Anda di halaman 1dari 12

Parotitis Epidemica /

Mumps / Gondongan
Alfatika Rahayu Agustani
25000117130149
Your Logo
B 2017 - III
Gondongan / Parotitis epidemica
- Merupakan virus RNA rantai tunggal, genus
paramyxovirus
- Salah satu virus parainfluenza dengan
manusia sebagai satu-satunya inang (host)
- Menular melalui droplet, air liur, dan urin.
- Self-limiting disease
- Akut

Your Logo Your Footer Here 2


Gejala
• Demam
• Sakit kepala
• Nyeri otot
• Nafsu makan menurun
• Sakit di bawah telinga
• Pembengkakan di pipi/bawah telinga
yang sakit
Gejala Klinis & Pemeriksaan

• Masa inkubasi 2-3 minggu, terjadi


pembesaran dan inflamasi kelenjar liur,
nyeri, demam, malaise (lesu), sakit kepala,
myalgia (nyeri otot).
• Melibatkan kelenjar liur parotis, terkadang
submandibula.
• Pembesaran kelenjar saliva dapat terjadi 24-
48 jam setelah terinfeksi.
Sebelum ditemukan vaksin parotitis
pada tahun 1967, parotitis epidemika
merupakan penyakit yang sangat sering
ditemukan pada anak. Insidens pada
umur <15 tahun 85% dengan puncak insidens
kelompok umur 5-9 tahun.
Setelah ditemukan vaksin parotitis,
kejadian parotitis epidemika menjadi sangat
jarang. Di negara barat seperti Amerika dan
Prevalensi

Inggris, rata-rata didapat kurang dari 1.000


kasus per tahun. Demikian pula insidens
parotitis bergeser pada anak besar dan
dewasa muda serta menyebabkan kejadian
luar biasa di tempat kuliah atau tempat kerja.
Di Indonesia, tidak didapatkan adanya
data mengenai insidens
terjadinya parotitis epidemika. Di Departeme
n Ilmu Kesehatan Anak (IKA) Rumah Sakit
Cipto Mangunkusumo (RSCM), sejak tahun
1997-2008 terdapat 105
kasus parotitis epidemika.
Jumlah kasus tersebut semakin berkura
ng tiap tahunnya, dengan jumlah 11-15
Prevalensi

kasus/tahun sebelum tahun 2000 dan 1-5


kasus/tahun setelahtahun 2000. Selama
tahun 2008 hanya didapatkan satu kasus
parotitis epidemika.
• Penyakit gondongan tersebar di seluruh dunia
dan dapat timbul secara endemic atau epidemik,
Gangguan ini cenderung menyerang anak-anak
yang berumur 2-12 tahun.
• Pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang
testis, sistem saraf pusat, pankreas, prostat,
payudara dan organ lainnya (komplikasi dari
parotitis epidemica)
• Adapun mereka yang beresiko besar untuk
Determinan /

menderita atau tertular penyakit ini adalah


Faktor Risiko

mereka yang menggunakan atau mengkonsumsi


obat-obatan tertentu untuk mene-kan hormon
kelenjar tiroid dan mereka yang kekurangan zat
Iodium dalam tubuh.
Riwayat Alamiah Penyakit
• Pada tahap awal (1-2 hari) penderita gondong
mengalami gajala : demam, suhu badan 38,5 – 40
derajat Celsius, sakit kepala, nyeri otot, kehilangan
nafsu makan, nyeri rahang bagian belakang saat
mengunyah dan kaku rahang (sulit membuka
mulut)
• Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di
bawah telinga (parotis) yang diawali dengan
pembengkakan salah satu kelenjar kemudian
diikuti yang lain. pembengkakan biasanya
berlangsung sekitar 3 hari kemudian berangsur
mengempis. Kadang terjadi pembengkakan di
pada kelenjar di bawah rahang (submandibula)
dan di kelenjar bawah lidah (sublingual).
• Pada pria dewasa dengan parotitis yang
berkelanjutan mengalami nyeri kelenjar parotid
dan demam persisten (38,3 – 40 derajat celcius).
Pemeriksaan menunjukkan pansitopenia berat,
disfungsi hati, peradangan paru bilateral dan efusi
pleura, abdominal lymphadenopathy, dan
splenomegali. Pasien ini sesuai diduga memiliki
hemophagoocytic syndrome (HPS) terkait gondok.
Pada pria dewasa juga bisa terjadi pembengkakan
testis karena penyebaran melalui aliran darah.
Penyebaran virus dapat ditularkan melalui
• kontak langsung
• percikan ludah
• bahan muntah
• urin.
*Penyakit gondongan sangat jarang ditemukan pada
anak yang berumur kurang dari 2 tahun, hal
tersebut karena umumnya mereka masih sering
berada di dalam rumah.
Penularan

*Seseorang yang pernah menderita penyakit


gondongan, maka dia akan memiliki kekebalan
seumur hidupnya.
Pencegahan dan
Pengendalian Penularan
• Pemberian vaksinasi gondongan merupakan
bagian dari imunisasi rutin pada masa kanak-
kanak, yaitu imunisasi MMR (mumps, morbili,
rubela) yang diberikan melalui injeksi pada usia 1
tahun.
• Imunisasi MMR dapat juga diberikan kepada
remaja dan orang dewasa yang belum menderita
Gondong.
• Tidak berinteraksi secara langsung terlebih dahulu
dengan penderita sakit gondong.
• Disinfeksi terhadap peralatan yang digunakan
penderita (handuk, sendok garpu)
Sumber
• KMK RI Nomor H.K.02.02/MENKES/62/2015
tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
Gigi
• Murwani arita,S.Kep, perawatan pasien
penyakit dalam ,penerbit mitra
cendika,Jogjakarta:2009
• Tarwono,Ns.S.Kep,M.Kep,dkk, perawatan
medikal bedah,sistem endokrin,Jakarta:tim
2012

Anda mungkin juga menyukai