Anda di halaman 1dari 12

BLOK I : Ilmu Dasar Kebidanan I

Topik : Trichomonas Vaginalis dalam Infeksi Menular Seksual


Dosen : Catur Erty Suksesty, MKeb

A. Infeksi Trichomonas vaginalis


1. Sejarah
Donne pada tahun 1836 pertama kali menemukan parasit ini dalam
secret vagina seorang penderita wanita dengan vaginitis. Dan pada tahun
berikutnya ia menemukan parasit jenis Trichomonas vaginalis.
Dahulu adanya Trichomonas vaginalis dalam vagina dianggap
sebagai komensal yang tidak berbahaya, tahun 1943 Hoque
mempublikasikan laporan hasil penelitian efek Trichomonas vaginalis
pada biakan sel yang memperlihatkan peranan Trichomonas vaginalis
pada radang vagina (vaginitis).

2. Klasifikasi
Klasifikasi Trichomonas vaginalis adalah :
Golongan : Animalia
Filum : Protozoa
Klas : Zoomastigophora
Ordo : Mastigophora
Genus : Trichomonas
Species : Trichomonas vaginalis

3. Morfologi
Trichomonas vaginalis tidak memiliki stadium kista tetapi hanya
ditemui dalam stadium Tropozoit dan ciri-cirinya adalah :
Bentuknya oval atau piriformis, memiliki 4 buah flagel anterior,
flagel ke 5 menjadi axonema dari membran bergelombang (membrana
undulant) , pada ujung pasterior terdapat axonema yang keluar dari badan
yang diduga untuk melekatkan diri pada jaringan sehingga menimbulkan
iritasi, memiliki 1 buah inti, memiliki sitostoma pada bagian anterior untuk
mengambil makanan, perkembangbiakan dengan cara belah pasang.

Gambar. Morofologi Trichomonas vaginalis

Keterangan11 :
1. Blefaroplas ( Parabasal Aparalus), 2. Flagelata, 3. Sitostoma, 4.
Nukleus/inti, 5. Kariosum, 6. Aksotil, 7. Membran bergelombang
(Undalating Membrana Ukuran 15- 20 X 100 Mikron)

4. Hospes dan Nama Penyakit


Manusia merupakan hospes parasit ini dan menyebabkan
Trichomoniasis pada vagina dan pada pria prostatis.

5. Siklus Hidup
Pada wanita tempat hidup parasit ini di vagina dan pada pria di
uretra dan prostat.Parasit ini hidup di mukosa vagina dengan makan
bakteri dan lekosit Trichomonas vaginalis bergerak dengan cepat berputar-
putar diantara sel-sel epitel dan lekosit dengan menggerakkan flagel
anterior dan membran bergelombang.
Trichomonas vaginalis berkembang biak secara belah pasang
0
longitudinal, diluar habitatnya parasit mati pada suhu 50 C, tetapi dapat
0
hidup selama 5 hari pada suhu 0 C.
Dalam perkembangbiakannya parasit ini mati pada PH kurang dari
4,9 inilah sebabnya parasit ini tidak dapat hidup disekret vagina yang asam
(PH : 3,8-4,4), parasit ini tidak tahan pula terhadap desinfektan zat pulasan
dan antibiotic. Meskipun organisme ini dapat ditemukan dalam urine sekret
uretra/setelah masase prostat, PH yang disukai pada pria belum diketahui.

Infeksi Trichomonas
vaginalis melalui hubungan

Tropozoit Trichomonas
vaginalis

Tropozoit Trichomonas vaginalis


di prostat dan uretra laki-laki

Tropozoit Trichomonas vaginalis


Masuk melalui hubungan kelamin

Gambar
Siklus Hidup Trichomonas vaginalis

Pada sebagian besar kasus Trichomonas vaginalis ditransmisikan


saat terjadi hubungan kelamin,pria sering berperan sebagai pembawa
parasit. Parasit ini berada pada saluran uretra pada pria, seorang pria yang
membawa parasit akan menularkan pada pasangannya saat terjadi
hubungan seksual, selanjutnya wanita pasangannya tersebut akan terinfeksi
oleh parasit dan berkembang biak didaerah genital. Apabila wanita
tersebut kemudian berhubungan seksual dengan pria yang sehat maka akan
terjadi penularan kembali,mengamati proses penularan parasit ini maka
kelompok resiko tinggi untuk mengidap Trichomoniasis adalah para
wanita pekerja seks komersial dan pria yang suka berganti-ganti pasangan
dalam berhubungan seks serta semua orang yang memiliki kebiasaan seks
bebas.

6. Distribusi Geografis
Terdapat diseluruh dunia dengan insidens lebih kurang 25% pada
wanita dan lebih tinggi pada golongan wanita yang kurang menjaga
kebersihan alat genitalnya,hanya sepertujuh dari semua wanita yang
terinfeksi dengan parasit ini menunjukkan gejala atau keluhan 5. Gejala
umumnya muncul dalam 4–20 hari setelah infeksi, wanita yang terinfeksi
parasit ini akan mengeluarkan cairan dari vagina berwarna kuning
kehijauan atau abu-abu serta berbusa dalam jumlah banyak, kadangkala
disertai perdarahan, bau tidak sedap serta gatal.

7. Gejala Klinis Infeksi Trichomonas vaginalis


Trichomonas vaginalis merupakan penyakit menular lewat
hubungan seksual (PMS), seseorang beresiko terkena PMS apabila
melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui
vagina, oral maupun anal, bila tidak diobati dengan benar penyakit ini
dapat berakibat serius bagi kesehatan reproduksi, seperti terjadinya
kemandulan, kebutaan pada bayi yang baru lahir bahkan kematian.
a. Pada Wanita
Trichomoniasis menyebabkan vaginitis(radang vagina) dengan
fluor albus yang berwarna putih seperti cream dan berbuih, bagian
Vulva dan cervik bisa mengalami peradangan. Banyaknya fluor
tergantung dari beratnya infeksi dan stadium penyakit, selain gejala
fluor albus yang merupakan keluhan utama penderita pruritus vagina
atau vulva dan rasa pedih saat kencing merupakan keluhan tambahan
perasaan gatal pada vulva dan kadang-kadang sampai ke paha. Sering
kali penderita mengeluh keluar darah setelah berhubungan seks infeksi
dapat menjalar dan menyebabkan uretriris kadang infeksi terjadi tanpa
gejala, jika ada gejala biasanya berupa antara lain:
Rasa sakit atau nyeri pada saat kencing atau hubungan seksual,
rasa nyeri pada perut bagian bawah, pengeluaran lendir pada vagina
atau alat kelamin, keputihan berwarna putih susu bergumpal disertai
rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin dan sekitarnya, keputihan
yang berbusa, kehijauan, berbau busuk dan gatal, timbul bercak-bercak
darah setelah berhubungan seksual, bintil-bintil berisi cairan, lecet atau
borok pada alat kelamin.
b. Pada Pria
Karena bentuk dan letak alat kelamin pria berada diluar tubuh,
maka gejala PMS lebih mudah dikenali, dilihat dan dirasakan tetapi
dapat pula terjadi uretritis dan prostatitis.
Tanda – tanda PMS pada pria antara lain adalah:
Berupa bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada penis
atau alat kelamin, luka tidak sakit, keras dan berwarna merah pada alat
kelamin, rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin, rasa sakit yang
hebat pada saat kencing, bengkak, panas dan nyeri pada pangkal paha
yang kemudian berubah menjadi borok.

8. Pencegahan Penularan
Kebiasaan melakukan seks bebas ternyata dapat memicu timbulnya
Trichomoniasis sehingga upaya pencegahan infeksi lebih dititik beratkan
pada perilaku manusia, hanya berhubungan seks dengan suami atau istri
yang sah merupakan salah satu alternatif pencegahan infeksi ini. Dengan
hanya berhubungan seks terhadap pasangan sah diharapkan dapat menekan
penyebaran penularan infeksi parasit ini.
Pada ibu rumah tangga sebaiknya selalu memeriksakan diri secara
periodik guna mengetahui infeksi secara dini dan segera melakukan
pengobatan apabila ada gejala dan tanda infeksi. Dengan demikian
diharapkan dapat mengurangi penyebaran parasit pada pria yang
berhubungan dengannya, pada pria yang suka berhubungan dengan wanita
pekerja seks komersial hendaknya selalu menggunakan pelindung
(kondom) saat berhubungan. Namun demikian secara arif kita akan dapat
mencegah penularan penyakit ini pada diri kita masing-masing apabila kita
memegang teguh ajaran agama karena tidak ada satu agamapun yang
mengajarkan umatnya untuk melakukan seks bebas.

9. Pengobatan
Dasar pengobatan yaitu memperbaiki keadaan vagina dengan
membersihkan mukosa vagina dan memakai obat kimia peros dan lokal,
pada saat ini metronidazol (merupakan obat yang efektif untuk pengobatan
baik untuk wanita ataupun pria).
Berbagai obat baru juga telah banyak dan sangat efektif dalam
mengobati Trichomoniasis yaitu Tinidazol, Seknidazol, Nimorazol dan
Ornidazol.
Cara pemberian takaran obat-obat tersebut adalah:
a. Metronidazol
Wanita : diberikan 3 kali 250 mg selama 10 hari atau 2 gr dosis
tunggal tanpa Diberikan malam hari peroral, untuk
pengobatan lokal diberikan tablet Vagina sebanyak 500 mg
sehari selama 10 hari.
Pria : pemberian peroral 2 kali 250 mg sehari selama 10 hari atau 2
gr dosis Tunggal diberikan malam hari.
b. Tinidazol
Baik pada wanita maupun pria diberikan dengan takaran 2 gr dosis
tunggal peroral.
c. Seknidazol
Diberikan untuk Trichomoniasis pada wanita maupun pria dengan
takaran 2 gr dosis tunggal peroral.
d. Nimorazol
Diberikan pada wanita maupun pria dengan takaran 2 kali 250 mg
selama 6 hari atau diberikan 2 gr dosis tunggal.
e. Ornidazol
Diberikan dalam dosis tunggal 1500 mg atau 2 kali lipat 750 mg
pengobatan lokal dengan tablet vagina persarin ataupun krim vagina
yang digunakan pada waktu malam hari.

B. Diagnosis Laboratorium
Diagnosis laboratorium dapat ditegakkan dengan melakukan
pemeriksaan pada sample sekret vagina (fluor albus) pada wanita dan sekret
uretra pada pria, secara mikroskopis apabila ditemukan parasit Trichomonas
vaginalis maka diagnosa laboratorium dapat ditegakkan Secara klinis
diagnosis Trichomoniasis ditegakkan berdasarkan adanya keluhan keputihan
atau flour albus dan rasa panas serta gatal pada vulva atau vagina dan adanya
sekret encer, berbusa, bau tidak sedap dan berwarna kekuningan serta adanya
lesi bakas garukan karena gatal dan hiperemia pada vagina.
Untuk menentukan diagnosis perlu dilakukan diagnosa laboratorium
dengan menemukan parasit Trichomonas vaginalis dibahan sekret vagina,
sekret uretra, sekret prostat dan sedimentasi urine dengan melihat adanya
gerakkan aktif dari temuan tropozoit Trichomonas vaginalis didalam
pemeriksaan mikroskopis, jika pergerakkan dari tropozoit berkurang mungkin
dapat dilihat pergerakkan membran bergelombang pada perbesaran tinggi. Tes
diagnostik selain dengan sediaan basah dapat juga digunakan pulasan
permanen,organisme sulit dikenal pada pulasan permanen, apabila sediaan
hapus kering dikirim ke laboratorium dapat digunakan dengan pulasan atau
pengecatan giemsa atau papanicelau pada pulasan gram biasanya organisme
tidak ditemukan.
C. Penyebab Trichomoniasis
Penyebab keputihan ada dua yaitu fisiologis dan patologis.
Keputihan/fluor albus fisiologis muncul saat mau datang haid, terangsang dan
biasanya tidak berbau dan tidak menyebabkan gatal. Keputihan patologis
muncul dengan adanya kelainan patologis atau faktor infeksi, berbau,
berwarna keruh, hijau atau kuning, rasa gatal dan obatnya adalah segera
periksa ke dokter.

D. Beberapa Faktor Yang berhubungan dengan kejadian infeksi


Trichomonas vaginalis
1. Faktor Karakteristik
a. Pendidikan
Pendidikan dianggap sebagai salah satu unsur yang ikut
menentukan pengalaman dan pengetahuan seseorang baik dalam ilmu
pengetahuan maupun kehidupan sosial.
b. Umur
Umur atau usia merupakan waktu atau masa hidup seseorang
selama masih hidup didunia yang dihitung mulai dari manusia
dilahirkan.Para ahli psikologi membagi umur menjadi beberapa
kelompok yang didasarkan pada pertumbuhan fisik dan pertumbuhan
mental antara lain:
1) Masa dewasa dini : 18 tahun- 40 tahun
2) Masa dewasa madya : 41 tahun – 60 tahun
Umur berkaitan dengan masa aktif hubungan kelamin karena pada
usia yang meningkat akan di ikuti dengan proses degenerasi dari organ
seksual sehingga dalam hal ini kemampuan organ seksual akan
menurun14
2. Kebersihan alat kelamin
Kebersihan alat kelamin harus diperhatikan karena ibu rumah tangga
ada yang kurang memperhatikan kebersihan alat kelamin, sehingga setelah
melakukan kontak seksual alat kelamin harus segera dibersihkan biasanya
mereka memakai obat-obatan atau cairan betadine yang dijual bebas dan
diiklankan di televisi, dapat juga dengan melakukan: menghindari
pemakaian pencuci vagina dengan semprot vagina (spray), jaga kebersihan
vagina baik sebelum dan sesudah berhubungan seks, ganti pembalut
sesering mungkin jika sedang mengalami haid, kenakan pakaian dalam
yang terbuat dari katun agar mudah menyerap kelembaban dan sirkulasi
udara disekitar vagina terjaga, pakaian dalam yang tidak menyerap
keringat akan menciptakan suasana di vagina menjadi lembab dan tentu
saja akan merangsang pertumbuhan bakteri yang merugikan, jaga organ
intim tetap bersih dan kering, membasuh vagina dengan air yang bersih
setiap kali setelah selesai menggunakan toilet umum, siramlah
menggunakan (flushing) hal ini untuk mencegah penularan jika ada
pengguna lainnya yang terkena penyakit kelamin.
Menurut penelitian air yang tergenang ditoilet umum mengandung
70% jamur candida albicans (penyebab keputihan dan rasa gatal pada
vagina).
3. Penggunaan air bersih
Penggunaan air bersih dalam jumlah yang banyak sangat diperlukan
untuk menjaga kebersihan badan, alat kelamin dan pakaian karena T.
Vaginalis dapat hidup pada obyek basah selama 45 menit pada kloset
duduk, kain lap pencuci badan, baju, air mandi dan cairan tubuh,
disamping itu dapat pula dilakukan : setelah buang air besar, bilaslah
dengan air yang bersih dari arah depan kebelakang cara ini dapat
mencegah penyebaran bakteri dari arah anus ke vagina, saat membasuh
harus melihat juga kondisi air, kalau kotor jangan dipaksakan sebab air
yang tidak bersih bisa menyebabkan adanya kuman dan jamur yang
akhirnya menimbulkan keputihan, bila perlu basuh pakai tisu yang tidak
mudah hancur.
4. Berganti-ganti pasangan seksual
Setia dan jangan berganti-ganti pasangan untuk mencegah terjadinya
infeksi Trichomonas vaginalis.

5. Pemeriksaan kesehatan secara rutin


Pemeriksaan kesehatan secara rutin dan teratur harus dilakukan
khusunya pada wanita yang sudah melakukan hubungan seksual secara
teratur.
Sebelum dilakukan pengobatan, dokter biasanya memeriksa cairan
keputihan dilaboratorium. Pengobatan dilakukan dengan terlebih dahulu
menyingkirkan faktor-faktor yang mempermudah timbulnya penyakit.Bila
diagnosis menunjukkan penyakitnya tidak akut maka biasanya dokter
menyarankan untuk mencuci daerah vagina dengan obat anti septik,
sayangnya seringkali setelah tahu obatnya, pasien tak datang lagi tapi
membeli obat tersebut kemudian dipakai terus untuk mencuci vagina dan
akibatnya bakteri doderlein (yang membuat vagina selalu asam) jadi
mati.Maka suasana asam terganggu menjadi basa sehingga muncullah
berbagai penyakit, entah itu kandida atau jamur, infeksi dari luar vagina
dan sebagainya.
6. Penggunaan pembersih vagina
Wanita seringkali salah dalam membersihkan alat kelamin biasanya
mereka menggunakan sabun biasa atau cairan pembersih yang tidak jelas
komposisi kandungannya atau menaburi bedak bahkan menyemprotkan
parfum didalam vagina. Penggunaan antibiotik maupun steroid cukup lama
sehingga menyebabkan bakteri baik penjaga pH vagina mati serta
menyebabkan jamur dapat tumbuh dengan subur, pemakaian pil KB
karena keseimbangan hormon terganggu sehingga terjadi ketidak
seimbangan pH, penggunaan sabun pencuci vagina mengganggu
keseimbangan pH vagina.
7. Pengetahuan tentang infeksi Trichomonas vaginalis
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga, pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang ( overt
behavior). Prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Faktor-faktor yang memicu berkembangnya PMS antara lain karena
kurangnya pengetahuan tentang PMS, hubungan seksualnya cenderung
lebih dari satu pasangan atau pasangannya mempunyai lebih dari satu
mitra seksual, hubungan seksual tidak aman misalnya, tidak memakai
kondom selain itu karena anatomi organ reproduksi perempuan lebih
mudah tertular PMS daripada pria. Keputihan disebabkan karena kelenjar
di dalam rahim dan vagina membawa keluar sel-sel mati dan bakteri
dengan pengeluaran lendir, keluarnya lendir ini menyebabkan vagina tetap
bersih dan membantu dalam mencegah infeksi.

Referensi :

1. Garcia LS, Bruckner DA. Diagnostik Parasitologi Kedokteran. Jakarta. EGC. 1996 :
63-5

2. Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawiroharjo. 1997 : 276-77

3. Krieger JN., Alderete JF. Trichomonas vaginalis andTrichomoniasis. In : Holmes KK.,


Mardh P., Sparling PF. Sexually Transmitted Disease : International Edition. New
York. Mc-Graw Hill 1999 : 587-98

4. http://www.emedicine.com/med/topic2308.htm

Anda mungkin juga menyukai