Anda di halaman 1dari 11

TRIKOMONIASIS, Diagnosis dan Pelaksanaanya

Definisi
Trikomoniasis merupakan infeksi saluran urogenital yang dapat bersifat akut atau kronis dan
merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis.
Parasit ini paling sering menyerang wanita, namun pria dapat terinfeksi dan menularkan ke
pasangannya lewat kontak seksual. Vagina merupakan tempat infeksi paling sering pada wanita,
sedangkan uretra (saluran kemih) merupakan tempat infeksi paling sering pada pria.
Klasifikasi :
Class: Flagellata
Family: Trichomonadidae
Genus: Trichomonas
Speciees:
• Trichomonas vaginalis
• Trichomonas hominis (Hidup di kolon)
• Trichomonas tenax (hidup di rongga mulut)
Sejarah dan Penyebaran :
Spesies parasit ini ditemukan pertama kali oleh Donne 1836 pada sekresi purulen dari vagina wanita
dan sekresi traktus urogenital pria. Pada tahun 1837, protozoa ini dinamakan Trichomonas vaginalis.
Parasit ini bersifat cosmopolitan ditemukan pada saluran reproduksi pria dan wanita. Penyebab
terjadinya keputihan pada wanita. Biasa disebut leukorrhoe atau flour albus.
Morfologi :
• Berbentuk flagelata filiformis, tidak berwarna.
• Tidak mempunyai bentuk kista. Bentuk trofozoid berukuran 7 – 25 mikron
• Mempunyai 4 flagel anterior dan 1 flagel posterior yg melekat pada tepi membrane yang
bergelombang.
• Parasit hidup di mukosa vagina dengan makan bakteri, sel-sel vagina dan leukosit.
• Habitat
Wanita : vagina, uretra
Pria : uretra, epididimis, prostat
• Diluar habitatnya parasit mati pada suhu 500C, tetapi dapat hidup selama 5 hari pada suhu 00C.
• Sitoplasmanya bergranula dimana granula tersebut pada umumnya terletak di sekitar custa dan
axostyle
• Sitostoma tidak ada
• Berkembang biak dengan longitudinal binary fission.
• T. vaginalis bergerak dengan cepat berputar – putar di antara sel epitel dan leukosit dengan
menggerakkan flagel anterior dan membrane gelombang.
• Trichomonas Vaginalis hanya dapat hidup pada pH > 5,5 – 7,5. Pada biakan parasit mati pada pH < 4,9.
Ini sebabnya parasit tidak dapat hidup di secret vagina yang asam (pH 3,8 – 4,4).
• Infeksi terjadi secara langsung waktu bersetubuh melalui bentuk Trofozoid.
Faktor Predisposisi
a. pH lingkungan 4,9-7,5, seperti pada kondisi:
• haid
• hamil
• Pencucian vagina
Antibiotik kontrasepsi, hubungan seksual, stres dan hormon dapat merubah lingkungan vagina tersebut
dan memacu pertumbuhan bakteri patogen.
b. Aktivitas seksual tinggi dan bergonta – ganti pasangan.
c. Wanita lebih banyak dari pria. Wanita setelah menopause
d. Sanitasi buruk
Tanda dan Gejala
1. Pada wanita, yang diserang terutama dinding vagina.
2. Pada kasus akut terlihat :
a. Disini cairan mengandung banyak leukosit dan warnanya agak kekuning-kuningan sampai hijau,
seringkali lebih kental, berbusa, dan berbau. Trichomonas vaginalis menghasilkan produk metabolit
misalnya amin, yang menaikkan pH vagina dan menyebabkan pelepasan sel-sel vagina. Amin juga
merupakan penyebab timbulnya bau pada flour albus pada vaginosis bacterial.
b. Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab (Strawberry Appearance)
c. Perdarahan kecil – kecil pada permukaan serviks.
d. Didapatkan rasa gatal dan panas di vagina.
e. Dysuria
f. Rasa sakit sewaktu berhubungan seksual (dispareunia) mungkin juga merupakan keluhan utama yang
dirasakan penderita dengan trikomoniasis.
g. Dapat juga mengalami perdarahan pasca sanggama dan nyeri perut bagian bawah.
h. Bila sekret banyak yang keluar, dapat timbul iritasi pada lipat paha atau di sekitar bibir vagina.
3. Pada kasus yang kronis, gejala lebih ringan dan sekret vagina biasanya tidak berbusa.
4. Pada pria biasanya tidak memberikan gejala. Kalaupun ada, pada umumnya gejala lebih ringan
dibandingkan dengan wanita. Gejalanya antara lain :
a. iritasi di dalam penis
b. keluar cairan keruh namun tidak banyak
c. rasa panas dan nyeri setelah berkemih atau setelah ejakulasi.
Fisiologi :
Vagina memiliki mekanisme perlindungan terhadap infeksi. Kelenjar pada vagina dan serviks / leher
rahim menghasilkan sekret yang berfungsi sebagai sistem perlindungan alami dan sebagai lubrikan
mengurangi gesekan dinding vagina saat berjalan & saat berhubungan seksual. Jumlah sekret yang
dihasilkan tergantung dari masing-masing wanita. Dalam keadaan normal, kadang jumlah sekret dapat
meningkat seperti saat menjelang ovulasi, stres emosional dan saat terangsang secara seksual. Selain
itu, terdapat flora normal basil doderlein yang berfungsi dalam keseimbangan ekosistem pada vagina
sekaligus membuat lingkungan bersifat asam (pH 3.8-4.5) sehingga memiliki daya proteksi yang kuat
terhadap infeksi.
Lingkungan vagina yang normal ditandai adanya suatu hubungan yang dinamis antara Lactobacillus
acidophilus dengan flora endogen lain, estrogen, glikogen, pH vagina dan hasil metabolit lain.
Lactobacillus acidophilus menghasilkan endogen peroksida yang toksik terhadap bakteri pathogen.
Karena aksi dari estrogen pada epitel vagina, produksi glikogen, lactobacillus (Doderlein) dan produksi
asam laktat yang menghasilkan pH vagina yang rendah sampai 3,8-4,5 dan pada level ini dapat
menghambat pertumbuhan bakteri lain.
Patogenesis
Dasar Kelainan: Infiltrasi sejumlah besar trofozoit trichomonas vaginalis sehingga dapat merusak epitel
vagina secara kontak langsung dan oleh daya toksisitasnya.
Pada penderita dengan Trikomoniasis, perubahan kadar estrogen dan progesterone menyebabkan
peningkatan pH vagina dan kadar glikogen sehingga berpotensi bagi pertumbuhan dan virulensi dari
Trichomonas vaginalis. T. vaginalis menginfeksi sel epitel vagina sehingga terjadi proses kematian sel
pejamu (host-cell death). Komponen yang berperan dalam proses kematian sel ter¬se¬but adalah
mikrofilamen dari T. vagina¬lis. Selama proses invasi, T.vaginalis ti¬dak hanya merusak sel epitel namun
eri¬trosit. Eritrosit mengandung kolesterol esensial dan asam lemak yang diperlu¬kan bagi
pembentukan membran tricho¬mo¬nad. Baik sel epitel maupun eritrosit juga merupakan sumber zat
besi.
Proses pengikatan dan pengenalan trichomonad dengan sel epitel pejamu melibatkan minimal 4 protein
permukaan spesifik T.vaginalis, yang dikenal dengan sistein proteinase. Setelah proses peng¬ikat¬an,
akan timbul reaksi kaskade yang meng¬akibatkan sitotoksisitas dan hemolisis pada sel. Lalu
menimbulkan peradangan pada dinding saluran urogenital dengan cara invasi sampai mencapai jaringan
epitel dan sub epitel . Masa tunas rata- rata 4 hari – 3 minggu . Pada kasus yang lanjut terdapat bagian –
bagian dengan jaringan granulasi yang jelas. Nekrosis dapat ditemukan di lapisan sub epitel yang
menjalar sampai ke permukaan epitel. Didalam vagina dan uretra parasit hidup di sisa-sisa sel ,kuman-
kuman,dan benda- benda lain yang terdapat dalam sekret.
Diagnosis Banding
Ada beberapa penyakit yang menggambarkan keadaan klinik yang mirip dengan trikomoniasis, antara
lain :
1. Trikomoniasis
Trikomoniasis merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis.
Biasanya penyakit ini tidak bergejala tapi pada beberapa keadaan trikomoniasis akan menunjukkan
gejala. Terdapat duh tubuh vagina berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau. Eritem dan edem
pada vulva, juga vagina dan serviks pada beberapa perempuan. Serta pruritos, disuria, dan dispareunia.
Pemeriksaan apusan vagina Trikomoniasis sering sangat menyerupai penampakan pemeriksaan apusan
bakterial vaginosis. Tapi Mobilincus dan clue cell tidak pernah ditemukan pada Trikomoniasis.
Pemeriksaan mikroskopoik tampak peningkatan sel polimorfonuklear dan dengan pemeriksaan preparat
basah ditemukan protozoa untuk diagnosis. Whiff test dapat positif pada trikomoniasis dan pH vagina 5
pada trikomoniasis.
 Klinis : Terdapat flour albus yang banyak dengan warna putih kehijauan-hijauan, berbau lumut serta
berbuih, gatal pada vagina kadang-kadang sampai ke paha, dinding vagina terdapat banyak ulkus,
edematous, dan eritem
2. Kandidiasis
Kandidiasis merupakan suatu infeksi yang disebabkan oleh Candida albicans atau kadang Candida yang
lain. Gejala yang awalnya muncul pada kandidiasis adalah pruritus akut dan keputihan. Keputihan
seringkali tidak ada dan hanya sedikit. Kadang dijumpai gambaran khas berupa vaginal thrush yaitu
bercak putih yang terdiri dari gumpalan jamur, jaringan nekrosis epitel yang menempel pada vagina.
Dapat juga disertai rasa sakit pada vagina iritasi, rasa panas dan sakit saat berkemih. Pada pemeriksaan
mikroskopik, sekret vagina ditambah KOH 10% berguna untuk mendeteksi hifa dan spora Candida.
Keluhan yang paling sering pada kandidiasis adalah gatal dan iritasi vagina. Sekret vagina biasanya putih
dan tebal, tanpa bau dan pH normal.
 Klinis : discharge banyak, berwarna putih, kental seperti susu pecah, kadang berbau ,kadang tidak
berbau, pada vulva dan vagina terdapat tanda-tanda radang disertai maserasi, pseudomembran, fisura,
lesi satelit papulopustular. Labia mayor tampak bengkak, merah dan ditutupi oleh lapisan putih yang
menunjukkan maserasi.
3. Bakterial Vaginosis
Kriteria klinis untuk bakterial vaginosis yang sering disebut sebagai kriteria Amsel (1983) yang
berpendapat bahwa terdapat tiga dari empat gejala, yaitu :
a. Adanya sekret vagina yang homogen, tipis, putih, melekat pada dinding vagina dan abnormal
b. pH vagina > 4,5 (dites dengan nitrazine paper).
c. Tes amin yang positif, yangmana sekret vagina yang berbau amis sebelum atau setelah penambahan
KOH 10% (Whiff test).
d. Adanya clue cells pada sediaan basah (sedikitnya 20 dari seluruh epitel). Clue cells merupakan sel
epitel vagina granular yang diliputi oleh ko¬ko¬ba¬sil sehingga batas sel tidak jelas.
e. Ditemukannya G. va¬gi¬nalis sebagai flora vagina utama menggantikan laktobasilus
 Klinis : Cairan vagina homogen, putih keabu-abuan, melekat pada dinding vagina, sekret berbau amis,
tidak ditemukan adanya peradangan pada vagina dan vulva.
Diagnosis
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Spekulum
Pemeriksaan spekulum untuk menginspeksi vagina dan serviks secara langsung. Ada beberapa macam,
speculum metal cusco, atau bivalve adalah yang paling popular. Speculum ini terdiri dari dua daun yang
dimasukkan dalam keadaan tertutup, dan kemudian dibuka dengan menekan pegangannya. 2 macam
speculum dua daun yaitu :
1. Graves (speculum cocor bebek), speculum yang lebih umum digunakan. Daun – daunnya lebih lebar
dan melengkung pada sisinya.
2. Pedersen, mempunyai daun yang lebih sempit dan rata, dipakai untuk wanita dengan introitus kecil.
Teknik Penggunaan :
1. pasien dibaringkan dalam posisi litotomi
2. cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir
3. keringkan tangan dengan handuk bersih
4. gunakan sarung tangan dengan benar
5. bersihkan vulva dan perineum dengan kasa kering
6. ambil spekulum cocor bebek (sesuaikan dengan ukuran yang dibutuhkan) dengan tangan kanan dan
masukkan ke dalam introitus vagina dengan posisi lebar spekulum pada sumbu vertikal
(anteroposterior)
7. Pemeriksa menggunakan jari telunjuk dan tengah kiri untuk memisahkan labia dan menekan
perineum, speculum yang masih tertutup, dengan dipegang oleh tangan kanan pemeriksa dimasukkan
secara miring dengan perlahan-lahan kr dalam introitus diatas jari-jari tangan kiri. Speculum tidak boleh
di masukkan secara vertical, karena dapat timbul sedera pada uretra/meatus.
8. Spekulum dimasukkan sejauh mungkin kedalam vagina,kalau sudah masuk dengan lengkap, speculum
diputar ke posisi transversal, dengan peganganya sekarang mengarah ke bawah, dan dibuka secara
perlahan-lahan.
9. Dinding vagina dan serviks dapat divisualisasikan adanya :
a. secret, eritema, erosi, ulserasi, leukoplakia, atau massa.
b. Apa bentuk orifisium externum servisis?
c. Apa warna serviks?
c. Pemeriksaan Laboratorium
Dasar pemeriksaan adalah menyingkirkan kemungkinan lain.
Pemeriksaan Penunjang :
 pH vagina
Menentukan pH vagina dengan mengambil apusan yang berisi sekret vagina pada kertas pH dengan
range 3,5 –5,5. pH yang lebih dari 4,5 dapat disebabkan oleh Trichomonas vaginalis dan bacterial
vaginosis.
 Apusan basah/Wet mount
Apusan basah dapat digunakan untuk identifikasi dari flagel, pergerakan dan bentuk teardrop dari
protozoa dan untuk identifikasi sel. Tingkat sensitivitasnya 40–60 %, tingkat spesifiknya mendekati 100%
jika dilakukan dengan segera.
 Pap Smear
Tingkat sensitivitasnya 40 – 60 %. Spesifikasinya mendekati 95–99%.
 Test Whiff
Tes ini digunakan untuk menunjukkan adanya amina-amina dengan menambahkan Potassium hidroksid
ke sampel yang diambil dari vagina dan untuk mengetahui bau yang tidak sedap.
 Kultur
Dari penelitian Walner – Hanssen dkk, dari insiden Trikomoniasis dapat deteksi dengan kultur dan tidak
dapat dideteksi dengan Pap Smear atau apusan basah.Kebanyakan dokter tidak mengadakan kultur dari
sekresi vagina secara rutin.
 Direct Imunfluorescence assay
Cara ini lebih sensitive daripada apusan basah, tapi kurang sensitive dibanding kultur. Cara ini dilakukan
untuk mendiagnosa secara cepat tapi memerlukan ahli yang terlatih dan mikroskop fluoresesensi.
 Polimerase Chain Reaction. Cara ini telah dibuktikan merupakan cara yang cepat mendeteksi
Trichomonas vaginalis.
PENATALAKSANAAN
Pengobatan dapat topical maupun sistemik :
1. Topikal
a. Bahan cairan berupa irigasi, misalnya hidrokarbon peroksida 1-2% dan larutan asam laktat.
b. Bahan berupa suposituria, bubuk yang bersifat trikomoniasidal.
c. Gel atau krim yang bersifat trikomoniasidal
2. Sistemik
Golongan obat Nitromidazol seperti :
1. Metronidazol : dosis tunggal 2gr atau 3 x 500mg/hari selama 7 hari.
2. Nimorazol : dosis tunggal 2gr
3. Tinidazol : dosis tunggal 2gr
4. Omidazol : dosis tunggal 1.5 gr
c. Anjuran pada waktu pengobatan
1. Pemeriksaan dan pengobatan terhadap pasangan seksual untuk mencegah terjadinya infeksi
pingpong.
2. Jangan melakukan hubungan seksual selama pengobatan dan sebelum dinyatakan sembuh.
3. Hindari barang-barang yang mudah menimbulkan transmisi.
Rejimen yang dianjurkan
Metronidazol 2 g dosis tunggal, peroral.
a. Pengobatan ini sangat efektif dengan angka keberhasilan antara 82- 90%
b. Pengobatan juga diberikan kepada pasangan seksualnya dengan rejimen yang sama
c. Jika pasangan seksual-nya diobati bersama-sama maka angka kesembuhan melebihi 95%. Angka
reinfeksi 16-25% terjadi jika pasangan seksualnya tidak diobati
d. Penderita dan pasangan seksualnya dianjurkan untuk tidak berhubungan seksual hingga dinyatakan
sembuh
Rejimen alternatif
a. Metronidazol 500 mg, 2 kali sehari selama 7 hari. Rejimen ini dianjurkan untuk penderita yang tidak
sembuh dengan pengobatan dosis tunggal
b. Metronidazol 2 g dosis tunggal selama 3-5 hari. Di- anjurkan untuk penderita yang gagal dengan
pengobatan ulangan
c. Rejimen metronidazol multidosis selama 7 hari sangat efektif untuk penderita pria
d. Metronidazol 250 mg, 3 kali sehari selama 7 hari
e. Metronidazol 1 g, 2 kali sehari selama 1-2 hari
f. Fenobarbital dan kortikosteroid akan menurunkan kadar metronidazol plasma dan akan menurunkan
aktifitas metronidazol terhadap Trichomonas vaginalis, sedangkan cimetidine akan menaikan kadar
metronidazol plasma
g. Kasus yang resisten secara klinis dapat diobati dengan dosis 2-4 g metronidazol selama 3-14 hari atau
metronidazol 2 g peroral setiap hari disertai 500 mg yang diberikan intravagina
KOMPLIKASI
• Infeksi pelvis
• Pada kehamilan :
o lahir premature
o bayi berat lahir rendah
o selulitis posthysterectomy (10)
PROGNOSIS
Metronidazol menunjukkan angka kesembuhan 95 % .
Angka kesembuhan meningkat bila kontak seksual memakai pengaman.(10)
Pencegahan

Karena trikomoniasis merupakan penyakit menular seksual, cara terbaik menghindarinya adalah tidak
melakukan hubungan seksual. Beberapa cara untuk mengurangi tertularnya penyakit ini antara lain:

* Pemakaian kondom dapat mengurangi resiko tertularnya penyakit ini.


* Tidak pinjam meminjam alat-alat pribadi seperti handuk karena parasit ini dapat hidup di luar tubuh
manusia selama 45 menit.
* Bersihkan diri sendiri segera setelah berenang di tempat pemandian umum.

Lebih Jauh Tentang Trikomoniasis


Oleh redaksi pada Rab, 12/26/2007 - 13:38. Artikel
Oleh: dr. Siti Nurul Qomariyah

Trikomoniasis, suatu tipe dari vaginitis, umumnya adalah sebuah Penyakit Menular Seksual (PMS).
Karena adanya kebiasaan penentuan jenis penyakit dan pengobatan oleh klien sendiri dan diagnosis
oleh petugas kesehatan tanpa menggunakan pemeriksaan yang memadai, beberapa orang dengan
trikomoniasis tidak terdiagnosis. Penentuan jenis penyakit sendiri dapat terjadi karena terdapatnya
obat-obat yang dijual bebas. Gejala dan tanda trikomoniasis tidak begitu spesifik, dan penegakan
diagnosis memebutuhkan pemeriksaan laboratorium sederhana seperti sediaan basah (wet mount).

Trikomoniasis dapat menyebabkan seseorang kehilangan hari kerjanya karena adanya rasa yang tidak
enak yang disebabkannya, sehingga infeksi ini seharusnya tidak diabaikan begitu saja. Adanya kejadian
infeksi gabungan dengan PMS lain penting untuk diperhatikan pada saat membuat diagnosis
trikomoniasis. Trikomoniasis merupakan masalah bagi penderitanya karena gejala dan kemungkinan
komplikasi yang disebabkannya.

Patofisiologi: Pada gadis-gadis sebelum usia pubertas, dinding vagina yang sehat tipis dan
hypoestrogenic, dengan pH lebih besar dari 4,7, pemeriksaan dengan pembiakan (kultur) akan
menunjukkan beberapa mikroorganisma. Setelah gadis menjadi dewasa, dinding vagina menebal dan
laktobasilus menjadi mikroorganisma yang dominan, PH vagina menurun hingga kurang dari 4,5.

Laktobasilus penting untuk melindungi vagina dari infeksi, dan laktobasilus adalah flora dari vagina yang
dominan (walaupun bukan merupakan stau-satunya flora vagina). Masa inkubasi sebelum timbulnya
gejala setelah adanya infeksi bervariasi antara 3-28 hari. Selama terjadinya infeksi protozoa
Trichomonas vaginalis, trikomonas yang bergerak-gerak (jerky motile trichomonads) dapat dilihat dari
pemeriksaan dengan sediaan basah. PH vagina naik, sebagaimana halnya dengan jumlah lekosit
polymorphonuclear (PMN). Lekosit PMN merupakan mekanisme pertahanan utama dari pejamu
(host/manuasia), dan mereka merespon terhadap adanya substansi kimiawi yang dikeluarkan
trichomonas. T vaginalis merusak sel epitel dengan cara kontak langsung dan dengan cara mengeluarkan
substansi sitotoksik. T vaginalis juga menempel pada protein plasma pejamu, sehingga mencegah
pengenalan oleh mekanisme alternatif yang ada di pejamu dan proteinase pejamu terhadap masuknya T
vaginalis.

Frekuensi:

Di Amerika Serikat: Trikomoniasis adalah satu dari PMS yang paling sering terjadi, dengan angka insiden
sekitar 2-3 juta per tahun.
Internasional: Di seluruh dunia, angka insiden adalah sekitar 180 juta per tahun. Sementara angka
prevalensinya bervariasi dari 5% pada klien klinik KB sampai 75% pada pekerja seks.

Mortalitas/Morbiditas:

Trikomoniasis memiliki angka infeksi gabungan yang cukup tinggi dengan PMS lain. Sebuah penelitian
yang dilakukan oleh Wolner-Hanssen dkk, menemukan gonore berhubungan secara signifikan dengan
infeksi trikomonas. Trikomoniasis juga memfasilitasi penularan human immunodeficiency virus (HIV).
Pada perempuan gejala adanya infeksi trikomoniasis dapat bervariasi dari tidak ada gejala
(asimptomatik) sampai adanya tanda radang seperti gatal-gatal pada vagina dan adanya duh tubuh
vagina (vaginal discharge/keputihan).
Pada perempuan hamil, trikomoniasis yang tidak diobati berhubungan dengan ketuban pecah dini, bayi
berat lahir rendah dan cellulites pasca histerektomi.

Jenis kelamin:

Trikomoniasis terdapat baik pada laki-laki maupun perempuan, namun lebih sering ditemukan pada
perempuan.
Pada laki-laki, gejala adanya trikomoniasis bervariasi dari tidak ada gejala (asimtomatik/karier) sampai
uretritis, prostatitis, atau epididymo-orchitis.
Perempuan juga dapat merupakan karier asimptomatis, namun umumnya gejala akan menunjukkan
adanya proses peradangan (lihat bagian klinis di bawah).

Umur: Trikomoniasis lebih sering terjadi pada laki-laki dan perempuan yang aktif seksual baik remaja
maupun dewasa.

Keluhan:

Perempuan
Klien dengan trikomoniasis mungkin merasakan gatal-gatal atau rasa panas pada vagina. Kemungkin
juga ada keputihan yang berbau tidak normal (busuk).
Rasa sakit sewaktu berhubungan seksual mungkin juga merupakan keluhan utama yang dirasakan klien
dengan trikomoniasis.
Keputihan abnormal yang purulen, berbusa atau berdarah kemungkinan terjadi juga. Keputihan yang
berbusa yang dianggap sebagai tanda klasik dari trikomoniasis hanya terjadi pada 12% dari klien yang
mengalami infeksi ini.
Pasien dengan trikomoniasis dapat juga mengalami perdarahan pasca sanggama dan nyeri perut bagian
bawah.

Laki-laki
Kebanyakan infeksi trikomoniasis pada laki-laki asimptomatik.
Mungkin ada keluhan nyeri pada saat kencing, nyeri pada uretra, testis atau nyeri perut bagian bawah.

Tanda Fisik:

Perempuan
Pada pemeriksaan panggul dengan spekulum, tanda-tanda trikomoniasis diantaranya colpitis macularis
(disebut sebagai strawberry cervix); keputihan yang purulen yang dapat berwarna putih krem, kuning,
hijau atau abu-abu, keputihan yang berbusa, erythema vagina dan vulva.
Colpitis macularis dan keputihan yang berbusa bersama-sama memiliki spesifisitas 99% dan secara
sendiri-sendiri memiliki nilai prediksi positif (positive predictive value) 90% dan 62%. Yang menarik,
penelitian yang dilakukan oleh Wolner-Hanssen dkk. Menemukan bahwa pemeriksaan dengan mata
telanjang (tanpa bantuan alat) menemukan colpitis macularis hanya 1,7% dari klien dengan
trikomoniasis sedangkan pemeriksaan dengan bantuan kolposkopi mendapatkan colpitis macularis
sebanyak 70% dari pasien yang menderita trikomoniasis yang dipastikan diagnosisnya dengan
pemeriksaan sediaan basah.
Sebagian besar dari gejala-gejala yang disebutkan di atas tidak spesifik untuk infeksi trikomoniasis dan
dapat terjadi pada berbagai infeksi vagina dan serviks yang lain. Sehingga jika hanya bergantung pada
pemeriksaan fisik saja banyak klien dengan trikomoniasis akan tidak terdiagnosis. Diagnosis pasti
trikomoniasis dapat ditegakkan dengan adanya protozoa berflagel yang terlihat dari pemeriksaan
sediaan basah, Papanicolaou (Pap) smears, atau media kultur.

Laki-laki
Kebanyakan laki-laki yang terinfeksi trikomoniasis tidak ada tanda fisik.
Pada beberapa kasus, laki-laki dengan infeksi ini mungkin menunjukkan adanya discharge dari penis.
Beberapa kasus yang lain mungkin ada tanda-tanda prostatitis atau epididymitis.

Bayi baru lahir perempuan: T vaginalis yang didapat pada saat melewati jalan lahir dapat menyebabkan
keputihan pada bayi pada minggu-minggu pertama kehidupannya.

Anak-anak sebelum usia pubertas


Anak-anak sebelum usia pubertas yang terkena trikomoniasis akan menunjukkan gejala yang mirip
dengan gejala pada klien remaja dan dewasa.
Adanya T vaginalis pada anak-anak sebelum pubertas harus dicurigai kemungkinan adanya kekerasan
seksual.

Penyebab:

T vaginalis adalah protozoa dengan flagela.


Rata-rata masa inkubasi adalah 1 minggu namun dapat bervariasi antara 4-28 hari.
Trikomoniasis umumnya merupakan penyakit menular seksual.
Risiko untuk terkena infeksi ini tergantung pada aktifitas seksual klien.
Faktor-faktor risiko untuk terkena T vaginalis termasuk hal berikut ini:
Jumlah pasangan seks selama hidupnya
Pasangan seksual saat ini
Tidak memakai kondom saat hubungan seksual
Memakai kontarsepsi oral (pil KB)

Pemeriksan laboratorium:

Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk klien yang memiliki gejala-gejala vaginitis. Berbagai
pemeriksaan dapat dilakukan dengan cepat dan dengan fasilitas laboratorium sederhana. Dasar dari
pemastian diagnosis adalah pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan untuk mengeluarkan penyebab
lain yang mungkin juga menyebabkan keluhan pada klien.
pH vagina
Penentuan pH vagina dengan cara menempelkan swab dengan sekresi vagina pada kertas pH paper
dengan nilai antara 3.5-5.5.
pH vagina normal secara praktis menunjukkan diagnosis trikomoniasis negatif. pH lebih dari 4.5
ditemukan pada trikomoniasis dan vaginosis bacterial.
Tes Whiff
Tes ini memeriksa adanya amine dengan menambahkan KOH pada discharge vagina dan membaui
adanya bau seperti bau ikan, tes ini berguna untuk menyingkirkan kemungkinan vaginosis bakterial.
Saat ini telah ada pemeriksaan pH Vagina dan tes whiff yang dikombinasikan dalam satu bentuk tes
dengan tanda negatif positif.
Sediaan Basah (Wet mount)
Pemeriksaan dengan sediaan garam basah melalui mikrokoskop terhadap secret vagina yang diusapkan
pada objek glass dapat mengidentifikasi protozoa yang berbentuk seperti tetesan air, berflagela, dan
bergerak. Pemeriksaan ini juga dapat menemukan clue cells (tanda adanya penyakit vaginosis bacterial).
Rasio sel darah putih (lekosit) terhadap sel epitel juga dapat dihitung.
Sensitivitas pemeriksaan ini mencapai 40-60%. Sedangkan spesifisitas dapat mencapai 100% jika
sediaan garam basah segera dilihat di bawah mikroskop.
Pap smear
Sensitivitas untuk mendeteksi sama dengan pemeriksaan sediaan garam basah, yaitu 40-60%.
Sedangkan spesifisitas mencapai 95-99% untuk petugas-petugas yang sudah terlatih.
Pemeriksaan lain
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya trikomoniasis yaitu pemeriksaan
biakan (kultur) secret vagina, direct immunofluorescence assay, dan Polymerase chain reaction (PCR)
Pemeriksaan PMS lain
Jika ditemukan trikomoniasis maka harus dilakukan juga pemeriksaan untuk PMS lain seperti sifilis,
Neisseria gonorrhoeae, Chlamydia trachomatis, HIV, hepatitis B, dan hepatitis C.
Infeksi gabungan dengan gonore cukup tinggi.

Hal-hal lain:
Trikomoniasis dapat menyebabkan komplikasi-komplikasi pada kehamilan.
Adanya T vaginalis pada populasi anak dapat untuk memprediksi kemungkinan adanya kekerasan
seksual pada anak.
CDC merekomendasikan metronidazole untuk digunakan dalam kehamilan. Namun, beberapa dokter
lebih cenderung untuk memakai clotrimazole terutama pada trimester pertama kehamilan.
Pengobatan trikomoniasis untuk klien dengan HIV positif sama dengan klien dengan HIV negatif.

Anda mungkin juga menyukai