Anda di halaman 1dari 10

Trikomoniasis

Margaretha Meytha Marindra

102013088/B9

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat

Alamat korespodensi: meytham24@gmail.com

Pendahuluan

Trikomoniasis pada saluran urogenital dapat menyebabkan vaginitis dan sistitis.


Walaupun sebagian besar tanpa gejala, akan tetapi dapat menimbulkan masalah kesehatan yang
tidak kurang pentingnya, misalnya perasaan dispareunia, kesukaran melakukan hubungan
seksual yang dapat menimbulkan ketidakserasian dalam keluarga.1

Penularan umumnya melalui hubungan kelamin tetapi dapat juga melalui pakaian,
handuk, atau karena berenang. Oleh karena itu trikomoniasis ini terutama ditemukan pada
orang dengan aktivitas seksual tinggi, tetapi dapat juga ditemukan pada bayi dan penderita
setelah menopause. Trikomoniasis terdapat baik pada wanita maupun pria, namun penderita
wanita lebih banyak dibandingkan pria. Pada pria dapat menyebabkan uretritis dan prostatitis
yang kira-kira merupakan 15% kasus uretritis nongonore.1,2

Pembahasan

Anamnesis
Menanyakan riwayat penyakit disebut anamnesa. Anamnesa berarti tahu
lahi,kenangan. Jadi anamnesa merupakan suatu percakapan antara penderita dan dokter,
peminta bantuan dan pemberi bantuan. Atas permintaan penderita maupun dokter, ada
baiknyabila hadir orang ketiga atau keempat, orang yang dipercaya, pasangan, atau anggota
keluarga. Tujuan anamnesa pertama-tama mengumpulkan keterangan yang berkaitan dengan

1
penyakitnya dan yang dapat menjadi dasar penentuan diagnosis. Mencatat (merekam) riwayat
penyakut, sejak gejala pertama dan kemuadian perkembangan gejala, serta keluhan, sangatlah
penting. Perjalanan penyakit hamper selalu khas untuk penyakit bersangkutan. Kedua, yang
tidak kalah pentingnya adalah penderita dan dokternya saling belajar mengenal. Disini
pembicara, pendengar, penjawab, dan penanya menyeleksi dan mengingat secara snegaja
maupun tidak sengaja hal-hal yang dianggap penting.3
Anamnesis harus dilakukan sejak pertama kali pasien datang kepada kita. Anamnesis
yang harus ditanyakan adalah,

1. Identitas.
2. Keluhan utama.
3. Riwayat penyakit sekarang.
4. Keluhan penyerta
5. Riwayat penyakit dahulu.
6. Riwayat penyakit keluarga.
7. Riwayat pemakaian obat.
8. Riwayat kebiasaan & lingkungan sosial.

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik trikomoniasis dapat ditemukan :4

Vulva eritematosa difus atau ekskoriasi


Duh tubuh: cukup banyak walaupun spekulum belum dimasukan, khas berwarna
kekuningan dan berbusa.
Labia: pucat pada infeksi ringan; eritem edema pada infeksi berat.
Dinding vagina eritematosa ; kasus . berat terdapat granular
Punctate hemorrhages di serviks (kolpitis makularis(: gambaran strawberrry pada
pengamatan mata telanjang atau kolposkopi, merupakan petunjuk kuat trikomoniasis
Beberapa penderita terlihat tanpa peradangan vagina

2
Pemeriksaan penunjang
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan spekulum, palpasi bimanual, uji
pH duh vagina dan swab. Pada wanita, biasanya dikonfirmasi dengan sediaan basah oleh fase
kontras atau mikroskop.5

- Kalium Hidroksida (KOH) "Test Whiff" Uji ini adalah teknik dasar yang dapat
digunakan sebagai bagian dari diagnosis klinis. Pengujian dilakukan dengan
mencampurkan usapan cairan vagina dengan larutan kalium hidroksida 10%, kemudian
menciumnya. Bau amina (amis) yang kuat bisa menjadi indikasi trikomoniasis atau
vaginosis bakteri.5
- Test pH vagina. Trichomonads tumbuh terbaik di lingkungan asam kurang, dan pH
vagina meningkat mungkin merupakan indikasi trikomoniasis. Sebuah penyedia
layanan kesehatan melakukan tes dengan menyentuhkan kertas pH pada dinding vagina
atau spesimen usap vagina, kemudian membandingkannya dengan skala warna untuk
menentukan pH.5
-
Wet mount adalah metode yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis
trikomoniasis. Metode ini menujukkan sensitivitas sebesar 60%. Untuk metode ini,
spesimen ditempatkan dalam medium kultur selama 2-7 hari sebelum diperiksa. Jika
trichomonads hadir dalam spesimen asli, mereka akan berkembang biak dan lebih
mudah untuk dideteksi. Hal ini baik sangat sensitif dan sangat spesifik Hasil kultur
positif bila sel clue positif.5
-
Trichomonas Rapid Test adalah tes diagnostik yang mendeteksi antigen untuk
trikomoniasis. Dengan memasukkan sampel usap vagina ke dalam tabung reaksi
dengan 0,5 ml buffer khusus dengan beberapa perlakuan dan kemudian hasilnya dapat
dibaca dalam waktu 10 menit. Uji ini lebih sensitif dibandingkan uji wet mount.5
-
VPIII Tes Identifikasi mikroba (BD) adalah uji yang mengidentifikasi DNA mikroba
yang ada pada kompleks penyakit vaginitis. Identifikasi spesies Candida, Gardnerella
vaginalis, dan Trichomonas vaginalis dapat ditemukan dari sampel vagina tunggal.
Sensitivitas tes untuk mendeteksi T. vaginalis tinggi, dan dapat memberikan hasil hanya
dalam 45 menit.5
- Sediaan Langsung (Sediaan Basah)
Lidi kapas dicelupkan ke dalam 1 cc garam fisiologis, dikocok. Satu tetes larutan
tersebut diteteskan pada gelas objek, kemudian ditutup dengan kaca penutup. Spesimen
pada ujung sengkelit dimasukkan pada satu tetes garam fisiologis yang telah diletakkan

3
pada kaca objek. Sebelum diamati sediaan dipanaskan sebentar dengan hati-hati, untuk
meningkatkan pergerakan T. vaginalis. Pada pemeriksaan diperhatikan pula jumlah
leukosit.5
- Sediaan Tidak Langsung
Bila pada sediaan langsung tidak ditemukan kuman penyebab, maka dilakukan biakan
pada media Feinberg atau Kupferberg. Biakan diperlukan pada pemeriksaan kasus-
kasus asimtomatik. Enam puluh persen spesimen yang diambil dari uretra pria dengan
trikomoniasis akan menghasilkan biakan positif.5

Diagnosis Kerja
Trikomoniasis merupakan infeksi saluran urogenital bagian bawah pada wanita maupum pria,
dapat bersifat akut atau kronik, disebabkan oleh Trichomonas vaginalis dan penularannya
biasanya melalui hubungan seksual.1

Diagnosis Banding
Vaginosis Bakterialis

Disebabkan oleh Gardnerella vaginalis. Wanita akan mengeluh adanya duh tubuh dari
vagina yang ringan atau sedang dan berbau tidak enak (amis), yang dinyatakan oleh penderita
sebagai satu-satunya gejala yang tidak menyenangkan. Bau lebih menusuk setelah senggama
dan mengakibatkan darah menstruasi berbau abnormal. Iritasi daerah vagina atau sekitar
vagina, sepertiga akan menyebabkan gatal dan rasa terbakar dan seperlima timbul kemerahan
dan edema pada vulva. Nyeri abdomen, dispareunia, atau nyeri waktu kencing jarang terjadi.1

Pada pemeriksaan sangat khas, dengan adanya duh tubuh vagina yang bertambah,
warna abu-abu homogen, viskositas rendah atau normal, berbau dan jarang berbusa. Duh tubuh
melekat pada dinding vagina dan terlihat sebagai lapisan tipis atau kilauan yang difus, pH
sekret vagina antara 4,5-5,5. Gejala peradangan umum tidak ada. Terdapat eritema pada vagina
atau vulva atau petekie pada dinding vagina. Pada sediaan basah sekret vagina terlihat tidak
ada atau sedikit leukosit, sel epitel banyak, dan adanya kokobasil sehingga batas sel tidak jelas,
disebut clue cells yang patognomonik.1

Kandidosis Vulvovaginalis

Disebabkan oleh Candida albicans. Keluhan utama adalah gatal di daerah vulva. Pada
keadaan yang sangat berat dapat pula timbul panas, nyeri sesudah miksi dan dispareunia. Flour

4
albus pada kandidosis berwarna kekuningan. Tanda yang khas adalah disertai gumpalan-
gumpalan sebagai kepala susu berwarna putih kekuningan.1,6

Etiologi

Penyebab trikomoniasis ialah Trichomonas vaginalis yang pertama kali ditemukan oleh
Donne uukarya, pada tahun 1836. Merupakan falgelata berbentuk filiformis, berukuran 15-18
mikron, T. vaginalis adalah organisme berbentuk buah pir yang mendorong dirinya dengan
empat flagel seperti cambuk yang menonjol dari ujung depannya. Sebuah flagel kelima,
melekat ke membran bergelombang, memanjang ke belakang. Sebuah ekor berduri yang
disebut axostyle merupakan ujung dari T. vaginalis. Hal ini dipercaya bahwa T. vaginalis
menempelkan diri ke jaringan dengan axostyle mereka yang menyebabkan beberapa iritasi dan
peradangan yang berhubungan dengan infeksi trikomoniasis. Parasit ini berkembang biak
secara belah pasang memanjang dan dapat hidup dalam suasana Ph 5-7,5. Pada suhu 50 akan
mati dalam beberapa menit, tetapi pada suhu 0 dapat bertahan sampai 5 hari masa inkubasi
4-28 hari.1
T.vaginalis adalah organisme anaerobik maka energi diproduksi melalui fermentasi
gula dalam strukturnya yang dikenal sebagai hydrogenosome. T.vaginalis memperoleh
makanan melalui osmosis dan fagositosis. Perkembangbiakannya adalah melalui pembelahan
diri (binary fision) dan intinya membelah secara mitosis yang dilakukan dalam 8 hingga 12 jam
pada kondisi yang optimum.1
Ada dua spesies lainnya yang dapat ditemukan pada manusia, yaitu T. tenax yang hidup
di rongga mulut serta kadang di paru-paru dan Pentatrichomonas hominis yang hidup dalam
kolon/usus, yang dianggap tidak patogen.1

Epidemiologi

Grafik tersebut menunjukkan prevalensi Trikomoniasis di berbagai populasi. Tingkat


Prevalensi adalah 4,8% wanita di klinik perguruan tinggi, 13,8% wanita remaja, 18,5% wanita
di klinik STD, dan 13,1 persen pria di klinik STD (Center for Disease Control, 2011).
Pada akhir 2007, peneliti dari CDC melaporkan bahwa prevalensi infeksi T. vaginalis sebesar
3,1% pada sampel penelitian dari 3.754 wanita usia 14-49 tahun. Beberapa studi telah
menunjukkan prevalensi yang jauh lebih tinggi dengan infeksi (10-18,5%) di antara wanita

5
muda yang tinggal di daerah perkotaan dan prevalensi di klinik STD di kota biasanya hampir
25% (Center for Disease Control, 2011). Pria yang terdiagnosis trikomoniasis lebih sedikit
daripada wanita. Dua alasan utama untuk hal ini adalah bahwa gejala infeksi Trichomonas
kurang jelas pada pria dan detekti infeksi yang lebih sulit (kompleks). Prevalensi trikomoniasis
diantara pasangan seksual pria yang menginfeksi wanita lebih dari 73%. Studi CDC tersebut
menunjukkan perbedaan ras pada wanita yang terinfeksi dengan T. vaginalis. Prevalensi
trikomoniasis kalangan wanita kulit hitam non-Hispanik adalah 10,3 kali lebih tinggi daripada
wanita kulit putih non-Hispanik atau wanita Meksiko Amerika (13,3% dibanding 1,3% dan
1,8% masing-masing) (Center for Disease Control, 2011).5

Cara penularan

Parasit ini bersifat obligat maka sukar untuk hidup di luar kondisi yang optimalnya dan
perlu jaringan vagina, urethra atau prostat untuk berkembangbiak. Trikomoniasis mempunyai
beberapa faktor virulensi yaitu (1)cairan protein dan protease yang membantu trofozoit adhere
pada sel epital traktus genitourinaria; (2)asam laktat dan asetat di mana akan menurunkan pH
vagina lebih rendah dan sekresi vagina dengan pH rendah adalah sitotoksik terhadap sel epital
serta (3)enzim cysteine proteases yang menyebabkan aktivitas haemolitik parasit.
Trikomoniasis juga dapat ditularkan melalui penggunaan pakaian atau handuk basah yang
mempunyai trofozoit parasit yang masih viable Trichomonas akan lebih lekat pada mukosa
epitel vagina atau urethra dan menyebabkan lesi superficial dan sering menginfeksi epital
skuamous. Parasit ini akan menyebabkan degenerasi dan deskuamasi epitel vagina. T.vaginalis
merusakkan sel epitel dengan kontak langsung dan produksi bahan sitotoksik. Parasit ini juga
akan berkombinasi dengan protein plasma hostnya maka ia akan terlepas dari reaksi lytik
pathway complemen dan proteinse host .5

Patogenesis
Trichomonas vaginalis mampu menimbulkan peradangan pada dinding saluran
urogenital dengan cara invasi sampai mencapai jaringan epitel dan subepitel. Masa tunas rata-
rata 4 hari sampai 3 minggu. Pada kasus yang lanjut terdapat bagian-bagian dengan jaringan
granulasi yang jelas. Nekrosis dapat ditemukan dilapisan subepitel yang menjalar sampai
dipermukaan epitel. Di dalam vagina dan urethra parasit hidup dari sisa-sisa sel, kuman-kuman
dan benda lain yang terdapat dalam secret.1

6
Siklus hidup T.vaginalis boleh dilengkapkan dengan single host yaitu sama ada wanita
atau laki-laki. Transmisi infeksi yang sering adalah melalui hubungan seksual di mana wanita
menjadi reservoir infeksi dari laki-laki. Pada wanita, parasit tersebut akan mendapat nutrisinya
dari permukaan mukosa vagina, serta dari bakteri dan eritrosit yang diingesti. Setelah itu ia
berkembang biak melalui longitudinal binary fission di mana dimulai dengan pembahagian
nukleus diikuti apparatus neuromotor dan terakhir adalah pemisahan sitoplasma kepada dua
anak trofozoit. Trofozoit merupakan fase infektif parasit ini. Dan semasa kontak seksual,
trofozoit ini akan ditransmisikan kepada laki-laki dan terlokasir pada urethra atau kelenjar
prostat dan mengalami replikasi yang sama seperti di vagina.1

Gejala klinis

Trikomoniasis pada wanita, yang diserang terutama dinding vagina, dapat bersifat akut
maupun kronik. Pada kasus akut terlihat secret vagina seropurulen berwarna kekuning-
kuningan, kuning-hijau, berbau tidak enak (malodorous), dan berbusa. Dinding vagina tampak
kemerahan dan sembab. Kadang-kadang terbentuk abses kecil pada dinding vagina dan serviks,
yang tampak sebagai granulasi berwarna merah yang dikenal sebagai strawberry appearance
dan disertai gejala dispareunia, perdarahan pascakoitus. Bila secret banyak yang keluar bisa
timbul iritasi pada lipat paha atau sekitar genitalia eksterna. Bau yang kuat, iritasi atau gatal
gatal disekitar vagina. Selain vaginitis dapat pula terjadi uretritis, bartholinitis, skenitis, dan
sistitis yang pada umumnya tanpa keluhan. Pada kasus yang kronik gejala lebih ringan dan
secret vagina biasanya tidak berbusa.1

Trikomoniasis pada laki-laki, infeksi Trikomoniasis pada pria dengan gejala ringan terjadi
pada saluran kemih , infeksi kelenjar prostat, vesika seminalis, dan saluran spermatozoa
(epididimis).6
Pada umumnya gambaran klinis lebih ringan dibandingkan dengan wanita. Bentuk akut
gejalanya mirip uretritis nongonore, misalnya disuria, poliuria, dan secret uretra mukoid atau
mukopurulen. Urin biasanya jernih, tetapi kadang-kadang ada benang halus. Pada bentuk
kronik gejalanya tidak khas; gatal pada uretra, disuria, dan urin keruh pada pagi hari.

7
Penatalaksanaan
Pengobatan dapat diberikan secara topikal atau sistemik. Pengobatan trikomoniasis
harus diberikan kepada penderita yang menunjukkan gejala maupun yang tidak.1,5

1. Topikal

a. Bahan cairan berupa irigasi, misalnya hidrogen peroksida 1-2% dan larutan asam
laktat 4%.

b. Bahan berupa supositoria, bubuk yang bersifat trikomoniasidal.

c. Jel dan krim, yang berisi zat trikomoniasidal.

2. Sistemik (oral)

Obat yang sering digunakan tergolong derivat nitromidazol seperti:1,2,5

a. Metronidazol : dosis tunggal 2 gram atau 3 x 500 mg/hari, selama 7 hari.

b. Nimorazol : dosis tunggal 2 gram.

c. Tinidazol : dosis tunggal 2 gram.

d. Omidazol : dosis tunggal 1,5 gram.

Penderita dinyatakan sembuh bila keluhan dan gejala telah menghilang, serta
parasit tidak ditemukan lagi pada pemeriksaan sediaan langsung.5

Pada waktu pengobatan perlu beberapa anjuran pada penderita:1,6

a. Pemeriksaan dan pengobatan terhadap pasangan seksual untuk mencegah jangan


terjadi infeksi pingpong.

b. Jangan melakukan hubungan seksual selama pengobatan dan sebelum dinyatakan


sembuh.

c. Hindari pemakaian barang-barang yang mudah menimbulkan transmisi.

3. Pengobatan Pada Kehamilan

Kehamilan pada trimester pertama merupakan kontra indikasi pemberian


metronidazol. Sehubungan telah banyak bukti-bukti yang menunjukkan adanya kaitan

8
antara infeksi T. vaginalis dengan pecahnya ketuban sebelum waktunya, maka
metronidazol dapat diberikan dengan dosis efektif yang paling rendah pada trimester
kedua dan ketiga.5

4. Infeksi Pada Neonatus

Bayi dengan trikomoniasis simtomatik atau dengan kolonisasi T.


vaginalis melewati umur 4 bulan, harus diobati dengan metronidazol 5 mg/kgBB/oral,
3 x sehari selama 5 hari.5

Pencegahan
Cara pencegahan :
a. Melakukan ANC selama masa kehamilan untuk skrining IMS (infeksi menular seksual)
b. Meningkatkan higiene perorangan dan sanitasi lingkungan
c. Seks yang aman dan dengan satu pasangan
d. Peningkatan status sosial ekonomi

Komplikasi
Baru-baru ini penelitian telah menunjukkan hubungan antara infeksi T.Vaginalis dan
komplikasi T.vaginalis pada kehamilan seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah
pada bayi baru lahir, radang panggul. Trichomonas Vaginalis juga telah dikaitkan dengan
peningkatan risiko penularan HIV pada laki-laki Nongonococcal Uretritis (NGU)
Trikomoniasis mungkin merupakan penyebab penting uretritis nongonococcal. Sebuah
penelitian menemukan bahwa pada pria dengan NGU, terdapat 19,9% yang terinfeksi
Trichomonas.5

Prognosis
Umumnya baik, Sembilan puluh lima persen penderita yang diobati sembuh.2,6
Kesimpulan
Trikomoniasis adalah infeksi saluran urogenital yang dapat bersifat akut atau kronik dan
disebabkan oleh infeksi protozoa Trichomonas vaginalis yang ditularkan melalui hubungan
seksual dan dapat juga melalui pakaian, handuk, atau karena berenang. Oleh karena itu
trikomoniasis ini terutama ditemukan pada orang dengan aktivitas seksual yang tinggi.
Trikomonisis dapat mengenai wanita maupun pria, tapi pada pria pada umumnya tanpa gejala.

9
Daftar Pustaka
1. Daily SF. Trikomoniasis. Dalam: Djuanda A, Hamzah M, Aisah S, editor. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi V. Jakarta: FKUI; 2009.
2. Siregar RS. Trikomoniasis. Dalam: Siregar RS, editor. Atlas Berwarna Saripati
Penyakit Kulit. Edisi II. Jakarta: EGC; 2005.
3. Supartondo, Setiyohadi B. Buku ajar penyakit dalam. Jilid II ed-VI. Jakarta;
InternaPublishing: 2014.
4. Catatan dokter muda. 29 Juni 2012. Trikomoniasis. Diunduh dari
http://catatandokmud.blogspot.co.id/2012/06/trikomoniasis.html pada tanggal 27 Mei
2016.
5. Djajakusumah TS. Trikomoniasis. Dalam: Daili SF, Makes WIB, Zubier F, Judanarso
J, editor. Penyakit Menular Seksual. Edisi II. Jakarta: FKUI; 2001.
6. Judanrso. Vaginosis bakterial. In: Djuanda A, editor. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin.
Jakarta: Balai Penerbit FK-UI; 2011.

10

Anda mungkin juga menyukai