Anda di halaman 1dari 15

JADWAL KEGIATAN PELATIHAN PPGEDON

NO HARI TANGGAL MATERI FASILITATOR


HARI KE 1, Kamis, 8-9-2016
1 Kamis, 8-9-2016 Registrasi Panitia
2 Pembukaan Ketua STIKES
3 Pretest Team
4 Building Learning Commitmen MOT
5 Eticolegal Gadar Kebidanan Utami Pujiastuti, Amd. Keb
6 SPGDT NS. Priyanto
7 Rehat Panitia
8 Bantuan Hidup Dasar Na. Joko Y
9 Airway Breathing Managment Ns. Zaenal A
10 Ishoma panitia
11 Initial Assesment Ns. Zaenal A
12 Partograf Bd. Suharyati
13 Skill Partograf Bd. Suharyati
14 Asfiksia Neonatus Ns. Lilik M
15 Rehat Panitia
16 Skill BHD, AB Management, Initial Assesment Team
17 Skill BHD, AB Management, Initial Assesment Team
18 Ishoma Panitia
19 Skill BHD, AB Management, Initial Assesment Team

HARI KE 2, Jumat, 9-9-2016


1 Jum’at, 9-9-2016 Refleksi MOT
2 Penanganan HAP dan HPP Dr. Purwo
3 Penanganan PEB dan Eklampsia Dr. Purwo
4 Distosia Bahu Dr. Purwo
5 Rehat Panitia
6 Sirculation dan Shoc Managemen Dr. Zaenal A
7 Transportasi Penderita GD dan Rujukan Ns. Joko Y
8 Triase Ns. Zaenal A
9 Ishoma Panitia
10 Uji BHD-AB Mang, Mater Mang, Rasus Neo Team
11 Uji BHD-AB Mang, Mater Mang, Rasus Neo Team
12 Uji BHD-AB Mang, Mater Mang, Rasus Neo Team
13 Rehat Team
14 Uji BHD-AB Mang, Mater Mang, Rasus Neo Team
15 Uji BHD-AB Mang, Mater Mang, Rasus Neo Team
16 Uji BHD-AB Mang, Mater Mang, Rasus Neo Team

HARI KE 3, Sabtu, 10-9-2016

1 Sabtu, 10-9-2016 Ujian Post Test Team


2 Ujian Obs Mang, Rasus Neo, Initial Ass Team
3 Ujian Obs Mang, Rasus Neo, Initial Ass Team
4 Ujian Obs Mang, Rasus Neo, Initial Ass Team
5 Rehat Panitia
6 Ujian Obs Mang, Rasus Neo, Initial Ass Team
7 Ujian Obs Mang, Rasus Neo, Initial Ass Team
8 Rehat Panitia
9 Ujian Obs Mang, Rasus Neo, Initial Ass Team
10 Ujian Obs Mang, Rasus Neo, Initial Ass Team
11 Ujian Obs Mang, Rasus Neo, Initial Ass Team
12 Rehat Panitia
13 Penutupan Ketua Panitia
KEGIATAN PELATIHAN PPGDON

1. REGISTRASI
 Pengisian registrasi peserta
2. Pembukaan oleh ketua STIKES,AKBID PAGUWARMAS
3. Pretes oleh team
4. Building learning commitment (BLC) oleh team tenteng
 Tata cara pelatihan,dan kesepakatan kegiatan,waktu
5. Pengisian materi SPGDT Oleh Pak Priyanto
 SPGDT :adalah suatu system koordinasi yang bersifat multi sektoral dan di dukung oleh
berbagai,profesi yang bersifat multi disiplin, untuk menyelenggarakan suatu bentuk
pelayanan terpadu,
 bagi penderita gawat darurat,baik dalam keadaan sehari-hari maupun dalam keadaan
bencana, dan kondisi kejadian luar biasa.
Tujuan umum,
1. setelah mempelajari materi ini peserta di harapkan dapat menjelaskan,dan
memahami serta
2. melaksanakan sistim penanggulangan darurat terpadu ( SPGDT )
Tujuan Khusus,
1. dapat menjelaskan maksud dan tujuan dari SPGDT,
2. dapat menjelaskan sistimatika pelayanan di tempat kejadian,
3. dapat menjelaskan alur pelayanan baik di tempat kejadian maupun di rumah
sakit,
4. dapat melaksanakan SPGDT dan gawat darurat di wilayah kerja sehari-hari,
5. dapat menyebutkan komponen yang terlibat dalam SPGDT di wilayah kerjanya,
di dalam memberikan pelayanan SPGDT mempunyai beberapa fase,yaitu
1 fase deteksi.
2. fase supresi.
3 .fase pra rumah sakit.
4 .fase rumah sakit.
5. fase rehabilitasi.

FASE DETEKSI adalah :


 fase ini menjelaskan tentang identifikasi,di mana sering terjadi kecelakaan,buruknya kualitas
keamanan,
 keamanan yang di gunakan,kawasan yang sering di landa bencana .
FASE SUPRESIF adalah :
 memperketet peraturan agar tidak terjadi kecelakaan,meningkatkan kualitas,meningkatkan
patroli,
FASE PRA RUMAH SAKIT adalah :
 keberhasilan gawat darurat pada fase ini tergantung pada beberapa komponen
 publik safety center misal:desa siaga,
 Brigade siaga bencana,
 Pelayanan ambulan.
 Komusikasi.
 Sitem pelayanan pada keadaan bencancana,
FASE RUMAH SAKIT adalah :
 tersedianya sarana & prasaran yang memadai dan SDM yang terlatih
 Sistem pelayana antar rumah sakit,
 Sistem evakuasi.
FASE REHABILITASI adalah :
MATERI ETIKA & LEGAL ASPEK KEBIDANAN : Utami pujiastuti,Amd,Keb.
 Etikologi : adalah ilmu yang mempelajari baik,buruknya suatu tingkah laku.
 Legal : adalah himpunan petunjuk atas kaidah atau norma yang mengatur tata tertib di
dalam,suatu masyarakat agar masyarakat bisa di atur.
 Menghormati hak klien
 Menghormati hak reproduksi,
 Kewajiban bidan dalam pelayanan kebidanan,
 Tanggung jawab bidan dalam praktek kebidanan,
 Persamaan antara etika dan hukum,
 Etika,
 Berlaku untuk lingkungan profesional,
 Disusun berdasarkan kesepakatan anggota,
 Tidak seluruhnya tertulis,
 Membentuk individu yang ideal,
 Penyelenggara diselesaikan oleh majelis kehormatan etika,
 sanksi penyelenggaraan berupa tuntutan,
 Penyelesain penyelenggara tidak selalui bukti fisik,
 Hukum,
 Berlaku untuk umum dan mengatur apa yang boleh dan tidak boleh,
 Penyusun badan pemerintah atau kekuasaan,
 Terulis rinci dalam bentuk undang-undang dan lembaran/ berita negara
 Membentuk msayarakat yang ideal
 Pelanggaran diselesaikan melalui [engadilan
 Sanksi pelanggaran berupa tuntutan
 Penyelesaian pelanggaran dibuktikan dengan bukti fisik.

MATERI BANTUAN DASAR HIDUP,

A .Tujuan umum

Membantu memberikan usaha untuk mempertahankan kehidupan korban gawat darurat dengan baik
dan benar.

B . Tujuan khusus
1 . Menjelaskan pentingnya bantuan hidup dasar dalam mencegah terjadinya kematian biologis.

2 . Dapat menstimulasikan cara menjaga atau membantu potensi jalan nafas.

3 . Dapat menjelaskan cara menjaga atau membantu ventilasi dan memberikan oksigen.

4 . Dapat menstimulasikan teknik RJP dengan baik dan benar.

C . Pendahuluan

Henti jantung adalah kegawat daruratan medik yang paling akut yang di hadapi oleh staff
medik,perawat dan paramedik,henti jantung menunjukan tanda-tanda awal sebelumnya.oleh karena
itu di butuhkan tenaga yang benar-benar terlatih dalam ketrampilan bantuan hidup dasar,dan
bantuan tindak lanjut.

D . Penyebab dan pencegahan henti nafas dan henti jantung

Henti nafas dan henti jantung dapat terjadi primer karena problem
jalannafas,pernafasaataukardiovaskuler,

Sistem kardiovaskuler dan pernafasan selalu berinteraksi.hipoksemia dapat menyebabkan iskemia


miokard,penyakit berat meningkatkan kebutuhan oksigen dan beban pernafasan.gagal jantung dapat
terjadi karena gagal nafas,gagal nafas dapat terjadi akibat gagal jantung.

1 . Bantuan hidup dasar (BHD )

Dalam bantuan dasar hidup dasar,kita harus mampu:

a. Apa yang di maksud dengan,


 Penilian awal
 Jalan hafas
 Pernafasan (ventilasi )
 Sirkulasi
b. Bagaimana melakukan resusitasi jantung paru sampe pada tingkat kecakapanyang
memuaskan
c. Bagaimana meletakan pasen pada posisi “rekovery “
d. Masalah-masalah yang berhubungan denganpelaksanana BHD,

Tahapan-tahapan BDH adalah sebagai berikut

a. Penilaian awal
b. Melakukan sirkulasi (pijat jantung )
c. Membebaskan jalan nafas
d. Memberikan pernafasan buatan

Bantuan Hidup Dasar Dewasa

Tentukan Kesadaran

Periksa sirkulasi

Membebaskan jalan nafas

Beri nafas buatan


Periksa sirkulasi
( 10 detik )

Ada sirkulasi lanjutkan nafas Tidak ada sirkulasi segera pijat


buatan jantung

URUTAN TINDAKAN

1. Pastikan 3 A,
a. Aman penolong
b. Aman pasen
c. Aman tempat
2. Periksa pasen dan respon pasen

a. Bila pasen menjawab atau bergerak


 Biarkan pasen tetep pada posisi semula kecuali ada tanda bahaya pada posisi tersebut,
 Priksa keadaan pasen secara berkala dan teratur.
b. Bila pasen tidak memberi respon:
 Berteriak minta bantuan
 Buka jalan nafas dengan mendorong dahi (head tilt ) dan menarik dagu (chin lift )
 Pastikan tidak ada cedera trauma leher,bila ada lakukan jaw thrust.

3. Sambil mempertahankan jalan nafas lakukan,LIAT,DENGAR,RABA ada tidaknya udara


pernafasan keluar masuk ( 10 detik )
 Liat pergerakan dada naik turun
 Dengar suara nafas pada mulut nafas
 Raba gerakan hawa pernafasan dengan pipi
a. JIKA PERNAFASAN MEMADAI:
 Posisikan pasen pada “rekoveri position “ (jika tidak ada kecurigaan trauma
leher)
 Pastikan pernafasan tetap ada
 Cari bantua
b. JIKA TIDAK BERNAFAS
 Cari bantuan
 Terlentangkan pasen
 Singkirkan semua sumbatan yang terlihat di mulut pasen
 Beri 2 nafas buatan yang efektif,setiap nafas harus disertai ekshalasi .
Cara:
- Pertahankan “head tilt-chin lift”
- Jepit hidung dengan ibu jari dan telunjuk dengan tangan yang
melakukan “head tilt”
- Buka sedikit mulut pasen
- Ambil nafas panjang,lalu tiup 1,5-2 detik liat apakah dada terangkat
- Pertahankan :head tilt-chin lift”lepas mulut penolong lalu liat apakah
dad pasien turun waktu ekhalasi
- Ambil nafas lagi dan ulangi ,menuip,dan seterusnya.

c. JIKA KESULITAN MEMBERI NAFAS BUATAN YANG EFEKTIF:


 Periksa lagi apakah pasien sudah bersih dari sumbatan
 Priksa apakah :head tilt-chint lift” sudah benar
 Usahakan lagi memeberi nafas buatab sampe 5 kali untuk mendapatkan
paling sedikit 2 nafas buatan yang efektif.
4. Piksa tanda-tanda sirkulasi (10 detik )
 Cari apakah ada gerakan pasen
 Raba nadi carotis

a. Jika yakin ada tanda-tanda sirkulasi


 Lanjutkan nafas buatan sampe pasen bisa bernafas sendiri
 Tiap menit priksa tanda-tanda sirkulasi (10 detik )
 Jika pasen mulai bernafas posisikan :rekoveri position
 Periksa kondisinya dan siap mengembalikan ke posisi terlentang untuk di beri
nafas buatan.
b. Jika tidak ada tanda –tanda sirkulasi
 Mulai pijat jantung cara
- Tentukan lokasi pijatan jantung setengah bagian bawah tulang dada
(sternum )dengan telunjuk dan jari tengah menyusuri bawah iga
sampe titik temu dengan strenum.

- Tempatkan tumit tangan satunya di atas strenum tepat di samping


telunjuk,itu adalah titik tumpu pijatan jantung.

- Tumit tangan satunya diletakan diatas tangan yang sudah berada tepat
di titik pijat jantung
- Jari kedua tangan dirapatkan dan diangkat agar tidak menekan,
- Penolong mengambil posisi tegak lurus diatas dada pasen dengan siku
lengan lurus, menekan sternum sedalam 4-5 cm, ulangi gerakan pijat
jantung (RJP)Dengan perbandingan 30 : 2 dengan kecepatan
100x/menit ,lakukan RJP sampe ada respon.
- Cek nadi caroti,bila teraba,buka jalan nafas dengan head thil-chin lift
/jaw trust.
- Priksa pernafasan (liat,dengar,rasakan,)selama 5 -10 menit, jika tidak
ada lakukan rescue breathing 10-12/menit jika pernawasan adekuat
posisikan pasen dengan posisi pemulihan (RECOVERY)
INITIAL ASSESMENT

A. Tujuan Umum
Diharapkan setelah menyelesaikan bab ini peserta dapat menjelaskan, memahami, menerangkan,
dan mengerjakan penatalaksanakan awal pada kasus trauma
B. Tujuan Khusus
1. Dapat menentukan langkah-langkah pemeriksaan pada pasen trauma dan tata laksana cara
menanganinya
2. Mampu mengidentifikasi masalah pasien trauma dengan cepat
3. Mampu mendiagnosa dan menentukan tindakan yang harus dilakukan pada pasien trauma.
C. Latar Belakang
Pada penilaian awal pasien trauma kecermatan, ketelitian dan ketepatan dalam melakukan
pemeriksaan dapat menghasilkan diagnosa dan dengan cepat menentukan tindakan yang harus
dilakukan pada pasien yang mengalami kecelakaan
D. Cara Penanganan Pasien/ Contoh Kasus
a. Lakukan 3 A :
 Amandiri (APD)
 Aman lingkungan
 Aman Pasien
Apabila kita menjumpai pasien :
 Cek kesadaran : AVTU ( Respon alern, Respon verbal, Respon pain, unrespon)
 Bila pasien sadar : lakukan pemeriksaan selanjutnya
 Bila tidak sadar : lakukan
A. Airway dan control servikal
~ pegang kepala (Fiksasi), pasang neck collar(bila curiga fr. Cerfikal)
~ buka Airway : Chin Lift LLF * bila gurgling lakukan cuction( Terdapat cairan )
~ bila snoring : lakukan Jaw Thrust ( Tindakan manual) gunakan OPA ( pasien tidak
sadar), NPA ( bila pasien sadar)
~ bila terdengar stridor (lidah menutup jalan nafas, benda asing, pembengkakan) perlu Airway
definitif (intubasi/surgical airway ). Tindakan yang dilakukan KrikotIiroidotomi

Curiga fr CERVUCAL,Bila ada tanda-tanda


1. Trauma capitis denga penurunan kesadaran
2. Multi trauma
3. Terdapat jejas di atas clavikula kearah cranial
4. Biomekanika trauma mendukung
Curiga FR. Tulang BASIS CRANII,bila:
1. Perdarahan dari lubang hidung
2. Rakoon eyes
3. Battle sign
PERNAFASAN DAN FENTILAS
Nila pernafan bila ada masalah ada gangguan ABCD ( Airway,Brithing,circulation,Disability)
 Canul 2-6 LPM
 Face Mask/RM (Rebreating mask ) 6-10 LPM
 NRM ( NON REBREATHING MASK ) 10-12 LPM
Bila penfafasan tidak adekuat berikan ventiliasi tambahan ,bila pasen truma waspadai dengan gangguan
/masalah breathing yng dapat menyebabkan kematian.
4 masalah yang mengancam breathing serta tindakanya adalah :
1. Tension pneumothoraks ( pasen sangat sesak,trakea bergeser dan distensi vena lehe ) tindakan
needle thoracosintesis di ICS Mid clavicula.
2. 0pen pneumothorak (terlihat sucking cestwound pada luka ) yaitu paru menghisap udara lewat
lubang luka, tutup luka dengan kapas 3 sisi yang kedap udara.
3. Open haematothorak ( perdarahan di dalam rongga thorak) lapor dokter lakukan WSD
segera,nilai apakan perlu di lakukan thorakotomi ?
4. Flail chest dengan kontusio paru.
Untuk mencari penyebeb pada gangguan breathing lakuan pemeriksaan
 Look : buka baju yang menutup dada,liat apakah ada jejas (luka ),nilai pergerakan
(simetris/tidak)
 Auskultasi : (dengan stetoskop) kedua sisi dada yng sehat dulu,baru yang sakit untuk
membandingkan (dengarkan suara paru,dan bunyi jantung.
 Perkusi : kedua sisi dada,kalo normal normal sonor,tidak normal hipersonor,atau ada dulness
 Palpasi : ada krepitasi ?,flailchest ?fr iga ?
C : circulation dan kontrol perdarahan ,perbaiki volume
Perdarahan external : lakukan balut tekan ,cek akral dan nadi,bila ada tanda-tanda syok lakukan infus RL
2 jalur, “semua pasen syok anggap sebagai kasus perdarahan” 1-2 Liter guyur.pasang DW, urin pertama
kali di buang selanjutnya observasi pemasukan dan pengeluaran,urin normal 30 ml/jam,apa bila tidak
sesuai urin yang keluar cek apa penyebab syok.
D : disability (pemeriksaan statu neurologis )
Nilai GCS dan pupil
Eye : 4 buka mata spontan
3 buka mata terhadap suara
2 buka mata terhadap nyeri
1 tidak ada respon
Verbal : 5 oreantasi baik
4 berbicara bingung
3 berbicara tidak jelas ( hanya kata-kata yang keluar )
2 merintih/mengerang
1 tidak ada respon
Motorik : 6 bergerak mengikuti perintah
5 bergerak terhadap nyeri dan dapat melokalisir
4 fleksi norma
3 fleksi abnormal
2 ektensi abnormal / menjauh (deserebrasi)
1 tidak ada respon
Nilai juga kekuatan otot motorik bandingkan kedua sisinya,dengan cara menggenggam kedua tangan
penderita
E : Ekposure (Gunting pakean dan liat jejas /cedera ancaman yang lain)kemudian cegah
hipotermi,lakukan log roll ????
RE – EVALUASI KEMBALI ABCD,
Selakukan evaluasi setiap habis tindakan.
Tambahan pada PRIMERY :
F : Folley catheter,liat ada kontra indikasi ada tidak ?
Tidak di pasang apa bila pada ruptura :
 pada laki-laki ada darah di OUE,scrotum haematum,RT prostat melayang
 pada wanita keluar darah ,haematum perinium
bila tidak ada kontra indikasi pasang cateter urin pertama di buang,kemudian periksa pengeluaran
urin/jam normal : 0,5 cc/kg bb/jam,dewasa
1 cc/kg bb/jam anak
2 cc/kg bb/ jam,bayi
G : Gastric tube
Bila lewat lubang hidung perhatikan kontra indikasi : FR. Tulang basis crania
Persiapankan rujukan dengan memperhatikan kesiapan rujukan
 hubungi RS yang mau di tuju
 ada pelayanan OK
 Ada fasilitas ICU
 Ada fasilitas jahit lengkap

TRIASE
TRIASE : Adalah suatu usaha yang di perlukan untuk memprioritas/ memilih status kegawat
daruratan,kemudian di kelompokkan dan di kasih warna sesuai kriteria pasen,untuk penanganan
selanjutnya. Contoh kasus : apa bila di suatu tempat kita menjumpai kecelakaan yang cukup
banyak,tindakan yang di lakukan.
 Pasen kita panggil siapa saja yng bisa mengikuti panggilan kita,bisa bejalan,kita kelompokan
kemudian di kasih warna HIJAU
 Warna MERAH Bila ada tanda-tanda :
- Ada kegawat daruratan dengan Airway,Breathing
- Pernafasan > 30 x/ menit (RR)
- Kegawatan sirculasi (shyok)
~HR > 100X/enit
~CRT > 2 Detik
~kegawat daruratan kesadaran (disabiliti)
 Warna KUNING Bila tidak di temukan tanda-tanda bahaya tapi ada luka yang mengancam.
 Warna HITAM untuk pasen yang di nyatakan meninggal.

PENGERTIAN DAN PENANGANAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR


A : DEFINISI
Asfiksia adalah keadaan di mana bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur
B : Etiologi/penyebaba asfiksian
Beberapa kondisis tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah
uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi berkurang.
Beberapa faktor resiko yang dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia diantaranya adalah faktor
ibu,tali pusat,dan bayi
1. Faktor ibu
 Preeklampsia dan eklampsia
 Perdarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta )
 Partes lama atau partes macet
 Demem selama persalinan infeksi berat (malaria,sifilis,TBC,HIV )
 Kehamilan lewat waktu (sesudah 42 minggu kehamilan )
2. Faktor tali pusat
 Lilitan tali pusat
 Tali pusat pendek
 Simpul tali pusat
 Prolapsus tali pusat
3. Faktor bayi
 Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan )
 Persalinan dengan tindakan (sungsang,bayi kembar,distosia bahu,ekstraksi
vakum,ekstrasi forsep )
 Kelainan bawaan
 Air ketuban bercampur meconium
C : perubahan patofisiologi dan gambaran klinis
Pada asfiksia terjadi perubahan gangguan metabolisme dan perubahan keseimbangan asam basa
pada tubuh bayi.pada tingkat pertama hanya terjadi asidosis respiroratik.bila berlanjut dalam tubuh
bayi akan terjadi proses metabolisme an aerobik yang berupa glikolisis glikogen tubuh,sehingga
glikogen tubuh terutaman pada jantungbdan hati akan berkurang,pada ingkat selanjutnya akan
terjadi perubahan kardiovaskuler yang di sebabkan oleh beberapa keadaan di antaranya :
1. Hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi jantung
2. Terjadinya asidosis metabolik yang akan menimbulkan kelemahan otot jantung
3. Pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akanmengakibatkan tetap tingginya rseistensi
pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan sistem sirkulasi tubuh lain mengalami
gangguan
Gejala dan tanda asfiksia
 Tidak bernafas atau bernafas megap-megap
 Warna kulit kebiruan
 Kejang
 Penurunan kesadaran
D : diagnosis
Aspiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari anoreksia / hipoksia janin
Diagnosis anoksia/hipoksia janin dapat di buat dalam persalinan dengan ditemukanya tanda-tanda gawat
janin.tiga hal yang perlu mendapat perhatian yaitu :
 Djj < 100x/menit,atau tidak teratur
 Mekonium dalam air ketuban
 Pemeriksaan ph darah janin
F : persiapan alat resusitasi
1. 2 helai kain/handuk
2. Bahan ganjal bahu bayi (handuk,kain)di gulung setinggi 5 cm
3. Alat penghisap lendir de lee atau bola karet
4. Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatal
5. Kotak alat resusitasi
6. Jam atau pencatat waktu
MANAGEMEN RESUSITASI PADA BAYI BARU LAHIR

Pada bayi baru lahir kita nilai apakah :


 Bernafas atau menangis ?
 Tonus baik ?
Bila bayi bernafas,menangis,tonus baik lakukan perawatan rutin
 Pastikan bayi tetap hangat
 Keringkan bayi
 Lanjutkan observasi pernafasan,DDJ,dan tonus otot
Bila bayi tidak menangis
Langkah awal :
1. Memastikan saluran terbuka
- Meletakan bayi dalam posisi kepala bayi defleksi bahu di ganjal 2-3 cm
- Menghisap mulut,hidung dan kadang trahea
- Bila perlu masukan ET untuk memastikan saluran pernafasan terbuka
2. Memulai pernafasan
- Memakai rangsangan taksil untuk memulai pernafan
- Memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pips ET dan balon atau mulut ke
mulut (hindarin paparan infeksi )
3. Mempertahankan sirculasi
- Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara kompresi dada,pengobatan
Langkah-langkah resusitasi
1. Letakan bayi dilingkungan yang hangat yang kuat datar,kemudian keringkan tubuh bayi dan
selimuti untuk mengurangi evaporosi
2. Sisihkan kain yang basah kemudian tidurkan bayi terlentang pada alas yang datar
3. Ganjal bahu dengan kain setinggi 1 cm (snifing postior )
4. Hisap lendir dengan penghisap lendir dee lee dari mulut,apabila mulut sudah bersih kemudian
lanjutkan ke hidung
5. Lakuakan rangsangan taktil dengan cara menyentil telapak kaki bayi dan mengusap-usap
punggung bayi
6. Nilai pernafasan jika nafas spontan lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik,hasil di
aklikan 10,denyut jantung <100x/menit,nilai warna kulit jika merah/sinosis penfer
lakukannobservasi,apabila biru beri oksigen.denyut jantung <100x/menit,lakukan fentilasi
tekakan positif.
1. Jika pernafasan megap-megap lakukan ventilasi tekanan positif
2. Ventilasi tekanan positif /PPV dengan memberikan oksigen 02 100% melalui ambubag atau
masker,masker harus menutupi hidung dan mulut tetapi tidak menutupi mata,jika tidak ada
ambubeg beri bantuan dari mullut ke mulut,kecepatan PPV 40-60x/menit
3. Setelah 30 detik lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik,hasil kalikan 10
1. 100 hentikan bantuan nafas,observasi nafas spontan
2. 60-100 ada peningkatan denyut jantung teruskan pemberian PPV
3. 60-100 dan tidak ada peningkatan denyut jantung,lakukan PPV,disertai kompresi
jantung
4. <10x/menit,lakukan PPV di sertai kompresi
5. Kompresi jantung
Perbandingan kompresi jantung dengan ventilasi adalah 3:1 ada 2 cara kompresi jantung:
a. Kedua jari menekan sternum sedalam 1 cm dan tangan lain mengelilingi tubuh bayi
b. Jari tengah dan telunjuk menekan sternum dan tangan lain menahan belakang tubuh bay,

7 : Lakukan Penilnian denyut jantung setiap 30 detik setelah kompresi dada

8 : denyut jantung 80x/menit kompresi jantung di hentikan,lakukan PPV sampe denyut jantung jika
>100x/menit dan bayi dapat nafas spontan

9 : jika denyut jantung 0 atau < 10x/menit,lakukan pemberian obat epineprin 1:10.000 dosis 0,2-0,3
ml/kg BB secara IV

10 : lakukan penilaian denyut jantung janin,jika >100x/menit hentikan obat

11 : jika denyut jantung <80x/menit ulangi pemberian epineprin sesuai dosis diatas tiap 3-5 menit

12 : lakukan penilaian denyut jantung,jika denyut jantung tetap/tidak respon terhadap di atas dan tanpa
ada hiporolemi beri bikarbonat dengan dosis 2 MEQ/kg BB secara IV selama 2 menit.

Persiapan resusitasi

Agar tidakan untuk resusitasi dapat di laksanakan dengan cepat dan efektif,kedua faktor utama yang
perlu di lakukan adalah :
1. Mengantisipasikan kebutuhan akan resusitasi lahirnya bayi dengan depresi dapat terjadi tanpa
diduga,tetapi tidak jarang kelahiranya bayi dengan depresi atau asfiksia dapat di antisipasi
dengan meninjau riwayat antepartum dan intrapartum.
2. Mempersiapkan alat dan tenaga kesehatan yang siap dan trampil.persiapan minuman antara
lain :
- Alat pemanas siap pake-oksigen
- Alat penghisap
- Alat sungkup dan balon resusitasi
- Alat intubasi
- Obat=obatan

ATATAN :

Pada bayi dengan berat badab </= 1500 gram ,bayi langsung di bungkus plastik bening tanpa di
keringkan terlebih dahulu kecuali wajah,kemudian di pasang topi,bayi tetap di stimulasi
walaupun di bungkus plastik.
Apabila LDJ > 100 X/Menit dan target saturasi oksigen tercapai
 Bila tanpa alat lanjutkan ke perawatan observasi.
 Bila dengan alat lanjutkan ke perawatan paska resusitasi.
Intubasi endotrakea dapat di pertimbangkan pada langkah ini apabila VTP tidak efektif atau telah
di lakukan selama 2 menit.

Materi dari dr SPOG Purwo

Tentang :

1. Distosia bahu dan Ekstrasi Vacum


2. Persalinan Sungsang
3. Preklansi pada kehamilan
4. Posisi Mec Robet
5. Model Persalinan
6. Pendarahan obstretrix

Maos, 10 september 2016


Peserta pelatihan

1. Widi Astuti , Amd. Keb ..........................

2. Siti Sugiati, Amd. Keb ..........................

3. Sartinah, Amd. Keb ..........................

Mengetahui :
Kepala UPT Puskesmas kesugihan II

Hudaefah, SKM,Mkes
NIP:

Anda mungkin juga menyukai