1. REGISTRASI
Pengisian registrasi peserta
2. Pembukaan oleh ketua STIKES,AKBID PAGUWARMAS
3. Pretes oleh team
4. Building learning commitment (BLC) oleh team tenteng
Tata cara pelatihan,dan kesepakatan kegiatan,waktu
5. Pengisian materi SPGDT Oleh Pak Priyanto
SPGDT :adalah suatu system koordinasi yang bersifat multi sektoral dan di dukung oleh
berbagai,profesi yang bersifat multi disiplin, untuk menyelenggarakan suatu bentuk
pelayanan terpadu,
bagi penderita gawat darurat,baik dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaan
bencana, dan kondisi kejadian luar biasa.
Tujuan umum,
1. setelah mempelajari materi ini peserta di harapkan dapat menjelaskan,dan
memahami serta
2. melaksanakan sistim penanggulangan darurat terpadu ( SPGDT )
Tujuan Khusus,
1. dapat menjelaskan maksud dan tujuan dari SPGDT,
2. dapat menjelaskan sistimatika pelayanan di tempat kejadian,
3. dapat menjelaskan alur pelayanan baik di tempat kejadian maupun di rumah
sakit,
4. dapat melaksanakan SPGDT dan gawat darurat di wilayah kerja sehari-hari,
5. dapat menyebutkan komponen yang terlibat dalam SPGDT di wilayah kerjanya,
di dalam memberikan pelayanan SPGDT mempunyai beberapa fase,yaitu
1 fase deteksi.
2. fase supresi.
3 .fase pra rumah sakit.
4 .fase rumah sakit.
5. fase rehabilitasi.
A .Tujuan umum
Membantu memberikan usaha untuk mempertahankan kehidupan korban gawat darurat dengan baik
dan benar.
B . Tujuan khusus
1 . Menjelaskan pentingnya bantuan hidup dasar dalam mencegah terjadinya kematian biologis.
3 . Dapat menjelaskan cara menjaga atau membantu ventilasi dan memberikan oksigen.
C . Pendahuluan
Henti jantung adalah kegawat daruratan medik yang paling akut yang di hadapi oleh staff
medik,perawat dan paramedik,henti jantung menunjukan tanda-tanda awal sebelumnya.oleh karena
itu di butuhkan tenaga yang benar-benar terlatih dalam ketrampilan bantuan hidup dasar,dan
bantuan tindak lanjut.
Henti nafas dan henti jantung dapat terjadi primer karena problem
jalannafas,pernafasaataukardiovaskuler,
a. Penilaian awal
b. Melakukan sirkulasi (pijat jantung )
c. Membebaskan jalan nafas
d. Memberikan pernafasan buatan
Tentukan Kesadaran
Periksa sirkulasi
URUTAN TINDAKAN
1. Pastikan 3 A,
a. Aman penolong
b. Aman pasen
c. Aman tempat
2. Periksa pasen dan respon pasen
- Tumit tangan satunya diletakan diatas tangan yang sudah berada tepat
di titik pijat jantung
- Jari kedua tangan dirapatkan dan diangkat agar tidak menekan,
- Penolong mengambil posisi tegak lurus diatas dada pasen dengan siku
lengan lurus, menekan sternum sedalam 4-5 cm, ulangi gerakan pijat
jantung (RJP)Dengan perbandingan 30 : 2 dengan kecepatan
100x/menit ,lakukan RJP sampe ada respon.
- Cek nadi caroti,bila teraba,buka jalan nafas dengan head thil-chin lift
/jaw trust.
- Priksa pernafasan (liat,dengar,rasakan,)selama 5 -10 menit, jika tidak
ada lakukan rescue breathing 10-12/menit jika pernawasan adekuat
posisikan pasen dengan posisi pemulihan (RECOVERY)
INITIAL ASSESMENT
A. Tujuan Umum
Diharapkan setelah menyelesaikan bab ini peserta dapat menjelaskan, memahami, menerangkan,
dan mengerjakan penatalaksanakan awal pada kasus trauma
B. Tujuan Khusus
1. Dapat menentukan langkah-langkah pemeriksaan pada pasen trauma dan tata laksana cara
menanganinya
2. Mampu mengidentifikasi masalah pasien trauma dengan cepat
3. Mampu mendiagnosa dan menentukan tindakan yang harus dilakukan pada pasien trauma.
C. Latar Belakang
Pada penilaian awal pasien trauma kecermatan, ketelitian dan ketepatan dalam melakukan
pemeriksaan dapat menghasilkan diagnosa dan dengan cepat menentukan tindakan yang harus
dilakukan pada pasien yang mengalami kecelakaan
D. Cara Penanganan Pasien/ Contoh Kasus
a. Lakukan 3 A :
Amandiri (APD)
Aman lingkungan
Aman Pasien
Apabila kita menjumpai pasien :
Cek kesadaran : AVTU ( Respon alern, Respon verbal, Respon pain, unrespon)
Bila pasien sadar : lakukan pemeriksaan selanjutnya
Bila tidak sadar : lakukan
A. Airway dan control servikal
~ pegang kepala (Fiksasi), pasang neck collar(bila curiga fr. Cerfikal)
~ buka Airway : Chin Lift LLF * bila gurgling lakukan cuction( Terdapat cairan )
~ bila snoring : lakukan Jaw Thrust ( Tindakan manual) gunakan OPA ( pasien tidak
sadar), NPA ( bila pasien sadar)
~ bila terdengar stridor (lidah menutup jalan nafas, benda asing, pembengkakan) perlu Airway
definitif (intubasi/surgical airway ). Tindakan yang dilakukan KrikotIiroidotomi
TRIASE
TRIASE : Adalah suatu usaha yang di perlukan untuk memprioritas/ memilih status kegawat
daruratan,kemudian di kelompokkan dan di kasih warna sesuai kriteria pasen,untuk penanganan
selanjutnya. Contoh kasus : apa bila di suatu tempat kita menjumpai kecelakaan yang cukup
banyak,tindakan yang di lakukan.
Pasen kita panggil siapa saja yng bisa mengikuti panggilan kita,bisa bejalan,kita kelompokan
kemudian di kasih warna HIJAU
Warna MERAH Bila ada tanda-tanda :
- Ada kegawat daruratan dengan Airway,Breathing
- Pernafasan > 30 x/ menit (RR)
- Kegawatan sirculasi (shyok)
~HR > 100X/enit
~CRT > 2 Detik
~kegawat daruratan kesadaran (disabiliti)
Warna KUNING Bila tidak di temukan tanda-tanda bahaya tapi ada luka yang mengancam.
Warna HITAM untuk pasen yang di nyatakan meninggal.
8 : denyut jantung 80x/menit kompresi jantung di hentikan,lakukan PPV sampe denyut jantung jika
>100x/menit dan bayi dapat nafas spontan
9 : jika denyut jantung 0 atau < 10x/menit,lakukan pemberian obat epineprin 1:10.000 dosis 0,2-0,3
ml/kg BB secara IV
11 : jika denyut jantung <80x/menit ulangi pemberian epineprin sesuai dosis diatas tiap 3-5 menit
12 : lakukan penilaian denyut jantung,jika denyut jantung tetap/tidak respon terhadap di atas dan tanpa
ada hiporolemi beri bikarbonat dengan dosis 2 MEQ/kg BB secara IV selama 2 menit.
Persiapan resusitasi
Agar tidakan untuk resusitasi dapat di laksanakan dengan cepat dan efektif,kedua faktor utama yang
perlu di lakukan adalah :
1. Mengantisipasikan kebutuhan akan resusitasi lahirnya bayi dengan depresi dapat terjadi tanpa
diduga,tetapi tidak jarang kelahiranya bayi dengan depresi atau asfiksia dapat di antisipasi
dengan meninjau riwayat antepartum dan intrapartum.
2. Mempersiapkan alat dan tenaga kesehatan yang siap dan trampil.persiapan minuman antara
lain :
- Alat pemanas siap pake-oksigen
- Alat penghisap
- Alat sungkup dan balon resusitasi
- Alat intubasi
- Obat=obatan
ATATAN :
Pada bayi dengan berat badab </= 1500 gram ,bayi langsung di bungkus plastik bening tanpa di
keringkan terlebih dahulu kecuali wajah,kemudian di pasang topi,bayi tetap di stimulasi
walaupun di bungkus plastik.
Apabila LDJ > 100 X/Menit dan target saturasi oksigen tercapai
Bila tanpa alat lanjutkan ke perawatan observasi.
Bila dengan alat lanjutkan ke perawatan paska resusitasi.
Intubasi endotrakea dapat di pertimbangkan pada langkah ini apabila VTP tidak efektif atau telah
di lakukan selama 2 menit.
Tentang :
Mengetahui :
Kepala UPT Puskesmas kesugihan II
Hudaefah, SKM,Mkes
NIP: