Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Mump atau penyakit gondong telah dilaporkan hampir di seluruh
belahan dunia, demikian juga di Indonesia resiko anak terkena gondok mungkin
masih tinggi. Gondok masih endemik di banyak negara di seluruh dunia,
sedangkan vaksin MMR digunakan hanya 57% dari negara-negara yang menjadi
anggota Organisasi Kesehatan Dunia, terutama di Negara-negara maju. Dalam
Inggris dan Wales, sebuah epidemi gondok yang dimulai pada 2005, telah
dilaporkan 56.390 kasus kematian.
Penyakit Gondong atau dalam dunia kedokteran dikenal sebagai parotitis atau
Mumps adalah suatu penyakit menular dimana sesorang terinfeksi oleh virus
(Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar ludah (kelenjar parotis) di antara
telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher bagian atas
atau pipi bagian bawah.
1) Penyakit gondongan tersebar di seluruh dunia dan dapat timbul secara
endemic atau epidemik, Gangguan ini cenderung menyerang anak-anak yang
berumur 2-14 tahun. Peningkatan kasus yang besar biasanya didahului pada
penularan di tempat sekolah. Pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang
testis (buah zakar), sistem saraf pusat, pankreas, prostat, payudara dan organ
lainnya
Adapun mereka yang beresiko besar untuk menderita atau tertular penyakit ini
adalah mereka yang menggunakan atau mengkonsumsi obat-obatan tertentu
untuk menekan hormon kelenjar tiroid dan mereka yang kekurangan zat Iodium
dalam tubuh. Kematian karena penyakit gondong jarang dilaporkan. Hampir
sebagian besar jkasus yang fatal justru terjadi pada usia di atas 19 tahun.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi dari penyakit gondong ?
2. Bagaimana penyebab penyakit gondong ?
3. Bagaimana gejala penyakit gondong ?
4. Bagaimana penularan penyakit gondong ?
5. Bagaimana klasifikasi dari Mumps virus ?
6. Bagaimana morfologi dari Mumps virus ?
7. Bagaimana diagnosis penyakit gondong ?
8. Bagaimana pengobatan penyakit gondong ?
9. Bagaimana pencegahan penyakit gondong ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari penyakit gondong.
2. Untuk mengetahui penyebab penyakit gondong.
3. Untuk mengetahui gejala penyakit gondong.
4. Untuk mengetahui penularan penyakit gondong.
5. Untuk mengetahui klasifikasi dari Mumps virus.
6. Untuk mengetahui morfologi dari Mumps virus.
7. Untuk mengetahui diagnosis penyakit gondong.
8. Untuk mengetahui pengobatan penyakit gondong.
9. Untuk mengetahui pencegahan penyakit gondong.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Penyakit Gondong


Penyakit Gondongan (Mumps atau Parotitis) adalah suatu penyakit menular
dimana sesorang terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar
ludah (kelenjar parotis) di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan
pembengkakan pada leher bagian atas atau pipi bagian bawah.
Penyakit gondongan tersebar di seluruh dunia dan dapat timbul secara endemic
atau epidemik, Gangguan ini cenderung menyerang anak-anak yang berumur 2-12
tahun. Pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis (buah zakar), sistem
saraf pusat, pankreas, prostat, payudara dan organ lainnya.

2.2 Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh virus Mumps yaitu virus berjenis RNA virus yang
merupakan anggota famii Paramyxoviridae dan genus Paramyxovirus. Terdapat
dua permukaan glikoprotein yang terdiri dari hemagglutinin-neuraminidase dan
fusion protein. Virus Mumps sensitive terhadap panas dan sinar ultraviolet.

2.3 Gejala
Tidak semua orang yang terinfeksi oleh virus Paramyxovirus mengalami keluhan,
bahkan sekitar 30-40% penderita tidak menunjukkan tanda-tanda sakit
(subclinical). Namun demikian mereka sama dengan penderita lainnya yang
mengalami keluhan, yaitu dapat menjadi sumber penularan penyakit tersebut.

3
Masa tunas (masa inkubasi) penyakit gondong sekitar 12-24 hari dengan rata-rata
17-18 hari. Adapun tanda dan gejala yang timbul setelah terinfeksi dan
berkembangnya masa tunas dapat digambarkan sdebagai berikut :
1) Pada tahap awal (1-2 hari) penderita Gondong mengalami gejala: demam
(suhu badan 38.5 – 40 derajat celcius), sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu
makan, nyeri rahang bagian belakang saat mengunyah dan adakalanya disertai
kaku rahang (sulit membuka mulut).
2) Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis) yang
diawali dengan pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar
mengalami pembengkakan.
3) Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3 hari kemudian berangsur
mengempis.
4) Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar di bawah rahang
(submandibula) dan kelenjar di bawah lidah (sublingual). Pada pria akil balik
adalanya terjadi pembengkakan buah zakar (testis) karena penyebaran melalui
aliran darah.

2.4 Penularan
Penyakit Gondong (Mumps atau Parotitis) penyebaran virus dapat ditularkan
melalui kontak langsung, percikan ludah, bahan muntah, mungkin dengan urin.
Virus dapat ditemukan dalam urin dari hari pertama sampai hari keempat belas
setelah terjadi pembesaran kelenjar.
Penyakit gondongan sangat jarang ditemukan pada anak yang berumur kurang
dari 2 tahun, hal tersebut karena umumnya mereka masih memiliki atau
dilindungi oleh anti bodi yang baik. Seseorang yang pernah menderita penyakit
gondongan, maka dia akan memiliki kekebalan seumur hidupnya.

4
2.5 Klasifikasi Mumps virus
Group : V (-) ssRNA
Ordo : Mononegavirales
Famili : Paramyxoviridae
Genus : Rubulavirus
Spesies : Mumps Virus

2.6 Morfologi Mumps virus


Merupakan virus yang beramplop dan memiliki suatu nukleokapsid/kapsid. Kapsid
ditutupi oleh amplop. Berdiameter 150-300 nm dan panjang 1000-10000 nm.
Permukaannya tertutupi oleh tonjolan-tonjolan yang terlihat menyerupai paku-
paku yang besar. Kapsidnya berfilamen dan memiliki panjang 600-1000 nm dan
lebar 18 nm.

2.7 Diagnosis
Diagnosis dtegakkan hanya secara klinis. Diagnosis ditegakkan bila jelas ada gejala
infeksi parotitis epidemika pada pemeirksaan fisis, termasuk keterangan adanya
kontak dengan penderita penyakit gondong (Mumps atau Parotitis) 2-3 minggu
sebelumnya. Selain itu adalah dengan tindakan pemeriksaan hasil laboratorium
air kencing (urin) dan darah.
1. Pemeriksaan Laboratorium
Mengingat penegakan diagnosis hanya secara klinis, maka pemeriksaan
laboratorium tidak terlalu bermanfaat. Pemeriksaan laboratorium didapatkan
leucopenia dengan limfosiotsis relative, didapatkan pula kenaikan kadar amylase
dengan serum yang mencapai puncaknya setelah satu minggu dan kemudian
menjadi normal kembali dalam dua minggu.

5
Jika penderita tidak menampakkan pembengkakan kelenjar dibawah telinga,
namun tanda dan gejala lainnya mengarah ke penyakit gondongan sehingga
meragukan diagnosa. Dokter akan memberikan anjuran pemeriksaan lebih lanjut
seperti serum darah. Sekurang-kurang ada 3 uji serum (serologic) untuk
membuktikan spesifik mumps antibodies: Complement fixation antibodies (CF),
Hemagglutination inhibitor antibodies (HI), Virus neutralizing antibodies (NT).
Hampir semua anak yang menderita gondongan akan pulih total tanpa penyulit,
tetapi kadang gejalanya kembali memburuk setelah sekitar 2 minggu. Keadaan
seperti ini dapat menimbulkan komplikasi, dimana virus dapat menyerang organ
selain kelenjar liur. Hal tersebut mungkin terjadi terutama jika infeksi terjadi
setelah masa pubertas.
2. Komplikasi yang dapat terjadi adalah:
1) Orkitis : peradangan pada salah satu atau kedua testis dilaporkan terjadi
pada 10-20% penerita.. Setelah sembuh, testis yang terkena mungkin akan
menciut. Jarang terjadi kerusakan testis yang permanen sehingga terjadi
kemandulan.
2) Ovoritis : peradangan pada salah satu atau kedua indung telus. Timbul
nyeri perut yang ringan dan jarang menyebabkan kemandulan.
3) Ensefalitis atau meningitis : peradangan otak atau selaput otak. Meningitis
lebih sering terjadi daripada ensefalitis. Gejalanya berupa sakit kepala, kaku
kuduk, mengantuk, koma atau kejang. 5-10% penderita mengalami meningitis dan
kebanyakan akan sembuh total. Gejala yang dapat terjadi adalah sakit kepala,
demam, mual, muntah, dan meningismus. Ditandai perubahan kesadaran atau
gangguan kesadaran. Pleocytosis yang terjadi pada cairan sumsum tulang. Dalam
klinis didiagnosis meningoencephalitis, yaitu gambaran cairan sumsum tulang
mononuclear pleocytosis yang terjadi, gukosa tidak normal dan
hypoglycorrhachia. Virus gondok mungkin terisolasi dari cairan sumsum tulang
pada awal penyakit. Gondok meningoencephalitis membawakan prognosa yang
baik dan biasanya dikaitkan dengan pemulihan yang baik. Tetapi 1 diantara 400-
6.000 penderita yang mengalami enserfalitis cenderung mengalami kerusakan
otak atau saraf yang permanen, seperti ketulian atau kelumpuhan otot wajah.

6
4) Pankreatitis : peradangan pankreas, bisa terjadi pada akhir minggu
pertama. Penderita merasakan mual dan muntah disertai nyeri perut. Gejala ini
akan menghilang dalam waktu 1 minggu dan penderita akan sembuh total.
5) Nefritis atau Peradangan ginjal bisa menyebabkan penderita mengeluarkan
air kemih yang kental dalam jumlah yang banyak.
6) Peradangan sendi bisa menyebabkan nyeri pada satu atau beberapa sendi:
a. Transient myelitis
b. Polineuritis
c. Infeksi otot jantung atau miokarditis
d. Infeksi kelenjar tiroid
e. Thrombocytopenia purpura
f. Mastitis atau peradangan payudara
g. Pnemonia atau Infeksi paru-paru ini juga pernah dilaporkan sebagai
komplikasi pada penderita penyakit gondong.
h. Gangguan sensorineural telinga dan gangguan pendengaran

2.8 Pengobatan
Pengobatan ditujukan untuk mengurangi keluhan (simptomatis) dan istirahat
selama penderita panas dan kelenjar (parotis) membengkak. Dapat digunakan
obat pereda panas dan nyeri (antipiretik dan analgesik) misalnya Parasetamol dan
sejenisnya, Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak karena memiliki resiko
terjadinya sindroma Reye (bisa karena pengaruh aspirin pada anak-anak).
Pada penderita yang mengalami pembengkakan testis, sebaiknya penderita
menjalani istirahat tirah baring ditempat tidur. Rasa nyeri dapat dikurangi dengan
melakukan kompres Es pada area testis yang membengkak tersebut.
Penderita yang mengalami serangan virus apada organ pancreas (pankreatitis),
dimana menimbulkan gejala mual dan muntah sebaiknya diberikan cairan melalui
infus.

7
Pemberian kortikosteroid selama 2-4 hari dan 20 ml convalescent gammaglobulin
diperkirakan dapat mencegah terjadinya orkitis. Terhadap virus itu sendiri tidak
dapat dipengaruhi oleh anti mikroba, sehingga Pengobatan hanya berorientasi
untuk menghilangkan gejala sampai penderita kembali baik dengan sendirinya.
Penyakit gondongan sebenarnya tergolong dalam “self limiting disease” (penyakit
yg sembuh sendiri tanpa diobati). Penderita penyakit gondongan sebaiknya
menghindarkan makanan atau minuman yang sifatnya asam supaya nyeri tidak
bertambah parah, diberikan diet makanan cair dan lunak. Pemberian
imunomodulator belum terdapat laporan penelitian yang menunjukkan
efektifitasnya.

2.9 Pencegahan
Vaksinasi gondong merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa kanak-
kanak. Vaksin gondong biasanya terdapat dalam bentuk kombinasi dengan
measles dan rubella (MMR), yang disuntikkan melalui otot paha atau lengan atas.
Vaksin MMR diberikan secara kombinasi dan dipisahkan sekurang-kurangnya 28
hari. Dosis pertama diberikan pada usia antara 12 dan 15 bulan, dosis yang kedua
diberikan pada usia 4-6 tahun. Jika dosis yang kedua ini lupa diberikan pada usia
tersebut, dapat diberikan sebelum usia 12 tahun (Wilson, 2001). Vaksin MMR
adalah cara terbaik untuk mencegah gondong. Cara lain yang dapat dilakukan
untuk mencegah gondong adalah mengajarkan pola hidup bersih kepada anak
seperti mencuci tangan dengan baik dan menggunakan sabun serta
membersihkan permukaan meja, gagang pintu, mainan yang sering disentuh
secara teratur dengan menggunakan sabun dan air, atau dengan menggunakan
tisu pembersih.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mumps atau gondong disebabkan oleh paramyxovirus. Sebelum vaksin sekitar
50% anak-anak mengalami gondong. Sekitar 200.000 kasus yang dilaporkan pada
tahun 1964 sebelum pengenalan vaksin dibandingkan dengan 291 kasus pada
tahun 2005. Gejala yang terjadi pada penyakit Mumps adalah meningkatnya suhu
tubuh dan rasa ketidaknyamanan pada rahang, kemudian disertai dengan
pembengkakan kelenjar parotis. Seringkali terjadi pembengkakan yang tidak
merata, satu sisi wajah dahulu sebelum sisi yang lainnya. Suhu tubuh akan naik
menjadi 40°C dan bengkaknya terasa nyeri.
Pencegahan penyakit gondong yang terbaik adalah dengan vaksin yang biasanya
terdapat dalam bentuk kombinasi dengan measles dan rubella (MMR). Cara lain
yang dapat dilakukan yaitu : mencuci tangan dengan baik dan menggunakan
sabun, mengajarkan pola hidup bersih kepada anak, tidak membagi peralatan
makan, membersihkan permukaan meja, gagang pintu, mainan yang sering
disentuh secara teratur dengan menggunakan sabun dan air, atau dengan
menggunakan tisu pembersih. Tidak ada pengobatan khusus untuk gondong.
Demam dapat dikurangi dengan pemberian acetaminophen/paracetamol
(thylenol).

9
REMEDIAL BIOLOGI
VIRUS GONDONGAN

Disusun oleh : Saskia Diah Septianty


Kelas : X AB
Guru Mapel : Dra. Srisugandini

10
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah swt yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga kami dapat
menyelesaikannya makalah ini guna memenuhi tugas remedial, dengan judul
"Virus Gondongan".
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.

11
DAFTAR PUSAKA

https://en.wikipedia.org/wiki/Mumps&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp
https://hellosehat.com/kesehatan/penyakit/penyakit-gondongan/
https://www.kompasiana.com/latifahnurfadilah/5bf9257a677ffb03e81f47a4/hub
ungan-biologi-sel-dengan-kesehatan-dan-kefarmasian?page=all

12
13

Anda mungkin juga menyukai