Anda di halaman 1dari 32

KANKER SERVIKS

Dr. ADRIAN SETIAWAN, SpOG


DEPT OF OBGYN
FACULTY OF MEDICINE, UKRIDA
PENDAHULUAN
• Kanker serviks merupakan penyebab kematian terbanyak
akibat penyakit kanker di negara berkembang.
• Diperkirakan sekitar 250.000 wanita setiap tahunnya
meninggal akibat kanker serviks.
• Diperkirakan di jumpai sekitar 500.000 penderita baru
diseluruh dunia, 80% terjadi di negara berkembang.
• Sesungguhnya penyakit ini dapat dicegah bila program
skrining sitologi dan pelayanan kesehatan diperbaiki
Penyebab
• Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi virus HPV
(Human Papilloma Virus) , suatu virus tipe DNA
• Sel kanker serviks awalnya berasal dari sel epitel serviks yang
mengalami mutasi genetik sehingga merubah perilaku sel
epitel serviks.
Peranan HPV
• Hubungan antara infeksi HPV dengan kanker serviks
dicetuskan oleh Harold zur Hassen pada tahun 1980
• Virus HPV termasuk famili papovavirus suatu virus DNA.
Virus ini menginfeksi membrane basalis pada daerah
metaplasia dan zona transformasi serviks.
• Hingga saat ini dikenal lebih dari 200 tipe HPV. Tiga puluh
diantaranya ditularkan melalui hubungan seksual.
• Tipe resiko rendah 6 dan 11 berhubungan dengan kondiloma
akuminata
• Tipe resiko tinggi 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59,
dan 68.
• Tujuh puluh persen kanker serviks disebabkan karena infeksi
HPV Tipe 16, 18
• HPV tipe 16, 18 mempunyai peranan penting melalui
sekuensi gen E6 dan E7 dengan mengode pembentukan
protein2 yang penting dalam replikasi virus
• Onkoprotein E6 mengikat dan menjadikan gen penekan
tumor (p53) menjadi tidak aktif
• Onkoprotein E7 akan berikatan dan menjadikan produk gen
retinoblastoma (pRb) menjadi tidak aktif
• p53 dan pRb adalah protein penekan tumor yang berperan
menghambat kelangsungan siklus sel
• Dengan tidak aktifnya p53 dan pRb, sel yang telah bermutasi
akibat infeksi HPV dapat meneruskan siklus sel tanpa harus
memperbaiki kelainan DNAnya
Faktor Resiko
• Berhubungan seksual di usia muda
• Multiple sexual partners
• Sexual partner mempunyai riwayat hubungan seksual
dengan banyak partner
• Hamil di usia muda
• Paritas tinggi
• Golongan sosio ekonomi rendah
• Merokok
Gejala dan Tanda
• Tanda klasik adalah perdarahan bercak berulang ,
perdarahan bercak setelah bersetubuh.
• Makin tumbuhnya penyakit perdarahan pervaginam lebih
banyak, lebih sering.
• Sekret vagina yang berbau terutama dengan massa nekrosis
dan reaksi peradangan non spesifik.
• Pada stadium lanjut penderita nyeri berkemih, hematuria,
perdarahan rectum, sulit berkemih, sulit buang air besar.
Keputihan
Radang pada mulut rahim

Servisitis
Serviks Normal (Leher Rahim)
HPV infection to Cervical Cancer
Cervical cancer does not develop suddenly. It can take a number of years, although
sometimes it happens more quickly. 9

When a female becomes infected with certain types of HPV and the virus is not cleared by the
body’s immune system, abnormal cells can develop in the lining of the cervix. 5

If not discovered early and treated, these abnormal cells can become cervical pre cancers,
and then subsequently develop into cancer. 5

Extracted from “ Comparison of the stages of breast cancer & cervical cancer development ”
http://www.flickr.com/photos/15970933@N03/1731554451/sizes/o/ Accessed Dec 18, 2008

All types of genital HPV may cause mild pap test abnormalities. 4
Lesi Pra Kanker
Kanker Serviks
Patologi
• 85-90 % kanker serviks berjenis karsinoma sel skuamosa
• Secara histologi dibagi berdasarkan asal sel :
1. Dari sel epitel :
- sel besar tanpa pertandukan
- sel besar dengan pertandukan
- sel kecil
- karsinoma veruka
- adenoma malignum
- musinosum
- papilaris
- endometrioid
- sel jernih
- kistik adenoid
- karsinoma sel stem
2. Dari jaringan mesenkhim :
- karsinoma sarcoma
- rabdomiosarkoma embrional
3. Tumor duktus Gartner
Stadium
• Stadium kanker serviks ditentukan melaluinpemeriksaan
klinik dan sebaiknya pemeriksaan dilakukan dibawah
pengaruh anesthesia umum.
• Stadium tidak dipengaruhi adanya penyebaran penyakit yang
ditemui setelah tindakan bedah atau setelah diberikan
tindakan terapi
• Penentuan stadium kanker serviks menurut FIGO masih
berdasarkan pada pemeriksaan klinis praoperatif.
• Sekali stadium ditetapkan tidak boleh berubah lagi walau
apapun hasil akhir terapi yang diberikan
Diagnosis
• Melalui pemeriksaan histopatologi jaringan biopsi
• Biopsi dapat dilakukan langsung tanpa bantuan anesthesia
• Lokasi biopsi dapat diambil dari jaringan yang masih sehat
dan hindari biopsi jaringan nekrosis pada lesi besar
• Hasil pemeriksaan sitology tidak boleh digunakan sebagai
dasar penetapan diagnosis.
TERAPI
• Secara umum jenis terapi yang diberikan bergantung pada
usia, dan keadaan umum penderita, luasnya penyebaran dan
komplikasi lain yang menyertai.
• Diperlukan kerjasama yang baik antara ginekologi onkologi
dengan radio terapi dan patologi anatomi
Mikroinvasi, stadium Ia1

• Kasus stadium dini biasanya dijumpai di Negara maju dimana


program skrining sudah menjadi hal rutin. Diagnosis dari
pemeriksaan histopatologi jaringan konisasi.
• Stadium Ia1 digolongkan dengan kedalaman invasi stroma 3
mm atau kurang tanpa adanya invasi pembuluh darah atau
limfe
• Dilakukan tindakan terapi yang konservatif seperti
histerektomi simple.
• Bila penderita masih ingin hamil dapat dilakukan konisasi
serviks asal pada pemeriksaan histopatologi tidak dijumpai
sel tumor pada tepi sayatan konisasi
• Bila dijumpai invasi pembuluh darah atau limfe dilakukan
histerektomi radikal atau radiasi bila ada kontraindikasi
operasi
Stadium Ia2
• Kasus dengan invasi stroma lebih dari 3 mm kurang dari 5
mm kemungkinan invasi pembuluh darah atau limfe 7%.
• Kasus pada stadium ini dilakukan histerektomi radikal
dengan limfadenektomi kelenjar getah bening pelvis atau
radiasi bila ada kontraindikasi operasi.
Stadium Ib
• Stadium Ib1 Ukuran lesi ≤ 4 cm pengobatannya adalah
histerektomi radikal dengan limfadenektomi kelenjar getah
bening pelvis dengan/tanpa kelenjar getah bening paraaorta
• Hasil yang sama efektifnya didapat bila diberikan terapi
radiasi
• Operasi histerektomi radikal lebih disukai karena dapat
mempertahankan fungsi ovarium
• Komplikasi yang sering dijumpai pasca operatif seperti
gangguan berkemih, fistula ureter atau kandung kemih,
emboli paru, obstruksi saluran cerna, trauma saraf.
• Stadium Ib2 ukuran lesi > 4 cm disebut juga kanker serviks
bentuk barel (barel shaped atau bulky tumor)
• Karena ukuran besar kemungkinan penyebaran ke kelenjar
getah bening regional sekitar 20-25%
• Setelah radiasi ada kemungkinan terjadi kekambuhan
• Beberapa institutsi melakukan radiasi praoperatif kemudian
dilanjutkan dengan operasi .
• Ada juga yg memberikan kemoterapi neoajuvan untuk
mengecilkan massa tumor dilanjutkan operasi
Stadium IIa
• Dilakukan histerektomi radikal, limfadenektomi pelvis,
paraaorta dan vaginektomi bagian atas
• Kombinasi radiasi eksternal dan radiasi intrakaviter
Stadium IIb, III, IVa, IVb
• Tidak mungkin dilakukan operasi lagi karena sudah
menyebar jauh keluar dari serviks
• Kemoradiasi berbasis platinum memberikan hasil yang lebih
baik disbanding radiasi saja
• Pada penderita stadium IVb prognosis sangat jelek, bila
keadaan umum memungkinkan dapat diberikan kemoradiasi,
bersifat paliatif. Jarang dapat bertahan hidup sampai
setahun.
• Prognosis kanker serviks tergantung seberapa dini
terdiagnosis dan dilakukan terapi yang adekuat
• Faktor resiko yang berhubungan dengan kekambuhan adalah
invasi KGB pelvis, ukuran lesi besar, invasi limfe vascular,
invasi parametrium, invasi endometrium, jenis histologi. Yg
paling penting adalah invasi KGB
• THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai