Anda di halaman 1dari 63

PEMERIKASAAN FISIK PADA ORANG DEWASA

Oleh : Shervil Kagayaita S. 1202300049

PENDAHULUAN
Pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui status kesehatan pasien. Pemeriksaan fisik ini bertujuan Mengumpulkan data tentang kesehatan pasien, Menambah informasi, Menyangkal data yang di peroleh dari riwayat pasien, Mengevaluasi pelaksanaan yang telah di berikan.

PENDAHULUAN
Teknik Pemeriksaan Fisik Inspeksi : Mengamati Yang diamati : Ukuran, Bentuk, Warna, Kesimetrisan, Posisi, abnormalitas Palpasi : Meraba Tujuan : Menentukan ketahanan, kekenyalan, kekerasan, tekstur, mobilitas. Perkusi : Mengetuk Tujuan : Untuk mengetahui ukuran, Batas, Konsistensi organ, Menentukan adanya cairan dalam rongga tubuh Auskultasi : Mendengarkan Yang didengarkan : frekuensi / siklus gelombang bunyi, kekerasan / amplitudo bunyi, kwalitas dan lamanya.

PENDAHULUAN
Gambar Teknik pemeriksaan fisik :
PERKUSI Sumber:supikgf.blogspot.com

PALPASI Sumber : healthcentral.com

AUSKULTASI Sumber: sh1n3.student.umm.ac.id

PENDAHULUAN
Pendekatan Head to Toe : dr kepala - kaki Per System : per sistem tubuh Pemeriksaan Fisik Head to Toe adalah pemeriksaan fisik dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kepala Rambut (Inspeksi & palpasi ) Kulit Kepala (Inspeksi & palpasi)

PENDAHULUAN
Wajah Mata (Inspeksi & palpasi) Hidung (inspeksi & palpasi) Mulut (inspeksi & palpasi) Telinga (inspeksi) Leher (Inspeksi & palpasi) Dada (inspeksi, palpasi, perkusi & auskultasi) Payudara (inspeksi ,palpasi & perkusi) Genetalia (inspeksi & palpasi)

Jenis Alat untuk Pemeriksaan Fisik Umum


Alat pemeriksaan fisik,antara lain :
1. Tensimeter / spigmomanometer 2. Stetoskop 3. Thermometer 4. Senter kecil 5. Meteran pita/metlin 6. Reflex hammer 7. Timbangan berat badan 8. Pengukur tinggi badan 9. Jam yang ada detiknya 10.Spatula lidah 11.Kartu pemeriksa ketajaman visual 12.Bengkok 13.Handuk 14.Wastafel dengar air mengalir 15.Sarung tangan 16.Larutan klorin 0,5% dalam baskom 17.Selimut 18.Tempat sampah

Bahan-bahan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik umum


Bahan-bahan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik umum adalah : 1. Kapas steril/kapas air DTT 2. Kassa steril 3. Sabun antiseptik 4. Alat tulis 5. Lembar medical record

1. KEPALA
Rambut : Inspeksi Kesimetrisan Warna rambut kusam atau tidak Adanya patah patah pada rambut atau tidak Distribusi / pengelompokkan rambut Kelembapan rambut. Tebal tipisnya rabut ( Kwantitas rambut ) Palpasi Tekstur rambut kasar atau tidak Rambut bau atau tidak

1. KEPALA
Kulit Kepala Inspeksi Bagaimana permukaannya bersih atau tidak Kesimetrisan Ada atau tidaknya luka. Ada tidaknya ketombe Rontok atau tidak Palpasi Ada tidaknya pembengkakan ( oedem ) Dengan cara menekan kulit kepala dengan ibu jari. Kulit kepala bau atau tidak

2. WAJAH
Permukaan Wajah Inspeksi Kesimetrisan wajah Ada atau tidaknya benjolan Palpasi Ada atau tidaknya oedem / pembengkakan Dengan cara menekan pangkal hidung dengan ibu jari. Apakah terjadi cloasma atau tidak Turgor yaitu ketegangan sel yang ditentukan oleh hidrasinya. Jika kulit wajah ditekan dengan menggunakan ibu jari maka akan kembali semula atau tidak. Jika tidak maka terjadi turgor.

2. WAJAH
Mata Inspeksi Kesimetrisan mata Kesimetrisan bola mata (juling atau tidak) Pergerakan bola mata Amati konjungtiva apakah anemis atau tidak, dengan cara menarik kelopak mata ke bawah dan pasien dianjurkan melihat ke atas Amati adanya sekret pada sklera dan konjungtiva Mata cowong atau tidak Apakah Sklera terjadi ikterus atau tidak

2. WAJAH
Amati ukuran bentuk, gerakan pupil dengan cara berikan sinar lalu menjauhkan sinar Amati fundus dengan cara menggunakan oftalmoskop Melakukan tes reflek cahaya cornea dengan cara berikan cahaya langsung ke dalam mata dari jarak kurang lebih 40,5 cm Lakukan tes penglihatan warna dengan menggunakan tes ishihara Palpasi Kelopak mata oedem atau tidak Glaucoma (meningkatnya cairan pada bola mata) cara menutup conjungtiva dan meletakkan ibu jari pada bola mata dan amati bola mata keras atau tidak,

2. WAJAH
Palpasi Aliran napas lancar / mampet Cara : Meletakkan jari telunjuk pada bawah hidung. Mengintruksi pasien untuk menghembuskan nafas keras keras. Merasakan aliran napasnya lancar atau mampet.

2. WAJAH
Hidung Inspeksi Kesimetrisan Hidung Septum terletak ditengah atau tidak Ada tidaknya tulang hidung Ada atau tidaknya benda asing, polip, keradangan serta pendarahan. Cara : Menengadahkan kepala ke belakang. Lalu menarik hidung hingga terlihat bagian dalamnya. Mengamati Ada atau tidaknya benda asing, polip, keradangan serta pendarahan.

2. WAJAH
Palpasi Aliran napas lancar / mampet Cara : Meletakkan jari telunjuk pada bawah hidung. Mengintruksi pasien untuk menghembuskan nafas keras keras. Merasakan aliran napasnya lancar atau mampet.

2. WAJAH
Mulut Inspeksi Bibir simetris atau tidak Adanya Cyanosis (lebam biru) pada bibir atau tidak Lidah warnanya kemerah merahan dan basah, permukaan kasar / tidak, selaput lendir licin dan mengkilap. Gusi kemerah merahan dan licin serta warna Gigi terdapat karies, karang gigi atau tidak

2. WAJAH
Amati keadaan faring dengan menggunakan spatel lidah yakni menekan bagian samping lidah dan gunaka lampu senter untuk melihat kondisi faring. Kemampuan menggigit, mengunyah, menelan, dengan cara menganjurkan pasien untuk membuka mulut Palpasi ada tidaknya edema pada bibir, lidah dan gusi

2. WAJAH
Telinga Inspeksi Kesimetrisan telinga (bentuk dan ukuran) Tegangan kulit telinga Inspeksi liang telinga dengan spekulum untuk melihat adanya keradangan dan benda asing atau tdk serta kebersihan telinga. Telinga ditarik keatas lalu di beri penerangan senter, lalu melihat adanya keradangan dan benda asing atau tdk serta kebersihan telinga.

2. WAJAH
Mengamati membran timpani utuh atau tidak terjadi peradangan atau tidak dengan menggunakan otoskop Telinga ditarik keatas lalu di beri penerangan senter. Mengamati membran timpani utuh atau tidak terjadi peradangan atau tidak. Apabila memantulkan cahaya perak maka membran timpani normal dan utuh.

3. LEHER
Inspeksi : Kesimetrisan Leher Mengamati bentuk terdapat bendungan atau tonjolan atau tidak. Inspeksi pergerakan, ada tidaknya masa dan kekakuan leher. Inspeksi bentuk dan ukuran kelenjar limfe

Palpasi : Terdapat benjolan getah bening (nodus lymphaticus) disetiap sisi leher. Pada vena jugularis adanya pembesaran atau tidak Ada atau tidaknya pembesaran pada kelenjar thyroid Cara : Palpasi dengan menggunakan satu tangan dari samping atau dua tangan dari belakang dengan jari jari meraba permukaan kelenjar dan pasien anjurkan untuk menelan, pabila teraba saat menelan ada massa maka kelenjar thyroid mengalami pembesaran. Palpasi konsistensi kelenjar limfe

3. LEHER

4. DADA
Inspeksi Adanya deformitasa (perubahan bentuk dada) atau tida Kesimetrisan dada besar dada, gerakan dada , adanya penonjolan atau tidak Palpasi Adanya kesimetrisan frem suara Adanya pembengkakan atau tidak Perkusi Dengan mengetukkan ujung jari atau telunjuk ke ujung dada dimulai dari atas kebawah atau dari kanan ke kiri dengan membandingkanya Auskultasi Untuk menilai suara dasar dan sura nafas tambahan,yang dapat dilakukan diseluruh dada dan punggung

5. PAYUDARA
Inspeksi : Posisi klien disamping Simetris atau tidak (puting berada di pertengahan klanikula) Bentuk puting susu menonjol atau kedalam Ada kolotrum atau cairan lain apa tidak Palpasi Terdapat benjolan atau tidak. Klien berbaring dengan tangan kiri di atas lakukan palpasi secara sistematis pada payudara sebelah kiri secara bergantian dari arah payudara aksila lihat adanya massa dan pebbuluh limfa Adanya pembengkakan atau tidak

6. PARU - PARU
Inspeksi Kesimetrisan bentuk dan gerakan pernafasan. Diameter dada lebih besar secara dilihat menyamping dari pada dari belakang ke depan Gerakan pernafasan biasanya teratur dan lancar Adanya penonjolan dan pembengkakan atau tidak. Palpasi : Mengetahui daerah yang peka pengembangan dada waktu bernafas bunyi getaran (fremitus)

6. PARU - PARU
Perkusi Untuk mengetahui posisi dan besarnya paruparu dan untuk mengetahui adanya udara, cairan atau benda padat dalam paru- paru. Jika paru-paru yang berisi udara normal diketuk akan bunyi bergaung kras bernada nada dan lama. Cara : mengetukkan ujung jari atau jari telunjuk langsung ke dinding dada, sedangkan cara tidak langsung dengan cara meletakkan satu jari pada dinding dada dan mengetuknya dengan jari tangan lain yang dimulai dari atas ke bawah dan kanan atau kekiri dengan membandingkannya.

6. PARU - PARU
Auskultasi Menilai suara nafas dasar dan suara nafas tambahan yang dapat dilakukan diseluruh dada dan punggung Dari kanan ke kiri dengan membandingkannya kemudian dari bagian atas ke bawah dan menekan daerah stetoskop yang kuat.

7. JANTUNG
Inspeksi Untuk mengetahui denyut pada pericordium dan pembuluh leher Pericordium diperiksa untuk mengetahui denyut bilik jantung yang dikenal dengan denyut apikal (apex). Adanya getaran bising. Palpasi Untuk menunjukkan denyut apex, beberapa gerakan dan getran abnormal, dan getaran abnormal dan pembengkakan jantung. Memeriksa kecepatan denyut, ritmenya, amplitudonya dan simetri (apakah denyut ke duanya sama atau tidak)

7. JANTUNG
Auskultasi Memeriksa suara jantung yaitu nada, intensitasnya, lamanya dan waktunya dalam siklus gerak jantung. Perkusi untuk menilai adanya pembesaran jantung atau tidak.

8. ABDOMEN
Inspeksi Mengamati kesimetrisannya, pegangannya (distensio), gerakan kembung kembung (peristaltik). Menilai bentuk dan ukurannya Mengamati apakah ada massa dan pembuluh darah. Auskultasi Mendengarkan adanya bising usus Untuk mengetahui adanya daya motilitas dalam saluran gastrointestinal dan suara suara pembuluh

8. ABDOMEN
Palpasi Untuk mengetahui nyeri tekan yang akan mewakili bagaimana keadaan organ dalam. Cara : menekan perut menggunakan tangan pada bagian bagian yang telah dibagi 9 kuadran. Apabila nyeri maka ada kelainan. Ada tidaknya benjolan Perkusi Untuk mengetahui ada atau tidaknya ascites (penguympulan cairan dalam rongga perut Cara : Perkusi pada lapangan abdomen mulai dari epigastrium (ulu hati) Untuk mengetahui ada tidaknya kelebihan udara pada perut Cara : Perkusi pada abdomen. Bila terdengar bunyi redup (bug...Bug...Bug) maka pasien kelebihan udara (kembung)

9. GENETALIA
Inspeksi Melihat kesimetrisan genetalia eksterna. Melihat ada tidaknya cairan ,darah, luka pada serviks o Melakukan pemeriksaan panggul atau kondisi servisks dengan spekulum yang dibasahi air atau jeli. Meletakkan dengan hati hati lalu memeriksa ada tidaknya lendir dan darah ataupun luka pada serviks. Melihat adanya luka, varises, dan cairan (warna, konsistensi dan bau) o Membuka labia mayor. Memeriksa keadaan labia minora,klitoris, lubang uretra dan vagina introitus.

9. GENETALIA
Palpasi Palpasi pada kelenjar bartholin untuk mengetahui adanya pembengkakan, massa, kista atau cairan Untuk mengetahui ukuran, bentuk, posisi, mobilitas, kelunakan, dan massa. o Pemeriksaan menggunakan 2 tangan yakni satu tangan di atas abdomen dan 2 jari di dalam vagina untuk palpasi uterus

9. GENETALIA
Laki Laki Inspeksi memperhatikan ukuran, bentuk penis, testis dan kelainan-kelainan seperti hipospadia, epispadia, fimosis, radang pada testis dan skrotum.

PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI

PENDAHULUAN
Pemeriksaan fisik pada bayi dapat dilakukan oleh bidan, perawat atau dokter untuk menilai status kesehatannya. Waktu pemeriksaan fisik dapat dilakukan saat bayi baru lahir, 24 jam setelah lahir, dan akan pulang dari rumah sakit. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :

PENDAHULUAN
1. Bayi sebaiknya dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas, atau lepaskan pakaian hanya pada daerah yang diperiksa. 2. Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala ke kaki atau lakukan prosedur yang memerlukan observasi ketat lebih dulu, seperti paru, jantung dan abdomen 3. Lakukan prosedur yang mengganggu bayi,seperti pemeriksaan refleks pada tahap akhir. 4. Bicara lembut, pegang tangan bayi di atas dadanya atau lainnya.

PENILAIAN APGAR SCORE


Bertujuan menilai kemampuan laju jantung, kemampuan bernapas,kekuatan tonus otot, kemampuan refleks dan warna kulit. Cara : 1. Lakukan penilaian apgar score dengan cara jumlahkan hasil penilaian tanda, seperti laju jantung, kemampuan bernapas, kekuatan tonus otot, kemampuan refleks dan warna kulit 2. Tentukan hasil penilaian, sebagai berikut : Adaptasi baik : skor 7-10 Asfiksia ringan sedang : skor 4 6 Asfiksia berat : skor 0-3

PENILAIAN APGAR SCORE


Tanda Frekuensi jantung 0 Tidak ada < 100 1 100 2

Tonus Otot

Lumpuh

Ekstremitas fleksi sedikit


Lambat Gerakan sedikit

Gerakan aktif
Menangis kuat Reaksi melawan

Usaha bernapas Tidak ada Refleks Tidak bereaksi Seluruh tubuh biru atau pucat

Warna kulit

Tubuh Seluruh tubuh kemrahan, kemerahan Ekstremitas biru

PEMERIKSAAN CAIRAN AMNION


Untuk menilai ada tidaknya kelainan pada cairan amnion (selaput ketuban), seperti jumlah volumenya. Apabila volumenya lebih dari 2000 ml bayi mengalami polihidramnion. Sedangkan jika jumlahnya kurang dari 500 ml maka bayi mengalami oligohidramnion

PEMERIKSAAN PLACENTA
Untuk menentukan keadaan atau kondisi placenta. Pemeriksaan ini meliputi ada tidaknya pengapuran, nekrosis (kematian sel atau jaringan),berat dan jumlah korion. Pemeriksaan ini penting dalam menentukan terjadi kembar identik atau tidak

PEMERIKSAAN TALI PUSAT Untuk menilai ada tidaknya kelainan dalam tali pusat, seperti ada tidaknya vena dan arteri, tali simpul pada tali pusat.

PENGUKURAN ANTROPOMETRI
Cara : 1. Lakukan pengukuran berat badan, panjang badan, lingkar kepala dan lingkar dada 2.Lakukan penilaian hasil pengukuran : BB normal : 2500-3500 gram, bila BB kurang dari 2500 gram disebut bayi prematur dan bila BB lebih dari 3500 gram disebut macrosomia. Panjang badan normal : 45 50 cm Lingkar kepala normal : 33-35 cm Lingkar dada normal 30 33 cm, bila diameter kepala > 3 cm dr lingkar dada maka bayi mngalami hidrocephalus dan bila diameter kepala lebioh kecil 3 cm maka bayi mengalami microcephalus

PEMERIKSAAN KEPALA
Cara : 1. Lakukan inspeksi daerah kepala 2. Lakukan penilaian pada bagian tersebut, diantaranya : Maulage : tulang tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir asimetris atau tidak Ada tidaknya caput succedaneum : edema pada kulit kepala, lunak, dan tidak berfluktuasi, batasnya tidak tegas dan menyeberangi sutura yang akan hilang dalam beberapa hari

PEMERIKSAAN KEPALA
Ada tidaknya cephal haematum yang terjadi setelah lahir dan tidak tampak pada hari pertama tertutup oleh caput succedaneum. Cirinya konsistensi lunak, berfluktuasi, berbatas tegas pada tepi tulang tengkorak, tidak menyeberangi suturakemungkinan mengalami faktur tulang tengkora. Chephal haematum dapat hilang sempurna dalam waktu 2 -6 bulan

PEMERIKSAAN KEPALA
Ada tidaknya perdarahan, yang terjadi karena pecahnya vena yang menghubungkan jaringan di luar sinus dalam tengkorak. Batasnya tidak tegas sehingga bentuk kepala tampak asimetris, sering diraba terjadi fluktuasi dan edema. Adanya fontanelatau tidak dengan cara palpasi dengan menggunakan jari tangan. Fontanel posterior akan dilihat proses penutupan setelah umur 2 bulan dan fontanel anterior menutup saat usia 12 18 bulan

PEMERIKSAAN MATA
Cara: 1. Lakukan inspeksi daerah mata 2. Tentukan penilaian ada tidaknya kelainan seperti:
a. Strabismus (koordinasi gerakan mata yang belum sempurna), dengan cara menggoyang kepala secara perlahan-lahan sehingga mata bayi akan terbuka b. Kebutaan, seperti jarang berkedip atau sensifitas terhadap cahaya berkurang

PEMERIKSAAN MATA
c. Sindrom Down, ditemukan epicanthus (lipat kulit dari pangkal hidung ke sudut tengah mata) melebar. d. Glaukoma kongenital , terlihat pembesaran dan terjadi kekeruhan pada kornea e. Katarak kongenital, apabila terlihat pupil yang berwarna putih

PEMERIKSAAN HIDUNG
Cara : 1. Amati pola pernafasan, apabila bayi bernafas melalui mulut maka kemungkinan bayi mengalami obstruksi (penyumbatan) jalan nafas karena adanya atresia koana bilateral (tidak adanya lubang di koana bilateral), fraktur tulang hidung, atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring. Sedangkan pernafasan cuping hidung akan menunjukan gangguan pada paru 2. Amati mukosa lubang hidung, apabila terdapat sekret mukopurulen dan berdarah perlu dipikirkan adanya penyakit sifilis kongenital dan kemungkinan lain

PEMERIKSAAN MULUT
Cara : 1. Lakukan inspeksi adanya kista yang ada pada mukosa mulut 2. Amati warna, kemampuan refleks menghisap. Apabila lidah menjulur keluar dapat dinilai adanya kecacatan kongenital 3. Amati adanya bercak pada mukosa mulut, palatum dan pipi biasanya disebut sebagai Monilia albicans 4. Amati gusi dan gigi, untuk menilai adanya pigmen 5. Amati palatum (langit-langit) utuh atau tidak

PEMERIKSAAN TELINGA
Cara : a. Bunyikan bel atau suara, apabila terjadi refleks terkejut maka pendengaranya baik, kemudian apabila tidak terjadi refleks maka kemungkinan akan terjadi gangguan pendengaran

PEMERIKSAAN PADA LEHER


Cara : Amati pergerakan leher apabila terjadi keterbatasan dalam pegerakannya maka kemungkinan terjadi kelainan pada tulang leher, seperti kelainan tiroid, hemangioma (neoplasma jinak yg berasal dr pembuluh pembuluh darah)

PEMERIKSAAN DADA, PARU, JANTUNG


Cara : 1. Lakukan inspeksi bentuk dada : Apabila tidak simetris, kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatik Pernafasan bayi normal pada umumnya dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan. Frekuensi pernafasan bayi normal antara 40-60 kali per menit, perhitungannya harus satu menit penuh karena terdapat periodic breathing dimana pola pernafasan dada neonatus terutama pada prematur ada henti nafas yang berlangsung 20 detik dan terjadi berkala

PEMERIKSAAN DADA, PARU, JANTUNG


2. Lakukan palpasi daerah dada, untuk menentukan ada tidaknya fraktur klafikula dengan cara meraba ictus kordis dengan menentukan posisi jantung 3. Lakukan auskultasi paru dan jantung dengan menggunakan stetoskop untuk menilai frekuensi, dan suara nafas/jantung. Secara normal frekuensi denyut jantung antara 120-160 kali per menit. Suara bising sering ditemukan pada bayi, apabila ada suara bising usus pada daerah dada menunjukan adanya hernia diafragmatika (keluarnya dalaman perut ke rongga dada melalui sekat rongga badan).

PEMERIKSAAN ABDOMEN
Cara : Lakukan inspeksi bentuk abdomen. Apabila abdomen membuncit kemungkinan disebabkan hepatosplenomegali atau cairan didalam rongga, dan adanya kembung. Lakukan auskultasi adanya bising usus Lakukan perabaan hati. Umumnya teraba 23 cm dibawah arkus kosta kanan. Limpa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri.

PEMERIKSAAN ABDOMEN
Lakukan palpasi ginjal, dengan cara atur posisi terlentang dan tungkai bayi dilipat agar otototot dinding perut dalam keadaan relaksasi. Batasbawah ginjal dapat diraba setinggi umbilikus diantara garis tengah dan tepi perut. Bagian ginjal dapat diraba sekitar 2-3 cm, adanya pembesaran pada ginjal dapat disebabkan oleh neoplasma, kelainan bawaan atau trombosis vena renalis

PEMERIKSAAN TULANG BELAKANG DAN EKSTREMITAS


Cara: 1. Letakkan bayi dalam posisi tengkurap, raba sepanjang tulang belakang untuk mencari ada tidaknya kelainan, seperti skoliosis, meningokel, spina bifida. 2. Amati pergerakan Ekstremitas untuk mengetahui adanya kelemahan, kelumpuhan, dan kelaian bentuk jari

PEMERIKSAAN GENETALIA
Cara : 1. Lakukan inspeksi pada genetalia wanita, seperti keadaan labia minora, labia mayora, lubang uretra dan lubang vagina 2. Lakukan inspeksi pada genetalia laki-laki, seperti keadaan penis, ada tidaknya hipospadia(devek dibagian ujung penis atau devek sepanjang penis), dan epispadia (devek pada dorsum penis)

PEMERIKSAAN URINE DAN TINJA


Dilakukan untuk menilai ada tidaknya diare dan kelainan di daerah anus. Normal pada bayi berak cair antara 6-8 kali per menit. Dapat dicurigai apabila frekuensinya meningkat dan adanya lendir atau darah. Adanya perdarahan per vagina pada bayi baru lahir, dapat terjadi selama beberapa hari pada minggu pertama hidupnya.

PEMERIKSAAN REFLEKS
Pemeriksaan refleks Cara pengukuran Kondisi normal Kondisi patologis Berkedip

Sorotkan cahaya ke mata bayi


Gores telapak kaki sepanjang tepi luar, dimulai dari tumit

Dijumpai pada tahun pertama


Jari kaki mengembang dan ibu jari kaki dorfleksi, dijumpai sampai umur 2th Bayi membuat gerakan merangkak dengan lengan dan kaki diletakkan di abdomen pak.e gag olo Eh Kaki akan brgerak keatas dan ke bawah bila sedikit disentuhkan ke permukaan keras. Dijumpai 4-8 minggu pertama Lidah ekstensi ke arah

Jika tidak dijumpai, menunjukkan kebuatab


Bila pengembangan jari kaki dorsofleksi, maka ada tanda lesi ekstrapiramidal setelah umur 2th

Tanda babinski

Merangkak

Letakkan bayi tengkurap di atas permukaan yang rata

Apabila gerakan tidak simetris, maka ada tanda neurologi

Menari/melangkah

Pegang bayi sehingga kakinya sedikit menyentuh permukaan yang keras

Refleks menetap melebihi 4-8 minggu merupakan keadaan abnormal Kstensi lidah yang persisten adanya sindrom down

ekstrusi

Sentuh lidah dengan ujung spatel lidah

Galants

Gores punggung bayi sepanjang sisi tulang belakang dari bahu sampai bokongg

Punggung bergerak ke arah samping bila distimulasi. Dijumpai 4-8 minggu pertama Lengan ekstens jarijari mengembung. Kepala terlempar kebelakang. Tungkai sedikit ekstensi, lengan kembali ke tengah dengan tangan menggenggam. Tulang belakang dan ekstermitas bawah ekstensi. Lebih kuat selama 2 bln dan menghilang pada umur 3-4 bln

Tidak adanya refleks menunjukkan lesi medula spinalis tranversa Refleks yang me3netap lebih dari 4 bln menunjukkan addnya kerusakan otak. Respon tidak simetris menunjukkan adanya hemiparesis, fraktur klavikula. Tidak ada respon ekstremitas bawah menunjukkan adnya dislokasi pinggul

Morosi,

Ubah posisi dengan tiba-tiba atau pukul meja/ tempat tidur

Neck righting

Letakkan bayi dalam posisi telentang, coba menarik perhatian bayi dari satu sisi

Bila bayi telentang, bahu dan badan kemudian pelvis berotasi ke arah di mana bayi diputar. Dijumpai selama 10bln pertama Jari-jari bayi melengkung disekitar jari yang diletakkan di telapak tangan bayi dari sisi ulnar. Refleks ini menghitung pada 3-4 bulan. Bayi memutar ke arah pipi yangdigores. Refleks ini menghilang pada umur 3-4 bln. Tetapi bisa menetap sampai umur 12 bln kususnya selama tidur Bayi mengekstensi dan memfleksi lengan dalam berespons terhadap suara yang keras, tangan tetap rapat. Refleks ini akan menghilang setelah umur 4 bln

Tidak ada refleks atau refleks menetap lebih dari 10 bulan menunjukkan adanya gangguan sistem saraf pusat Fleksi yang tidak simetris menunjukkan adanya paralisis. Refleks menggenggam yang menetap menunjukkan gangguan serebral

Menggenggam (palmar grasp)

Letakkan jari ditelapak tangan bayi dari sisi ulna, jika refleks lemah atau tidak ada, berikan bayi botol karena mengisap akan mengeluarkan refleks.

rooting

Gores sudut mulut bayi garis tengah bibir

Tidak adanya refleks, menunjukkan adanya gangguan neurologi berat

Kaget (startle)

Bertepuk tangan dengan keras

Tidak adanya refleks, menunjukkan adanya gangguan pendengaran

Mengisap

Berikan botol dan dot pada bayi

Bayi mengisap dengan kuat dalam berespon terhadap stimulasi. Refleks ini menetap selama masa bayi dan mungkin terjadi selama tidur tanpa stimulasi Bayi melakukan perubahan posisi bila kepala diputar ke satu sisi, lengan dan tungkai ekstensi ke arah sisi putaran kepala dan fleksi pada sisi yang berlawanan. Normalnya refleks ini tidak terjadi setiap kali kepala diputar. Tampak kira-kira pada umur 2 bln dan menghilang pada umur 6 bln

Refleks yang lemah atau tidak ada menunjukkan kelambatan perkembangan atau keadaan neurologi yang abnormal

Tonic neck

Putar kepala dengan cepat kesatu sisi

Tidak normal bila respons terjadi setiap kepala diputar. Jika menetap, menunjukkan adanya kerusakan serebral mayor

Anda mungkin juga menyukai