( APN )
TAHUN 2022
PENDAHULUAN
Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia saat ini tergolong masih cukup tinggi yaitu
mencapai 228 per 100.000 kelahiran. Walaupun sebelumnya Indonesia telah mampu melakukan
penurunan dari angka 300 per 100.000 kelahiran pada tahun 2004. Padahal berdasarkan Sasaran
Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals (MDGs), kematian ibu melahirkan
ditetapkan pada angka 103 per 100.000 kelahiran. Penyebab utama kematian ibu di Indonesia
adalah perdarahan (67%), infeksi (8%) toxemia / eklampsia (7%).
Kematian ibu melahirkan dan bayi yang baru dilahirkan masih sering terjadi, salah satu
penyebabnya adalah keterampilan penolong persalinan normal yang masih sangat kurang.
Kematian sering terjadi pada saat menjelang 7 hari sebelum persalinan dan 7 hari setelah
persalinan. Salah satu cara yang efektif untuk mengatasi masalah ini adalah dengan melatih
bidan-bidan dengan pelatihan asuhan persalinan normal.
Dengan penerapan APN bagi semua tenaga-tenaga penolong persalinan professional
khususnya bidan-bidan yang bekerja pada masyarakat, maka pada dasarnya dapat menekan
angka kemtaian ibu dan bayi ditempat kerjanya, ini semua akan mempengaruhi jumlah kematian
di tingkat kabupaten, propinsi dan bahkan nasional.
Salah satu Indikator untuk menilai keberhasilan pembangunan kesehatan ditingkat
propinsi ataupun di kabupaten/kota adalah angka kematian ibu, khususnya yang berhubungan
dengan indikator status kelangsungan hidup. Angka Kematian Ibu juga dipakai sebagai Indikator
MDGs yang bukan saja harus dicapai ditahun 2015 tetapi juga sebagai alat untuk memonitoring
pencapaian atau posisi kematian ibu tiap tahunnya yaitu Pencapaian Goal kelima MDGs
peningkatan kesehatan ibu dengan salah indikator globalnya yaitu penurunan kematian ibu
sampai dengan ¾ dari standar nasional 225 per 100.000 kelahiran hidup. Apabila kita kaji
perbandingan antara terjadinya komplikasi persalinan terhadap jumlah persalinan maka akan kita
dapatkan angka sekitar 10% kejadian 2 – kejadian, berdasarkan proporsi tersebut maka
diasumsikan bahwa 90%
persalinan yang terjadi adalah berlangsung secara normal sehingga perlu di tatalaksana dengan
baik tanpa intervensi yang perlu, bagi mempertahankan proporsi normal tersebut, maka akan
lebih baik lagi dapat mengurangi proporsi kejadian komplikasi persalinan. Berdasarkan
penjajakan kebutuhan pelatihan maka ditemukan bahwa para penolong persalinan belum
mempunyai ketrampilan pertolongan persalinan belum mempunyai ketrampilan pertolongan
persalinan belum mempunyai ketrampilan pertolongan persalinan normal yang standar untuk
dapat menjamin keamanan dan kenyamanan ibu dan bayi pada saat melahirkan.
Dengan dasar pemilihan seperti yang diuraikan diatas maka Pelatihan Asuhan Persalinan
Normal (APN) ini diharapkan bagi tenaga kesehatan penolong persalinan terutama bagi bidan-
bidan di Sulawesi Tengah khususnya di Kabupaten Buol yang memberi pelayanan persalinan,
berfokus pada ketrampilan penanganan persalinan normal dengan memperhatikan aspek
pencegahan terjadinya partus lama, perdarahan post partum dan asfeksia, hypotermi pada bayi
baru lahir. Tujuan pelatihan APN ini adalah membuat para petugas pelaksana (provider)
memahami proses kehamilan dan persalinan secara kompeten untuk melaksanakan berbagai
ketrampilan yang dibutuhkan dan mampu untuk melakukan upaya-upaya pencegahan terhadap
komplikasi obstetri yang dapat mengancam keselamatan ibu hamil/bersalin, termasuk bayi yang
dikandung/dilahirkan. Salah satu upaya dapat dilakukan adalah meningkatkan ketrampilan
tenaga kesehatan terutama yang berada di lini terdepan khususnya bagi tenaga bidan dalam
upaya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.
A. TUJUAN PELATIHAN APN
1. TUJUAN UMUM
2. TUJUAN KHUSUS
B. ISI.
1. DESKRIPSI PELATIHAN
C. NARA SUMBER/FASILITATOR
Sebagai pelatih/fasilitator pada pelatihan ini adalah mereka yang sudah
menguasai materi yang diberikan:
1. P2KS Propinsi Sulawesi Tengah
2. Tim Pelatih APN Propinsi Sulawesi Tengah
D. METODE MENGAJAR
a. Presentasi Sesi
b. Diskusi
c. Latihan-latihan individu dan kelompok
d. Permainan peran
e. Studi Kasus
f. Praktek Simulasi menggunakan model
g. Praktek Klinik dengan bimbingan
E. BAHAN-BAHAN AJARAN
Terlampir
RINCIAN ANGGARAN BIAYA PELATIHAN APN 2022
NO RINCIAN PERHITUNGAN JUMLAH
URAIAN
VOLUME SATUAN HARGA SATUAN
Pesawat PP untuk Narasumber ( sesuai harga tiket
1 pesawat) 3 orang
Paket IHT PONEK ( 3 Narasumber dari lembaga profesi
2 JNPK-KR) 3 orang
3 Biaya penginapan Narasumber
4 Belanja makan dan Minum
Makan
Snack
air mineral 600 mg
5 Foto Copy
6 Kertas
7 Biaya gedung tempat pelatihan