Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana myometrium
tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang keluar dari bekas tempat melekatnya plasenta menjadi tidak terkendali. TEORI SINGKAT DepkesRI (2006 mengatakan bahwa), Atonia uteri terjadi jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan rangsangan taktil (pemijatan) fundus uteri, setelah lahirnya plasenta.
1. Baca dan pelajari lembar modul praktek
2. Siapkan alat dan bahan yang di butuhkan dalam
penatalaksanaan atonia uteri.
3. Ikuti petunjuk instruktur/pembimbing.
PETUNJUK 4. Tanyakan kepada instruktur/pembimbing tentang hal hal yang kurang di mengerti dalam pelaksanaan praktik.
5. Laporkan hasil setelah selesai melakukan tindakan.
Setiap langkah dilakukan secara sistematis dan hati-hati Untuk penolong, terapkan prinsip pencegahan infeksi, diantaranya cuci tangan memakai sarung tangan DTT atau steril dan perlengkapan pelindung pribadi (celemek yang bersih, penutup kepala atau ikat rambut, jika memungkinkan pakai masker dan kaca mata yang bersih), karena setiap orang (ibu, bayi baru lahir, penolong persalinan) harus dianggap dapat menularkan penyakit karena infeksi yang terjadi bersifat asimptomatik (tanpa KESELAMA gejala) dan setiap orang harus dianggap berisiko TAN KERJA terkena infeksi. Pastikan bahwa semua peralatan, perlengkapan dan bahan-bahan tersedia dan berfungsi dengan baik, semua peralatan harus dalam keadaan desinfeksi tingkat tinggi atau steril. Permukaan tempat pemeriksaan, peralatan dan benda-benda lain yang akan telah bersentuhan dengan kulit tak utuh/selaput mukosa darah, harus dianggap terkontaminasi sehingga setelah selesai digunakan harus dilakukan proses pencegahan infeksi secara benar. Berhati-hati saat menangani benda tajam dan melakukan dekontaminasi secara benar, merupakan cara efektif untuk meminimalisir risiko infeksi, tidak hanya bagi ibu/bayi baru lahir, tapi juga terhadap penolong persalinan dan staf kesehatan lainnya. PEKERJAAN LABORATORIUM
1. Alat pelindung diri (masker, skor,
sepatu boot) 2. Spuit 3cc : 2 buah 3. Aboket ukuran 16/18 : 2 buah 4. Gunting : 1 buah PERALATAN 5. Neirbeken : 1 buah 6. Plaster 7. Kom larutan klorin 0.5% : 1 buah 8. Tempat sampah basah 9. Tempat spuit bekas 10. Handuk pribadi : 1 buah 11. Wastafel
1. Alat pelindung diri (masker, skor,
sepatu boot) 2. Spuit 3cc : 2 buah 3. Aboket ukuran 16/18 : 2 buah 4. Gunting : 1 buah BAHAN 5. Neirbeken : 1 buah 6. Plaster 7. Kom larutan klorin 0.5% : 1 buah 8. Tempat sampah basah 9. Tempat spuit bekas 10. Handuk pribadi : 1 buah 11. Wastafel LANGKAH KERJA
No Langkah Kerja Ilustrasi Gambar
1 Informed consent
2 Persiapan Sebelum Melakukan Tindakan
Persiapan alat dan bahan
1. Beritahu pada ibu dan keluarga
apa yang akan dikerjakan dan berikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan. 2. Pastikan posisi ibu litotomi. 3 Memakai alat pelindung diri
4 Cuci tangan 7 langkah dengan sabun dan
di air yang mengalir
5 Keringkan tangan dengang handuk
bersih
Melakukan Tindakan
5 Penolong berdiri di ddepan ibu
6 masukan tangan secara obstetric
( dengan menyatukan kelima ujung jari ) kedalam introitus vagina ibu
7 Periksa vagina dan serviks
Pastikan tidak ada bekuan darah, jika
ada maka terlebih dahulu bekuan darah yang tertinggal di dalam jalan lahir.
8 Setelah tangan mencapai serviks maka
kepalkan jari-jari letakkan kepalan
tangan pada forniks anterior. Tekan dinding anterior uteri (usahakan seluruh dataran punggung jari telunjuk hingga kelingking menyentuh fornik anterior), sementara telapak tangan lain pada abdomen, menekan dengan kuat dinding belakang uterus kearah kepalan tangan dalam
9 Tetap berikan tekanan pada uterus
dengan kedua tangan secara kuat
sampai perdarahan berhenti dan uterus berkontraksi. Kompresi uterus ini memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah di dalam dinding uterus dan merangsang miometrium untuk berkontraksi
10 Evaluasi Keberhasilan Tindakan:
1. Apabila uterus berkontraksi dan
perdarahan berkurang,
pertahankan tindakan KBI (tangan menekan forniks anterior) selama 2 menit, kemudian keluarkan tangan dari dalam vagina secara perlahan, lakukan pemantauan kala IV secara normal pada ibu. 2. Apabila uterus berkontraksi tapi perdarahan terus tidak berkurang cek sebab perdarahan yang lain sperti perlukaan perineum, vagina dan serviks apakah ada laserasi di bagian tersebut. Segera lakukan penjahitan jika ditemukan laserasi 3. apabila uterus tidak berkontraksi dalam waktu 5 menit, lanjutkan langkah selanjutnya. Yaitu kompresi bimanual eksternal
12 Tindakan berhasil:
Lakukan pengawasan kala IV:
1. Observasi perdarahan
2. Observasi kontraksi uterus
3. Kosongkan kandung kemih ibu
4. Pantau tanda-tanda vital ibu
13 Rapikan alat
14 Pastikan kenyamanan pasien dan penuhi
kebutuhan nutrisi dan cairan pasien
15 Cuci tangan kembali
Latihan
1. Pengertian atonia uteri
2. Jelaskan tata pelaksanaan pada atonia uteri 3. Tanda tanda ibu dengan atonia uteri
dengan kriteria penilaian setiap langkah dilakukan secara sistematis, hati-hati, memperhatikan keadaan umum ibu dan memperhatikan kesterilan alat. Instruktur membimbing dan menilai langkah – langkah