Anda di halaman 1dari 23

REFARAT

INFEKSI NEONATUS

NAMA : FANDHY P. ANDILOLO


STAMBUK : N 111 15 009

PEMBIMBING : dr. SULDIAH, Sp.A


 Infeksi pada neonatus merupakan sebab yang penting
terhadap terjadinya morbiditas dan mortalitas selama
periode ini. Lebih kurang 2% janin dapat terinfeksi in utero
dan 10% bayi baru lahir terinfeksi selama persalinan atau
dalam bulan pertama kehidupan

 Angka kejadian infeksi neonatorum masih cukup tinggi dan


merupakan penyebab kematian utama pada neonatus

 Menurut DEPKES RI angka kematian infeksi neonatorum


cukup tinggi 13-50% dari angka kematian bayi baru lahir
 Infeksineonatus adalah suatu sindrom klinis
dari penyakit sistemik akibat infeksi yang
terjadi selama satu bulan kehidupan, yang
dapat terjadi pada masa antenatal, intranatal,
dan pascanatal.
 Berdasarkan perkiraan WHO Lebih dari dua pertiga
kematian terjadi pada periode neonatal dini dan 42%
kematian neonatal disebabkan infeksi seperti: sepsis,
tetanus neonatorum, meningitis, pneumonia, dan diare

 Menurut DEPKES RI angka kematian sepsis neonatorum


cukup tinggi 13-50% dari angka kematian bayi baru lahir.
Masalah yang sering timbul sebagai komplikasi sepsis
neonatorum adalah meningitis, kejang, hipotermi,
hiperbilirubinemia, gangguan nafas, dan minum.
 1) Infeksi Antenatal
 (a). Virus, yaitu rubella, polyomyelitis, coksackie,
variola,cmv
 (b). Spirokaeta, yaitu treponema palidum
 (c). Bakteri jarang sekali dapat melalui plasenta kecuali E.
Coli dan Listeria Monocytogenes. Tuberkulosis kongenital
dapat terjadi melalui infeksi plasenta. Fokus pada plasenta
pecah ke cairan amnion dan akibatnya janin mendapat
tuberkulosis melalui inhalasi cairan amnion tersebut.
 2) Infeksi intranatal
 a) partus lama
 3) Infeksi Post partum
 a) penggunaan alat alat dan perawatan yang tidak steril
 b) cross infection (infeksi yang telah ada di rumah sakit)
1) Infeksi Antenatal
Kuman mencapai janin melalui sirkulasi ibu ke
plasenta. Kemudian kuman melewati batas
plasenta dan menyebabkan intervilositis.
Selanjutnya infeksi melalui sirkulasi umbilikus
dan masuk ke janin
 2. infeksi intranatal
Infeksi melalui jalan ini lebih sering terjadi daripada
cara yang lain.
Mikroorganisme dari vagina naik dan masuk ke dalam
rongga amnion setelah ketuban pecah. Ketubah pecah
lama ( jarak waktu antara pecahnya ketuban dan
lahirnya bayi lebih dari 12 jam ) mempunyai peranan
penting terhadap timbulnya plasentisitas dan
amnionitik. Infeksi dapat pula terjadi walaupun ketuban
masih utuh misalnya pada partus lama dan seringkali
dilakukan manipulasi vagina.
 3. infeksi pascanatal

Infeksi ini terjadi setelah bayi lahir lengkap.


Sebagian besar infeksi yang berakibat fatal terjadi
sesudah lahir sebagai akibat kontaminasi pada
saat penggunaan alat atau akibat perawatan yang
tidak steril atau sebagai akibat infeksi silang.
 malas minum
 gelisah
 tampak letargis.
 Frekuensi pernapasan meningkat,
 berat badan tiba – tiba turun,
 pergerakan kurang,
 muntah dan diare.
 Suhu tubuh yang tidak stabil
 Selain itu dapat terjadi edema, sklerma, purpura
atau perdarahan, dan kejang.
 Pada BBLR seringkali terdapat hipotermia dan
sklerma
 infeksipada neonatus dapat dibagi menurut berat
ringannya dalam dua golongan besar, yaitu berat
dan infeksi ringan.

 1.Infeksi berat ( major infections ) : sifilis


kongenitl , sepsis neonatal, meningitis, diare,
pielonefritis, tetanus neonaturum.

 2.Infeksi ringan ( minor infection ) : oftalmia


neonaturum, infeksi umbilikus ( omfalitis ),
moniliasis.
 sindroma klinis yang ditandai gejala sitemik dan disertai bakteriemia yang terjadi
dalam bulan pertama kehidupan
 Sifilis kongenital adalah penyakit sifilis yang diderita bayi dengan
manifestasi klinis sifilis kongenital; atau ditemukannya Treponema
pallidum pada lesi, plasenta, tali pusat atau otopsi jaringan; atau bayi yang
dilahirkan
 Manifestasi klinis bervariasi dan dapat mengenai beberapa organ. Organ
yang sering terkena adalah hati dan limpa berupa
pembesaran (hepatosplenomegali), ikterik yang menetap
 Kelainan kulit dapat berupa eritematosa makulopapular atau lesi bula
diikuti oleh deskuamasi pada telapak tangan dan kaki.

PENATALAKSANAAN :
1. Penisilin kristalin (IV) 50.000 U/kg/12 jam selama 7 hari, 50.000 U/kg/8 jam
selanjutnya sampai 10 hari
2.Penisilin prokain 50.000 U/kg/kali (IM)
 Pada neonatus gejala klinis berbeda dengan anak yang
lebih besar dan dewasa. Umumnya meningitis terjadi
secara akut dengan panas tinggi, mual, muntah,
gangguan pernapasan, kejang, nafsu makan
berkurang,minum sangat berkurang, konstipasi, diare,
biiasanya disertai dengan septikemia dan pneumonitis
 Pada neonatus :
1) Gejala tidak khas
2) Demam
3) tampak malas, lemah, tidak mau minum,muntah
4) kesadaran menurun
5) Ubun-ubun besar kadang cembung
6) pernapasan tidak teratur
 Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI, Neonatus
dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar
sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi
berumur lebih dari 1 bulan dan anak, frekuensinya
lebih dari 3 kali
 Diare dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti
Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan
lain-lain; infeksi bakteri seperti Vibrio, E.Coli,
Salmonella, Shigella, infeksi parasit seperti cacing
(Ascaris, Trichiuris, Strongyloides), Protozoa
(Entamoeba histolytica, Giardia lamblia,
Trichomonas hominis), Diare dapat juga disebabkan
oleh intoleransi laktosa
 Pielonefritis adalah infeksi pada parenkim ginjal
 Pada neonatus, pielonefritis akut muncul dengan sepsis
dengan gejala letargi, kejang, syok, suhu yang tidak stabil,
ikterik fisiologis yang persisten. Gejala non spesifik
termasuk gagal tumbuh, muntah, diare.
 Infeksi saluran kemih pada bayi usia dibawah 1 tahun
mengindikasikan pielonefritis akut.
 Escherichia coli bertanggung jawab sekitar 80% dari infeksi
saluran kemih sisanya oleh organisme lain seperti Proteus,
Enterococcus, Pseudomonas, Klebsiella Sp, Staphylococcus
aureus, Staphylococcus epidermidis.
 Tetanus adalah penyakit yang mengenai sistem saraf yang
disebabkan oleh tetanospasmin yaitu neurotoksin yang dihasilkan
oleh Clostridium tetani. Penyakit ini ditandai oleh adanya trismus,
disfagia, dan rigiditas otot lokal yang dekat dengan tempat luka
 Tetanus yang terjadi pada bayi baru lahir, disebabkan adanya infeksi
tali pusat, umumnya karena tehnik pemotongan tali pusat yang
tidak aseptik dan ibu yang tidak mendapat imunisasi yang adekuat

 PENATALAKSANAAN :
 Lini pertama diberikan Metronidazole 15 mg/kgbb dilanjutkan dosis
30 mg/kgbb/hari dengan interval setiap 6 jam selama 7-10 hari
 Lini kedua diberikan penisilin prokain 50.000-100.000/kgbb/hari
selama 7-10 hari
 Omfalitis adalah Infeksi pada tali pusat atau jaringan
kulit di sekitar tali pusat ditandai dengan tali pusat
merah, bengkak, dan mengeluarkan nanah atau berbau
busuk
 Sekitar tiga perempat dari kasus omfalitis merupakan
polimikrobial. Bakteriaerob ditemukan pada sekitar
85% dari infeksi, didominasi oleh
Staphylococcusaureus, Streptococcus grup A,
Escherichia coli, Klebsiella pneumonia, dan Proteus
mirabilis
 PENATALAKSANAAN :
 Umum
-Jaga tali pusat selalu bersih, kering dan biarkan terbuka (jangan
dibungkus)
- Jangan beri ramuan apapun
- Jika kotor, bersihkan dengan kain bersih atau air matang
 Infeksi tali pusat lokal atau sebagian
- Bersihkan tali pusat dengan menggunakan larutan antiseptic (iodium
povidon ) sampai tidak ada nanah lagi pada tali pusat
- Dapat dilakukan ibu di rumah kapan saja bila memungkinkan
 Infeksi tali pusat berat atau meluas
- Tetap lakukan perawatan seperti infeksi tali pusat lokal atau terbatas
- Antibiotik sesuai indikasi
 medikamentosa
-Antibiotik ( ampicillin, gentamicin, cefotaxim)
 Oftalmia neonatorum atau dikenal juga sebagai konjungtivitis
neonatorum merupakan peradangan konjungtiva yang terjadi
pada 28 hari pertama kehidupan neonatus

 tanda klinis berupa hiperemis dan edem pada palpebra dan


konjungtiva palpebra,sekret mata yang purulen dengan satu
atau lebih sel polimorfonuklear per lapang pandang pada
perwarnaan gram.

 Oftalmia Merupakan infeksi mata yang disebabkan oleh


kuman Neisseria gonorrhoeae
 PENATALAKSANAAN :

 bersihkan mata bayi dengan NaCl sampai kemudian


keringkan dengan kasa steril
 - Beri tetes mata/salep antibiotika selama 3 hari sampai
mata normal
 - Beri antibiotika IM pada bagian anterior lateral femur
 - (Penisilin kristalin) atau ampisilin per oral
 - Obati orang tua bayi dari gonorrhoeae
 Berikan perawatan rutin kepada bayi baru lahir.
 Cuci tangan atau gunakan pembersih tangan
beralkohol.
 Pakai – pakaian pelindung dan sarung tangan.
 Gunakan teknik aseptik.
 Pegang instrumen tajam dengan hati – hati dan
bersihkan dan jika perlu
 sterilkan atau desinfeksi instrumen dan peralatan.
 Bersihkan unit perawatan khusus bayi baru lahir
secara rutin
 Pisahkan bayi yang menderita infeksi untuk mencegah
infeksi nosokomial.

Anda mungkin juga menyukai