Anda di halaman 1dari 57

Pedoman Penilaian Pencapaian

Kompetensi
(PPK) Diploma III Kebidanan

Kementerian Kesehatan R. I
Badan PPSDM Kesehatan
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
2014

1
DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN.......................................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Tujuan...................................................................................................
C. Dasar Hukum.........................................................................................
D. Sistematika............................................................................................
BAB II. KONSEP PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ..............................
A. Pengertian.............................................................................................
B. Tujuan dan manfaat PPK......................................................................
C. Prinsip penilaian PPK ...........................................................................
D. Dimensi kompetensi..............................................................................
E. Karakteristik PPK ..................................................................................
F. Komponen PPK....................................................................................
BAB III. PELAKSANAAN PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI .................
A. Perencanaan PPK................................................................................
B. Mekanisme PPK...................................................................................
BAB IV. PEMANTAUAN DAN EVALUASI............................................................
A. Pemantauan..........................................................................................
B. Evaluasi.................................................................................................
C. Laporan penyelenggaraan ....................................................................
BAB V. PENUTUP

LAMPIRAN

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan diselenggarakan melalui berbagai upaya,


salah satunya adalah sumber daya tenaga kesehatan yang memadai sesuai
dengan kebutuhan pembangunan kesehatan.
Program Pendidikan Diploma III Kebidanan bertujuan menghasilkan
tenaga bidan profesional yang memiliki kemampuan untuk bekerja secara
mandiri, mampu mengembangkan diri dan beretika. Tuntutan masyarakat akan
mutu pelayanan kebidanan semakin meningkat seiring dengan peningkatan
pengetahuan dan kemampuan masyarakat maupun perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan. Perubahan dan
perkembangan tersebut merupakan tantangan untuk meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia kesehatan.
Proses belajar mengajar yang berkualitas sangat menentukan
penguasaan kompetensi peserta didik yang pada akhirnya menentukan mutu
lulusan. Penguasaan kompetensi peserta didik perlu dinilai atau dievaluasi
dengan menggunakan metode yang sesuai.
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar
Peserta didik serta memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, maka berbagai bentuk pengalaman belajar dan proses penilaian
harus memenuhi kaidah perundang-undangan yang berlaku.
Evaluasi/penilaian merupakan proses untuk mengambil keputusan
dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil
belajar baik menggunakan instrumen tes maupun non tes (Zainul & Nasution,
2005). Serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisa , menafsirkan
data tentang proses dan hasil belajar yang dilakukan secara sistematis,
berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan pembelajaran (Pusdiknakes, 2006).
Kurikulum berbasis kompetensi D III Kebidanan terdiri dari 110-120 SKS
dengan prosentase 60 % praktik dan 40 % teori untuk mencapai lulusan yang
kompeten sesuai dengan standar kompetensi bidan (Pusdiknakes, 2011).

3
Peserta didik dinyatakan kompeten harus melalui proses penilaian yang
obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan (Pusdiknakes, 2006). Prinsip
penilaian kompetensi terdiri dari bukti kompetensi (competency evidence),
berkesinambungan (continous), ketuntasan (mastery), menyeluruh
(comprehensive), sahih (valid), dapat diandalkan (reliability). Fleksibel
(flexibility), adil (fair), individual.
Bertambah banyaknya jumlah institusi pendidikan bidan serta
bervariasinya penyelenggaraan pendidikan dengan berbagai keterbatasannya,
ditambah dengan variasi standar penilaian yang digunakan oleh masing-masing
institusi untuk menilai hasil belajar melalui pencapaian kompetensi peserta
didik, mengakibatkan kualitas lulusan yang bervariasi.
Upaya mengendalikan variasi tersebut diatas dan meningkatkan mutu
lulusan, perlu adanya standar penilaian yang dapat digunakan oleh pengelola
institusi pendidikan bidan khususnya dalam penilaian pencapaian kompetensi.
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan PPSDM Kementerian
Kesehatan RI menyusun pedoman penilaian pencapaian kompetensi peserta
didik yang dapat digunakan sebagai acuan bagi pengelola pendidikan bidan.
Penilaian Pencapaian Kompetensi merupakan suatu proses pengumpulan bukti
secara sistematis dalam rangka pengambilan keputusan tentang kemampuan
seseorang berdasarkan kompetensi yang telah ditetapkan.
Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan
penilaian pencapaian kompetensi, sehingga pelaksanaannya terencana,
terarah dan berkesinambungan yang dikemas secara komprehensif. Penilaian
ini dilakukan pada setiap unit kompetensi dalam rangka menilai keberhasilan
peserta didik dalam mencapai kompetensi sesuai dengan tujuan pembelajaran
dalam kurikulum.

1.2. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pedoman penilaian pencapaian kompetensi ini disusun sebagai acuan
dalam melakukan penilaian pencapaian kompetensi lulusan pendidikan
bidan dalam rangka pengendalian mutu penyelenggaraan pendidikan
tenaga bidan.

4
2. Tujuan Khusus
Pedoman penilaian pencapaian kompetensi ini disusun dengan tujuan:
1. Memberi acuan dalam penyelenggaraan penilaian pencapaian
kompetensi terhadap peserta didik.
2. Terlaksananya penilaian pencapaian kompetensi pada peserta didik
sesuai standar.

1.3. DASAR HUKUM


2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301) ;
3. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4586) ;
4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan
Bencana.
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 5063).
6. Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor
49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1192/Menkes/Per/X/2004
Tentang Pendirian Pendidikan Diploma Bidang Kesehatan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 55/DIKTI/Kep/2006
Tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan
11. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 232/U/2000 tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian
Hasil Belajar Peserta didik;

5
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : HK.00.06.1.03.03853
Tahun 2006 tentang Pelaksanaan dan Borang Akreditasi Institusi
Pendidikan Tenaga Kesehatan;
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
369/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standar Profesi Bidan.
15. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
01/PER/M.PAN/I/2008 tentang Jabatan Fungsional Bidan dan Angka
Kreditnya;
16. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen
(Lembaran Negara Republik Indonesia ahun 2009 Nomor 76,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5007);
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1464/Menkes/Per/VII/2010
Tentang Ijin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan;
19. Peraturan Presiden No. 08 Tahun 2011 tentang Kerangka Kualifikasi
Kerja Nasional Indonesia (KKNI).
20. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 1796/Menkes/Per/VIII/2011
tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73 tahun 2013
tentang Penerapan KKNI
22. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun
2013 tentang registrasi tenaga kesehatan
23. Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Perguruan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 49 /2014
Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi tanggal 9 Juni 2014
25. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang
Standar Profesi Bidan;
26. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.03.05/IV/14344.1/2010
tentang Standar Penilaian Pendidikan Tenaga Kesehatan;

6
27. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.03.05/IV/14344.2/2010
tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tenaga
Kesehatan;
28. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.03.05/IV/14347.1/2010
tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Tenaga Kesehatan;
29. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.03.05/IV/14353.2/2010
tentang Standar Dosen Pendidikan Tenaga Kesehatan;
30. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.03.05/IV/14354.1/2010
tentang Standar Laboratorium Pendidikan Tenaga Kesehatan;
31. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.03.05/IV/14364.1/2010
tentang Standar Proses Pembelajaran Pendidikan Tenaga Kesehatan;
32. Keputusan Kepala Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes RI Nomor :
HK.02.05/I/III/2/08794/2011 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Diploma
III Kebidanan.
33. Keputusan Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber
Daya Kesehatan No. HK.02.05/I/III/2/08794/2011 Tentang Kurikulum
Inti Pendidikan Diploma III Kebidanan.
34. Keputusan Menteri Kesehatan No. 938/SK/Menkes/VII/2007 Tentang
Standar Asuhan Kebidanan

1.4. SISTEMATIKA
Pedoman Penilaian Pencapaian Kompetensi ini disusun dengan
sistematika sebagai berikut: Bab I, Pendahuluan, berisikan Latar
Belakang, Tujuan, Dasar Hukum dan Sistematika. Bab II, Penilaian
Pencapaian Kompetensi berisikan pengertian, prinsip penilaian,
karakteristik PPK dan komponen PPK. Bab III, Pelaksanaan Penilaian
Pencapaian Kompetensi berisikan Perencanaan dan Mekanisme
Penilaian Pencapaian Kompetensi Bab IV, berisikan Monitoring,
Evaluasi. Pelaporan dan Bab V Penutup.

7
BAB II
KONSEP PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI

2.1. PENGERTIAN

Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung


jawab, yang dimiliki seseorang sebagai syarat kemampuan untuk
mengerjakan tugas – tugas dibidang pekerjaan tertentu (Kepmendiknas
232/U/2000 dan 045/U/2002).
Kompetensi didefinisikan sebagai kemampuan individual yang
dibutuhkan untuk mengerjakan suatu tugas/pekerjaan yang dilandasi oleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai standar kinerja yang
dipersyaratkan. Kompetensi merupakan suatu kemampuan yang
didalamnya terkandung pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam
melaksanakan suatu tugas/pekerjaan di tempat kerja dengan mengacu
kepada kriteria penilaian yang ditetapkan.
Berdasarkan pengertian kompetensi yang dikemukakan diatas, dapat
disimpulkan bahwa kompetensi merupakan perpaduan aspek pengetahuan,
sikap dan keterampilan yang difokuskan pada kemampuan individu untuk
melakukan tugas/pekerjaan berdasarkan standar kinerja dibidang tertentu.
Standar kompetensi adalah rumusan sejumlah unit kompetensi yang
diperlukan untuk melakukan suatu tugas/pekerjaan di area / bidang tertentu
yang didasari oleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai standar
kinerja yang dipersyaratkan.
Standar kompetensi lulusan yaitu rumusan sejumlah unit kompetensi
yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas/pekerjaan di area / bidang
tertentu yang didasari oleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai
standar kinerja yang dipersyaratkan dari satuan pendidikan, yang meliputi
kompetensi untuk seluruh mata kuliah.
Unit kompetensi adalah uraian tugas/pekerjaan yang mendukung
pelaksanaan tugas / pekerjaan tertentu. Setiap unit kompetensi didukung
oleh sejumlah sub / elemen kompetensi.
Sub kompetensi atau elemen kompetensi adalah rincian / tahapan
kegiatan yang diperlukan untuk pelaksanaan satu unit kompetensi tertentu.

8
Setiap sub kompetensi/elemen kompetensi dilaksanakan sesuai dengan
standar dan mengacu pada kriteria penilaian yang telah ditetapkan.
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan pada
jenjang pendidikan tinggi terdiri atas penilaian hasil belajar oleh pendidik
dan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik yaitu penilaian hasil belajar oleh
pendidik (dosen) dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau
proses, kemajuan dan perbaikan hasil dalam berbagai bentuk
tugas/tes/ujian.
Penilaian oleh satuan pendidikan yaitu penilaian hasil belajar oleh
satuan pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian standar kompetensi
lulusan untuk semua mata kuliah.
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme prosedur dan instrumen penilaian hasil
belajar peserta didik.
Kriteria penilaian adalah pernyataan tentang hasil atau output yang
diharapkan dari setiap sub kompetensi atau elemen kompetensi yang
dinyatakan dalam kalimat pasif dan terukur sebagai indikator keberhasilan
pelaksanaan kegiatan tertentu.
Penilaian pencapaian kompetensi adalah proses pengumpulan bukti
secara sistematis serta pembuatan keputusan tentang perilaku peserta
didik berdasarkan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Penilaian
terdiri atas seperangkat komponen yang berinterelasi satu dengan lainnya
yang digunakan dalam menentukan tingkat pencapaian atau penguasaan
kompetensi peserta didik dengan membandingkan antara unjuk kerja yang
ditampilkan peserta didik dengan standar yang dipersyaratkan. Penilaian
pencapaian kompetensi bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi
peserta didik, serta merupakan indikator kemampuan atau kemahiran
seseorang dalam menyelesaikan suatu tindakan atau pekerjaan.
Pencapaian kompetensi akhir peserta didik dinyatakan dalam
dokumen sertifikat pencapaian kompetensi, yang dikeluarkan oleh institusi
pendidikan.

9
2.2. TUJUAN DAN MANFAAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
Penilaian pencapaian kompetensi ini bertujuan untuk mengukur
pencapaian kompetensi dan dapat dimanfaatkan untuk membuat
keputusan-keputusan yang berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:
a. Keputusan dalam bidang pembelajaran
Keputusan ini berkenaan dengan materi yang harus diajarkan
dosen atau yang harus dipelajari dan dipraktikkan oleh peserta
didik. Informasi yang diperoleh melalui penilaian pencapaian
kompetensi peserta didik, sangat diperlukan sebagai bahan
masukan untuk melakukan perbaikan dan evaluasi kurikulum.
b. Keputusan tentang hasil belajar
Keputusan ini menentukan tingkat pencapaian kompetensi yang
diharapkan dikuasai oleh peserta didik. Selanjutnya keputusan ini,
dipakai sebagai dasar untuk menentukan hal-hal lain, seperti
yudisium, kenaikan tingkat, kelulusan, indeks prestasi dan
sebagainya.
c. Keputusan dalam rangka diagnosis dan usaha perbaikan.
Dengan penilaian pencapaian kompetensi, pengajar dapat
mendeteksi dan mengidentifikasi kesulitan peserta didik (dalam
masalah akademik), dan selanjutnya melakukan usaha-usaha
untuk membantu kesulitan tersebut. Selain itu, informasi yang
lengkap dan tepat mengenai peserta didik yang diperoleh melalui
penilaian pencapaian kompetensi, diperlukan untuk memberikan
layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik yang bersangkutan.
d. Keputusan berkenaan dengan penempatan
Informasi yang diperoleh dari penilaian pencapaian kompetensi
dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan perlakuan yang
paling tepat bagi masing-masing peserta didik, baik melalui
penempatan sesuai dengan kemampuan maupun
pengelompokkan.
e. Keputusan yang berkenaan dengan evaluasi kelembagaan.
Dalam banyak hal evaluasi terhadap suatu lembaga pendidikan
sangat ditentukan oleh hasil belajar peserta didik, yang

10
informasinya diperoleh melalui hasil pengukuran dan penilaian
pencapaian kompetensi.

2.3. PRINSIP PENILAIAN


Sistem penilaian pencapaian kompetensi harus senantiasa merujuk pada
kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik, serta disesuaikan
dengan level kompetensi yang diharapkan sebagaimana tertuang dalam
kurikulum, Silabus/GBPP dan Rencana pelaksanaan pengajaran pada
program studi yang bersangkutan.

Prinsip penilaian mengikuti kaidah sebagai berikut:


1. Sahih (valid), yaitu penilaian tindakan harus sesuai dengan kriteria unjuk
kerja.
2. Objektif (objective), berarti penilaian berdasarkan pada prosedur dan
kriteria yang jelas tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai.
3. Adil (fairness), yaitu penilaian harus terbuka, bebas prasangka dan tidak
merugikan siapapun.
4. Terpadu (Integrate), berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu
komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5. Menyeluruh (comperehensive) yaitu penilaian merupakan integrasi dari
aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan.
6. Berkesinambungan (continous) yaitu penilaian pencapaian kompetensi
dilakukan secara berkesinambungan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
7. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8. Ketuntasan (mastery) yaitu penilaian untuk setiap elemen dalam satu unit
kompetensi dilakukan secara utuh atau tuntas dalam proses pencapaian
kompetensinya.
9. Dapat diandalkan (reliability), yaitu penilaian yang dilakukan oleh siapapun,
kapanpun dan dimanapun akan memberikan hasil yang sama.
10. Fleksibel (flexibility), yaitu pelaksanaan penilaian dapat disesuaikan dengan
berbagai kondisi namun tetap mengacu pada standar yang sudah
ditetapkan.

11
11. Individual yaitu penilaian pencapaian kompetensi dilakukan terhadap setiap
peserta didik bukan kepada kelompok, berdasarkan standar yang telah
ditetapkan dengan menggunakan PAP.
12. Mengacu pada kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran
pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
13. Mengacu pada bukti kompetensi (competency evidence) yaitu dokumen
hasil identifikasi pencapaian kompetensi.
14. Akuntabel, berati penilaian dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya.
15. Efektif dan efisien, berarti penilaian didasarkan atas pertimbangan
efektivitas ketercapaian tujuan dan efisiensi sumber daya.

2.4. DIMENSI KOMPETENSI

Kompetensi terdiri dari spesifikasi pengetahuan, keterampilan dan sikap.


Penerapan kompetensi dalam suatu pekerjaan berdasarkan pada kriteria
penilaian yang dibutuhkan dalam pekerjaan, yang meliputi :
1. Keterampilan melaksanakan pekerjaan (Task Skills), yaitu
keterampilan untuk melaksanakan tugas pekerjaannya sesuai dengan
standar yang disyaratkan oleh tempat kerja, meliputi standar
“professional practice dan professional ethic”.
2. Keterampilan mengelola pekerjaan (Task Management Skills), yaitu
keterampilan manajerial mulai dari membuat perencanaan dan
mengorganisir tugas-tugas pekerjaannya sampai pada evaluasi dengan
efektif dan efisien.
3. Keterampilan pengambilan keputusan dan adaptasi terhadap
situasi (Contingency Management Skills dan Transfer/Adaptation
Skills), yaitu melakukan tindakan dan pengambilan keputusan yang
tepat atas suatu masalah dilandasi dengan kemampuan berpikir kritis
(critical thinking) serta kemampuan untuk menerapkan keterampilan
dan pengetahuannya pada situasi yang baru, termasuk kemampuan
bekerjasama dan kemampuan berkomunikasi.
4. Keterampilan mengelola lingkungan kerja (Job/Role Environment
Skills), yaitu keterampilan untuk berperan serta dan memberikan

12
kontribusi terhadap pemeliharaan lingkungan yang mendukung
kesehatan, keselamatan, keamanan, dengan memberdayakan individu,
keluarga dan masyarakat (safety and health promotion).

13
2.5. KARAKTERISTIK PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
No Penilaian Mata Kuliah Penilaian Pencapaian Kompetensi
1 Melekat pada mata kuliah Melekat pada penilaian pencapaian
kompetensi
2 Berupa nilai mata kuliah yang Berupa pernyataan terhadap
menggambarkan prestasi belajar pencapaian kompetensi
peserta didik pada mata kuliah
tertentu
3 Hasil berupa nilai/grade/point Hasil berupa pernyataan Kompeten
dalam KHS (K) atau Belum Kompeten (BK)
4 Penilaian dilakukan terhadap Penilaian dilakukan terhadap
ketercapaian tujuan pencapaian kriteria unjuk kerja (KUK)
pembelajaran khusus mata
kuliah
5 Penilaian ketercapaian hasil Penilaian mencakup Kognitif,
belajar tergantung pada tujuan Psikomotor dan Afektif dengan
dan jenis ranah mata kuliah dimensi kompetensi
6 Penilaian pada saat proses Penilaian dilakukan setelah semua
pembelajaran mata kuliah pendukung lulus,
dilakukan pada setiap akhir semester
genap
7 Penilaian dilakukan oleh Dosen Penilaian dilakukan oleh tim penguji
pengampu mata kuliah
8 Pendekatan Penilaian Acuan Pendekatan Penilaian Acuan Patokan
Normatif (PAN) atau Penilaian (PAP)
Acuan Patokan (PAP)
9 Bukti penilaian berupa Kartu Bukti penilaian berupa Kartu Hasil
Hasil Studi (KHS) Pencapaian kompetensi sesuai tahap
10 Transkrip Sertifikat Pencapaian Kompetensi

14
2.6. KOMPONEN PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI

Penilaian dalam pembelajaran adalah serangkaian kegiatan untuk


memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga
menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan hasil
pembelajaran. Dengan kata lain penilaian merupakan suatu proses
pengumpulan bukti dan mempergunakan bukti tersebut untuk membuat
sebuah keputusan berdasarkan standar penilaian. Dalam proses
pengumpulan bukti tersebut, digunakan konsep evaluasi yang selama ini
dilaksanakan dengan reformulasi untuk mengukur ketercapaian
kompetensi secara tepat. Hasil penilaian dapat mengungkapkan
penguasaan kompetensi.
Penyelenggaraan pendidikan dengan kurikulum berbasis kompetensi,
keputusan penilaian pencapaian kompetensi mengacu pada ”kompeten
atau belum kompeten“. Kompetensi dinilai mengacu pada persyaratan
yang dibuat dan ditetapkan dalam sebuah standar atau hasil akhir
pembelajaran. Penilaian pencapaian kompetensi yang dilakukan harus
mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terintegrasi dalam
suatu tugas atau aktifitas.
Penilaian pencapaian kompetensi merupakan faktor kunci pada
penerapan kurikulum berbasis kompetensi. Penilaian pencapaian
kompetensi harus dilakukan secara holistik, artinya terintegrasi semua
kriteria penilaian dari setiap sub kompetensi dalam pencapaian kompetensi
pada unit tertentu. Karena sifatnya menggunakan satu standar tertentu
yang telah ditetapkan maka penilaiannya menggunakan prinsip “Criterion
Referenced” atau Penilaian Acuan Patokan (PAP), yaitu membandingkan
tingkat pencapaian seseorang atau peserta didik terhadap standar kriteria
penilaian yang telah ditetapkan, bukan membandingkan pencapaian
seorang peserta didik terhadap peserta didik yang lain. Untuk menetapkan
seseorang dinyatakan kompeten, harus dilakukan melalui proses penilaian
yang obyektif dan dapat dipertanggungjawabkan.

15
2.6.1. Standar Kompetensi
Standar Kompetensi lulusan D III Kebidanan adalah:
1. Mampu berperilaku profesional, beretika dan bermoral serta tanggap
terhadap nilai sosial budaya dalam praktik kebidanan.
a. Melaksanakan praktik kebidanan dengan berpedoman pada
standar profesi, kode etik kebidanan dan Undang-
Undang/Peraturan yang berlaku
b. Menghargai perempuan dan keluarganya tanpa
membedakan status sosial, budaya dan tradisi yang
diyakininya
c. Menjalin kerjasama sebagai tim kesehatan dalam
meningkatkan derajat kesehatan dalam pelayanan kebidanan
d. Menghargai keputusan perempuan terkait dengan kesehatan
reproduksinya
e. Menjaga privacy dan kerahasiaan perempuan terkait dengan
kehidupan dan kesehatan reproduksinya
f. Membantu perempuan dalam mengambil keputusan
mengenai kesehatan reproduksinya dengan prinsip
pemberdayaan
2. Mampu melakukan komunikasi efektif dengan perempuan,
keluarga, masyarakat, sejawat dan profesi lain dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak dalam pelayanan
kebidanan.
a. Berkomunikasi dengan tepat selama memberi asuhan baik
secara lisan, tertulis, atau melalui media elektronik dengan
mengutamakan kepentingan pasien dan keilmuan dalam
praktik kebidanan
b. Melibatkan stakeholder terkait dalam pemanfaatan sarana
dan prasarana yang dapat menunjang ketercapaian
informasi kesehatan secara luas dan efektif kepada individu,
keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya
c. Menjalin kerja sama dengan profesi lain dalam memberi
pelayanan kebidanan kepada perempuan

16
3. Mampu memberikan asuhan kebidanan secara efektif, aman dan
holistik dengan memperhatikan aspek budaya terhadap ibu hamil,
bersalin, nifas dan menyusui, bayi baru lahir, balita dan kesehatan
reproduksi pada kondisi normal berdasarkan standar praktik
kebidanan dan kode etik profesi.
a. Menjelaskan fisiologi manusia yang berhubungan dengan
siklus alamiah pada sistem reproduksi
b. Mengumpulkan data yang akurat sesuai keadaan klien
c. Menginterpretasikan data berdasarkan temuan dari
anamnesis, dan riwayat pemeriksaan secara akurat
d. Menyusun rencana asuhan bersama klien sesuai dengan
kondisi yang dialami
e. Melaksanakan tindakan kebidanan:
1) Melaksanakan keterampilan dasar praktik kebidanan
2) Melaksanakan tindakan kebidanan sebagai
implementasi dari rencana asuhan kebidanan
f. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan
g. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan

4. Mampu memberikan penanganan kegawatdaruratan sesuai dengan


kewenangannya.
a. Melakukan penilaian kondisi klien yang berkaitan dengan
kegawatdaruratan
b. Menentukan keputusan klinis yang berkaitan dengan
kegawatdaruratan
c. Melakukan penanganan kegawatdaruratan pada kasus
maternal dan neonatal yang relevan
d. Melakukan kolaborasi dan rujukan pada kasus yang
memerlukan penanganan diluar kewenangan
e. Melakukan evaluasi tindakan kegawatdaruratan kebidanan
f. Mendokumentasikan tindakan kebidanan yang diberikan
5. Mampu melakukan upaya promotif, preventif, deteksi dini dan
pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kebidanan
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat

17
b. Melakukan advokasi, kemitraan dan pemberdayaan
masyarakat
c. Melakukan kerja sama dalam tim untuk mencegah penyakit
dan meningkatkan kesehatan masyarakat dalam lingkup
kesehatan reproduksi
d. Melakukan pendidikan kesehatan dan konseling dalam
lingkup kesehatan reproduksi
e. Melakukan deteksi dini yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksi
6. Mempunyai kemampuan mengelola kewirausahaan dalam
pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawabnya.
a. Mengelola pelayanan kebidanan secara mandiri, kolaborasi
dan rujukan
b. Memimpin dan mengelola usaha jasa pelayanan dan praktik
kebidanan secara mandiri maupun berkesinambungan
c. Melakukan manajemen risiko dalam pelayanan kebidanan
d. Melakukan penjaminan mutu layanan kebidanan
Format Unit Kompetensi adalah format yang berisi mengenai unit kompetensi,
uraian, elemen, Kriteria Unjuk Kerja (KUK), batasan variabel, acuan penilaian,
metode penilaian).

2.6.2. Peserta Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK)


a. Lulus uji mata kuliah pada konteks teori maupun praktikum:
1) Pada PPK 1, lulus mata kuliah teori dan praktikum semester I dan II.
2) Pada PPK 2, lulus mata kuliah teori dan praktikum semester III,
semester IV dan lulus PPK 1.
3) Pada PPK 3, lulus mata kuliah teori dan praktikum semester V,
semester VI, lulus PPK 2.
b. Telah mengisi formulir permohonan PPK yang ditandatangani oleh
penguji yang telah ditetapkan.

2.6.3. Penguji PPK


2.6.3.1. Uji Praktik

18
Penguji praktik PPK 2:1 orang, ditetapkan oleh institusi sesuai dengan
syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Kualifikasi penguji praktik PPK adalah:
a. Penguji lahan/praktisi mempunyai latar belakang pendidikan minimal D-
IV Kebidanan dengan pengalaman klinik minimal 2 tahun atau D-III
Kebidanan dengan pengalaman klinik minimal 5 tahun.
b. Penguji dari institusi adalah dosen yang mempunyai latar belakang
pendidikan S2 Kebidanan atau S2 Kesehatan yang serumpun dengan
latar belakang pendidikan bidan.
c. Penguji mempunyai SIB/STR.

2.6.3.2. Uji Tulis


Pengawas uji tulis adalah pengawas yang ditunjuk oleh institusi dengan
rasio pengawas dengan mahasiswa minimal 1: 20.

2.6.4. Metode PPK


Metode PPK ditujukan untuk mengevaluasi kompetensi pada ranah
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Metode PPK dapat dilaksanakan
dengan dua metode yaitu :
1. Uji Tulis
PPK dalam bentuk uji tulis dapat diberikan pada PPK yang lebih
menekankan kompetensi. Soal ujian dalam bentuk
penalaran/keputusan klinis. soal yg digunakan direview di institusi
dalam bentuk sipena.
2. Uji praktik
Ujian dilaksanakan dalam bentuk observasi kegiatan peserta
didik yang melakukan unjuk kerja.
a. PPK 1 dilaksanakan dengan metode observasi riil setting pada kasus
di lapangan atau dengan metode OSCE (dengan catatan tidak ada
kasus di lahan praktik).
b. PPK 2 dilaksanakan dengan metode observasi riil setting pada kasus
di lapangan atau dengan metode OSCE (dengan catatan tidak ada
kasus di lahan praktik).

19
c. PPK 3 dilaksanakan dengan metode observasi riil setting pada kasus
di lapangan atau dengan metode OSCE (dengan catatan tidak ada
kasus di lahan praktik).

2.6.5. Materi Penilaian dan Instrumen


Materi penilaian PPK sebagai berikut:
a. Materi PPK I, adalah perilaku profesional, beretika dan bermoral serta
tanggap terhadap nilai sosial budaya dalam praktik kebidanan, mampu
melaksanakan komunikasi efektif dan mampu melaksanakan
keterampilan dasar kebidanan sebagai dasar memberikan asuhan
kebidanan secara efektif. Instrumen uji berupa ceklist (rating scale) atau
daftar tilik dan instrumen uji tulis dengan model vignette. Uji Tulis
sebanyak 1 kegiatan mencakup unit kompetensi 1a,1b, 1c, 2a, 2b, 2c,
3a, 3e1. Uji Praktik sebanyak 1 paket kegiatan uji praktik (unit
kompetensi 2a dan 3e1).
b. Materi PPK II, meliputi; asuhan kebidanan pada ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, BBL/neonatus/bayi/balita/anak prasekolah, remaja, masa
antara dan perimenopause serta melakukan deteksi dini yang berkaitan
dengan kesehatan reproduksi. Instrumen uji berupa ceklist (rating scale)
atau daftar tilik dan instrumen uji tulis dengan model vignette. Uji Tulis
sebanyak 1 kegiatan mencakup unit kompetensi 1d, 1e, 1f, 3b, 3c, 3d,
3e2, 3f, 3g, 5e. Uji Praktik sebanyak 1 paket kegiatan uji praktik (unit
kompetensi 1d, 1e, 1f, 3b, 3c, 3d, 3e2, 3f, 3g, 5e)
c. Materi PPK III, asuhan kebidanan kegawatdaruratan maternal neonatal,
upaya promotif, preventif, dan pemberdayaan masyarakat dalam
pelayanan kebidanan serta kewirausahaan dalam pelayanan kebidanan.
Instrumen uji berupa ceklist (rating scale) atau daftar tilik dan instrumen
uji tulis dengan model vignette. Uji Tulis sebanyak 1 kegiatan mencakup
unit kompetensi 4a, 4b, 4c, 4d, 4e, 4f, 5a, 5b, 5c, 5d, 6a, 6b, 6c, 6d Uji
Praktik terdiri dari 2 paket kegiatan uji praktik. Paket 1 mencakup unit
kompetensi 4a, 4b, 4c, 4d, 4e, 4f. Paket 2 mencakup unit kompetensi
5a, 5b, 5c, 5d.

20
2.6.6. Blue Print PPK
Uji tulis terdiri dari 120 item, yang dikerjakan selama 120 menit.
PPK Unit Proporsi Uji Tulis Keterangan
Kompetensi
PPK I 1a 15
1b 15
1c 15
2a 15
2b 15
2c 15
3a 15
3e1 15
PPK II 1d 10
1e 10
1f 10
3b 13 (proporsi soal
3c 13 pada asuhan
3d 13 pada hamil 13%,
3e2 13 bersalin13%,
3f 13 nifas dan
3g 13 menyusui 13%,
5e 15 BBL 13%, bayi,
anak balita dan
anak prasekolah
12%, remaja
12%, masa
antara 12% dan
perimenopause
12%
PPK III 4a 9
4b 9
4c 10
4d 9

21
4e 9
4f 8
5a 8
5b 8
5c 8
5d 10
6a 8
6b 8
6c 8
6d 8
Uji praktik dilaksanakan satu kali pada setiap unit kompetensi. Untuk
kompetensi 3, maka uji dilakukan satu kali pada masing-masing unit
kompetensi. Khusus pada sub unit kompetensi 3b, 3c, 3d, 3e2, 3f, 3g,
maka uji dilakukan satu kali pada masing-masing siklus reproduksi
(kompetensi asuhan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan
menyusui, BBL, bayi, anak balita dan anak prasekolah, remaja, masa
antara dan perimenopause).
2.6.7. Tempat PPK
Tempat uji real setting dilaksanakan di lahan praktik, meliputi;
Puskesmas, BPM, RB, RS, dan Komunitas. Persyaratan tempat praktik;
adanya kasus yang memadai sesuai pencapaian kompetensi. Apabila
menggunakan metode OSCE, dilaksanakan di Laboratorium institusi.
2.6.8. Jadwal PPK
PPK I, II, III dilaksanakan setelah memenuhi syarat peserta. Waktu PPK
disepakati dengan penguji dalam kurun waktu sesuai dengan kalender
akademik.
2.6.9. Biaya
Biaya dianggarkan sesuai dengan ketentuan pembiayaan yang berlaku
di masing-masing institusi.
2.6.10. Pengorganisasian
Penanggung jawab PPK adalah Ketua Jurusan. Koordinator pelaksana
teknis adalah Ketua Program Studi.

22
2.6.11. Kartu Hasil Pencapaian Kompetensi dan Sertifikat Pencapaian
Kompetensi
Kartu Hasil Pencapaian Kompetensi memuat pencapaian kompetensi
pada PPK I atau PPK II. Sertifikat pencapaian kompetensi memuat
pencapaian keseluruhan kompetensi pada PPK I, PPK II dan PPK III.
Komponen format sertifikat pencapaian kompetensi berisi beberapa
aspek:
a. Kop Poltekkes Kemenkes
b. Nama Program Studi dan Alamat Jurusan
c. Nomor surat
d. Judul sertifikat pencapaian kompetensi, nomor sertifikat
pencapaian kompetensi
e. Dasar penyelenggaraan PPK
f. Nama peserta dan tanggal lahir
g. Pernyataan kompeten atau belum kompeten pada PPK I, II, III
h. Tempat dan tanggal, bulan, tahun, pengeluaran sertifikat
i. Pas foto berwarna, background merah, ukuran 3 X 4.
j. Tanda Tangan Direktur (Bagian depan), Tanda Tangan Ketua
Jurusan (Bagian belakang).
Sertifikat Pencapaian Kompetensi dapat dilihat pada lampiran 2.
Komponen format Kartu Hasil Pencapaian Kompetensi sama
dengan sertifikat pencapaian kompetensi kecuali pas foto dan tanda
tangan Ketua Jurusan (bagian depan) dan Ketua Program Studi
(bagian belakang).

23
BAB III
PELAKSANAAN PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI (PPK)

3.1 PERENCANAAN PPK


Perencanaan merupakan tindakan memilih dan merumuskan kegiatan yang
dianggap perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan. Perencanaan penilaian
pencapaian kompetensi dimulai dari kegiatan pemetaan kompetensi mata
kuliah yang dilaksanakan pada setiap akhir tahun pembelajaran. Penilaian
pencapaian kompetensi dilakukan secara menyeluruh dan berkesinambungan
terhadap proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata kuliah pada
program studi kebidanan yang bersangkutan sehingga diperoleh informasi yang
lengkap.
3.1.1 Mapping/ Pemetaan Kompetensi (terlampir)
3.1.2 Penilaian Pencapaian Kompetensi setiap Tahap
No. Uji Unit Metode Keterangan
Kompete T P
nsi
1 PPK I Melaksanakan praktik  1. Uji Tulis sebanyak 1
kebidanan dengan kegiatan mencakup unit
berpedoman pada kompetensi 1a,1b, 1c,
standar profesi, kode etik 2a, 2b, 2c, 3a, 3e1
kebidanan dan Undang- 2. Uji Praktik sebanyak 1
Undang/ Peraturan yang paket kegiatan uji praktik
berlaku (1a). (unit kompetensi 2a,3e1)
2 Menghargai perempuan 
dan keluarganya tanpa
membedakan status
sosial, budaya dan tradisi
yang diyakininya (1b)
3 Menjalin kerjasama 
sebagai tim kesehatan
dalam meningkatkan

24
No. Uji Unit Metode Keterangan
Kompete derajat kesehatan dalam
nsi pelayanan kebidanan
(1c).
4 Berkomunikasi dengan  
tepat selama memberi
asuhan baik secara
lisan, tertulis, atau
melalui media elektronik
dengan mengutamakan
kepentingan pasien dan
keilmuan dalam praktik
kebidanan (2a).
5 Melibatkan stakeholder 
terkait dalam
pemanfaatan sarana
prasarana yang dapat
menunjang ketercapaian
informasi kesehatan
secara luas dan efektif
kepada individu,
keluarga dan masyarakat
di wilayah kerjanya (2b)
6 Menjalin kerja sama 
dengan profesi lain
dalam memberi
pelayanan kebidanan
kepada perempuan (2c).
7 Menjelaskan fisiologi 
manusia yang
berhubungan dengan
siklus alamiah pada
sistem reproduksi (3a).

25
No. Uji Unit Metode Keterangan
8 Kompete Melaksanakan tindakan  
nsi ketrampilan dasar
kebidanan (3e1).
9 PPK II Menghargai keputusan   1. Uji Tulis sebanyak 1
perempuan terkait kegiatan mencakup unit
dengan kesehatan kompetensi 1d, 1e, 1f, 3b,
reproduksinya (1d). 3c, 3d, 3e2,3f,3g, 5e
10 Menjaga privacy dan   2. Uji Praktik 1d, 1e, 1f, 3b,
kerahasiaan perempuan 3c, 3d, 3e2, 3f, 3g,
terkait dengan kehidupan sebanyak 2 paket
dan kesehatan kegiatan uji praktik. Paket
reproduksinya (1e). 1 (unit kompetensi 1d, 1e,
11 Membantu perempuan   1f) , paket 2 (unit
dalam mengambil kompetensi 3b, 3c, 3d,
keputusan mengenai 3e2, 3f, 3g, 5e)
kesehatan reproduksinya
dengan prinsip
pemberdayaan (1f).
12 Mengumpulkan data  
yang akurat sesuai
keadaan klien hamil,
bersalin, nifas dan
menyusui, BBL, balita
dan kesehatan
reproduksi pada kondisi
normal (3b).
13 Menginterpretasikan data  
berdasarkan temuan dari
anamnesis, dan riwayat
pemeriksaan secara
akurat pada klien hamil,
bersalin, nifas dan

26
No. Uji Unit Metode Keterangan
Kompete menyusui, BBL, balita
nsi dan kesehatan
reproduksi pada kondisi
normal (3c).
14 Menyusun rencana  
asuhan bersama klien
hamil, bersalin, nifas dan
menyusui, BBL, balita
dan kesehatan
reproduksi pada kondisi
normal sesuai dengan
kondisi yang dialami
(3d).
Melaksanakan tindakan  
kebidanan sesuai
dengan perencanaan
(3e2).
15 Melakukan evaluasi  
asuhan kebidanan (3f).
16 Mendokumentasikan  
asuhan kebidanan yang
diberikan (3g).
17 Melakukan deteksi dini  
yang berkaitan dengan
kesehatan reproduksi
(5e).
18 PPK III Melakukan penilaian   1. Uji Tulis sebanyak 1
kondisi klien yang kegiatan mencakup unit
berkaitan dengan kompetensi 4a, 4b, 4c,
kegawatdaruratan (4a). 4d, 4e, 4f,
19 Menentukan keputusan   5a,5b,5c,5d,5e, 6a, 6b,
klinis yang berkaitan 6c, 6d

27
No. Uji Unit Metode Keterangan
Kompete dengan
nsi kegawatdaruratan (4b). 2. Uji Praktik
20 Melakukan penanganan   Mencakup unit
kegawatdaruratan pada kompetensi 4a, 4b, 4c,
kasus maternal dan 4d, 4e, 4f, 5a, 5b, 5c,
neonatal yang relevan 5d, 5e sebanyak 2
(4c). paket kegiatan uji
21 Melakukan kolaborasi   praktik. Paket 1 (unit
dan rujukan pada kasus kompetensi 4a, 4b, 4c,
yang memerlukan 4d, 4e, 4f) Paket 2
penanganan diluar (5a,5b,5c,5d,5e)
kewenangan (4d).
22 Melakukan evaluasi  
tindakan
kegawatdaruratan
kebidanan (4e).
23 Mendokumentasikan  
tindakan kebidanan yang
diberikan (4f).
24 Mengidentifikasi masalah  
kesehatan masyarakat
(5a)
25 Melakukan advokasi,  
kemitraan dan
pemberdayaan
masyarakat (5b).
26 Melakukan kerja sama  
dalam tim untuk
mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatan
masyarakat dalam
lingkup kesehatan

28
No. Uji Unit Metode Keterangan
Kompete reproduksi (5c).
nsi
27 Melakukan pendidikan  
kesehatan dan konseling
dalam lingkup kesehatan
reproduksi (5d).
28 Mengelola pelayanan 
kebidanan secara
mandiri, kolaborasi dan
rujukan (6a)
29 Memimpin dan 
mengelola usaha jasa
pelayanan dan praktik
kebidanan secara
mandiri maupun
berkesinambungan (6b)
30 Melakukan manajemen 
risiko dalam pelayanan
kebidanan (6c)
31 Melakukan penjaminan 
mutu layanan kebidanan
(6d)

PPK dilaksanakan secara bertahap dan berjenjang untuk mencapai 31 unit


kompetensi, dengan rincian:
a. Akhir tahun I, PPK I sebanyak 8 unit kompetensi
b. Akhir tahun II, PPK II sebanyak 9 unit kompetensi
c. Akhir tahun III, PPK III sebanyak 14 unit kompetensi
3.1.3 Penyusunan Materi PPK
Penilaian pencapaian kompetensi bertujuan untuk mengukur kompetensi
peserta didik pada ranah pengetahuan, keterampilan (skill) dan sikap
dalam melaksanakan asuhan kebidanan. Bentuk uji pengetahuan berupa
uji tulis, sedangkan uji keterampilan dan sikap berupa uji praktik.

29
Uji tulis menggunakan model vignette berdasarkan blue print yang
mengacu pada standar kompetensi lulusan yang tercantum pada
kurikulum.
Uji praktik dilakukan dengan cara mengobservasi proses dan hasil kerja riil
pada kasus nyata atau melalui simulasi pada pasien simulator (metode
OSCE). Simulasi kasus hanya dilakukan pada kasus-kasus yang terbatas,
seperti kegawatdaruratan, persalinan, insersi implant maupun insersi alat
kontrasepsi dalam Rahim (AKDR).
Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) di Jurusan Kebidanan dapat
dilakukan secara :
1. Uji tulis
PPK dalam bentuk uji tulis dapat berupa MCQ tipe A, dengan jumlah
120 item. Pada pembuatan naskah uji tulis langkah yang harus
dilakukan adalah :
1. Membuat blue print sesuai standar kompetensi lulusan pada
kurikulum
2. Menyusun soal uji tulis dalam bentuk vignette dengan ketentuan :
a. Bukan soal ingatan sederhana (recall)
b. Menggabungkan berbagai data
c. Menggambarkan situasi nyata praktik kebidanan
d. Bisa menjadi prediktor terhadap kemampuan kinerja
e. Relevan dan sesuai dengan kompetensi lulusan

3. Review struktur soal terdiri dari :


a. Vignette/kasus/pernyataan dapat berisi pernyataan, situasi dan
kasus pasien. Vignette harus memenuhi ketentuan :
1. Ada
2. Berfungsi
3. Tidak terlalu panjang
4. Tidak komplek
5. Tidak sulit dipahami

b. Pertanyaan/Lead in dengan ketentuan :


1.Memenuhi Close the option rules

30
2.Pertanyaan/pernyataan tidak negatif

c. Pilihan Jawaban/Option dengan ketentuan:


1. Tidak terdapat kesalahan tata bahasa
2. Tidak menggunaan istilah yang absolut
3. Tidak menunjukkan jawaban benar yang panjang
4. Tidak terdapat pengulangan kata dari badan soal ke jawaban
5. Tidak terdapat konvergensi option
6. Tidak terdapat pilihan jawaban yang panjang, kompleks, atau
duplikasi
7. Boleh mengandung pilihan yang mengandung unsur frekuensi
suatu kejadian tetapi harus berurut
8. Tidak bersifat multi interpretasi
9. Pilihan jawaban paralel dan urutan yang logis
10. Tidak menggunakan BSSD (bukan salah satu diatas) pada
pilihan jawaban
11. Option jawaban 5 buah (A, B, C, D dan E)

2. Uji Praktik
Uji praktik mengacu pada blue print kompetensi sesuai unit kompetensi
yang akan dinilai pada tahap PPK. Instrumen penilaian berupa ceklist
memuat komponen ketrampilan dan sikap.

3.2 MEKANISME PPK


3.2.1 Persiapan
Persiapan penyelenggaraan penilaian pencapaian kompetensi melalui
tahapan sebagai berikut: penentuan unit kompetensi, perumusan kriteria
penilaian atau indikator keberhasilan, penentuan tujuan penilaian, tempat
dan alat penilaian/instrumen penilaian, tim penilai, dan persiapan peserta
didik yang akan dinilai. Persiapan atau perencanaan PPK dilakukan pada
awal praktikum beriringan dengan penyusunan kerangka acuan atau
pedoman praktikum.
a. Menentukan Tempat dan Instrumen Penilaian

31
1) Tempat pelaksanaan penilaian pencapaian kompetensi
disesuaikan dengan metode ujian yang digunakan.
2) Persiapan alat disesuaikan dengan metode uji dan kompetensi
yang akan dinilai.
b. Menentukan pasien yang representatif atau pasien simulasi yang
sesuai dengan unit kompetensi yang akan dinilai.
c. Menyusun Instrumen Penilaian
Penilaian kompetensi menggunakan instrumen terstandarisasi yang
dibuat oleh institusi bersangkutan dan/atau Pusat Diklatnakes.
Instrumen penilaian disusun sesuai dengan aspek kompetensi yang
akan dinilai serta ditetapkan oleh Direktur/Kepala Pusat Pendidikan
dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.
Penilaian PPK meliputi soft skill, hard skill, dan responsi. Soft skill
merupakan penilaian sikap yang terintegrasi pada saat melakukan
unjuk kerja. Hard skill merupakan penilaian unjuk kerja yang meliputi
persiapan (alat dan bahan, ruangan, pasien, dan petugas); prosedur
kerja. Responsi meliputi penilaian pemahaman peserta didik terhadap
aspek keterampilan yang telah dilakukan/dikerjakan. Seluruh aspek
penilaian tersebut menggunakan instrumen berupa daftar tilik (check
list) yang dikembangkan berdasarkan kriteria penilaian. Untuk menilai
hasil tindakan digunakan dokumen sebagai indikator keberhasilan.
Dalam PPK penting untuk memperhatikan unit kompetensi yang
diujikan. Unit kompetensi ini dijabarkan dalam bentuk beberapa
elemen kompetensi, yang menjadi acuan dalam menyusun kriteria
unjuk kerja (KUK). Ketercapaian KUK dinilai menggunakan instrumen
penilaian.
d. Menentukan Tim Penilai
Setiap peserta didik dinilai oleh dua orang penguji (tim penilai) yang
memenuhi syarat yang telah ditentukan.

3.2.2 Pelaksanaan
PPK I dan PPK II dilaksanakan setelah lulus semester genap dan
sebelum memasuki semester ganjil berikutnya, sedangkan PPK III

32
dilaksanakan setelah periode Praktik Kebidanan komprehensif dan
sebelum UAP.
Peserta didik yang telah lulus ujian teori, praktikum maupun klinik, boleh
mengikuti PPK. PPK dilaksanakan apabila peserta didik telah melakukan
self assessment dengan mengisi formulir dan sekaligus kontrak waktu
dengan tim penguji.
Peserta didik yang belum dinyatakan kompeten, diberi kesempatan uji
ulang sebanyak dua kali, setelah yang bersangkutan melaksanakan
remedial teaching sesuai kompetensi yang belum lulus.
Penyelenggaraan uji ulang dijadwalkan tersendiri sesuai kesiapan
peserta didik.

3.2.3 Pengolahan hasil


Nilai PPK mencakup hasil penilaian soft skill, hard skill, dan response.
Proporsi penilaian didasarkan atas pembobotan, seperti tabel berikut ini.

No. Aspek Penilaian Nilai Bobot (B) Nilai (A) x Bobot (B)
(A) =C
1. Soft skill 3
2. Hard skill 5
3. Responsi 2
NILAI AKHIR C x 100
10

Hasil PPK memiliki dua kategori yaitu kompeten dan belum kompeten. Uji
Tulis dinyatakan kompeten bila peserta didik mencapai nilai minimal 3 (B).
Untuk Uji Praktik dinyatakan kompeten bila peserta didik mampu
mencapai nilai minimal 3 (B) dan melakukan keterampilan kritis dengan
benar.

3.2.4 Pemberian Umpan Balik


Pemberian umpan balik bertujuan untuk menjamin peserta didik mengerti
proses penilaian yang dilakukan. Umpan balik ini diberikan sesegera
mungkin setelah proses PPK dilaksanakan kepada peserta didik,

33
dilanjutkan dengan mendiskusikan rencana tindak lanjut dan memberi
saran perbaikan dalam proses penilaian.

3.2.5 Tindak lanjut


Tindak lanjut dilakukan setelah peserta didik menerima hasil penilaian.
Kegiatan ini tergantung pada hasil penilaian.
a. Bila dinyatakan belum kompeten, maka:
1) Peserta didik diberi kesempatan mengikuti ujian ulang dua kali.
Bila setelah uji ulang kedua kali belum dinyatakan kompeten,
peserta didik yang bersangkutan diberi kesempatan mengikuti uji
ulang PPK I yang sama pada periode berikutnya. Peserta didik
tersebut dapat mengikuti pembelajaran pada semester
berikutnya dan berhak mendapatkan bimbingan (remedial
teaching).
2) Apabila setelah mengikuti PPK I pada periode berikutnya belum
kompeten, peserta didik tidak boleh mengikuti PPK II dan mata
kuliah semester V. Peserta didik berhak mendapatkan bimbingan
(remedial teaching) dan mengikuti PPK yang sama pada
periode-periode berikutnya.
3) Apabila PPK II belum kompeten, peserta didik diberi kesempatan
mengikuti ujian ulang dua kali. Bila setelah uji ulang kedua kali
belum dinyatakan kompeten maka peserta didik boleh mengikuti
mata kuliah pada semester V dan VI dan diberi kesempatan
mengikuti uji ulang PPK II yang sama pada periode berikutnya.
Peserta didik tersebut berhak mendapatkan bimbingan (remedial
teaching).
b. Peserta didik yang telah dinyatakan kompeten dapat mengikuti
pembelajaran selanjutnya dan berhak mengikuti PPK berikutnya atau
UAP sesuai persyaratan yang berlaku.
3.2.6 Pelaporan
Laporan dibuat sesegera mungkin setelah kegiatan dilaksanakan.
Penyusunan laporan mengikuti format atau pedoman yang ada.

34
3.2.7 Pemberian Kartu Hasil dan Sertifikat Pencapaian Kompetensi
Kartu Hasil Pencapaian Kompetensi diberikan setelah pelaksanaan PPK I
atau PPK II. Sertifikat pencapaian kompetensi adalah surat tanda
pengakuan terhadap pencapaian keseluruhan kompetensi peserta didik
terhadap pencapaian kompetensi lulusan yang tercantum pada kurikulum
D III Kebidanan. Sertifikat diserahkan pada akhir program pendidikan
bersamaan dengan penyerahan ijazah dan transkrip nilai.

35
BAB IV
PEMANTAUAN DAN EVALUASI

4.1. PEMANTAUAN
Pemantauan adalah upaya yang dilakukan bertujuan untuk mengamati
secara langsung proses penilaian dengan segala aspeknya untuk
mengumpulkan data serta melakukan perbaikan, bimbingan, dan pengarahan
atau saran yang diperlukan. Koordinator pelaksana teknis bertugas
mengumpulkan data pelaksanaan penilaian pencapaian kompetensi mulai dari
persiapan, pelaksanaan, hasil penilaian dan pelaporan.
Pelaksanaan pemantauan internal dilakukan secara terus menerus oleh
pimpinan institusi yang bersangkutan, sedangkan pelaksanaan pemantauan
eksternal dilakukan oleh pihak yang berwenang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Laporan hasil pemantauan pelaksanaan
penilaian pencapaian kompetensi didokumentasikan dan disampaikan ke unit-
unit terkait sebagai bahan untuk tindak lanjut perbaikan.

4.2. EVALUASI
Evaluasi pelaksanaan penilaian pencapaian kompetensi dilakukan secara
berkala sesuai dengan kebutuhan. Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui
tingkat keberhasilan proses pembelajaran yang tergambar dari penguasaan
kompetensi peserta didik, serta untuk mengetahui kesesuaian metode penilaian
dengan materi yang dinilai. Aspek yang dievaluasi meliputi proses penilaian
pencapaian kompetensi mulai dari persiapan/perencanaan, pelaksanaan dan
pelaporan.
Kegiatan Pelaksanaan Evaluasi dilakukan dengan cara :
1.Menilai proses perencanaan atau persiapan mencakup:
a. Mapping unit kompetensi yang akan diujikan
b. Penilaian Pencapaian Kompetensi setiap tahap
c. Instrumen penilaian: bank soal dan ceklist
d. TOR (Term of Reference) PPK
2.Menilai proses pelaksanaan penilaian pencapaian kompetensi yang
mencakup:

36
a. Kesesuaian isi/materi yang dinilai dengan kompetensi yang
diharapkan
b. Ketepatan metode/teknik penilaian
c. Kesesuaian instrumen penilaian yang digunakan dengan
kompetensi yang akan dinilai
d. Penguasaan Tim Penilai dalam melakukan penilaian pencapaian
kompetensi
e. Pengolahan hasil penilaian
f. Pemberian umpan balik
g. Pelaksanaan tindak lanjut
h. Pelaporan
i. Pemberian sertifikat
3. Mengevaluasi dampak penilaian pencapaian kompetensi terhadap mutu
lulusan (performance assessment). Evaluasi ditujukan kepada
penyelenggara pendidikan, pengguna lulusan, para lulusan, dan
stakeholder lainnya dan dilakukan sekurang-kurangnya sekali dalam tiga
tahun.
4.3. LAPORAN PENYELENGGARAAN
Laporan penyelenggaraan penilaian pencapaian kompetensi dibuat oleh
panitia PPK dan hasilnya disampaikan kepada Ketua Jurusan dengan
tembusan kepada Direktur Poltekkes.
Isi laporan terdiri dari :
1. Pelaksanaan penilaian pencapaian kompetensi meliputi waktu, tempat
dan metodologi yang digunakan
2. Jumlah peserta didik yang mengikuti penilaian pencapaian kompetensi
3. Jumlah peserta didik yang lulus penilaian pencapaian kompetensi
(penilaian utama, ulang I dan ulang II)
4. Jumlah dan kualifikasi tim penguji
5. Fasilitas dan sarana yang digunakan dalam pelaksanaan penilaian
pencapaian kompetensi
6. Instrumen penilaian yang digunakan
7. Laporan hasil penilaian pencapaian kompetensi
8. Masalah yang dihadapi dan cara penanggulangannya
9. Saran dan rekomendasi

37
BAB V
PENUTUP

Pedoman penilaian pencapaian kompetensi ini, merupakan salah satu acuan


bagi penyelenggara program pendidikan bidan dalam melakukan penilaian
pencapaian kompetensi. Dengan adanya pedoman ini diharapkan mampu
meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan bidan dalam upaya
peningkatan kualitas pembelajaran, sehingga akan menghasilkan lulusan yang
berkualitas dan siap pakai.

Buku pedoman penilaian pencapaian kompetensi ini digunakan sebagai acuan


yang bersifat umum dalam melaksanakan penilaian pencapaian kompetensi
peserta didik pendidikan bidan. Untuk implementasinya, pedoman ini perlu
dijabarkan lebih rinci dalam suatu instrumen penilaian khusus yang akan
digunakan. Dengan adanya pedoman penilaian ini diharapkan pelaksanaan
penilaian pencapaian kompetensi yang dilakukan oleh institusi pendidikan bidan
dapat terstandardisasi.

38
DAFTAR PUSTAKA

Budimansyah Dasim, 2002, Model Pembelajaran dan Penilaian, Genesindo,


Bandung

Haris Prabowo Andi dan Zuriah Arianti Siti, 2000, Paradigma Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Tinggi, Muhammadiyah University Press

Haris, Roger, Getting to Grips with Workplace Training, versi Bahasa Indonesia,
the National Center for Vocational Education Research Ltd, IAPSD, Jakarta

Haris, roger, Getting to Grips withImplementing CBT, versi Bahasa Indonesia,


the National Center for Vocational Education research Ltd, IAPSD, Jakarta

International Confederation of Midwifery (ICM)

Nasution S, 2001, Asas-asas Kurikulum, PT. Bumi Aksara

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, Panduan Pembelajaran Klinik Pendidikan


Diploma III Kesehatan, Jakarta, 2004

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Pedoman Penyusunan


Kurikulum, Jakarta, 2010

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Standar Proses


Pembelajaran, Jakarta, 2010
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Standar Pengelolaan
Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta, 2010

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan, Standar Penilaian


Pendidikan Tenaga Kesehatan, Jakarta, 2010

Purwanto dan Suparman Atwi, 1999, Evaluasi Program Diklat, STIA-LAN

39
Rosyati, O F, dan Wijaya I, Ringkasan Kurikulum Berbasis Kompetensi,
Politeknik Kesehatan Bandung, 2004

Suparman Atwi, 1997, Model-model Pembelajaran Interaktif, STIA-LAN Pres

Sutisna, Ma’mun, Sistem Evaluasi Berbasis Kompetensi, disajikan pada


Pertemuan Sosialisasi Pedoman Penyelenggaraan Program Khusus DIII
Keperawatan, Hotel Sheraton Mustika Yogyakarta, 21-23 Januari 2004

Thomson Peter, Getting to Grips with developing Competency standards, versi


Bahasa Indonesia, the National Center for Vocational Education Research Ltd,
IAPSD, Jakarta

40
LAMPIRAN-LAMPIRAN

41
Lampiran 1
CONTOH FORMAT UNIT KOMPETENSI
UNIT KOMPETENSI LULUSAN DIPLOMA III KEBIDANAN

A. NOMOR UNIT : 5a, 5b, 5c, 5d, 5e

B. JUDUL UNIT : Kompetensi ini menggambarkan kemampuan


lulusan dalam menerapkan upaya promotif, preventif,
deteksi dini dan pemberdayaan masyarakat dalam
pelayanan kebidanan. Unit ini dinilai secara integratif
dalam penilaian kompetensi lainnya

C. URAIAN UNIT :

Unit ini merupakan satu kesatuan aktifitas peserta didik dalam membantu
masyarakat sebagai klien yang mempunyai masalah kesehatan ibu dan
anak baik yang disebabkan faktor lingkungan maupun faktor perilaku
penduduknya, berfokus pada upaya preventif, promotif,deteksi dini dan
rujukan serta berorientasi pada pemberdayaan masyarakat. Dimulai
dengan melakukan pengkajian berupa pengumpulan data masalah
kebidanan pada masyarakat, analisa data untuk merumuskan diagnosa
kebidanan, menyusun suatu perencanaan , melaksanakan intervensi,
melakukan evaluasi keberhasilan asuhan yang diberikan dan
pendokumentasikan semua kegiatan yang dilakukan. Unit ini dilakukan
pada penduduk maupun pengaruh lingkungannya di masyarakat.

N0 ELEMEN KRITERIA PENCAPAIAN


KOMPETENSI (KPK)
1. Melaksanakan pengkajian 1. Data dasar dan fokus diidentifikasi
komunitas 2. Etika, norma, budaya dan aspek
legal dalam pengkajian diterapkan
3. Prinsip biostatistik, demografi,

42
survailance epidemiologi dan
kesehatan lingkungan diterapkan
4. Pengkajian data dasar kesehatan
pendekatan windshield Survey
Mawas Diri dilakukan
2. Merumuskan diagnosa 1. Data fokus diidentifikasi
2. Analisis data dilakukan
3. Diagnosa dirumuskan
4. Diagnosa diprioritaskan
3. Menyusun rencana asuhan 1. Rencana tindakan
2. Rencana tindakan diprioritaskan
4. Melaksanakan promosi 1. Planning promosi kesehatan
kesehatan 2. Tindakan promosi kesehatan
dilakukan
3. Komuniasi terapeutik dilakukan
6. Memberdayakan masyarakat 1. Prinsip Pengembangan dan
pengorganisasian dijelaskan
2. Pengembangan kesehatan
masyarakat dilakukan
3. Pengorganisian kesehatan
masyarakat dilakukan
4. Penggerakan kesehatan
masyarakat dilakukan
7. Berkolaborasi dengan lintas 1. Prinsip kolaborasi lintas program
program dan lintas sektor dan lintas sektor dijelaskan
kesehatan masyarakat 2. Indikasi kebutuhan kolaborasi lintas
sektor dan lintas program
diidentifikasi
3. Kerjasama lintas program
kesehatan masyarakat dilakukan
4. Kerjasama lintas sektor kesehatan
masyarakat dilakukan
8. Melaksanakan rujukan 1. Prinsip rujukan kesehatan

43
kesehatan masyarakat masyarakat dijelaskan
2. Indikasi kebutuhan rujukan
kesehatan diidentifikasi
3. Tindakan rujukan medis sesuai
dengan sistem yang berlaku
diimplentasikan
4. Tindakan rujukan kesehatan sesuai
dengan sistem yang berlaku
diimplentasikan
9. Melaksanakan evaluasi proses 1. Indikator ketercapaian tindakan
dan hasil asuhan dirumuskan
2. Tingkat ketercapaian tujuan
ditetapkan
10. Mendokumentasikan hasil 1. Pendokumentasian asuhan
proses asuhan 2. Rencana tindak lanjut dan
rekomendasi hasil evaluasi
tindakan dirumuskan

D. BATASAN VARIABEL

Unit ini dapat dinilai pada kelompok penduduk di masyarakat sebagai klien
.Kondisi masalah kebidanan masyarakat dapat digunakan dalam penilaian:
1. Lingkungan yang tidak sehat baik lingkungan fisik, kimia, biologis, psiko-
sosial dan lingkungan budaya yang berpengaruh pada KIA
2. Perilaku masyarakat yang tidak sehat yang berpengaruh pada KIA
3. Bencana dan kedaruratan penyakit atau masalah yang berpengaruh
pada KIA
4. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan khususnya
kebidanan
E. ACUAN PENILAIAN

1. Konteks Penilaian
Penilaian ini dilakukan pada masyarakat sebagai klien baik secara

44
kelompok maupun individu dengan ketersediaan kasus yang
memungkinkan penilaian dilakukan. Bilamana satu atau lebih sub
variabel dari unit kompetensi tidak dapat diujikan pada satu kasus
masalah kesehatan, maka sub variabel tersebut dapat diujikan pada
kasus lain yang sejenis dengan tetap memperhatikan prinsip dan proses
penilaian.
2. Pre-requisite :
Beberapa keterampilan yang sudah dikuasai peserta didik sebelum
pengujian
dilakukan yaitu :
2.1. Manajemen kebidanan
2.2. Pemetaan
2.3. Pengkajian Winslew/SMD
2.4. Penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan
2.5. Manajemen konflik dan Problem Solving
2.6. Komunikasi terapetik
2.7. Berbagai prosedur tindakan asuhan kebidanan di masyarakat
3. Pengetahuan yang harus dimiliki :
3.1. Kasus kebidanan yang sering dijumpai di masyarakat
3.2. Kesehatan lingkungan
3.3. Manajemen kebidanan
3.4. Tehnik Komunikasi
3.5. Prinsip dan konsep etika
3.6. Pengembangan dan pengorganisasian masyarakat
3.7. Demografi dan Biostatistik
3.8. Survailance Epidemiologi
4. Sikap kritis yang harus dimiliki :
4.1. Percaya diri, tidak ragu-ragu
4.2. Ketenangan dan ketelitian
4.3. Memperhatikan keamanan dan kenyamanan pasien
4.4. Mempertahankan norma dan etika
4.5. Kemampuan analisis dan advokasi
4.6. Kemampuan lobi dan pemecahan masalah

45
F. METODA PENILAIAN
Penilaian yang dapat dilakukan pada asuhan kebidanan komunitas adalah:
1. Uji tulis
2. Uji praktik

46
Lampiran 2
Contoh Checklist
FORMAT PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
NamaMahasiswa :
TanggalPenilaian :

Petunjuk penilaian:
Nilailah setiap kinerja dengan menggunakan skala sebagai berikut:

Penilaian soft skill dan hard skill:


0 : langkah prosedu rtidak dikerjakan sama sekali
1 : langkah prosedur dikerjakan tetapi kurang tepat
2 : langkah prosedur dikerjakan dengan tepat

Penilaian reponsi
0 : bila tidak mampu menjawab
1 : bila menjawab tetapi kurang tepat
2 : bila menjawab dengan benar

A. SOFT SKILL

No BUTIR YANG DINILAI SKOR


0 1 2
1 Menyambut klien dengan ramah dan sopan
0 Tidak dikerjakan
1 Memberikan salam saja tanpa mempersilahkan
duduk
2 Memberikan salam dan mempersilakan duduk
2 Memperkenalkan diri kepada klien
0 Tidak memperkenalkan diri kepada klien
1 Memperkenalkan diri sebagai bidan tanpa
menyebutkan nama
2 Memperkenalkan diri sebagai bidan dan
menyebutkan nama sambil berjabat tangan
3 Merespon terhadap reaksi klien
0 Tidak merespon
1 Merespon terhadap reaksi klien tapi kurang / tidak
tepat
2 Memberikan respon dengan tepat kepada klien
4 Percayadiri
0 Terlihat gugup, tidak melakukan kontak mata, dan

47
suara kurang jelas
1 Tergesa-gesa dan terlihat ragu-ragu
2 Terlihat tenang dan melakukan dengan percaya diri
5 Menjaga privasi klien
0 Tidak dilakukan
1 Menjaga privasi dengan ucapan atau
memperagakan menutup pintu / sampiran saja
2 Menjaga privasi dengan ucapan dan memperagakan
menutup pintu / sampiran
6 Menanyakan keluhan klien
0. Tidak dilakukan
1. Sekedar menanyakan keluhan yang dirasakan klien
2. Menanyakan keluhan klien dengan jelas & sopan (
apa yang dikeluhkan saat ini, sejak kapan).
7 Menjelaskan maksud dan tujuan dari tindakan yang
dilakukan
0. Tidak dilakukan
1. Hanya menjelaskan maksud atau tujuan saja
2. Menjelaskan maksud dan tujuan melakukan
tindakan
8 Menjelaskan secara sistematis
0. Tidak dilakukan atau menyimpang dari topik
1. Menjelaskan tetapi tidak secara urut.
2. Menjelaskan secara urut/runtut.
9 Menggunakan bahasa yang mudahdimengerti
0. Menggunakan bahasa yang tidak dimengerti oleh
klien
1. Sebagian masih menggunakan istilah-istilah yang
tidak dimengerti klien
2. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh
klien
10 Penggunaan alat dan bahan
0. Tidak dilakukan
1. Menggunakan peralatan dengan tidak efektif
2. Menggunakan peralatan secara efektif dan benar
11 Memberikan kesempatan untuk bertanya, memberikan
umpan balik
0. Tidak dilakukan
1. Memberikan kesempatan kepada klien untuk
menanyakan apa yang belum dimengerti dan tidak
segera memberikan jawaban
2. Memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengajukan pertanyaan apa yang belum dimengerti
dan segera memberikan tanggapan dari apa yang
menjadi pertanyaan klien

48
12 Tetap berkomunikasi selama melakukan tindakan
0. Tidak dilakukan
1. Berkomunikasi hanya seperlunya saja
2. Berkomunikasi dengan tetap memperhatikan respon
dari klien

NILAI AKHIR = Nilai x 100


24

B. HARD SKILL

No BUTIR YANG DINILAI SKOR


0 1 2
1 Persiapan alat dan bahan:
 Baki dan alasnya
 Spygmomanometer
 Termometer raksa/digital
 Kassa/tssue dalam wadahnya
 Jam tangan/penghitung waktu
 Bengkok
 Larutan klorin 0,5% dalam wadahnya
 Gelas plastik 3 buah, masing-masing berisi
larutan klorin, airsabun dan air DTT
 Buku catatan
 Skerem/sampiran
2 PERSIAPAN RUANGAN
 Ruangan tertutup
 Ruangan dalam keadaan
terang/pencahayaan cukup
3. PERSIAPAN PASIEN
 Pasien mengetahui dan menyetujui tindakan
yang akan dilakukan
 Pasien diposisikan senyaman mungkin
4. PERSIAPAN PETUGAS
 Petugas mencucitangan dengan sabun di
bawah air mengalir
 Mengeringkan tangan dengan handuk bersih
 Memakai sarung tangan
 Petugas menempatkan diri di sebelah kanan
pasien
PROSEDUR
PemeriksaanSuhu
5. Bersihkan daerah aksila klien dengan tissu atau
kassa
6. Cek kondisi air raksa termometer, kibaskan
termometer sampai permukaan air raksa
menunjukkan di bawah 35.5oC

49
7. Tempatkan ujung termometer yang berisi air raksa
pada apeks fossa axilaris kiri/kanan dengan sendi
bahu adduksi maksimal
8. Tunggu sampai 3-5 menit, kemudian lakukan
pembacaan suhu badan
9. Bersihkan termometer dengan larutan klorin 0,5%,
kemudian air sabun dan terakhir air DTT dan
keringkan
10. Catat hasil pemeriksaan
Pemeriksaan Nadi
11. Membebaskan lengan yang akan diperiksa dari
pakaian
12. Meletakkan lengan yang akan diperiksa dan meminta
klien untuk rileks
13. Menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk
meraba arteri
14. Menghitung denyut nadi selama satu menit
15. Mencatat hasil pemeriksaan
Pemeriksaan Frekuensi Nafas
17. Meminta klien untuk melepas pakaian bagian atas

18. Melalukan inspeksi atau melakukan palpasi dengan


kedua tangan pada punggung/dada untuk
menghitung gerakan pernafasan selama satu menit
19. Mencatat hasil pemeriksaan
Pemeriksaan Tekanan Darah
20. Membebaskan lengan yang akan diperiksa dari
pakaian
21. Meminta klien untuk rileks
22. Menempatkan tensimeter dengan membuka aliran air
raksa, memeriksa saluran pipa dan meletakkan
spymomanometer secara vertikal
23. Menggunakan stetoscope dengan corong bel yang
terbuka
24. Memasang manser sedemikian rupa sehingga
melingkari lengan atas secara rapi dan tidak terlalu
ketat (2 cm di atas siku) dan sejajar jantung diperiksa
dari pakaian
25. Meraba pulsasi arteria brachialis di fossa cubiti
sebelah medial
26. Naikkan tekanan manset dan dengan dua/tiga jari
meraba pulsasi arteria brachialis/radialis dengan
cepat sampai hilangnya pulsasi
27. Menurunkan tekanan manset perlahan-lahan sampai
pulsasi arteri teraba kembali dan catat hasilnya
sebagai tekanan sistolik palpatoir
28. Mengambil stetoskop dan memasang corong bel
pada tempat perabaan pulsasi

50
29. Memompa kembali manset sampai 30 mmHg di atas
tekanan sistolik palpatoir
30. Mendengarkan melalui stetoskop, sambil
menurunkan perlahan-lahan/ 3 mmHg per detik dan
catat saat mana mendengar bising pertama sebagai
tekanan sistolik
31. Melanjutkan penurunan tekanan manset sampai
suara bising yang terakhir, sehingga setelah itu tidak
terdengar bising lagi dan catat sebagai tekanan
diastolik
32. Melepas manset

33. Merapikan pasien dan alat

34. Cuci tangan dan keringkan

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
Nilai akhir = 68
𝑥 100

51
Lampiran 3
CONTOH FORMAT
SERTIFIKAT PENCAPAIAN KOMPETENSI

Logo Program Studi Diploma III Kebidanan


Poltekkes
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes...
Alamat...................................................
Nomor...................................
SERTIFIKAT PENCAPAIAN KOMPETENSI
(CERTIFICATE OF COMPETENCY)
Nomor.................
Penilaian pencapaian kompetensi ini diselenggarakan berdasarkan Surat
Keputusan tentang Kurikulum Inti Pendidikan Diploma III Kebidanan No.
HK.02.05/I/III/2/08794/2011 dan Pedoman Penilaian Pencapaian Kompetensi
Diploma III Kebidanan.
Sertifikat ini menyatakan bahwa:
NAMA PESERTA
Lahir di..........................Tanggal-bulan-tahun
Program Studi Diploma III Kebidanan
KOMPETEN
dalam Penilaian Pencapaian Kompetensi (PPK) I, II, III Kebidanan*
...........................,.......................
Foto
3X4 Direktur Poltekkes Kemenkes ...

(..............................................)

Keterangan:
1. Lembar belakang sertifikat dituliskan unit-unit kompetensi yang dicapai.
2. Tanda Tangan Direktur (Lembar bagian depan), Tanda Tangan Ketua
Jurusan (Lembar belakang) di bawah pencapaian unit-unit kompetensi.

52
Lampiran 4

CONTOH FORMAT PERMOHONAN PPK

Logo Program Studi Diploma III Kebidanan


Poltekkes
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes...
Alamat...................................................

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama Mahasiswa :
NIM :
Semester/Tingkat :
Menyatakan siap untuk diuji PPK I/ PPK II/ PPK III* (coret salah satu)
Waktu dan Tempat Pelaksanaan:

Mengetahui Mahasiswa

(Penguji I) (Penguji II) (Nama)

53
Lampiran 5. Mapping PPK

54
Bd. Bd. Bd.
Bd.201 202 Bd.203 Bd.204 Bd.402 501 502 Bd.205 Bd.301 Bd.302 Bd.303 Bd.304 Bd.305 Bd.306 Bd.307 Bd.308
Komp.1a v
Komp.1b v
Komp.1c V
Komp.1d V
Komp.1e V
Komp.1f V

Komp.2a V
Komp.2b v
Komp.2c v

Komp.3a v
Komp.3b v
Komp.3c v
Komp.3d v
Komp.3e v
Komp.3f v
Komp.3g v

Komp.4a v
Komp.4b v
Komp.4c v
Komp.4d v

55
Komp.4e v
Komp.4f v

Komp.5a v
Komp.5b v
Komp.5c v
Komp.5d v
Komp.5e v

Komp.6a v
Komp.6b v
Komp.6c v
Komp.6d v

MK Kesrep -KB (4 SKS) pada smt II pindah ke semester IV mengganti MK Metlit-Statistik.

PPK I : 17 dilaksanakan pada PPK I


PPK II : 14
PPK III : Komprehensif unit kompetensi yang dilakukan di beberapa mata kuliah/PPK

dilaksanakan pada PPK II

56
Unit kompetensi yang diujikan secara keseluruhan (komprehensif)

dilaksanakan pada PPK III

57

Anda mungkin juga menyukai