Anda di halaman 1dari 19

PENATALAKSANAAN

KEGAWATDARURATAN
OBSTETRI (3)
penanganan infeksi akut
dalam obstetri
• Definisi: suatu keadaan gawat darurat yang
memerlukan penanganan segera dan intensif
• Penanganan:
- Nilai kegawatan dengan pemeriksaan
tanda-tanda vital
- Cegah hipotermi dan miringkan
kepala/tubuh untuk mencegah aspirasi
- Bebaskan jalan nafas, beri O2 6-8 L/men.
Tinggikan tungkai untuk membantu beban
kerja jantung
• NB : Bila tak berhasil atau peralatan tidak
memadai ; rujuk (pasien / keluarga diberi
tahu, buat surat rujukan, ada petugas
menemani, keluarga untuk donor
Prinsip Umum Penilaian Hipertensi dalam
Obstetri dan Preeklampsi/eklampsi
• Selalu waspada terhadap gejala dan tanda preeklamsia
ringan. Pantau tekanan darah ibu hamil pada setiap
pemeriksaan antenatal, selama proses persalinan, dan
masa nifas.
• Selalu waspada terhadap tanda dan gejala preeklamsia
berat.
• Catat tekanan darah ibu, segera periksa adanya gejala
dan tanda preeklamsia atau eklamsia. Gejala dan tanda
preeklamsia berat, memerlukan penanganan yang
cepat karena besar kemungkinan terjadi eklamsia.
Kecepatan bertindak sangat penting.
4. Penanganan preeklamsia berat dan eklamsia
sama :
4.1. Cari pertolongan segera untuk mengatur
rujukan ibu rutin ke rumah sakit. Jelaskan
dengan tenang dan secepatnya kepada ibu,
suami dan keluarga tentang apa yang terjadi.
4.2. Berikan ibu pada posisi miring kekiri,
berikan oksigen (4 – 6 liter / menit) jika ada.
4.3. Berikan IV ringer laktat 500 cc dengan
jarum berlubang besar (16 dan 18 G)
5. Jika terjadi kejang, baringkan ibu pada posisi
miring ke kiri, di bagian tempat tidur atau lantai
yang aman, mencegah ibu terjatuh, tapi jangan
mengikat ibu.
Jika ada kesempatan, letakkan benda yang
dibungkus dengan kain lembut diantara gigi ibu.
Jangan memaksakan membuka mulut ibu ketika
kejang terjadi.
Setelah kejang berlalu, hisap lendir pada mulut
dan tenggorokan ibu bila perlu.
6. Pantau dengan cermat tanda dan gejala
keracunan MgSO4
7. Jika terjadi henti nafas ( apnea ) setelah
pemberian MgSO4, berikan Kalsium Glukosa 1 gr
(10 cc dalam laruta 10%) IV perlahan – lahan
sampai pernafasan mulai lagi.
8. Catat semua obat yang diberikan, keadaan ibu,
termasuk tekanan darahnya setiap 15 menit.
9. Bawa segera ibu kerumah sakit setelah serangan
kejang berikutnya. Dampingi ibu dalam perjalanan
dan berikan obat – obatan lagi jika perlu.
INGAT!!!!!!
• Ibu harus belajar mengenali tanda dan gejala preeklamsia,
dan harus dianjurkan untuk mencari perawatan bidan,
puskesmas atau rumah sakit bila mengalami tanda
preeklamsia (nyeri kepala hebat, gangguan penglihatan,
nyeri epigastrik, pembengkakan pada wajah).
• Memantau dengan cermat tekanan darah ibu hamil, ibu
dalam proses persalinan, dan ibu dalam masa nifas.
• Jangan berikan metergin pada ibu yang tekanan darahnya
naik, preeklamsia atau eklamsia.
• Beberapa wanita dengan eklamsia memiliki tekanan darah
yang normal. Tangani semua ibu yang mengalami sebagai
ibu dengan eklamsia hingga ditentukan diagnosa lain.
• Selalu waspada untuk segera merujuk ibu yang mengalami
preeklamsia.
Prinsip Umum Penilaian dan
Penanganan Persalinan Macet
• Bidan sudah dilatih dengan tepat dan trampil untuk :
1. Menggunakan patograf dan catatan persalinan.
2. Melakukan periksa dengan secara baik.
3. Mengenali hal – hal yang menyebabkan partus lama
/ macet.
4. Mengidentifikasi presentasi abdominal (selain
verteks / presentasi belakang kepala) dan kehamilan.
5. Penatalaksanaan penting yang tepat untuk partus
lama dan partus macet.
Prinsip penatalaksaan partus lama /
macet :
1. Memberikan rehidrasi pada ibu.
2. Berikan antibiotika.
3. Rujukan segera.
4. Bayi harus dilahirkan.
5. Selalu bertindak aseptik.
6. Perhatikan perawatan kandung kencing.
7. Perawatan nifas yang bermutu.
Prinsip Umum Penilaian dan
Penanganan Persalinan Preterm
• Ibu hamil yang diidentifikasi memiliki risiko
persalinan preterm akibat amnionitis dan yang
mengalami gejala persalinan preterm
membakat harus ditangani seksama untuk
meningkatkan keluaran neonatal.
• Pada kasus-kasus amnionitis yang tidak
mungkin ditangani akspektatif, harus
dilakukan intervensi, yaitu dengan :
• Akselerasi pematangan fungsi paru
• Pemberian antibiotik
• Pemberian tokolitik
Prinsip Penanganan
• Coba hentikan kontraksi uterus atau penundaan
kehamilan
• Persalinan berjalan terus dan siapkan penanganan
selanjutnya. Oleh karena usia hamil dan berat lahir
merupakan faktor penentu dari fetal survival,maka
yang menjadi tujuan utama pengelolaan persalinan
adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan usia hamil
2. Meningkatkan berat lahir
3. Menurunkan morbiditas dan mortalitas perinatal.
• Prinsip pengelolaan persalinan preterm yang
membakat adalah bergantung pada hal-hal
berikut ini :
1. Kondisi ketuban masih untuh atau sudah
pecah
2. Usia kehamilan dan perkiraan berat janin
3. Ada atau tidak adanya gejala klinis dari infeksi
intrauterin
4. Ada atau tidak petanda-petanda yang
meramalkan persalinan dalam waktu yang relatif
dekat( kontraksi ,penipisan serviks)
Prinsip Rujuk Kasus
Gawatdarurat Obstetri
• Dalam memberikan pelayanan kegawatdaruratan
yang akan dirujuk, beberapa hal yang perlu
diperhatikan antara lain yaitu ;
1. Stabilisasi penderita
2. Pemberian oksigen
3. Pemberian cairan infus intravena dan transfusi
darah
4. Pemberian obat-obatan (antibiotik, analgetika,
tetanus toksoid)
Unsur-unsur pokok dalam stabilisasi
penderita untuk dirujuk :
• Penanganan pernafasan dan pembebasan
jalan nafas
• Kontrol perdarahan
• Pemberian cairan infus intravena
• Kontrol nyeri (mengurangi atau
menghilangkan nyeri)
Penanganan untuk stabilisasi pasien dapat
disebut juga TINDAKAN ABCD (AIRWAY, BLOOD,
CIRCULATION, DRUGS)
• Prinsip umum dalam merujuk kasus adalah
pasien harus didampingi oleh tenaga yang
terlatih, sehingga cairan intravena dan oksigen
dapat terus diberikan.
• Dalam perjalanan ke tempat rujukan , pasien
harus dijaga agar tetap dalam kondisi hangat
dan kakinya harus dala posisi yang lebih tingi,
khusunya pada kasus syok hipovolemi.
• Tata cara untuk memperoleh transportasi yang
cepat bagi kasus gawat darurat harus ada di
setiap tingkat pelayanan kesehatan, karena
Kemampuan tempat pelayanan kesehatan
untuk dengan segera memperoleh
transportasi bagi pasien untuk dirujuk ke
jenjang yang lebih tinggi amat menentukan
keselamatan kehidupan kasus yang gawat.
• Apabila dimungkinkan dalam perjalanan
merujuk, harus diberitahi institusi yang dituju
bahwa pasien sedang dalam perjalanan ke
tempat rujukan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai