Anda di halaman 1dari 8

Mumps merupakan infeksi virus akut yang ditandai dengan demam serta pembengkakan

kelenjar parotis unilateral atau bilateral di sertai nyeri. Sekitar 20-40% infeksi bersifat
asimtomatis dan hampir 50% infeksi mempunyai gejala klinis non spesifik.
Virus mumps (paramyxovirus) berasal dari famili Paramyxoviridae dangenus Rubilavirus.
Virus merupakan virus RNA pleomorfikuntai tunggal yang berkapsul didalam lapisan
lipoprotein dan mempunyai 7 struktur protein, yaitu nucleocapsid-associated protein (NP),
Phospo (P), membrane (M), fusion (F), small hydrophobic (SH), haemagglutininneuramidase (HN), dan large (L). Dua glikoprotein permukaan, haemagglutininneuraminidase (HN) dan fusion (F) membantu penyerapan virus pada sel penjamu dan invasi
ke dalam sel.
Virus mumps bersifat imunotipe tunggal dan manusia merupakan satu-satunya penjamu. Pada
saat ini terdapat 12 genotip virus mumps yang sudah di ketahui. Pembagian genotipe ini
sangat penting dalam membantu penelitian epidemiologi pada kasus kejadian luar biasa.
Virus mumps tidak tahan panas (virus rusak pada suhu 56C selama 20 menit) dan virus juga
mudah rusak karena sinar ultraviolet, tween 80, eter, dan formalin. Virus stabil pada suhu 4C
selama beberapa hari ketika virus diinokulasi di sediaan bufferd salt solution (seperti banks)
dengan inactivated fetal calf serum, virus dapat disimpan selamanya pada suhu 70C.
Epidemiologi
Mumps menyebar dari individu ke individu melalui dproplet. Virus terdapat di dalam saliva
dari 7 hari sebelum 7 hari sesudah pembengkakan kelenjar parotis. Manusia merupakan
penjamu alamiah ( natural host). Infeksi mumps dapat terjadi selama masa kanak-kanak.
Apabila mumps menyerang orang dewasa, biasanya akan memberikan penyakit yang lebih
parah seperti orkitis pada pria. Pada masa sebelum vaksin, mumps banyak menyerang anak
usia 5-9 tahun. Mumps banyak terjadi pada musim dingin dan musim semi. Setelah era
vaksinasi mumps, insidensi mumps bergeser ke anak remaja dan dewasa muda. Masa
inkubasi mumps 16-18 hari, biasanya 12-25 hari. Infeksi mumps dapat menular dari 7 hari
sebelum timbul parotitis sampai 9 hari setelah timbul parotitis. Masa yang paling infeksius
yaitu 1-2 hari sebelum timbul parotitis sampai 5 hari setelah timbul parotitis. Infeksi mumps
masih merupakan masalah baik di negara maju maupun negara berkembang. Kejadian luar
biasa mumps pernah terjadi di Irlandia(2004) dan kanada (2007). Berdasarkan data surveilans
yang dilakukan di negara Eropa pada tahun 2010,dilaporkan 14.568 kasus mumps di 27
negara di Eropa.
Patofisiologi
Virus masuk kedalam tubuh melalui hidung atau mulut. Setelah terinfeksi, virus akan
bereplikasi pada mukosa saluran pernafasan atas kemudian menyebar melalui kelenjar limfe
lokal dan terjadi viremia yang menyebarkan virus ke jaringan tubuh lainnya (kelenjar parotis,
ovarium, pankreas, tiroid,ginjal, jantung atau otak).Virus mumps menyebabkan nekrosis pada
sel yang terinfeksi. Duktus kelenjar parotis akan dipenuhi dengan epitel nekrotik dan jaringan
interstitial akan diinfiltrasi oleh limfosit. Pembengkakan jaringan testis akan menghasilkan
infark iskemia lokal.

Gambaran patologi yang terjadi berupa edema interstitial dan serbukan limfosit. Sel-sel
duktus mengalami degenerasi dan menyebabkan akumulasi debris sel nekrosis dan leukosit
dalam lumen. Tidak ditemukan inclusion body. Pada testis gambaran patologi yang terjadi
berupa perdarahan fokal, infiltrasi sel limfosit, edema interstitial, dan hancurnya epitel
germinal.
Manifestasi Klinis
Masa inkubasi mumps 12-25 hari, tetapi biasanya 16-18 hari. Manifestasi klinis mumps dapat
berupa gejala asimtomatis atau gejala nonspesifik sampai gejala klinis khas yang
berhubungan dengan parotitis dengan atau tanpa komplikasi. Gejala klinis yang khas dimulai
dengan fase podromal yang berlangsung selama 1-2 hari, terdiri atas demam, sakit kepala,
muntah, dan nyeri serta diikuti pembesaran cepat satu/ dua kelenjar parotis. Pembesaran
kelenjar unilateral terjadi pada 25% kasus dan pembengkakan kelenjar bilateral terjadi
70%kasus.
Kelenjar parotis menjadi nyeri dan dapat disertai dengan nyeri telinga pada sisi yang sama.
Rasa nyeri di kelenjar parotis dapat diperberat dengan mengunyah makanan dan makan
makanan asam. Dengan terdapatnya pembengkakakn kelenjar parotis, sudut rahang menjadi
tumpul serta daun telinga dapat terangkat ke atas dan arah keluar. Pembengkakan kelenjar
parotis memuncak pada hari ke-3 lalu perlahan-lahan mengecil setelah 7 hari. Demam
menghilang setelah 3-5 hari beserta gejala-gejala lainnya.
Diagnosis
Diagnosis mumps dapat di peroleh dari riwayat kontak dengan penderita mumps, masa
inkubasi yang sesuai, dan penemuan gejala klinis berupa pembengkakan akut unilateral atau
bilateral dari kelenjar parotis selama 2 hari atau lebih tanpa penyebab yang lain. Pemeriksaan
laboratorium pada mumps tidak spesifik. Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan
pada mumps.
1. Pemeriksaan Laboratorium rutin
Pemeriksaan laboratorium memberikan hasil yang tidak spesifik, seperti leukopenia dengan
limfositosis relatif.
2. Amilase serum
Amilase merupakan enzim pencernaan yang di produksi oleh pankreas dan kelenjar ludah.
Amilase serum dapat meningkat pada mumps.
3. Kultur Virus
Virus dapat diperoleh dari sekresi saluran pernapasan atas, cairan serebrospinal (CSF), atau
urin. Kultur virus mumps jarang dilakukan, biasanya hanya dilakukan untuk kasus mumps
dengan komplikasi. Virus mumps masih dapat dideteksi di dalam urin 14 hari setelah onset
penyakit.

4. Pemeriksaan serologis
Pemeriksaan
enzyme
immunoassay (EIA)
lebih
sensitif
daripada
fiksasi
komplemen,neutralization hemagglutin atau radial hemolysis. Antibody IgM dapat dideteksi
dalam beberapa hari pertama sakit, mencapai nilai maksimum dalam 1 minggu sejak
timbulnya gejala penyakit dan dapat menetap selama beberapa minggu atau bulan.
Imunitas terhadap mumps dapat dideteksi dengan antibodi IgG spesifik untuk mumps bila
penderita pertama kali datang dengan antibodi IgG, maka peningkatan antibodi IgG mumps
serum sebanyak 4 kali diperlakukan untuk menegakan diagnosis. Dua spesimen serum,akut
dan konvalensens diperlukan untuk mendiagnosis mumps. Spesimen serum akut diambil pada
beberapa hari setelah penyakit timbul. Spesimen konvalensens diambil setelah 2 minggu.
5. Reverse transcriplase polymerase chain reaction (RT-PCR)
Revers transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR) dapat digunakan untuk menentukan
infeksi mumps, tetapi sensitivitasnya dapat dipengaruhi oleh waktu pengambilan sampel dan
integritas sampel.
6. Molecular typing (virus genotyping)
Molecular typing dapat digunakan untuk menentukan virus mumps liat atau virus dan vaksin.
Molecular typing dapat digunakan untuk keperluan epidemiologi (menentukan serial kasus,
kejadian
Diagnosa Banding
Pembengkakan kelenjar parotis dapat terjadi karena infeksi dan noninfeksi. Virus lain yang
dapat menyebabkan parotitis yaitu parainfluenza 1 and3, influenza A, Cytomegalovirus,
Epstein Barr virus, enterovirus,Lymphocytic choriomeningitis virus, dan HIV. Parotitis
purulen disebabkan oleh Staphylococcus aureus biasanya unilateral, sangat nyeri,
leukositosis, dan pengeluaran pus dari duktus Stensen. Penyebab noninfeksi yang
menyebabkan pembengkakan kelenjar parotis antara lain obstruksi duktus Stensen, penyakit
kolagen vaskular seperti sindrom sprigren, systemic lupus erythematosis, dan tumor.
Komplikasi
Komplikasi mumps yang paling sering yaitu meningitis dengan atau tanpa ensefalitis dan
keterlibatan gonad. Komplikasi yang jarang konjutivitis, neuritis optika, pneumonia, nefritis,
pankreatitis, dan trombositopenia. Ibu yang terinfeksi mumps pada trimester pertama akan
menyebabkan kematian janin. Tidak ada malformasi fetus pada infeksi mumps intrauterin.
1. Meningitis dan meningoensefalitis
Meningitis dan meningoensefalitis merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada
anak dengan mumps. Virus mumps bersifat neurotropik dan masuk kesistem saraf pusat
melalui pleksus koroideus serta menginfeksi epitel koroid dan sel ependim, kedua sel ini
dapat ditemukan pada CSF bersama dengan leukosit mononuklear. Kelainan susunan

saraf pusat yang simptomatik dapat terjadi 10-30% penderita, tetapi pleiositosis dapat
ditemukan pada 40-60% penderita mumps. Rasio Laki-laki dengan perempuan 3-5:1,
meningoensefalitis dapat terjadi sebelum, selama perotitis. Gejala klinis berupa
demam,malaise,letargis, sakit kepala, dan tanda rangsang meningeal. Komplikasimumps
pada susunan saraf pusat yang jarang yaitu tranverse myelitis, aqueductal stenosis, dan
paralisis nervus fasialis.
2. Orkitis
Orkritis dapat terjadi bersamaan dengan mumps, biasanya muncul pada minggu pertama.
Sepertiga penderita mumps laki-laki yang telah pubertas dapat mengalami orkitis, anak
laki-laki yang belum pubertas dapat menderita
3. Oovoritis
Oovoritir dapat menyerang anak perempuan dengan mumps yang mengeluh nyeri perut
bagiam bawah. Insidensi oovoritis 5% pada perempuan yang telah menstruasi dan 7%
pada perempuan prapubertas. Oovoritis pada umumnya tidak menyebabkan sterilitas
4. Pankreatitis
Pankreatitis merupakan komplikasi mumps yang jarang terjadi. Gejala pankreatitis berat
jarang terjadi. Penderita mengeluh nyeri perut mendadak, demam, kelemahan hebat,
nausea, dan muntah. Pankreatitis lebih banyak menyerang anak laki-laki daripada anak
perempuan. Gejala akan membaik dalam 3-7 hari dan sembuh sempurna.
5. Keterlibatan jantung
Miokarditis dapat terjadi mumps. Studi molekuler dapat mengidentifikasi virus mumps
pada jaringan pada penderita endokarditis fibrioelastosis.
6. Artritis
Artralgia, monoartritis, poliartritis migrans didapatkan pada mumps, biasanya terjadi 3
minggu setelah timbul pembengkakan parotis, umumnya sembuh sendiri.
7. Ketulian
Ketulian disebabkan oleh terjadinya neuritis pada saraf pendengaran. Keluhan dimulai
dari tinitus, ataksia, dan muntah-muntah yang diikuti dengan ketulian permanen. Pada
kebanyakan kasus terjadinya ketulian unilateral. Insidensi ketulian 05-5,0/100.000 kasus
mumps.Biasanya ketulian timbul 2 hari setelah timbulnya mumps.
Penatalaksanaan
Tidak ada terapi antiviral yang spesifik untuk mumps. Terapi konservasif diberikan berupa
hidrasi yang adekuat dan nutrisi yang cukup untuk membantu penyembuhan. Kompres hangat
dapat membantu penyembuhan. Analgesia dapat diberikan untuk sakit kepala yang hebat atau
nyeri karena parotitis. Terapi cairan intravena dapatdiberikan untuk penderita dengan muntah

yang persisten. Pemeriksaan CSF biasanya tidak diperlukan untuk mendiagnosis penderita
mumps dengan meningoensefalitis, tetapi ada penderita yang menyatakan pengurangan sakit
kepala setelah pemeriksaan ini.
Pasien datang dengan
gejala sindrom virus
( terutama dengan batuk)
yang berhubungan dengan
meningkatnya insiden
mumps di masyarakat.

1. Memberitahukan staf penerimaan


penderita
a. Pemberian masker pada
penderita
b. Isolasikan penderita di dalam
ruangan
2. Tenaga Kesehatan
a. Memakai masker ketika berada
dalam ruangan
3. Bila penderita tidak menggunakan
masker di ruangan, tunggu 1 jam
dengan menutup ruangan, lalu
bersihkan ruangan. Bila penderita
menggunakan masker didalama
ruangan, dapat langsung
membersihkan ruangan agar dapat

Dokter curiga infeksi


mumps( banyak
penderita mumps hanya
mempunyai infeksi
ringan)
1. Saliva : swab kelenjar parotis
untuk kultur atau PCR
2. Serum: tidak dianjurkan lagi
untuk memeriksa IgM atau IgG
3. Urin: spesimen urin dapat
dikirim untuk kultur virus,
tetapi swab parotis
seharusnya cukup untuk
menegakan diagnosis

Keputusan untuk
melakukan
pemeriksaan mumps
dan isolasi adalah
bagian dari
manifestasi klinis,
perubahan insidensi
mumps di
masyarakat, dan
1. Penderita yang
diperiksakarena mumps
harus diisolasi selama waktu
tertentu atau sampai hasil
kultur dan PCR kembali
2. Bila hasil kutur negatif dan
penderita risiko rendah dan
asimtomatik pada hari ke-5,
dokter dapat mengisolasi
penderita
3. Penderita harus menjalani 9
hari isolasi

Identifikasi tenaga
kesehatan dengan riwayat
kontak erat

Nilai riwayat vaksinasi

Hasil laboratorium positif

2 dosis vaksin
MMR (tercatat)

Tidak ada
riwayat
vaksinasi
MMR
Tidak membutuhkan vaksin

Berikan 1
dosis vaksin
MMR
Dianggap
tidak kebal

Tidak
membutuhkan

Lakukan pemeriksaan
serologi untuk
maesles, mumps, dan
rubela
IgG
mumps
positif

IgG mumps negatif


atau intermediate
Berikan dosis
ke-2 vaksin
MMR
HindariTemp
at Kerja

Dianggap imun/
Kebal

Kembali Berkerja

Prognosis mumps biasanya baik, walaupun ada beberapa kasus kematian karena kelainan
susunan saraf pusat dan miokarditis
Pencegahan
Imunisasi dengan vaksin hidup mumps merupakan metode pencegahan utama di Amerika
Serikat. Mumps diberikan sebagai bagian dari vaksin mumps measles rubella (MMR), Vaksin
MMR tidak mengandung tiomersal atau bahan pengawet lainnya, sehingga harus disimpan
pada suhu 2-8C dan terlindungi dari cahaya. Vaksin MMR harus digunakan dalam waktu 1
jam setelah dilarutkan. Apabila persyaratan ini tidak dipenuhi, maka efektivitas vaksin akan
berkurang. Antibodi terbentuk pada 95% orang yang menerima vaksin setelah dosis pertama.
Pemberian vaksin MMR sebaiknya ditunda apabila ada riwayat pemberian tranfusi darah atau
pemberian imunoglobulin. Hal ini disebabkan karena darah atau komponen darah dapat
mengandung antibodi terhadap virus mumps sehingga dapat menghambat replikasi virus.
Vaksin MMR sebaiknya ditunda selama 3 bulan setelah pemberian imunoglobulin dosis
rendah, 6 bulan setelah tranfusi darah, dan 11 bulan setelah pemberian imunoglobulin dosis
tinggi. Anak dengan tes tuberkulin yang positif dapat memberikan hasil tes tuberkulin yang
negatif sampai 3 bulan setelah pemberianvaksin MMR.

Vaksin MMR yang diberikan 2 dosis, pada usia 12-18 bulan dan 4-6 tahun. Bila tidak
diberikan pada usia 4-6 tahun, dosis kedua harus diberikan sebelum pubertas. Vaksin
diberikan di daerah deltoid atau daerah paha bagian anterolateral. Vaksin diberikan secara
suntikan intramuskular, sebanyak 0,5 mL. Penggunaan swab alkohol tidak dianjurkan pada
pemberian vaksin MMR karena dapat menginaktivasi vaksin MMR. Bila alkohol menguap
secara keseluruhan dari kulit sebelumsuntikan vaksin diberikan. Antibodi terbentuk pada 95%
orang yang menerimavaksin setelah dosis pertama. Angka serokonversi yang rendah pada
anak usia kurang dari 12 tahun disebabkan oleh karena antibodi ibu. Vaksin mumps
memberikan proteksi jangka panjang(>25 tahun/0. Vaksin MMR juga sebaiknya diberikan
kepada tenaga kerja medis, mengingat mereka dapat menularkan mumps pada kelompok
masyarakat yang rentan

Kontraindikasi pemberian vaksin MMR


1. Reaksi anafilaksis pada pemberian vaksin MMR sebelumnya atau alergi terhadap
salah satu komponennya ( neomisin,gelatin)
2. Penderita defisiensi imun,seperti penyakit HIV, keganasan, dan penderita yang
mendapatkan terapi imunosupresif, kortikosteroid dosis tinggi.
3. Kehamilan (kehamilan sebaiknya ditunda selama 1 bulan setelah imunisasi MMR)
Reaksi samping pemberian vaksin MMR berupa nyeri dan kemerahan pada tempat injeksi (38%),demam (6%), ruam (7%), sakit kepala, muntah, dan pembengkakan kelenjar ludah. Mini
measle dapat terjadi dalam 6-10 hari setelah imunisasi, terdiri atas demam ringan dan ruam

eritematosa. Mini mumps dengan pembengkakan kelenjar ludah jarangterjadi pada 3 ruam,
artalgia,dan pembesaran kelenjar getah bening, 2-4 minggu setelah imunisasi, terutama pada
wannita postpubertal.

Anda mungkin juga menyukai