Anda di halaman 1dari 19

ABORTUS IMMINENS PADA

KEHAMILAN LIMA MINGGU


YOHANA ELVIANI JEMUMU
102013458
SKENARIO 2

Seorang perempuan berusia 20 tahun mengaku


hamil 2 bulan diantar suaminya ke puskesmas
dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir yang
dirasakan sejak 1 jam yang lalu
RUMUSAN MASALAH

perempuan 20 tahun hamil 2 bulan keluhan keluar


darah dari jalan lahir yang dirasakan sejak 1 jam
yang lalu
Epide
miologi Anam
Penatalak
sanaan nesis

Pemerik
Pemerik
saan
saan
Penunja
Fisik
ng

Kompli
RM Etio
kasi logi

Manifes Pato
tasi
Klinis fisiologi

Diagno
Patologi
sis
ANAMNESIS

• Identitas pasien:
Perempuan 20tahun
• KU: hamil 2 bulan
keluhan keluar darah
dari jalan lahir
• RPS:
• RPD
• RPK
• Riwayat sosial
PEMERIKSAAN FISIK

• KU: tampak sakit sedang • Inspekulo: perdarahan dari


kavum uteri ostium uteri
• kesadaran :CM terbuka atau sudah
• TTV tertutup,ada/tidak jaringan
Inspeksi vulva: perdarahan keluar dari ostium, serta
pervaginam ada/tidak jaringan ada/tidak cairan atau jaringan
hasil konsepsi,tercium/tidak bau berbau busuk dari ostium.
busuk dari vulva. • Colok vagina: porsio masih
tebuka atau sudah tertutup
serta teraba atau tidak
jaringan dalam kavum uteri,
besar uterus, tidak nyeri saat
porsio digoyang, tidak nyeri
pada perabaan adneksa,dan
kavum douglas tidak menonjol
dan tidak nyeri.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Lengkap Ultrasonografi
• Kadar hemoglobin rendah • USG transvaginal dapat
akibat anemia hemoragik. digunakan untuk deteksi
• LED dan jumlah leukosit kehamilan 4 - 5 minggu.
meningkat tanpa adanya • Detak jantung janin terlihat
infeksi. pada kehamilan dengan CRL >
• Tes KehamilanTerjadi 5 mm (usia kehamilan5 - 6
penurunan atau level plasma minggu).
yang rendah dari β-hCG • pemeriksaan USG
secara prediktif.Hasil positif dapatdigunakan untuk
menunjukkan terjadinya menentukan apakah
kehamilan abnormal (blighted kehamilan viabel atau non-
ovum,abortus spontan atau viabel
kehamilan ektopik). • Pada abortus imimnen,
mungkin terlihat adanya
kantung kehamilan
(gestational sac GS)
DIAGNOSIS KERJA

G1P0A0 hamil 5 minggu dengan


abortus imminens
• Peristiwa terjadinya
perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu,
dimana hasil konsepsi masih
dalam uterus, dan tanpa
adanya dilatasi serviks.
• Diagnosis abortus imminens
ditentukan karena pada
wanita hamil terjadi
perdarahan melalui ostium
uteri eksternum, disertai mules
sedikit atau tidak sama sekali,
uterus membesar sebesar
tuanya kehamilan, serviks
belum membuka, dan tes
kehamilan positif
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS BANDING

KET Mola hidatidosa


kehamilan dimana setlah fertilisasi hasil konsepsi tidak
berkembang menjadi embrio
fertiliasasi, implantasi terjadi di tetapi terjadi proliferasi dari vili
luar endometrium kavum korialis disertai dengan
urteri. Hampir 90% KET terjadi degenerasi hidropik.
di tuba uterine.Tanda-
tandanya adalah: geajala • tidak dijumpai adanya janin
kehamilan muda, abortus • kavum uteri hanya terisi oleh
imminens, adanya masa jaringan seperti rangkaian
lunak di adneksa, nyeri buah anggur
goyang porsio • Hamper sebagian besar
kehamilan mola akan
disertai dengan
pembesaran uterus dan
peningkatan Hcg
ETIOLOGI
Faktor maternal Faktor janin
1. Kelainan genetalia ibu,Misalnya • Pada ovum abnormal 6%
pada ibu yang menderita diantaranya terdapat degenerasi
2. Penyakit-penyakit ibu hidatid vili.
3. Antagonis rhesus
4. Perangsangan pada ibu yang Faktor paternal
menyebabkan uterus berkontraksi translokasi kromosom pada sperma
Misalnya, sangat terkejut, obat- dapat menyebabkan abortus. Penyakit
obat uterotonika ayah: umur lanjut, penyakit kronis
5. Gangguan sirkulasi plasenta. seperti TBC, anemi, dekompensasi
Dijumpai pada ibu yang kordis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan
menderita penyakit nefritis, (alcohol, nikotin, Pb, dan lain-lain), sinar
hipertensi, toksemia gravidarum, rontgen, avitaminosis .
anomali plasenta, dan endarteritis
oleh karena lues.
6. Usia ibu
EPIDEMIOLOGI

Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara


alamiah tanpa intervensi luar (buatan) untuk
mengakhiri kehamilan tersebut, di mana terminologi
umum untuk masalah ini adalah keguguran atau
miscarriage.5 Dalam sebuah penelitian di RSUP Adam
Malik Medan dari tahun 2005-2010, didapatkan
kesimpulan bahwa dari total 53 wanita yang
mengalami abortus spontan, sebanyak 28 wanita
(52,8%) berusia 21-34 tahun, 21 wanita (39,6%) berusia
35 tahun ke atas, dan 4 wanita (7,6%) berusia di
bawah 20 tahun.
PATOFISIOLOGI

Pada awal abortus terjadi


perdarahan dalam desidua
basalis + nekrosis jaringan
sekitar
Hasil konsepsi terlepas
sebagian atau seluruhnya

Uterus berkontraksi
untuk
mengeluarkannya
MANIFESTASI KLINIS

• Terlambat haid atau amenore kurang dari


20minggu
• Perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu, hasil konsepsi masih berada dalam uterus,
tanpa adanya dilatasi serviks.
• Perdarahan melalui ostium uteri eksternum
• Uterus membesar sebesar tuanya kehamilan,
serviks belum membuka, tes kehamilan positif.
• Perdarahan implitasi biasanya sedikit warnanya
merah dan cepat berhenti dan
PENATALAKSANAAN

Abortus imminens
• Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah
dan rangsang mekanik berkurang.
• Progesteron 10 mg sehari untuk terapi substitusi dan
untuk mengurangi kerentananotot-otot rahim.
• Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif,
mungkin janin sudah mati.
• Pemeriksaan USG untuk menentukan apakah janin
masih hidup.
• Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3 x 30
mg.
• Pasien tidak boleh berhubungan seksual dulu sampai
lebih kurang 2 minggu.
KOMPLIKASI
Perdarahan
• Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi
dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat
terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
Perforasi
• Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita pelu diamati dengan teliti. Jika
ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparotomi, dan tergantung dari luas
dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu histerektomi.
Infeksi
• Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus, tetapi
biasanya ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering pada abortus
buatan yang dikerjakan tanpa memperhatikan asepsis dan antisepsis.
Syok
• Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan infeksi
berat (syok endoseptik).
Gagal ginjal akut
• Gagal ginjal akut yang persisten pada kasus abortus biasanya berasal dari efek
infeksi dan hipovolemik yang lebih dari satu. Bentuk syok bakterial yang sangat
berat sering disertai dengan kerusakan ginjal intensif.
PROGNOSIS

• Prognosis tergantung pada etiologi dari abortus


spontan sebelumnya. Prognosis menjadi kurang
baik bila perdarahan berlangsung lama, nyeri perut
yang disertai perdarahan serta pembukaan servik
KESIMPULAN

Abortus imminens merupakan perdarahan dari uterus


pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil
konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya
dilatasi serviks. Diagnosis abortus imminens ditentukan
karena pada wanita hamil terjadi perdarahan
melalui ostium uteri eksternum. Penyebab abortus
ada tiga, yaitu: faktor maternal, faktor janin, dan
faktor paternal. Pada awal abortus terjadi
perdarahan desidua basalis, diikuti nekrosis jaringan
sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas
dan dianggap benda asing dalam uterus, kemudian
uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai