai yang telah terkontaminasi. Sedangkan
pada pria biasanya hanya terjadi penularan secara langsung yaitu melalui

1
hubungan seksual. Gejala dari infeksi ini sangatlah luas pada wanita,
umumnya infeksi ini menyerang daerah vagina yang biasanya ditandai
dengan keputihan abnormal hingga terjadi radang pada vagina atau vaginitis ,
sedangkan pada pria biasanya menginfeksi pada urethra. Gejala klinis
trikomoniasis biasanya menimbulkan gatal gatal atau rasa panas pada vagina,
keputihan yang berbau tidak normal, ( busuk ) dan rasa sakit sewaktu
berhubungan seksual (Beaver PC,1984).

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang di maksud Protozoa Atrial ?
b. Protozoa Atrial apa yang bersifat patogen ?

1.3 Tujuan
a. Dapat mengetahui apa yang di maksud protozoa atrial
b. Dapat mengetahui protozoa atrial apa yang bersifat patogen

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Protozoa Atrial


Protozoa rongga tubuh atau disebut juga protozoa atrial adalah
protozoa yang berhabitat pada seperti mulut, hidung, vagina, urethra. Dalam
kelompok protozoa atrial yaitu Entamoeba gingivalis (Kelas Sarcodina)
Entamoeba gingivalis hanya diketahui bentuk trophozoit saja yang sangat
mirip dengan Entamoeba histolytica. Spesies ini tinggal di dalam gingiva
manusia bersifat apatogen. Trichomonas tenax dan T. vaginalis (Kelas
Flagellata), hanya T. vaginalis yang patogen. T. vaginalis habitat pada vagina
dan glandula prostata. Pada wanita menyebabkan vaginistis yaitu dapat
mengeluarkan banyak sekret yang menyebabkan keputihan. Infeksi pada laki-
laki dirasakan setelah adanya infeksi sekunder oleh bakteri dan mungkin
menyebabkan uretritis dan prostat.

2.2 Protozoa Atrial Yang Bersifat Patogen


Trichomonas vaginalis
Trichomonas vaginalis merupakan parasit yang menimbulkan
penyakit pada organ genitourinaria, penyakitnya disebut trikomoniasis
vaginalis. Ada tiga spesies genus trichomonas yaitu Trichomonas vaginalis,
Trichomonas tenax dan Trichomonas hominis. Hanya T vaginalis yang
patogen. Lebih sering menyerang wanita (25%) terutama yang kebersihannya
buruk, namun hanya 1/7 yang menunjukkan gejala

Sumber: http://cytophatologi org/NIH/patient images/6192.jpg

3
 EPIDEMIOLOGI
Trikomoniasis vagina ditemukan di mana-mana, sukar untuk
menentukan frekuensi penyakit ini di suatu daerah atau negeri, karena
kebanyakan penelitian dilakukan pada golongan tertentu saja seperti golongan
wanita hamil (18 – 25 % di AS) dan dari klinik ginekologi ( 30 – 40 % di
Eropa timur ). Trichomonas vaginalis biasanya ditularkan melalui hubungan
seksual dan ternyata organisme ini dapat bertahan hidup selama 45 menit di
tempat dudukan toilet, pakaian mandi dan air hangat. Penularan perinatal
ditemukan sekitar 5 % dari ibu yang terinfeksi trikomoniasis, tetapi biasanya
sembuh dengan sendirinya ( self – limited ) oleh karena metabolism dari
hormon ibu (Prasetyo H.R,2002).
Pada wanita Trichomonas vaginalis sering diketemukan pada
kelompok usia 20 – 49 tahun , berkembang pada usia muda dan usia lanjut
dan jarang terjadi pada anak gadis.

 MORFOLOGI
Trichomonas vaginalis berbentuk oval , panjang 4 – 32 µm dan lebar
2,4 – 14,4 µm, memiliki flagella dan undulating membran yang panjangnya
hanya setengah panjang tubuhnya. Intinya berbentuk oval dan terletak
dibagian atas tubuhnya, dibelakang inti terdapat blepharoblast sebagai tempat
keluarnya 4 buah flagella yang menjuntai bebas dan melengkung diujungnya
sebagai alat geraknya yang maju mundur (Chin J,2000).
Flagella ke 5 melekat diundulating membrane dan menjuntai ke
belakang sepanjang setengah panjang tubuhnya . Sitoplasma terdiri dari
struktur yang berfungsi seperti tulang yang disebut axostyle.

4
Gambar 1. Skema Trichomonas vaginalis diambil dari;
(http://1.bpblogspot.com/ gambar trichomonas vaginalis.JPG

 SIKLUS HIDUP

Trichomonas vaginalis berada di saluran alat kelamin perempuan


bagian bawah. Pada laki-laki berada di uretra dan prostat.Memperbanyak diri
dengan pembelahan biner ( satu menjadi dua). Parasit tidak memiliki bentuk
kista, dan tidak bertahan dengan baik di lingkungan luar.Trichomonas
vaginalis ditularkan di antara manusia, terutama melalui hubungan seksual.

5
Gambaran Klinis :

Infeksi Trichomonas vaginalis pada wanita sering menimbulkan


gejala: Vaginitis (radang vagina) dengan discharge purulen (bercak putih
kekuningan) merupakan gejala menonjol, dan dapat disertai dengan lesi vulva
(tampak kelainan kulit / bibir vagina) dan leher rahim, sakit perut, disuria
(nyeri ketika berkemih), dan dispareunia (nyeri ketika berhubungan
seks).Masa inkubasi adalah 5 sampai 28 hari. Pada pria, infeksi sering
asimtomatik (tidak memunculkan gejala). Kadang-kadang : uretritis (radang
uretra), epididimitis (radang epididimis), dan prostatitis (radang prostat) dapat
terjadi.

 PATOGENESIS
Trichomonas vaginalis mampu menimbulkan peradangan pada
dinding salran urogenital dengan cara invasi sampai mencapai jaringan epitel
dan sub epitel. Intensitas infeksi, status pH , fisiologis permukaan vagina dan
saluran genitourinaria lain serta floral bakteri yang menyertai merupakan
factor yang mempengaruhi patogenitas. Masa tunas rata – rata 4 hari sampai 3
minggu . organisme tidak bertahan hidup dalam keasaman vagina normal
yaitu pada pH 3,8 – 4,4 (Cook GC,1996).
Trichomonas vaginalis masuk kedalam vagina melalui hubungan
seksual, maupun kontaminan air sungai , yang kemudian menyerang epitel
squamosa vagina dan mulai bermultiplikasi secara aktif.

Gambar 3 Vagina yang terinfeksi oleh Trichomonas vaginalis gambar


diambil dari ; http://labkesehatan.blogspot.com

6
 TANDA DAN GEJALA
Tanda - tanda infeksi:
a. perih saat buang air kecil
b. terasa panas dan gatal pada permukaan vagina
c. keluar lendir putih atau kuning dan berbau

Gejala Klinis:
a. Asimptomatis, 85% wanita yang diperiksa memiliki trichomoniasis tetapi
tidak melaporkan adanya gejala
b. Pada perempuan mukosa vagina akan terasa nyeri dan meradang, terdapat
erosi, sekret berbuih (bubble/frothy) berwarna kuning kehijauan dan bau.
Didapati rasa gatal-gatal dan rasa seperti terbakar
c. Pada laki-laki ditandai dengan urethritis purulen yang berat
d. Erythema pada vulva dan vagina (Strawberry cervix) pada pemeriksaan
colposcopy
d. Kadang dapat terjadi koinfeksi dengan gonorrhea, candidasis, dan
bacterial vaginosis sehingga memberikan gejala campuran

 DIAGNOSIS

Diagnosis Trichomonas dengan menemukan trofozoit dalam secret


vagina, uretra dan prostat atau dalam sedimen urine. Pemeriksaan
mikroskopis secara langsung dari kotoran vagina yang purulen menggunakan
spikulum atau swab, spesimen diambil menggunakan swab dari dinding
samping vagina (epitel dan eksovagina) untuk wetmount sedangkan untuk
kultur diambil dari fornix posterior vagina. Dengan sediaan basah.
Trichomonas vaginalis dapat dikenali melalui morfologi dan pergerakkannya
yang jungkir balik dengan cepat (jerky movement) Sensitifitas pemeriksaan
secara langsung 40-80%. Sehingga kultur secara in vitro merupakan gold
standar untuk diagnosis, hanya saja kelemahannya membutuhkan waktu 2-7
hari pertumbuhan untuk dapat terlihat pada pemeriksaan.

7
Pemeriksan laboratorium
a. pH vagina
Penentuan pH vagina dengan cara menempelkan swab dengan sekresi
vagina pada kertas pH paper dengan nilai antara 3.5-5.5. pH vagina
normal secara praktis menunjukkan diagnosis trikomoniasis negatif. pH
lebih dari 4.5 ditemukan pada trikomoniasis dan vaginosis bakterial.
b. Tes Whiff
Tes ini memeriksa adanya amine dengan menambahkan KOH pada
discharge vagina dan membaui adanya bau seperti bau ikan, tes ini
berguna untuk menyingkirkan kemungkinan vaginosis bakterial. Saat ini
telah ada pemeriksaan pH Vagina dan tes whiff yang dikombinasikan
dalam satu bentuk tes dengan tanda negatif positif.
c. Sediaan Basah (Wet mount)
Pemeriksaan dengan sediaan garam basah melalui mikrokoskop
terhadap secret vagina yang diusapkan pada objek glass dapat
mengidentifikasi protozoa yang berbentuk seperti tetesan air, berflagela,
dan bergerak. Pemeriksaan ini juga dapat menemukan clue cells (tanda
adanya penyakit vaginosis bakterial). Sensitivitas pemeriksaan ini
mencapai 40-60%. Sedangkan spesifisitas dapat mencapai 100% jika
sediaan garam basah segera dilihat di bawah mikroskop.
d. Pap smear
Sensitivitas untuk mendeteksi sama dengan pemeriksaan sediaan
garam basah, yaitu 40-60%. Sedangkan spesifisitas mencapai 95-99%
untuk petugas-petugas yang sudah terlatih.
e. Pemeriksaan lain
Mendeteksi adanya trikomoniasis yaitu dengan pemeriksaan biakan
(kultur) secret vagina, direct immunofluorescence assay, dan Polymerase
chain reaction (PCR). Kultur pada medium dapat digunakan untuk
pembiakan Trichomonasvaginalis yaitu medium Diamond ’s (gold
standart) dan medium khusus untuk Trichomonasvaginalis InPouch TV™
culture.

8
Tempat masuknya swab

Kantong atas

Kantong bawah

Gambar 3.6 Media kultur Trichomonasvaginalis InPouch TV culture


system
Sumber: InPouch TV™ culture for detection Trichomonas vaginalis

f. Pemeriksaan PMS lain


Jika ditemukan trikomoniasis maka harus dilakukan juga
pemeriksaan untuk PMS lain seperti sifilis, Neisseria gonorrhoeae,
Chlamydia trachomatis, HIV, hepatitis B, dan hepatitis C. Infeksi
gabungan dengan gonore cukup tinggi.

 TREATMENT
Terapi dan Perawatan:
1. Dilakukan pembersihan vagina dengan bahan antiseptik dan cairan steril.
2. Pengobatan dilakukan per oral atau in vaginam dengan metronidazol atau
yang lain.
3. Pasangan prianya juga diobati dan mendapatkan perhatian perawatannya
untuk mencegah penularan satu sama lain.

9
 PENCEGAHAN
1. Jaga kesucian alat kelamin
2. Kalau sakit – obati sampai sembuh total
3. Tidak hubungan kelamin dulu sewaktu sakit
4. Dan selama dalam pengobatan atau belum sembuh.

10
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
a. Protozoa rongga tubuh atau disebut juga protozoa atrial adalah protozoa
yang berhabitat pada seperti mulut, hidung, vagina, urethra.
b. Trichomonas vaginalis merupakan parasit yang menimbulkan penyakit
pada organ genitourinaria, penyakitnya disebut trikomoniasis vaginalis.
c. Ada tiga spesies genus trichomonas yaitu Trichomonas vaginalis,
Trichomonas tenax dan Trichomonas hominis.

3.2 Saran
Pencegahan infeksi yang disebabkan oleh Trikomonas vaginalis dapat
diketahui dengan penyuluhan serta pendidikan terhadap pasien dan
masyarakat umum tentang infeksi ini secara diagnosis dan penanganan yang
tepat pada pasangan penderita Trichomoniasis.
Oleh karena transmisi utama Trichomoniasis adalah melalui hubungan
seksual , maka individu yang suka berganti ganti pasangan maka perlu
penanganan yang lebih khusus. Dan sebaiknya jangan melakukan hubungan
seksual selama pengobatan dan sebelum dinyatakan sembuh.

11

Anda mungkin juga menyukai