Anda di halaman 1dari 18

REFERAT PAROTITIS

Oleh:
Nama : Iqbal Margi Syafaat
NIM :201510401011009
Kelompok : H- 24
Pembimbing :
dr. Purnaning Wahyu Prabarini Sp. THT-KL

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
RSUD JOMBANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Parotitis merupakan pembengkakan dan peradangan pada
salah satu atau kedua kelenjar parotis (Thompson, 2012).
Sebelum ditemukan vaksin parotitis pada tahun 1967
Insidens <15 tahun 85% puncak kelompok umur 5-9 tahun.
Setelah adanya vaksin insiden menurun.
Di Indonesia:
- RSCM sejak tahun 1997-2008 terdapat 105 kasus
parotitis.
-Jumlah kasus berkurang tiap tahunnya,sebelum thn
200011-15 kasus/tahun.
- setelah tahun 2000 1-5 kasus/tahun.
- tahun 2008 hanya didapatkan satu kasus parotitis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
Fisiologi
Manusia memiliki kelenjar saliva yang terbagi menjadi kelenjar
saliva mayor dan minor.
Mayor: sepasang kelenjar parotis, submandibula dan sublingual.
Minor: jumlahnya ratusan di rongga mulut.

Kelenjar saliva fungsi:


- membantu pencernaan
- mencegah mukosa dari kekeringan
- memberikan perlindungan pada gigi terhadap karies
- mempertahankan homeostasis
Kelenjar parotis

Kelenjar parotis merupakan kelenjar


saliva yang terbesar.
terletak di region preaurikula dan
berada dalam jaringan subkutis
Kelenjar ini memproduksi secret yang
sebagian besar berasal dari sel-sel
asini
Produk kelenjar saliva: disalurkan
melalui duktus Stensen Duktus ini
berakhir dalam rongga mulut di
seberang molar kedua atas. Duktus ini
berjalan bersama dengan nervus
fasialis cabang bukal.
Definisi

Parotitis merupakan pembengkakan dan peradangan


pada salah satu atau kedua kelenjar parotis. Parotitis
yang unilateral biasanya berhubungan dengan obstruksi
pada duktus,sedangkan parotitis bilateral lebih mungkin
penyebabnya sistemik (Thompson, 2012).
Etiologi
Parotitis dikarenakan infeksi virus termasuk
gondong (mumps) >>
Parotitis dapat disebabkan oleh jenis virus
parainfluenza 1 dan 3, virus Epstein Barr,
influenza A virus, Coxsackie A virus, echovirus,
virus choriomeningitis limfositik, human
immunodeficiency virus.
Penyebab non infeksi dapat disebabkan oleh
tumor, penyakit imunologi, dan obstruksi dari
saluran air liur.
Epidemiologi

sebelum tahun 1967 era vaksin insiden tinggi.


Amerika CDC (Centre of Disease Control) 1692 kasus
pada tahun 1993.
Indonesia RSCM 1994 - 1998 adalah sebanyak 61
kasus. Semakin menurun tiap tahunnya.
Patofisiologi
Infeksi virus melalui bucal dan mukosa hidung
pernyebaranya melalui droplet,Masa inkubasi virus
ini sekitar 16-18 hari Virus bermutiplikasi di
mukosa saluran pernafasan atas sebelum
menginfeksi kelenjar getah bening berpotensi
menginfeksi beberapa jaringan dan organ system.
Virus ini berdiam diri di air liur 6 hari sebelum onset
pada kelenjar parotis. Proses masuknya virus ini
tergantung pada IgA-IgM spesifik untuk virus ini
pada tubuh pasien.
Virus menginfeksi kelenjar parotis melalui epitel
ductus deskuamasi pada sel, edema pada
periduktus intersisial dan reaksi inflamasi lokal.
Manifestasi Klinis
Gejala prodromal tidak spesifik,
dan termasuk mialgia, anoreksia,
malaise, sakit kepala, dan demam
ringan.
Gambaran radang pada kelenjar
parotis adalah manifestasi paling
umum. unilateral/bilateral. 2
hari pertama dan mungkin pertama
sakit telinga dan nyeri pada
palpasi dari sudut rahang serta
pembesaran dari kelenjar parotis .
Mual dan muntah dengan atau
tanpa nyeri epigastrium
Diagnosis

Manifestasi Klinis.
Penunjang Laboratorium
Diagnosis Banding Mumps

penyebab lain dari parotitis harus dipertimbangkan:


parainfluenza virus jenis 1 dan 3virus influenza A
Coxsackievirus
virus choriomeningitis limfositik
human immunodeficiency virus (HIV)
infeksi supuratif termasuk Staphylococcus aureus dan
atypical mycobacteria.
Semua dapat dengan mudah dibedakan dari MUV
dengan serologi atau dilakukannya kultur.
Terapi

Terapi suportif Tirah baring, diet


makanan lunak
Terapi simptomatik Analgetik,
kompres, kortokosteroid.
Cegah komplikasi orkhitis 20 ml
convalescent gammaglobulin secara
intramuscular.
Komplikasi
Anak-anak
Ketulian permanen 1:20.000 anak yg terinfeksi
Ensefalitis (pembengkakan otak) 2:100.000

Remaja
Laki-laki= 4 dari 10 remaja dan dewasa laki-laki pembengkakan testis
penurunan kesuburan.
Wanita= 1 dari 20 wanita pembengkakan ovarium tidak menurunkan
tingkat kesuburan.
Dewasa
- komplikasi seperti meningitis (infeksi selaput otak dan sumsum tulang
belakang) 15 dari 100 orang dewasa.
- Pankreatitis terjadi pada 5 dari 100 orang dewasa dengan gondok.
- Infeksi gondongan selama bulan-bulan awal kehamilan telah dikaitkan
dengan keguguran.
BAB III
KESIMPULAN
Parotitis merupakan pembengkakan dan peradangan pada salah
satu atau kedua kelenjar parotis.
Penyebab terbanyak karena virus mumps.
Parotitis dapat disebabkan oleh jenis virus parainfluenza 1 dan 3,
virus Epstein Barr, influenza A virus, Coxsackie A virus, echovirus,
virus choriomeningitis limfositik, human immunodeficiency virus.
Infeksi parotis melalui bucal dan mukosa hidug dengan
pernyebaranya mealalui droplet.
Virus bermutiplikasi di mukosa saluran pernafasan atas sebelum
menginfeksi kelenjar getah bening. Radang pada kelenjar parotis
dapat terjadi unilateral atau bilateral.
Infeksi mumps akut dapat diperiksa dengan isolation (kultur)
virus, deteksi antigen mumps dengan PCR, tes serologi. tes EIA
(enzim immunoassay).
Karena penyebab tersering parotitis adalah virus yang bersifat
self limeted disease terapi suportif dan simptomatik
DAFTAR PUSTAKA

Amy Parker Fiebelkorn, MSN, MPH; Albert Barskey, MPH; Carole Hickman, PhD; William
Bellini, PhD. Chapter 9: Mumps. VPD Surveillance Manual, 5th Edition, 2012
CDC update: Centers for Disease Control and Prevention Epidemiology and Prevention of
Vaccine-Preventable Diseases, 13th Edition. April 2015. p.247-248
CDC update: diseases and the vaccines that prevent them New York and New Jersey,
February 2013
CDC. Update: Mumps outbreakNew York and New Jersey, June 2009January 2010.
MMWR 2010;59:1259.
Kontis TC, Johns ME. Anatomy and physiology of the salivary gland. In: Baily BJ, ed. Head
and neck surgeryotolaryngology.Philadelphia: Lippincott; 2001. p. 429-36.
Krista G Brooks,Dennis F Thompson. A Review and Assessment of Drug-Induced Parotitis.
The Annals of Pharmacotherapy. 2012 December, Volume 46
Satari, Hindra Irawan, et.al. Studi Sero epidemiologi pada Antibodi Mumps Anak Sekolah
Dasar di Jakarta. Sari Pediatri, Vol. 6, No. 3, Desember 2004. p. 134-137
Steven A. Rubin,Christian J. Sauder,Kathryn M. Carbone. Pathology and Pathogenesis
mumps virus.2013.

Anda mungkin juga menyukai