Human papillomavirus
(HPV) adalah anggota
famili Papoviridae,
genus papillomavirus.
HPV berukuran kecil
dengan diameter 55 nm
dan merupakan virus
DNA sirkuler dengan
untaian ganda yang
tidak berselubung.
HPV memiliki kapsid ikosahedral (L1 dan L2)
tersusun dari 72 kapsomer.
Setiap kapsomer adalah satu pentamer kapsid
mayor (L1).
Setiap kapsid virion terdiri dari beberapa
kapsid minor
Menurut Richart (2000) dalam Prince (2005),
sampai saat ini sudah diketahui
lebih dari seratus tipe HPV, dengan 33 tipe
diantaranya diketahui menginfeksi saluran
genital dan sekurangnya 13 tipe dapat
menyebabkan kanker.
Patogenesis
siklus hidup HPV terjadi hanya pada
keratinosit yang sedang berdiferensiasi
Infeksi HPV ada 2 jenis, yaitu yang
menyebabkan keganasan dan yang tidak
menyebabkan keganasan
Pada infeksi yang tidak menyebabkan
keganasan (lesi jinak) DNA virus diatur secara
terpisah dengan DNA sel leher rahim
(lokasinya ekstra kromosom pada nukleus)
sebagai episome.
Pada infeksi yang menyebabkan keganasan,
DNA virus akan berintegrasi dengan genom sel
leher rahim yang menyebabkan terjadinya
mutasi.
Penyakit infeksi HPV Yng tidak menyebabkan
neoplasma :
- kutil pada tangan atau kaki
- masalah pada mulut atau pada lidah dan bibir.
- Kutil/kondiloma pada penis, vagina dan dubur.
2. Kolposkopi
Kolposkopi menggunakan sumber cahaya yang kuat dan lensa binokular
sehingga lesi dari infeksi HPV dapat diidentifikasi. Biasanya kolposkopi
digunakan bersama asam asetat untuk membantu visualisasi dari jaringan
yang terkena. Walaupun awalnya kolposkopi didisain untuk memeriksa
alat kelamin wanita, aplikasi dari kolposkopi sudah dikembangkan untuk
memeriksa penis dan anus. Servikal kolposkopi dan anoskopi resolusi
tinggi biasanya dilakukan setelah tes sitologi yang abnormal pada skrining
dari kanker serviks d
3. Tes sitologi / Pap Smear
US Centers for Disease Control and
Prevention (CDC) merekomendasikan
pada dokter untuk melakukan tes pap
serviks saat melakukan pemeriksaan
pelvik untuk skrining . Infeksi Menular
Seksual (IMS) pada wanita yang tidak
pernah melakukan tes pap selama 12-36
bulan. Hal tersebut dikarenakan wanita
yang datang ke klinik pelayanan IMS
memiliki prevalensi mengalami CIN 5 kali
lebih tinggi dari pada wanita yang datang
ke klinik pelayanan keluarga berencana,
dan riwayat IMS adalah faktor resiko
kanker serviks yang invasif .
Patologis bila ditrmukan koilosit (sel
epitel squamous dengan nukleus
abnormal di dalam halo sitoplasma yang
besar).
4. Metode molekular
Menggunakan
Polymerase Chain
Reaction (PCR) dan
teknologi hybrid
capture adalah
metode yang sensitif
dan spesifik dalam
mendiagnosa infeksi
HPV.
PCR menggunakan
DNA polimerase
primer spesifik untuk
memperbesar DNA
HPV.
5. Histologi
Pemeriksaan histologis
menunjukkan kelainan
pada epidermis, termasuk
akantosis (menebalnya
stratum spinosum),
parakeratosis (retensi
nuklei di sel stratum
korneum), dan
hiperkeratosis
(menebalnya stratum
korneum), menyebabkan
pembentukan
papillomatosis yang khas.
Pengobatan untuk kondiloma
- Membakarnya dengan jarum listrik
(kauterusasi listrik) atau laser
- Membekukannya dengan Nitrogen cair
- Memotongnya secara bedah
- Mengobatinya dengan zat kimia obat 5-FU (5-
fluorourasil) dan interferon alfa.
Pengobatan pada kanker serviks
- Operasi
- penyinaran (radiasi)
- kemoterapi.
- Stadium O atau disebut juga lesi prakanker sangat mudah
diobati dengan tindakan lokal.
- Stadium 1, dibagi A dan B, pilihan pengobatan dengan
operasi.
- Stadium 2A masih dioperasi, tetapi stadium 2B tidak lagi
dioperasi, melainkan sebaiknya radiasi dibantu kemoterapi.
Stadium 3 dan 4 adalah stadium lanjut, dibagi juga A dan B,
biasanya radiasi dibantu kemoterapi.