Menu
Skip to primary content
BerandaAboutDaftar IsiSPSSKesehatan
Cari
freyadefunkBlog berisi materi-materi kebidanan dan kesehatan :)
Tanda-Tanda Vital dan Pemeriksaan Fisik pada Bayi
Tanda-tanda vital seorang manusia antara lain:
1.Tekanan darah
2. Nadi / pols
3. Suhu Tubuh / temperatur
4. Pernapasan
TEKANAN DARAH
Jumlah tekanan darah yang normal berdasarkan usia seseorang adalah:
Bayi usia di bawah 1 bulan : 85/15 mmHg
Usia 1 6 bulan : 90/60 mmHg
Usia 6 12 bulan : 96/65 mmHg
Usia 1 4 tahun : 99/65 mmHg
Usia 4 6 tahun : 160/60 mmHg
Usia 6 8 tahun : 185/60 mmHg
Usia 8 10 tahun : 110/60 mmHg
Usia 10 12 tahun : 115/60 mmHg
Usia 12 14 tahun : 118/60 mmHg
Usia 14 16 tahun : 120/65 mmHg
Usia 16 tahun ke atas : 130/75 mmHg
Usia lanjut : 130-139/85-89 mmHg
Seseorang dikategorikanhypertensiberdasarkan tekanan darahnya adalah:
*Hypertensirendah : 140 159/ 90-99 mmHg
*Hypertensisedang : 160 169/100-109 mmHg
*Hypertensiberat : 180 209/110-119 mmHg
Seseorang dikatakanhypotensijika tekanan darahnya lebih kecil dari 110/70 mmHg
Tempat untuk mengukur tekanan darah seseorang adalah:
Lengan atas
Pergelangan kaki
NADI
Nadi adalah denyut nadi yang teraba pada dinding pembuluh darah arteri yang berd
asarkan systol dan gystole dari jantung.
Jumlah
Bayi
Umur
Umur
Umur
Umur
Umur
Umur
Umur
Umur
Umur
Usia
2.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
3.PROSEDUR
Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan pemeriksaan
Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor lingkungan, so
sial,faktor ibu (maternal),faktor perinatal, intranatal, dan neonatal
Susun alat secara ergonomis
Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan dengan handuk bers
ih
Memakai sarung tangan
Letakkan bayi pada tempat yang rata
2
4. PENGUKURAN ANTHOPOMETRI
a). Penimbangan berat badan
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan ke titik nol sebe
lum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat alas dan pembungkus bayi
b). Pengukuran panjang badan
Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala sampai tumit
dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak
lentur.
c). Ukur lingkar kepala
Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi.
d). Ukur lingkar dada
ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada (pengukuran dilak
ukan melalui kedua puting susu)
5. PEMERIKSAAN FISIK
a). Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan tampilannya normal.
Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi preterm,moulding yang buruk atau
hidrosefalus. Pada kelahiran spontan letak kepala, sering terlihat tulang kepal
a tumpang tindih yang disebut moulding/moulase.Keadaan ini normal kembali setela
h beberapa hari sehingga ubun-ubun mudah diraba. Perhatikan ukuran dan keteganga
nnya. Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang besar dapat terjadi akibat p
rematuritas atau hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi pada mikrose
fali. Jika fontanel menonjol, hal ini diakibatkan peningkatan tekanan intakrania
l, sedangkan yang cekung dapat tejadi akibat deidrasi. Terkadang teraba fontanel
ketiga antara fontanel anterior dan posterior, hal ini terjadi karena adanya tr
isomi 21
Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perd
arahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak
Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali, mikrosefali, kraniot
abes dan sebagainya
b). wajah
wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini dikar
enakan posisi bayi di intrauteri.Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti sin
drom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma
lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.
3
c). Mata
Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata bayi terbuka.
Periksa jumlah, posisi atau letak mata
Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna
Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemud
ian sebagai kekeruhan pada kornea
Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna putih. Pupil harus t
ampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci (kolobama) yang dap
at mengindikasikan adanya defek retina
Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan konjungtiva atau retina
Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman gonokokus dapat menja
di panoftalmia dan menyebabkan kebutaan
Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom down
d). Hidung
Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,
5 cm.
Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus diperhatikan kemungk
inan ada obstruksi jalan napas akarena atresia koana bilateral, fraktur tulang h
idung atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring
Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungk
inan adanya sifilis kongenital
Perksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung mengembang menunjukkan
adanya gangguan pernapasan
e). Mulut
Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bib
ir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia
Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista lunak yang berasal
dari dasar mulut)
Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan antara palatum keras
dan lunak
Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang biasanya terjadi akiba
tvEpisteins pearl atau gigi
Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi dengan edema otak atau
tekanan intrakranial meninggi seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote)
4
f). Telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya
Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang
Dauntelinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan yang jelas dibagia atas
Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya rendah (low set ears)
terdapat pada bayi yangmengalami sindrom tertentu (Pierre-robin)
Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat berhubungan dengan a
bnormalitas ginjal
g). Leher
Leher bayibiasanya pendek dan harus diperiksa kesimetrisannya. Pergerakannya har
us baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang l
eher
Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pad fleksus brakhia
lis
Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan.periksa adanya pembe
saran kelenjar tyroid dan vena jugularis
Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya
Periksa psina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya tanda-tanda abnormali
tas seperti spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak kecil berambut yang d
apat menunjukkan adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra
q). Kulit
Perhatikan kondisi kuli bayi.
Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
Periksa adanya pembekakan
Perhatinan adanya vernik kaseosa
Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan
6
B. DIAGNOSIS FISIK PADA ANAK
Diagnosis fisik cara baku untuk diagnosa penyakit, Pemeriksaan penunjang (sederh
ana-canggih) tidak dapat menggantikan kedudukan diagnosis fisik, Urutan proses d
iagnostik tetap diawali anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang h
anya dilakukan dengan petunjuk anamnesis dan PD. Bayi dan anak Tumbuh dan berkem
bang, perlu perhatian pada PD (Physic Diagnostik). Di daerah terpencil diagnosis
fisik penyakit hanya dari anamnesis dan PD
1. ANAMNESIS
Wawancara langsung pasien (Autoanamnesis) atau orang lain (Heteroanamnesis)
dimana Diagnosis penyakit anak + 80 % dari anamnesis sehingga hal ini Merupakan
bagian yang sangat penting dalam pemeriksaan klinis. Pemeriksa harus waspada aka
n terjadinya Bias. Menggunakan bahasa awam, Harus dilakukan pada saat yang tepat d
an suasana yang memungkinkan. Heteroanamnesis dilakukan kepada orang yang dekat
dengan anak. Pemeriksa harus bersikap empati, menyesuaikan diri dengan yang diwa
wancarai, Pada kasus gawat darurat anamnesis terbatas pada keadaan umum dan yang
penting saja, anak harus segera ditolong, Anamnesis harus diarahkan oleh pemeri
ksa, supaya tidak ngelantur
2. IDENTITAS
Supaya tidak keliru anak lain berakibat fatal
a) Nama, Umur
b) Jenis kelamin
c) Nama orang tua (ayah, ibu)
d) Alamat (lengkap)
e) Umur, Pendidikan Orang tua
f) Pekerjaan Orang tua
g) Agama, Suku bangsa
3. RIWAYAT PENYAKIT
a) Keluhan Utama
Keluhan yang menyebabkan anak dibawa berobat
Tidak selalu keluhan yang pertama diucapkan orang tua/pengantar
Keluhan utama harus sejalan dengan kondisi pasien dan kemungkinan diagnosis
Riwayat Perjalanan Penyakit
Disusun cerita yang kronologis terinci dan jelas
Dimulai dengan perincian keluhan utama
Diperinci mengenai gejala sebelum keluhan utama sampai anak berobat
7
b) Perincian gejala mencakup
Lamanya keluhan
Terjadinya gejala-gejala mendadak, terus menerus, hilang timbul
Berat ringannya keluhan menetap, bertambah berat
Keluhan baru pertama atau pernah sebelumnya
Apakah ada saudara/serumah yang mempunyai keluhan sama
Upaya pengobatan yang dilakukan dan obat yang diberikan
Keluhan utama yang sering dijumpai: Panas badan, Sesak nafas, mencret, muntah, k
ejang, tidak sadar, bengkak, kuning, perdarahan
Dari riwayat penyakit diperoleh gambaran kemungkinan diagnosis dan diagnosis ban
ding
4. RIWAYAT KEHAMILAN
Kesehatan Ibu selama hamil
Kunjungan antenatal
Imunisasi TT
Obat yang diminum
Makanan ibu
Kebiasaan merokok, minuman keras
5. RIWAYAT KELAHIRAN
Siapa yang menolong
Cara kelahiran, masa hamil
Tempat melahirkan
Keadaan setelah lahir (nilai APGAR)
BB & Panjang badan Lahir
Keadaan anak minggu I setelah lahir
6. RIWAYAT PERTUMBUHAN
Dilihat kurva BB terhadap Umur (KMS)
Dapat mendeteksi riwayat penyakit kronik,
7. RIWAYAT PERKEMBANGAN
Ditanyakan patokan dalam perkembangan (Milestones) motorik kasar, motorik halus,
sosial, bahasa
8. RIWAYAT IMUNISASI
Status imunisasi ditanya BCG, Hep B, Polio, DPT, Campak, dan tanggal / umur wakt
u imunisasi
Imunisasi lain ditanya kalau ada
9. RIWAYAT MAKANAN
Ditanyakan makanan mulai bayi lahir sampai sekarang
Harus dapat gambaran tentang kwantitas dan kwalitas makanan
10. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Untuk mengetahui hubungan penyakit sekarang dengan penyakit yang diderita sebelu
mnya
8
11. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
Penting untuk mendeteksi penyakit keturunan atau penyakit menular
12. RIWAYAT SOSIO EKONOMI KELUARGA
Penghasilan Orang tua
Jumlah keluarga
Keadaan perumahan dan lingkungan
Kebersihan diri dan lingkungan
13. PEMERIKSAAN FISIK
Cara pendekatan tergantung umur dan keadaan anak
Kehadiran orang tua mengurangi rasa takut anak
Pada bayi < 4 bulan pendekatan mudah, juga pada anak besar
Pemeriksa bersifat informal dan komunikatif
Pada anak sakit berat langsung diperiksa
Dimulai dengan Inspeksi (melihat), Palpasi (raba), Perkusi (ketuk), dan Auskulta
si (dengar)
Tempat periksa cukup tingginya, terang dan tenang
Posisi pemeriksa sebelah kanan pasien
Bayi dan anak kecil sebaiknya diperiksa tanpa pakaian
a. Inspeksi
Dapat diperoleh kesan keadaan umum anak
Inspeksi lokal, dilihat perubahan yang terjadi
b. Palpasi
Menggunakan telapak tangan dan jari tangan
Palpasi Abdomen Flexi sendi panggul dan lutut Abdomen tidak tegang
Dapat menentukan bentuk, besar, tepi, permukaan, konsistensi organ
c. Perkusi
Jari II, III tangan kiri diletakkan pada bagian yang diperiksa (landasan untuk m
engetuk) jari II-III tangan kanan untuk mengetuk (engsel pergerakan pada pergela
ngan tangan)
Dilakukan pada dada, abdomen
Suara Perkusi
Sonor (pada paru normal)
Tymphani (pada abdomen / lambung)
Pekak (pada otot)
Redup (antara sonor pekak)
Hipersonor (sonor tympani)
d. Auskultasi
Menggunakan Stetoskop
Mendengar suara nafas, bunyi dan bising jantung, peristaltik usus, aliran darah
Stetoskop pediatrik dapat digunakan untuk bayi dan anak
Sisi membran mendengar suara frekwensi tinggi
Sisi mangkok mendengar suara frekwensi rendah bila ditekan lembut pada kulit Men
dengar suara frekwensi tinggi, bila ditekan keras pada kulit
Bising presistolik, mid-diastolik nada rendah
9
14. KEADAAN UMUM
Dapat diperoleh kesan keadaan sakit dan keadaan gawat darurat yang memerlukan pe
rtolongan segera
Kesan keadaan sakit tidak identik dengan serius tidaknya penyakit
Selanjutnya perhatikan kesadaran pasien
Komposmentis (CM)
Sadar sepenuhnya
Apatis
Sadar tapi acuh terhadap sekitarnya
Somnolen
Tampak mengantuk dan ingin kembali tidur
Memberi respons terhadap stimulus agak keras kemudian tidur lagi
SoporSedikit respon terhadap stimulus yang kuat
Refleks pupil cahaya positif
Koma
Tidak bereaksi terhadap stimulus apapun
Reflek pupil negatif
Delirium
Kesadaran menurun disertai disorientasi
GCS (Glasgow Coma Scale)
Spontan Terhadap nyeri
Respon Verbal
Orientasi ada
Bingung
Kata-kata tidak dimengerti
Hanya suara
ResponMotorik
Selain
Posisi
Fasies
Status
6 7 tahun 100 15 56
7 8 tahun 102 15 56
8 9 tahun 105 16 57
9 10 tahun 107 16 57
10 11 tahun 111 17 58
11
11 12 tahun 113
12 13 tahun 115
13 14 tahun 118
18 59
18 59
19 60
8
8
9
9
10
10
10
10
d). Frekuensi Denyut Jantung / Nadi Normal Pada Bayi dan Anak
Frekuensi denyut per menit
Umur Istirahat Istirahat Aktif
(bangun) (tidur) /demam
Baru lahir 100 180 80 160 sampai 220
1 mgg 3 bln 100 220 80 200 sampai 220
3 bln 2 thn 80 150 70 120 sampai 200
2 thn 10 thn 70 110 60 90 sampai 200
> 10 tahun 55 90 50 90 sampai 200
e). Suhu Tubuh
Menggunakan termometer badan
Umumnya suhu axilla
Sebelumnya air raksa diturunkan < 35 0C dengan mengibaskan termometer
Dikepitkan di axilla 3 menit
Normal 36 37 0C
Suhu rektum core temperatur lebih tinggi 1 0C > tinggi dari suhu Axilla ato 0,5
0C > tinggi dari suhu mulut
16. DATA ANTROPOMETRIK
a) Berat Badan
Bayi: Timbangan bayi
Anak:Timbangan berdiri
Sebelum menimbang cek dulu apakah mulai nol
b) Tinggi Badan
Bayi Tidur terlentang. Ukur verteks tumit
Anak Berdiri tanpa alas kaki, punggung bersandar ke dinding
Lingkar Kepala (LK)
Bayi < 2 thn rutin LK
Alat pengukur meteran yang tidak mudah meregang
Ukur glabella atas alis- protoberensia oksipitalis eksterna
Lingkar Lengan Atas (LLA)
Menggunakan pita pengukur
Mengukur pertengahan lengan kiri antara akromion dan olecranon
17. KULIT
a). Anemi
Paling baik dinilai pada telapak tangan / kaki, kuku, mukosa mulut dan conjuncti
va
b). Ikterus
Sebaiknya dinilai dengan sinar alamiah
Paling jelas terlihat di sklera, kulit, selaput lendir
Harus dibedakan dengan karotenemia
12
c) Sianosis
Warna kebiruan pada kulit dan mukosa
Sianosis sentral oleh karena penyakit jantung, paru
c). Perkusi
Mulai supraklavikula ke bawah, bandingkan kanan dan kiri
Normal : Sonor
Hipersonor : Emfisema, pneumothorax
Redup : Pneumonia, tumor, cairan
d). Auskultasi
Dilakukan pada seluruh dada atas, bawah, kanan, kiri
Suara Napas Normal Vesikuler
Inspirasi > Ekspirasi
Suara napas tambahan
Ronki basa Cairan
Halus : Alveolus, bronkiolus
Sedang : Bronkus
Nyaring : Nyata terdengar oleh karena melalui benda padat
Ronki kering menyempit
Jelas pada fase ekspirasi
Wheezing
22. JANTUNG
a). Inspeksi
Denyut Apex (Apex / ictus cordis) biasanya sulit dilihat
b). Palpasi
Menentukan letak apex / ictus cordis
NormalICS IV MCL sinistra pada bayi, anak kecil
Anak besar ICS V
Kardiomegali bergeser kebawah, lateral
Getaran bising (thrill) bising jantung (murmur) derajat IV
VSD di ICS III IV sternum kiri
RHD di Apex (insufisiensi mitral)
c). Perkusi
Perifer ketengah
Kesan besarnya jantung sulit dilakukan pada anak . Inspeksi, Palpasi lebih baik
untuk menentukan besarnya jantung
14
d). Auskultasi
Bunyi, murmur Sisi mangkok stetoskop
4 daerah auskultasi
Apex Mitral
Parasternal kiri bawah Trikuspid
ICS II sternum kiri Pulmonal
ICS II sternum kanan Aorta
Bunyi jantung I
Fase sistolik
Bersamaan dengan ictus cordis
Paling jelas di apex
Penutupan katup atrioventrikular
Bunyi jantung II
Fase diastolik
Penutupan katup semilunar (aorta, pulmonal)
Paling jelas di ICS II sternum sinistra
Bunyi jantung III, IV
Bernada rendah
Sulit didengar
Akibat deselerasi darah
Irama derap (Gallop)
Bunyi jantung III, IV terdengar jelas + takikardi
Adanya gagal jantung
Bising jantung
Akibat turbulensi darah melalui jalan yang sempit
Bising sistolik
Terdengar antara S I S II
Pada VSD, MI, TI
Bising Diastolik
Terdengar antara S II S I Pada AI, PI
Bising Kontinyu Pada PDA
Derajat Bising
1: Sangat lemah, hanya terdengar oleh pemeriksa yang berpengalaman, ditempat ten
ang
2: Lemah tapi mudah didengar
3: Keras, tidak disertai thrill
4: Keras disertai thrill
5: Sangat keras
6: Paling keras, terdengar meskipun stetoskop diangkat dari dinding dada
23. ABDOMEN
a). Inspeksi
Normal pada anak, perut agak membuncit oleh karena otot abdomen tipis
Distensi abdomen simetris / tidak simetris
Umbilikus
15
b). Auskultasi
Bising Usus (suara peristaltik) terdengar tiap 10 30
Frekuensi Pada Diare atau hilang pada ileus paralitik atau peritonitis
Nada tinggi (metalic sound) pada ileus obstruktif
c). Perkusi
Normal bunyi timpani pada seluruh abdomen kecuali didaerah hati dan limpa
Untuk menentukan adanya cairan (asites) atau udara
Asites ditentukan dengan :
Shifting Dulness
Undulasi
Batas daerah pekak timpani
d). Palpasi
Bagian terpenting pada abdomen
Nyeri dapat dilihat dari perubahan mimik anak
Defans musculair (ketegangan otot perut) peritonitis
Hati
Pembesaran hati (Hepatomegali) dinyatakan dalam cm dibawah arcus costae
Limpa
Splenomegali diukur dengan cara Schuffner
Tarik garis dari arcus costae pusat lipat paha
Sampai pusat S IV
Sampai lipat paha S VIII
Massa Intra abdominal
Tumor, Skibala, Hernia
Anus
Anus Imperforata
Fisura ani . Polip Rektum
Diaper Rash
Colok Dubur
Genetalia
Pada neonatus melihat kel. Kongenital
Inspeksi, Palpasi, kadang Transluminasi
Laki-laki: Phymosis, Hipospadia, Skrotum, Testis
Extremitas
Memperhatikan sikap anggota gerak, jari-jari, warna kuku, deformitas
Pemeriksaan otot
Kekuatan, Tonus
Atrofi
Pemeriksaan sendi
Radang sendi (artritis)
16
24. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
Tanda rangsang Meningeal
Kaku Kuduk
Brudzinski I, II
Kernig
Kekuatan Otot
Pada anak yang kooperatif
5: Normal
4: Dapat melawan tekanan
3: Dapat menahan berat tidak dapat melawan tekanan
2: Hanya dapat menggerakkan anggota badan
1: Teraba gerakan konstraksi otot, tidak dapat bergerak
0: Tidak ada konstraksi
Reflek tendon
KPR, BPR
Pada Tumor batang otak, hipokalsemia, hipertiroid
pada malnutrisi
Reflek
Babinski, oppenheim
Klonus hiperrefleksi, reflek patologis (+)
Pemeriksaan saraf otak
N.IXIINeurologi
25. PEMERIKSAAN FISIK NEONATUS
1. setelah lahir
Menilai APGAR Score
Menentukan Prognosa
Mencari kelainan kongenital
Menentukan perawatan selanjutnya
Yang perlu diperhatikan
Mengetahui Riwayat kehamilan dan persalinan
Bayi telanjang dibawah lampu penghangat
Menjaga kebersihan tangan dan lain-lain
Bila ada kelainan kongenital sindroma APGAR
Tindakan
Prognosis
2. pemeriksaan lanjutan
Warna kulit, keadaan kulit
Keaktifan, suhu badan
Tangis bayi
Wajah neonatus
Gizi (BB, TB)
Kepala
Dada
17
Bentuk dada, apnea
Fraktur clavicula
Bunyi jantung
Abdomen
Distensi abdomen
Tali pusat
Anus , Genetalia
Atresia ani
Skrotum, Testis
Extremitas
Polidaktili, Sindaktili
CTEV
Claw hand
Pemeriksaan Neurologis
Reflek moro
Rooting Reflek
Dr. H. AHMAD NURI, Sp.A.http://www.google.com, Diagnosis Fisik Pada Anak
http://www.google.com. Pemeriksaan Fisik pada Bayi Baru Lahir
-0.2327720.136642
Tentang iklan-iklan ini
SafeFrame Container
Beri peringkat:
10 Votes
Share this:
TwitterFacebook17GoogleLinkedIn1
Sukai ini:
SukaMemuat...
Terkait
Fase Bayi dan Neonatus, Bayi Sakitdalam "Materi Kuliah Kebidanan"
Fisiologi Nifasdalam "Materi Kuliah Kebidanan"
Psikologi Daur Wanita : Pengaruh Alkohol untuk Ibu Hamil, Bersalin, Menyusui, da
n untuk Bayidalam "Materi Kuliah Kebidanan"16 November 201111RepliesNavigasi pos
SebelumnyaBerikutnya
Berikan BalasanBatalkan balasan
Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan.Ruas yang wajib ditandai*
Komentar
Nama*
Surel*
Situs web
n para ahli. Perlu diketahui tekanan darah seseorang tidaklah konstan akan tetap
i tekanan darah sistole normal bisa naik/ turun kurang lebih 10mmHg tergantung d
ari berbagai hal yang mempengaruhinya, salah satu contohnya ialah aktivitas fisi
k (orang sehabis berlari/ melakukan aktivitas yang berat pasti tekanan darahnya
akan naik). Jadi perlu diingat bahwa sebelum mengukur tekanan darah seseorang, p
astikan dahulu orang tersebut beristirahat sejenak demi mendapatkan ukuran tekan
an darah yang akurat.
Jadi maksud dari tekanan darah sistole 95, 85, dsb artinya dapat fleksibel kuran
g atau lebih dari angka tersebut. Tidak mutlak normalnya harus sebesar angka itu
(ingat itu angka rata-rata dari hasil penelitian para ahli).
Balas
Triepada23 Oktober 2012 pukul 8:15 PM
aurikel berhubungan dengan abnormalitas ginjal,,,
memang apa hubungannya aurikel dengan abnormalitas ginjal
TERIMAKASIH,,,,:)
Balas
freyadefunkpada18 November 2012 pukul 8:55 PM
Coba saya jawab yah, akan tetapi saya kurang jelas dengan pertanyaannya.. Aurike
l yg dimaksud apakahaurikelflap pada telinga, ataukahaurikelatrium pada jantung?
Balas
Endang Leztharypada18 November 2012 pukul 8:34 PM
yah terima kasih
Balas
husnulpada5 Januari 2013 pukul 8:46 PM
maaf kak kalo boleh saya tau dari manakah kakak mendapatkan referensi tekanan da
rah terebut dan bisakah kakak menyebutkan pakar yang menyatakan nilai tersebut?
terimakasih
Balas
freyadefunkpada7 Januari 2013 pukul 10:11 PM
Sumber: Dr. H. Ahmad Nuri, SP. A. 2008.http://www.infobunda.com
Balas
Roma Ambaritapada11 Januari 2013 pukul 9:47 AM
thank u banget ya buat infonya, ngebantu banget
Balas
freyadefunkpada11 Januari 2013 pukul 12:08 PM
Sama-sama ^^
Balas
Aryono Usmanpada21 April 2013 pukul 9:23 AM
assalamu alaikum. maaf mbak saya mau bertanya sedikit masalah TD : pada anak 4-6 =
160/60 mmHg dan pada usia 6-8 = 185/60 mmHg pertanyaan saya knapa pada anak usia
tersebut tekanan darah normalnya sangat tinggi sdangkan anda jga menuliskan kate
gori hypertensi apabila sdah mencpai 180 itu sdah hypertensi berat mohon bantuanny
a
Balas
freyadefunkpada25 April 2013 pukul 12:13 PM
Walaikum salam..
Kemungkinan anak tersebut ada kelainan hipertensi bawaan (genetika) mas, alangka
h lebih baik kalau konsultasi langsung dengan pakarnya, dokter spesialis anak at
au dokter penyakit dalam
Balas
Apa yang sedang Kamu Cari??CariButuh Persiapan CPNS????
Blog di WordPress.com.
Mysterious Thing Conspiracy Controversy UFO & Alien Archeology Science Universe
www.IndoCropCircles.com
freyadefunk
Blog berisi materi-materi kebidanan dan kesehatan :)
Arleta Fenty - she talks in math